It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sudah saya lakukan..
Ne jg lg promosi ma tmen2 yg laen..
Kalo bisa, pilih KOMODO nya dr semua account yg kalian punya ya..
Ne lg genjar sms,,
vote di web jg..
soalnya di web-nya 7wonders ga ada di sebut2 untuk cara ini.
dan lg kan 7wonders memerlukan data2 si pemilih (al. nama, jenis kelamin, negara asal, tgl lahir), sedangkan kita ga diminta utk kirim data2 tsb via sms.
so, biar amannya lebih baik vote juga lwt cara spt di cantunkan di atas..
Wonders,Publik Diminta Hati-hati
Sebuah
peringatan
disampaikan
KBRI Bern,
Swiss. Isinya
menyangkut
panitia New7
Wonders yang dinilai meragukan
kredibilitasnya. Publik diminta
berhati-hati.
"KBRI Bern meragukan kredibilitas
panitia atau yayasan tersebut, dan
mengimbau agar publik di Tanah Air
berhati hati," kata Dubes RI Djoko
Susilo dalam surat elektronik yang
diterima detikcom, Selasa
(1/11/2011).
Dalam versi New7 Wonders, Pulau
Komodo menjadi salah satu tujuh
keajaiban dunia. Nah, hal ini yang
kemudian memancing publik
bersimpati. Padahal, sejumlah bukti
dan fakta dibeberkan KBRI Bern
mengenai keberadaan Yayasan New7
Wonders.
"Tim dari Jakarta yang dibantu oleh
staf KBRI Bern, mengadakan
kunjungan ke alamat yang tertulis
sebagai kantor Yayasan N7W:
Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034
Zurich, ternyata kode pos dari alamat
yang diberikan tidak sesuai,
seharusnya alamat itu adalah:
Hoeschgasse 8 P.O. Box 1212, 8008
Zurich," jelas Djoko.
Bukan hanya itu saja, setelah dicek,
P.O. Box 1212, 8008 Zurich, di mana
terdapat museum Heidi Weber yang
diarsiteki oleh Le Corbusier dan
selesai dibangun pada tahun 1967,
musium itu hanya buka pada musim
panas (Juni, Juli, Agustus) dari pukul
14.00-17.00.
"Sebagai yayasan, keberadaan N7W
cukup unik. Yayasan ini tak jelas
alamatnya, kecuali alamat email-nya,
hanya tertulis N7W berdiri di
Panama, berbadan hukum Swiss, dan
pengacaranya berada di Inggris,"
tutur Djoko.
Keberadaan New7 Wonders memang
mengundang kontroversi. Baru-baru
ini setelah diputus pemerintah
karena meminta biaya besar, panitia
New7 Wonders menggelar vote
melalui SMS, setelah sebelumnya
melalui akses situs. New7 Wonders
menggandeng mantan Wapres Jusuf
Kalla untuk mengkampanyekan SMS
voting bagi Pulau Komodo agar
ditetapkan New7 Wonders sebagai
keajaiban dunia.
*Sumber detiknews.com*
#nah lho jd bingung mw vote ato tidak? -lagi mikir-
Pemerintah Indonesia Sudah Putus
Hubungan dengan New7 Wonders
Pemerintah
Indonesia
sudah putus
hubungan
dengan panitia
New7
Wonders.
Pemerintah menuding panitia New7
Wonders hanya mencari uang.
Mereka pun dinilai tidak profesional.
Bayangkan kantor New7 Wonders
ada di sebuah museum di Swiss, itu
pun buka seminggu sekali.
"Kita sudah mengundurkan diri,
pemerintah sudah putus hubungan.
Kita melihat mereka avonturir,
mereka tidak profesional dengan
pemerintah Indonesia. Kita disuruh
bayar US$ 10 juta," kata Todung
Mulya Lubis yang juga pengacara
Pemerintah Indonesia
(Kemenbudpar- saat ini Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) di
kasus New7 Wonders saat dihubungi
detikcom, Selasa (1/11/2011).
Todung menjelaskan, panitia New7
Wonders bahkan pernah mengancam
pemerintah, bila tidak mau menjadi
tuan rumah pengumuman
pemenang, Pulau Komodo akan
dicabut dari daftar 7 keajaiban dunia.
"Yayasan itu tidak cukup kredibel
dan kita tidak mau terlibat dalam
New7 Wonders," terang Todung.
Todung pernah mengirimkan staf-
nya untuk bertemu pihak New7
Wonders di Swiss awal 2011 lalu.
Ternyata stafnya bertemu di sebuah
museum, itu pun hanya buka
seminggu sekali. New7 Wonders
tidak mempunyai kantor.
"Jadi ini ngapain lagi melibatkan diri
dalam kontes seperti ini dengan
panitia seperti ini," tegasnya.
Terkait penolakan pemerintah
Indonesia menjadi tuan rumah
panitia pengumuman pemenang
New7 Wonders dan ancaman
pencoretan, pihaknya sudah
melakukan sejumlah upaya. Akhirnya
keputusannya Komodo tidak dicoret,
namun pemerintah tidak dilibatkan
lagi dalam proyek New7 Wonders itu.
"Pemerintah tidak lagi ikut," jelasnya
Detiknews.com
Intinya, kalo ada hal2 yg dpt membuat nama indonesia dikenal di dunia (untuk hal2 yg positif tentunya), sudah sepantasnya kita dukung. walaupun hanya melalui vote ataupun sms yg hanya Rp 1/sms, ga rugi kok...
sekali lagi positif thinking aja...
JAKARTA, KOMPAS.com — Duta Komodo Jusuf Kalla meminta berbagai pihak agar tak perlu membesar-besarkan masalah kantor Yayasan New7wonders di Swiss yang tidak jelas seperti yang disebutkan Dubes RI di Swiss, Djoko Susilo. Djoko sempat meragukan kredibilitas New7Wonders Foundation.
Di era digital seperti sekarang ini, kata Jusuf Kalla (JK), sangat memungkinkan bagi semua orang mengetahui profil lembaga atau yayasan lewat internet.
"Swiss itu kan tidak seperti di kampung bahwa kalau cari alamat harus ke RT/RW. Sekarang sudah era digital. Kita cukup buka website, kan sudah jelas. Masalah kantor tidak perlu lagi dibesar-besarkan. Hanya kita di Indonesia yang masih suka sama kantor besar," ungkap JK dalam sebuah wawancara di Astra Toyota, Rabu (2/11/2011).
Ia menjelaskan, New7wonders adalah sebuah yayasan/lembaga yang mengurus masalah dunia sehingga sangat memungkinkan bagi aktivis atau pengurus yayasan tersebut akan selalu keliling dunia.
"Maka bicara soal kantor itu tidak teramat penting, dan kantor pun tak harus dilihat dari besarnya," ungkap JK.
Ketua Palang Merah Indonesia ini menyatakan, sekarang ini dunia sudah berubah, dunia sudah di era serba digital.
"Sementara itu, Pak Dubes itu mengecek kantor New7wonders seperti cari RT/RW. Dia kan tidak pernah telepon, SMS, e-mail, dan faks untuk ajak ketemu. Nah kalau itu dilakukan, pasti akan bisa, jadi bukan seperti mencari alamat di RT/RW," ungkapnya.
Saat ditanya bagaimana ia melihat keabsahan lembaga New7wonders sebagai pelaksana tujuh keajaiban dunia, JK mengungkapkan bahwa ajang tersebut sudah berlangsung untuk kali kedua. Sebelumnya diadakan juga 7 Keajaiban Dunia Baru Buatan Manusia, dan saat itu ada 100 juta orang yang terlibat.
Disampaikan, pada saat pengumuman 7 Keajaiban Dunia Baru Buatan Manusia itu, mata dunia tertuju pada gelaran itu. Jumlah wisatawan dari semua negara yang masuk 7 Keajaiban Dunia Baru Buatan Manusia meningkat 3-4 kali lipat.
Sebelum ditunjuk sebagai Duta Komodo, JK mengaku sudah mengecek keabsahan Yayasan New7wonders di internet. JK melihat beberapa berita di internet tentang bagaimana keterlibatan presiden negara yang menjadi finalis 7Wonders Nature ini mengampanyekan negaranya.
"Mulai dari Aquino, Obama, dan beberapa lagi. Hanya kita saja yang beberapa pejabatnya justru menantang itu. Sebenarnya mereka hanya enggak minat aja. Sirik aja tuh dia," katanya.
"Sekali lagi dunia ini sudah era digital, jadi jangan dubes itu bilang bahwa sudah tanya di sekitar situ (Swiss) tidak ada orang yang tahu (New7wonders) itu, itu kan gaya cari alamat di RT/RW. Buka dong website-nya," ungkap JK.
Terkait soal dukungan ke Pulau Komodo, JK mengaku bahwa jumlahnya sudah sangat banyak, sudah jutaan yang kirim SMS setiap hari.
Ketika disinggung bahwa memberi dukungan lewat SMS itu adalah sarana komersialisasi, JK pun membantah.
Ia membeberkan bahwa sebenarnya ada dua cara memberi dukungan, yakni klik lewat internet dan kirim SMS.
Namun jangan lupa, lanjut JK, bahwa sebelum dipilih lewat voting, peserta sebelumnya diseleksi dulu oleh tim ahli, mulai dari 400 peserta turun menjadi 77 peserta, kemudian turun menjadi 28 peserta, pada saat 28 peserta inilah masyarakat diminta berpartisipasi untuk memilih yang paling ajaib di antara yang terajaib.
"Yang mengetuai tim seleksi itu bekas Direktur UNESCO, Profesor Mayer. Tahun 2007 kan juga begitu sewaktu memilih 7wonder man made," pungkas JK.