It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Latar belakang cerita juga menarik. Lebih halus aja dalam alur ceritanya aja ya.
Like this. Lanjut dong. Please
Latar belakang cerita juga menarik. Lebih halus aja dalam alur ceritanya aja ya.
Like this. Lanjut dong. Please
Latar belakang cerita juga menarik. Lebih halus aja dalam alur ceritanya aja ya.
Like this. Lanjut dong. Please
17:28
“I’m homeeeeeeeee, Mooom??” aku menaruh tasku ke meja ruang tamu dan melepas sepatu pantofelku. Mbak Limmy dateng dengan earphone-nya “Misis lagi pergi sama Babeh, Tob” dengan medoknya memanggil mamaku Misis as in Mrs. Krik. “Gausah sok asik” aku balas dengan bercanda, terus dia bawa tasku ke kamar dengan mencibir. Untung punya mbak LUMAYAN gaul. Dan selera cowok dia sama kaya aku. Dan dia sering kepo (pingin tahu) sama cowok-cowok yang kubawa ke rumah.
“ITU PASTI PACAR BARU YAH!” waktu itu mantanku datang dan dia dengan heboh (dan medoknya) teriak dan aku cuma “Stop ☺ ☺ ☺ ☺ ☺” dengan muka ku yang (di)manis-manis(kan).
Aku menubrukan diriku ke kasur. I keep thinking about that guy. Yang nabrak aku. To be honest, he is absolutely my type. Agak bule, muka galak, badannya (kayanya) bagus. Tapi dia jahat. I don’t know about him exactly. Never even saw him in school area. Whatever lah. Aku ngantuk.
23:49
Aku terbangun. Dengan celana basah. Dipegang, lengket. Mataku berputar. Wet dream??? Ew, not today. Dengan kikuknya aku bangun, membuka celana dan buka balkon kamar untuk menghirup udara malam segar. AC-ku dinginnya ga rasional. Dengan pedenya, telanjang bulat (aku tidur telanjang dada) aku melakukan sedikit stretching di balkon dan menyalakan rokokku. I promised to myself not going to smoke unless there’s a problem. Kuhirup rokokku dalam-dalam, dan meniupkan asapnya dengan tenang. Yak, setidaknya beban terasa lepas dalam sekali hirup. Dan aku menerawang langit gelap namun terlihat terang dengan lampu-lampu ibukota. Agak menyedihkan. Ketika selesai, aku langsung menutup pintu balkon ku dan langsung kembali tidur.
Keesokan harinya aku bangun dan berangkat sekolah terlalu pagi. Jam 7 sudah sampai sekolah. Dan aku lupa aku sekolah di sekolah internasional. Oh. Bollocks. Akhirnya aku menaruh barang-barangku di loker dan jalan ke Great Hall. Today’s first subject is Glee & Drama club. Di sekolah internasional memang ekskul dijadikan kelas. Dan kurikulumnya merupakan ada beberapa pelajaran yang wajib dan sisanya terserah kita. Disamping Mathematics, Social Studies, Indonesian dan P.E. yang merupakan kewajiban para siswa. Karena aku ingin apply sekolah teater, jadi aku memilih kelas Glee & Drama Club, English, French, Dance dan Art of Cuisine. Sebenarnya aku hanya ikut yang terakhir dipaksa Anna (lagi) karena kelasnya penuh dengan “gadis-gadis gendut tak berguna yang ikut kelas ini hanya untuk memakan hasil masakannya yang menjijikan” dan aku hanya mengiyakan saja.
I actually love my Glee & Drama Club class. Karena Ms. Yolanda (guruku) menugaskan kami untuk menyanyikan salah satu lagu dari Broadway musicals. Karena untuk kelas G&DC membutuhkan space yang besar. Jadi Great Hall atau auditorium sekolah kami yang memang mewah dijadikan kelas untuk G&DC. Mengapa auditorium? Aku waktu itu bertanya. Ms Yolanda bilang “The greatest way to accept your obstacles in performing is perform yourself on the real stage.” Karena menurut dia, bagi yang masih malu-malu akan mengekspresikan diri mereka di atas panggung adalah berada di atas panggung sendiri. Dan terbukti.
Aku mencolokkan iPod-ku ke speaker yang ada di belakang panggung dan memutar instrumental lagu dari West Side Story, Tonight. Karena itu lagu duet, jadi aku berpikir bahwa aku bisa menyanyikan part-nya Maria. Lalu aku mulai duduk di kursi di panggung dan mulai menyanyi.
MARIA:
Tonight, tonight
It all began tonight
I saw you and the world went away
Tonight, tonight
There’s only you and tonight
What you are, what you do what you say
Ketika aku hendak menyanyikan part Tony, ada yang menyanyikannya duluan, aku tidak bisa melihat dari pintu hall karena masih gelap. Dan suaranya membawa kemerindingan dan kenyamanan di diriku.
TONY:
Today, all day I had the feeling
A miracle would happen
I know now I was right
Ternyata… si cowok yang waktu itu nubruk. Aku terpatung diam melihatnya, dia dating perlahan dan matanya terpaku melihatku, anehnya, dengan teduh. Mukaku mendadak memerah, dan aku langsung melanjutkan nyanyianku dengan dia. Tetapi aku bangun dari kursiku dan berlari pelan kearah lantai panggung yang kosong dan dia mengikuti. Persis High School Musical. Tapi, versi ga kampungan dan gay moments all the time
TONY & MARIA:
For here you are
And what was just a world is a star
Tonight
Good night, good night
Sleep well and when you dream
Dream of me
Tonight
Dan tiba-tiba dia memegang pipiku di saat part “Dream of me. Tonight…” dan dia mencium bibirku. Pelan, lembut dan aku memejamkan mata, merasa di awang-awang. Dan semuanya seperti kembali. Mimpiku tadi malam. Mimpi basah. Ada. Dia. Di. Mimpiku.
Sejenak aku sadar dan mendorongnya. “Stop that, will you!” aku agak berteriak. Dan dia bilang “Why? Bukannya lo seneng, hah?” dengan gaya sengaknya dia kembali menciumku, namun sekarang dengan nafsu dan tangannya memegang kemaluanku. Aku langsung merasa derajatku turun dan BUGH! Aku menonjoknya langsung di pipi. Dia tersungkur dan akupun langsung turun dari panggung dan mengambil tasku.
“I KNOW THAT YOU’RE GAY” dia berseru dari panggung. Aku langsung terdiam “Dikira gue gabisa liat? Gue sekelas sama lo di Mathematics, English dan P.E. Class” dengan tertawa agak pahit sedikit. Aku langsung menengok balik “So? It doesn’t make any sense at all, dickhead!” aku menaruh kembali tasku ke kursi penonton dan berjalan ke tangga panggung.
“Oh?” dia berlagak kaget dan melanjutkan “Mathematics. Duduk di kursi terdepan paling kiri. Gue? Paling kanan nomor 2. Sebelah lo orang Korea, Park Min Sung, SELALU mencuri pandang to his crotch and you bit your lips. English? Kedua dari kiri? Gue berada di barisan lo paling belakang. Lo itu SELALU ketika quiz selesai, lo memberi Mr. James kertasnya dengan pose revealing. Which clearly a bit failed karena James already have a boyfriend, dan…” aku langsung memotong dengan sedih“HAH??? MR JAMES GAY?? UDAH PUNYA COWOK? YAHHHH…………..” tiba-tiba cowok itu langsung bete “Ehem, shall we?” dia dengan nyolotnya kembali melanjutkan “Dan Wow….. P.E. Class? At the gym’s locker. Lo duduk di kursi dan melihat cowok-cowok yang cuma memakai handuk? I think I don’t have to finish that one” dan dengan beberapa menit, dia menjabarkan segala kelakuan gay-ku di kelas.
“Okay gue gay, so what? Lo mau nyebarin? Fine, it’s okay” gue langsung menantangnya “And anyway, gue bahkan gatau nama lo. Who are you anyway?” sekarang aku berada di atas panggung dan teriak ke dia. Persis seperti sebuah adegan di Gypsy.
“Okay forgive me first for not introducing myself first. Gue Kieran. Kieran Schmidt-Consuelo” oh, that’s explain his Caucasian sexy face with a bit of Latino, aku pikir “Dan gue kenal Riza”
DEG. Tiba-tiba aku diam. Aku langsung mengangkat muka-ku dan terpancar di matanya kejujuran.
“H-h-how do you know, h-him…?” aku terbata-bata berusaha untuk melanjutkan omongan dan dia tiba-tiba datang ke arahku dan memegang tanganku. And I was like “Sok akrab gila…”
“Dia, sepupu gue” ujar Kieran. Aku langsung membentuk bibirku O dan mengangguk-angguk.
Dan dia melanjutkan “And also my ex-boyfriend”
19:30
Anna mengajakku keluar dengan temanku Felicia, cewek negro berparas seperti Kelly Rowland versi muda, untuk makan di Pacific Place. Kebetulan aku bawa mobil jadi aku yang menyetir. I miss this Girls’ Night Out.
“Tobey, you mind turn on the radio?” Felicia berseru tiba-tiba dari kursi belakang membuatku kaget. “Lord, Felicia. You gave me a fright suddenly. Hold on a second” aku memencet tombol Power. Anna yang sadar aku sedang bertarung dengan pikiranku langsung bertanya “Kenapa lo Tob?” aku langsung kembali sadar dan untung sudah mulai masuk Pacific Place. Aku bilang “Nanti aja ya, Annie”
Aku menceritakan segalanya ke mereka berdua tentang yang terjadi tadi pagi. Semuanya. Tentang lagunya, Kieran, dan ciumannya. Dan juga apa yang terjadi seminggu yang lalu. Lalu tiba-tiba…
PLAK!!! Aku ditampar Anna “BEGO! Gue bilang apa!!! Jangan kopdar sama orang ga dikenal sendirian! Tuh akibatnya!” dia agak berseru dan orang melihat seperti aku ketahuan selingkuh sama Felicia. Dia bahkan cuma ketawa-tawa. “ANNA! Do you mind??” aku langsung agak berteriak kaya memohon supaya ga ada drama DI TENGAH-TENGAH KERAMAIAN PACIFIC PLACE.
Dan maaf updatenya baru dikit, sibuk UAS (lagi) huhu. Anyway, enjoy it! ;D
Setelah dari PP, aku mengantar Anna pulang. Ketika sudah sampai depan lobby apartemennya, dia bilang “Thanks ya Tob. And also sorry for the sudden slap like that. Gue ga maksud” dan aku balas aja “Yak gapapa kok, it’s also a wake up call for me too,” dengan menjabarkan senyumku juga. Lalu aku kembali ke mobil dan melanjutkan perjalananku ke rumah.
Sampai daerah Semanggi, as always, macet. Aku mematikan AC dan membakar rokokku. Namun hanya sebentar karena aku benci asap kendaraan yang lebay. Aku terus memikirkan apa yang terjadi antara aku, Riza dan Kieran. Aku mengambil BB-ku dan membuka Text Messages.
To: Riza Andareksa
Probably ini pertama kali gue bales sms lo. Meet me at Delrey Bar. Dekat Setiabudi. Now.
From: Riza Andareksa
Hahahaha akhirnya Ada apa? On my way now
To: Riza Andareksa
About us. Not that I recall that we’re dating. Ada yang bugging me out
From: Riza Andareksa
I’m here at the bar
Aku ga bales lagi karena udah di parkiran. Aku langsung jalan ke Delrey dan ke toilet untuk membetulkan rambutku dan baju. Ketika sedang menengok mencari-cari orangnya, ada yang memegang pundakku dari belakang. Kutolehkan kepalaku.
“Hey red lips” Kieran menyapa dengan senyumnya. Aku *meleleh sebentar lalu trying to gain my self esteem back before it flat-lined* mencoba untuk tidak terlihat excited kaya dia “Ngapain lo?” nanya dengan super ga niat dan pahit. Tapi gatau deh kalo diliat dari Kierannya. “Mau ketemu Riza? Tuh” dia nunjuk lalu aku pergi kesana.
Lalu tiba-tiba aku balik lagi jalan ke Kieran “I have a game for you. Jalanin aja ya ” dengan genitnya aku menaruh jariku ke dadanya, mencoba untuk “merayu”nya untuk main game ini. “Hahaha, let’s see what I can do,” jawabnya lalu memukul pantatku “Anjing lo…” aku katain aja dia, lalu dia cuma mengedipkan matanya genit. Aku, dengan agak genit (dan juga melting) say bye ke dia dan jaan ke bar.
“Hey” kusapa Riza dan dia terlihat sangat happy dan memelukku bagaikan best-friends. Aku cuma “Udah udah sese woy.. woy WOYYY!!” agak berteriak. Dia lalu kaget dan bilang “Kamu kenapa?” dia nanya dengan khawatir dan aku dengan jijiknya “Plis we’re not dating. No aku-kamuan” lalu dia manyun.
“Straight to the point, kenapa sih kamu? I mean, lo?” dia duduk di kursi bar dan memanggil bartender “I’ll have gin and tonic, thanks,” aku memesan sebentar dan lanjut “Lo sama Kieran ada hubungan apa?” kutembak dia langsung tanpa ba bi bu. Bisa kulihat air mukanya berubah.
“Kenapa emang? Kamu eh, lo tau darimana?”
“School mates, dia klaim ke gue bahwa doi kenal lo, thoughts?”
“Yaaaa, dia sepupu gue doing ahahaha” tawanya dengan pahit
“Ooo gitu,” aku manggut-manggut lalu aku memanggil Kieran yang daritadi melihatku dan Riza. “Hey honey,” kucium pipinya Kieran ketika dia datang. Mukanya terlihat agak kaget dan seneng. Nampaknya dia tau kalo aku sedang mempermainkan Riza. Bisa dilihat bahwa Riza tampak sangat kaget dan agak merah mukanya
“Za, have you met my NEW boyfriend, Kieran Schmidt?” seruku dengan mengedipkan mata ke Kieran
I swear, Riza was going to collapsed that time.