It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
anggep aja acara reality show!
hehehe. . . .
like this wkwkwk
ya udahlah.
pelajaran.
tp gw minta sama temen2 PLEASE, GA USAH SEBUT2 SOAL MASALAH KEMAREN!!
gw udah hapus komen gw.
jd please, jangan disinggung lg.
SEDIKITPUN!!
gw ga mau lg ada kesalah pahaman.
disini kita cari temen, sodara atau pacar aja ya?
hehehe. . .
terimakasih sebelumnya
Hampir dua minggu setelahnya, aku tak pernah mendengar satu katapun dari Jeffry. Tidak pernah satu kalipun aku bertemu muka dengannya. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat kulihat wawancaranya di tv. Sepertinya beberapa infotainment telah mendapat kisikan tentang dia mendapatkan kecelakaan pada saat pemotretan di Bali. Dan mereka mencegat kami dibandara.
Aku telah melihat kerumunun wartawan itu dari jauh dan segera menyelinap sehingga tak seorangpun tahu. Tapi Jeffry dapat mereka wawancarai. Dan dua hari kemudian, tanpa sengaja aku melihatnya di tv. Jeffry mengaku kalau dia tergelincir saat perjalanan balik ke hotel. Salah seorang reporter bertanya apakah hal itu benar dan tak ada sebab yang lain. Waktu itu Jeffry tertawa dan berkata, "Habis kenapa? Apa saya harus mengatakan bahwa ada seseorang yang naksir saya dan karena cemburu dia mencoba untuk membunuh saya? Apa itu mungkin? Kalau itu benar, maka saya cuma mengatakan ini. Siapapun anda yang diluar sana dan memang menyukai saya, lebih baik anda jujur saja. Katakan yang sebenarnya pada saya. Kalau anda menarik dan bukan seorang psikopat gila, mungkin kita bisa melakukan sesuatu bersama," katanya lalu memberikan kerlingan menggoda.
Para reporter itu hanya tertawa karena mereka menganggapnya bercanda. Tapi aku tahu apa maksudnya. Waktu itu aku hanya mengerang keras dan langsung mematikan tv. "AKU NGGAK SUKA KAMU!!!!" teriakku kesal.
Dua minggu berikutnya benar-benar membuatku tak tenang. Aku tercabik antara marah dan keinginan untuk mempertahankan harga diriku. Aku ingin melabraknya. Berteriak dimukanya. Mengatakan dengan keras dan jelas bahwa yang dia pikirkan itu konyol, bodoh, absurd dan luar biasa gila. Well, sure he's hot and all that! Tapi itu bukannya berarti aku menyukainya kan? Hanya orang buta dan memiliki kelainan sex yang mengatakan bahwa Jeffry bukan orang yang tampan dan seksi. Sebagai orang normal, akupun mengakuinya.
Siapa yang tidak menyukai wajahnya yang terkesan jantan dan sedikit liar, acuh namun toh menawan itu? Siapa yang tidak iri dengan bentuk tubuhnya yang nyaris sempurna? Abdomennya yang ramping dan berlekuk, dadanya yg bidang dan penuh. Lengannya yg kekar dan kuat. Juga kejantanannya yang melebihi ukuran normal dan pasti membuat para wanita terkesan dan para pria iri hanya dengan melihatnya. So yeah! Aku mengakui semua hal itu. He's one damn hot guy! So what?!
Sial!! Dia benar-benar telah mengacaukan hariku.
Aku tahu aku seharusnya merasa menyesal telah membuatnya terluka. Meski tanpa sengaja. Tapi evaluasi dan kesimpulan ngawurnya itu benar-benar membuatku kalang kabut. Jadilah selama dua minggu ini hari-hariku seperti orang yang kena bisul dipantatnya. Tak tenang dan selalu gelisah.
Padahal seharusnya aku konsentrasi pada pekerjaanku. Akhir minggu ini akan ada fashion show busana muslim untuk kegiatan amal. Dan aku telah setuju untuk menjadi salah satu modelnya. Aku harus segera menyingkirkan kunyuk sinting itu dari otakku!
Malam ini aku memperagakan sebuah baju karya salah satu designer wanita Indonesia AV(samaran). Sebuah baju muslim dengan corak batik dalam warna hitam putih. Lengkap dengan kopyah dan sorban panjang ala Timur Tengah yang kusampirkan dibahuku seperti selendang. Acara yang semula kukira hanya acara biasa ini ternyata menjadi luar biasa heboh. Semua itu karena kedatangan kunyuk Jeffry dan beberapa orang teman selebritinya. Mereka adalah tamu-tamu tak terduga yang tiba-tiba saja hadir pada detik-detik terakhir.
Sebenarnya kedatangan mereka sangat membantu. Karena dengan adanya mereka, acara ini makin terekspose dan minat para penyumbang makin meningkat. Semua hasil penjualan dari baju yang terjual malam ini sepenuhnya disumbangkan pada masyarakat yang membutuhkan.
Tapi aku jadi kasihan pada panitia yang langsung heboh menyiapkan tempat bagi para tamu tak terduga itu.
Dasar narsis sinting! Dia memang seneng bikin orang repot!
Yang tak terduga, baju yang ku peragakan terjual dengan harga yang fantastis. Akan membuatku bangga dan senang kalau saja pembelinya bukanlah si sinting Jeffry. Sepanjang malam itu, aku harus susah payah tetap ramah saat berada disampingnya. Jeffry sendiri tampak menikmati karena kulihat dia tak henti-hentinya tersenyum saat panitia membawaku ke mejanya. Seolah-olah aku juga termasuk dalam paket yang ia beli.
Sial!!
Begitu acara selesai aku langsung mencari sosoknya. Tapi ternyata Jeffry telah pulang, bahkan sebelum acara berakhir. Aku segera pamit pada teman-temanku, meminta maaf pada mereka untuk tidak ikut andil dalam perayaan suksesnya acara malam ini.
Kulajukan mobilku menuju rumah Jeffry!
Aku tak tahan untuk mengkonfrontasi kunyuk satu itu.
Jeffry tampak sedikit kaget saat dia membuka pintunya dan melihatku yang berdiri dengan wajah marah.
"Apa? Kali ini apa yang mau kau lakukan padaku?" tanyanya curiga.
Aku menggeram marah dan mendorongnya untuk masuk. Aku tak ingin kalau sampai aku membuat keributan diluar. Akan lebih bijaksana kalau aku menegurnya didalam. "Apa maksud semua ini?" tanyaku kesal.
"Maksudnya?" tanya Jeffry tak mengerti.
"Kau sengaja kan datang mendadak malam ini? Kau sengaja membeli baju yang kupakai kan?" tanyaku dengan nafas yang mulai memburu.
Jeffry bersiul keras dan menutup pintunya. "Kau mempunyai cadangan PD yang cukup mengagumkan. Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" tanyanya santai dan mendekat.
"Fakta bahwa tak pernah sekalipun kau ikut dalam acara semalam?" tukasku.
"Aku tak pernah tahu ada acara semacam itu sebelumnya," jawabnya dan mengangkat bahu.
"Lalu kenapa baju yang kupakai?" tuntutku lagi. "Masih banyak baju lain yang kurasa lebih cocok untukmu."
"Cocok menurut siapa? Menurutmu? Kenapa aku harus mengikuti seleramu? Aku suka karya-karya AV. Jadi kenapa aku tak boleh membelinya?" tanyanya balik dengan gaya menantang. Dia mendekat sampai berdiri persis didepanku. Menatapku langsung dimata dengan percaya diri yang kuat.
Aku menggeram marah. Seharusnya aku tanam di otakku dalam - dalam bahwa aku tak akan menang kalau harus adu mulut dengan iblis edan yang satu ini. Aku lebih sering melupakan fakta itu. Sial!! "Fine! Lakukan apapun yang kau suka. Just leave me alone! Tapi ada satu hal yang aku tegaskan padamu. AKU TAK SUKA PADAMU! Dan TAK AKAN PERNAH SUKA padamu! Jadi yang kau katakan dulu itu salah. Aku tak pernah merasa cemburu pada Whi. . .!"
Aku terpekik keras saat dengan tiba-tiba Jeffry meraih bahuku dan membantingku ke sova besarnya. Dan sebelum aku sadar apa yang terjadi, dia menjatuhkan tubuhnya menindihku. Detik berikutnya dia sudah mengulum bibir atasku dengan bibirnya. Sebelum sempat aku bereaksi lidahnya telah menyusuri garis bibirku sementara kedua tangannya merobek bajuku dan dengan ahli mengusap tubuh bagian depanku. Lalu kurasakan dia mengusapkan bagian depan pinggangnya yang telah mengeras padaku.
Tanpa sadar aku mengeluarkan suara terkesiap yang cukup keras! Otakku sontan mengalami lumpuh sementara, sedangkan tubuhku jadi lemas seakan-akan lumer menjadi satu kubangan limbah yang mengenaskan.
Edan!!
Bagaimana dia melakukannya?!
"Kau yakin?!" tanya Jeffry dengan senyum mengejeknya yang kembali terkembang. Senyum itu yang akhirnya memunculkan sedikit kesadaran yang kumiliki. Dengan sekuat tenaga kudorong dia untuk bangkit dari atasku. Cepat aku bangun dan mengusap bibirku yang tadi diciumnya. Sementara kemejaku kulihat telah koyak parah.
"Kau gila!!" desisku gemetar.
"Masih menyangkal kalau kau tertarik padaku?" tanyanya dengan nada malas. "Lihat dirimu!" tukasnya dan menunjukku. Aku melihat kearah yang ia maksud dan aku benar-benar tak percaya. Tubuhku seolah-olah sepakat dengan Jeffry dan mengkhianatiku. Bagian depan celanaku tampak menggelembung. Kembali aku terkesiap.
Pikiranku menyangkal habis-habisan apa yang ditunjukkan oleh tubuhku. Tidak! Tidak lagi! Aku tidak tertarik pada Jeffry. Aku tidak menginginkannya seperti itu. Tidak boleh! Karena cukup Rafly saja! Aku tak mau apa yg pernah terjadi antara kami dulu terulang! Aku sudah pergi dari hal itu. Aku sudah menjauh dari hal itu! AKU SUDAH TAK MENGINGINKAN HAL ITU!!!! Aku menggeleng kuat-kuat.
"Percuma kau menyangkalnya! Kita berdua tahu apa yang kau inginkan! Apa yang tubuhmu inginkan!!"
"Aku sudah pergi meninggalkan hal ini selama bertahun-tahun!" gumamku pelan gemetar. "Aku tak pernah menginginkan hal ini lagi! Aku sudah tak merasakannya lagi."
"Apa?!"
"AKU SUDAH MELUPAKANMU RAFLY!!" teriakku keras, namun detik berikutnya aku sudah menutup mulutku sendiri dengan tanganku. Sudah lama sekali aku tak pernah menyebut nama itu. Sudah lama sekali aku mencoba tak mengingat nama itu. Sudah kututup duniaku yang berhubungan dengan nama itu. Kukubur jauh dan kukira tak akan kusebut lagi.
Tiba-tiba saja aku merasa sesak. Tubuhku jadi dingin mendadak! Aku butuh udara segar. Aku harus keluar dari sini! Menjauh dari tempat dan orang ini!! pikirku dan melangkah cepat kepintu. Tapi Jeffry lebih cepat dariku. Dengan satu gerakan gesit, dia berhasil meraih tanganku, menyentakkannya dengan kuat lalu mendorongku hingga punggungku menabrak dinding.
"L-lepaskan a-aku!!" desisku mencoba berontak namun Jeffry dengan kuat menahanku.
"Siapa Rafly?!!" tanyanya dengan nada dingin.
"Bu-bukan urusanmu! L-lepas!!" pintaku lagi, kali ini terdengar lebih lemah.
"Jangan katakan kalau dia adalah yang pertama!" desisnya lagi. Dia menatapku tajam, tapi aku langsung membuang muka menghindarinya dan kembali berontak. Tapi Jeffry dengan kasar kembali mendorongku ke dinding. "Dan kau pasti lari darinya kan? Sekarang kau dengar aku! Kau bisa lari dan bersembunyi kemana saja kau mau! Tapi kau tak akan pernah bisa lepas dari ini. Kau akan tetap menginginkannya. Kau tahu kenapa? Karena hal itu sudah ada dalam dirimu. Dan kau tak akan bisa lari dari dirimu sendiri. Pikirkan itu. Dan saat kau bisa mengerti, kau bisa mencariku!" katanya tajam. Dan perlahan dia melepaskan himpitannya padaku. "Pergi! Lari kemana saja kau mau! Dan pikirkan tadi yang kukatakan!!"
Aku gemetar hebat! Dengan perlahan aku menutup kembali kemejaku yang terkoyak dan menahannya dengan tanganku. Dan berlari keluar
i like it maz jay...!!,moga enggak ada perseteruan lagi....!!,
ntar tak cium lho kamu!!!
Aku kan doain aja,mas jay!!*#ngelak*
Ciumnya entar dulu...,,,blm siap kayaknya!!xixixixi..
Ceritanya cepetan dilanjut mas jay!!,,,udah terlanjur suka ama karakter jefrry si cowok misterius....!!
Baguusss
╔══╦═╦═╦══╦═╦═╗
║║║║║║║╠╗╔╣║║║║
║║║║╦║║║║║║╦║╔╝
╚╩╩╩╩╩╩╝╚╝╚╩╩╝