BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Pasangan Gay Tanpa Sex

13132343637104

Comments

  • @cupuimoet,
    cupuimoet wrote:
    Menurut gw definisi itu ga bakal bisa "langsung jadi" ketika awal ketemu terutama kalo bicara soal "compatibility" dan "twin" yang (menurut gw) mengacu ke cocok secocok2nya...
    iya tuh rada menyesatkan hehe, gw pikir definisi yang ada di wikiped itu terlalu fairy-tale sehingga melahirkan pendapat lo yang ini:
    cupuimoet wrote:
    maybe pengaruh pelem2 dan novel2 romantis tuh tim, jd akibatnya ya gitu... memberikan pandangan yang "ga pas" kalo soulmate pasti langsung cocok secocok2nya

    cupuimoet wrote:
    Tentang penjelasan lengkap "sempurna"-
    Sekarang gw mudeng hehe *mangut-mangut* Jadi 'sempurna" menurut elo adalah suatu keadaan/tingkatan yang lahir dari proses "pencocokan" yang ga instan.

    Hum, wacana baru neh, secara "sempurna" menurut gw larinya bukan ke keadaan-pasangan tapi ke keadaan pribadi perorangan. Beda sih sama elo, gw pernah jelasin di p2. Walo gitu, gw seneng aja karena jadi banyak wacana yang kebuka tentang masalah sempurna2an ini.

    Thanks for sharing, btw.

    Tadinya gw mo nulis panjang lebar, karena belon tahu pengertian elo tentang sempurna, tapi sekarang keknya ga perlu. Entar re-post lage^^

    Gitu juga tentang masalah sempurna-tidak-sempurna yang diusung @blubb semalem. Gw ngerti pointnya kalo seseorang emang bakalan cape sendiri kalo ngejar kesempurnaan, tapi bukan jadi alasan kan untuk gak "kumplitin" diri sendiri?

    Sampe sekarang, gw tetep ogeb pake kata itu ^^



    BeratEuy,
    ƪ(>˛<˘)ʃ‎ chinesse28
  • oy.. Mau tanya.. Apa sih makna pasangan buat kalian? Sedangkan umumnya pasangan (kekasih) pada umumnya adalah antara pria dan wanita.. Adakah yg berpandangan lain?

    Hahaha, pada umumnya ya :p
    Berarti kita2 ini orang2 khusus (special) :)
    Kalo buat gw, pasangan itu orang yang akan berjalan di samping kita dalam hidup ini. Bukan lebih superior atau inferior tp sejajar (istilah jim kemaren kalo ga salah "setara"? ).
    Orang yg bisa sama2 berbagi beban, mencintai dan menghormati satu sama lain (cinta dan hormat itu ga bisa dipisah), dan gw percaya pasangan yang tepat itu akan membuat pribadi menjadi lebih maksimal.
  • edited February 2012
    @Dere_si_Diran,
    Apa sih makna pasangan buat kalian?
    Keknya dari page1 s/d pg32 itu isinya tentang makna pasangan dah. Ga cuma dari gw tapi juga dari yang laen. Coba dibaca-baca lagi. ato kalo mo yang paling baru ada di page 32 di sotoy'an gw yang judulnya "Soulmate: For Real or Just Myth?"

    -edited-
    cupuimoet wrote:
    Kalo buat gw, pasangan itu orang yang akan berjalan di samping kita dalam hidup ini. Bukan lebih superior atau inferior tp sejajar (istilah jim kemaren kalo ga salah "setara"? ). Orang yg bisa sama2 berbagi beban, mencintai dan menghormati satu sama lain (cinta dan hormat itu ga bisa dipisah), dan gw percaya pasangan yang tepat itu akan membuat pribadi menjadi lebih maksimal.
    @cupuimoet ternyata telah merangkum pengertian yang gw maksud dalam 3 kalimat ter-oke hehe Setubuh, bang! Toss! (˛•̃•̃)/\(•̃•̃¸)

    Tambahan dari Gw: Pasangan hidup/kekasih enggak pernah relate sama perbedaan jenis kelamin. Ask Elton John, Ellen DeGeneres, Neil Patrick Harris, or yang lokal please ask Dorce Gamalama. We are Gay, remember?

    Sedangkan umumnya pasangan (kekasih) pada umumnya adalah antara pria dan wanita..
    He? ..´(•,⊙)` ?! jadi kalo kelaminnya sama itu artinya enggak umum? Dasarnya apa sob? Udah pernah ke San Fransisco belon? ke Seminyak, bali, mybe?

    Ato pernah baca tentang Equality Gay Rights?

    Mulai deh radar-sotoy' gw bunyi...



    WhatTjeFuk?,
    ´(@﹏@)`chinesse28
  • edited February 2012
    @chinesse28
    chinesse28 wrote:
    Hum, wacana baru neh, secara "sempurna" menurut gw larinya bukan ke keadaan-pasangan tapi ke keadaan pribadi perorangan

    Gw ngerti pointnya kalo seseorang emang bakalan cape sendiri kalo ngejar kesempurnaan, tapi bukan jadi alasan kan untuk gak "kumplitin" diri sendiri?

    Yeah, gw juga setuju pendapat lo soal pribadi perorangan...
    Krn walau kita single pun, kita harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai kemaksimalan (gw lebih suka pake kata maksimal ketimbang sempurna hehe).

    Btw, ini gw mau nyotoy panjang lebar lagi ya :)

    Gw juga percaya kalo pasangan yang tepat itu akan membuat satu sama lain menjadi maksimal...

    Dan (menurut) gw, pasangan yang maksimal itu lebih banyak "power"nya dibanding ketika sendirian. Gw percaya prinsip "the power of united". Dan tantangan untuk menjadi maksimal ketika kita berpasangan itu lebih banyak dibanding ketika kita sendirian maka powernya pun lebih besar...
    misalnya: lo n jim... gw sih mikirnya, ketika lo maksimal (atau mengkumplitin diri lo - istilah tim) tentunya akan berbeda ketika lo maksimal bersama jim.

    Hal2 yang baik dari jim (yg ga ada di lo) seperti spirit socialnya jim (bukan berarti gw bilang lo ga punya jiwa sosial ya, tp gw liat memang jiwa sosial jim itu sangat sangat luar biasa tinggi dibanding lo hehehe - maap kalo gw kepo ya :) ) itu melengkapi diri lo dan hal2 yang baik dari sisi lo (yg ga ada di jim) juga begitu. Sedangkan kelemahan jim/lo, itu "memproses" pribadi yang lain dan menjadikannya lebih maksimal.

    Buat gw, itulah gunanya berpasangan.
    Kalo ga, knp harus ada married or pasangan?

    #kayanya-gw-udah-kena-virus-nyotoy-akut :D
  • hmm.. Rupanya sy sudah tak heran lagi dengan jwbnya.. Hal ini membuat sy hawatir, trnyata 'batasan' yg tabu sudah sangat bergeser..

    Nyimak dulu aj, barangkali ada yg berkomentar lain..
  • edited February 2012
    @cupuimoet,
    cupuimoet wrote:
    Yeah, gw juga setuju pendapat lo soal pribadi perorangan...Krn walau kita single pun, kita harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai kemaksimalan (gw lebih suka pake kata maksimal ketimbang sempurna hehe).
    Yep! Setubuh. kata "maksimal" menurut gw lebih terasa positip ketimbang kata "sempurna" yang bagi gw terasa menekan ƪ(>˛<˘)ʃ‎ #Ugh! hehehe

    cupuimoet wrote:
    Gw juga percaya kalo pasangan yang tepat itu akan membuat satu sama lain menjadi maksimal...
    Agree!

    cupuimoet wrote:
    Dan (menurut) gw, pasangan yang maksimal itu lebih banyak "power"nya dibanding ketika sendirian. Gw percaya prinsip "the power of united". Dan tantangan untuk menjadi maksimal ketika kita berpasangan itu lebih banyak dibanding ketika kita sendirian maka powernya pun lebih besar...
    Nah, berseberangan lah gw sama ente disini hehe. Gw percaya en setuju dengan "the power of united" plus segala variable yang lo tulis dibelakangnya. Hanya aja, walopun dua (ato lebih) itu better, tapi tetep enggak bikin yang "satu-power" jadi kurang maximal tanpa gabungan dari power pasangan ~IMO. Sama-sama powerful kalo nurut gw, secara itu kekuatan dari dalam diri sendiri.

    Memang kalo ada pasangan bisa saling topang, tapi bukan berarti kalo sendirian enggak bisa semaksimal kalo berdua.

    cupuimoet wrote:
    (bukan berarti gw bilang lo ga punya jiwa sosial ya, tp gw liat memang jiwa sosial jim itu sangat sangat luar biasa tinggi dibanding lo hehehe - maap kalo gw kepo ya : )
    Bilang aja, gpp kok emang bener soalnya hehehe

    cupuimoet wrote:
    Buat gw, itulah gunanya berpasangan. Kalo ga, knp HARUS ada married or pasangan?
    keharusan ini kan lahir dari tujuan manusia diciptakan, yakni "beranak-pinak" yang notabene dimonopoli pihak straight. Walo jaman sekarang PLU dimungkingkan untuk beranak-pinak juga...

    --

    Baidewei, ini discus yang menarik loh. Dari masalah solmet, lari ke topik sempurna en sekarang bahas power en pasangan. Kalo dipikir2, emang pembicaraan di thread Pasangan-Gay-Tanpa-Sex itu luas yak hehe gw sih ngrasa masih relate sama judulnya. kan ada tulisan "Pasangan" nya : P



    GwKegirangan'
    ~(‾▿‾~) chinesse28
  • edited February 2012
    Dere_si_Diran,
    hmm.. Rupanya sy sudah tak heran lagi dengan jwbnya.. Hal ini membuat sy hawatir, trnyata 'batasan' yg tabu sudah sangat bergeser..
    Maksudnya "batasan Tabu" apa? monggo dijelasin.

    Menurut Om Wikiped, "Tabu atau pantangan adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat."

    Pertanyaan gw, apa hubungannya "makna pasangan" dengan batasan tabu yang bergeser?


    Sekedar ngingetin,
    batasan' yg tabu sudah sangat bergeser..
    Ini gak monopoli gay-people loh. Banyak kok 'batasan-yg-tabu' yang juga digeser abis2an sama kaoem-straight.

    Pertanyaan gw yang laen: di hari dimana akses komunikasi en informasi dapat diakses semudah ganti chanel tipi, masih relevankah bicara soal ketabuan, mengingat kita hidup di negara yang memberi hak kebebasan untuk menyuarakan pendapatnya?

    Kalo nunggu yang laen, nongolnya di atas jam sembilan malem loh...



    Waiting (•̯͡.•̯͡),
    ^^d chinesse28
  • bentar.. Baru bca 4 halaman.. Hehe.. Tp udh keliatan tendensinya kemana..
    Untk 'batasan' ane liat dr sdut pandang awam dulu, baru nanti liat dr yg lbh khusus.. Hbngannya sama 'pasangan', makanya sy pengen tanya pmahaman pasangan menurut masing2 sperti apa..
    Pergeseran yg sangat jauh maksdnya ane liat dr sudut pandang seorang diran yg hidup di lingkungan yg menganggap hal ini 'tabu' thats not at all, but ane pengen baca2 dlu sampe bsa memahami arah pemikiran mu,
    ok, sory, ni lewat hape dlu.. Jd blm bsa pnjang2.. Hihi
  • @Dere_si_Diran,

    Oke gw menanti sob! Mari bikin thread ini jadi ajang perluasan wawasan yang positip. Gw en yang laen cukup okey kok menerima perbedaan hehe
    So, lanjoooot mang!

    still...



    Waiting(•̯͡.•̯͡),
    ^^d chinesse28
  • @cupuimoet & @chinesse28: cuma pengen kasih contoh. beberapa karya seni sering dibilang sebagai karya yang sempurna, namun bukan berarti tanpa sedikit pun cacat bukan? manusia (katanya) adalah makhluk tuhan paling sempurna, apakah seorang yang dilahirkan cacat berarti tidak sempurna? jawabannya bisa ya bisa tidak.

    dari contoh itu, gw berkesimpulan bahwa ternyata ga ada satu pun kata2 yang mampu menerjemahkan perasaan manusia. ga ada alat ukur yang pas sebagai pembanding bagi sesuatu yang tersirat di hati manusia. hanya saja manusia memiliki persepsi. dan kata2 adalah media buat menjelaskan persepsi tersebut. intinya ketika terjadi perbedaan dalam penggunaan bahasa,yang harus dilakukan adalah mendiskusikan persepsi masing-masing. disinilah mnurut gw kesimpulan setuju/ tidak setuju baru bisa diambil.

    jika fokusnya hanya pada 'kata', gw rasa gak bakalan ada yang namanya titik temu.

    intinya gw cuma ingin mengatakan: smpurna itu relatif bro!! :)

    untuk masalah apakah berdua akan menjadikan kita lebih baik, lebih memiliki power? gw menjawabnya: seharusnya begitu. disini gw pengen sepakat sama @cupuimoet. meminjam istilahnya @chinesse28: Togetter Better.

    @Dere_si_diran: kalau gw tebak, pasti dasar komen lo tentang pasangan dipengaruhi oleh kitab suci yang lo pegang. gw ga pengen mendebat lo dalam masalah ini. bahkan sebelum lo menguraikan pendapat lo tentang hal ini, gw pengen bilang: ya, lo benar! pendapat lo benar. gw bilang seperti ini karena tiap orang 'mulai mengenal tuhan' dengan cara berbeda. ada orang yang mengenal Tuhan melalui teks kitab suci, ada juga orang yang mengenal Tuhan melalui 'akal' dan 'rasa'.

    pikiran ini masih mentah, so monggo klu mau dibantah ato disanggah...

    peace!! :)
  • @amavie gak.. Ane kagak pengen menjurus k sana, ane cuman pengen tau pandangan masing2 tentang pasangan.. Jujur, lingkungan skitar ana mungkin gak kan nyangka hal yg sperti ini ada.. Mereka hanya sibuk tentang 'being' nya mereka.. Artinya bhwa mereke dan tentu ane sendiri lebih cncern tentang sesuatu yg 'kontekstual'.. Hmm.. Apa ya.. Sederhananya, sesuatu yg diluar kebiasaan mereka, hanya di anggap sbg suatu yg tak permisif, dan biasanya 'cemooh' lah yang bermain.. Tanpa mengurangi rasa hormat, ane ingin jelaskan, tak ada unsur yg menyudutkan pada satu sudut pandang.. Tapi memang ane punya pandangan yg eternal mengenai 'pasangan' ini..
    So.. Gak ada unsur konfrontasi tekstual disini.. Hanya ingin berbagi.. Tp kembali.. Ane hanya manusia ingusan yg baru mengenal (tepatnya aware) dg hal seperti ini, jd ya.. Merasa terpanggil untk share dan belajar dari pengalaman orang lain.. :)
  • edited February 2012
    @amavie,
    Gw ga pernah bilang kalo "sempurna ~versi elo/kumplit ~versi gw" ini gak ada cacatnya loh. Terakhir ngecek, gw tulis ini di p2:
    chinesse28 wrote:
    (Gw pake istilah "complete" ya not "perfect", I don't believe about "Perfect-thing" soale hehe. Oyah biar gak salah persepsi, complete juga bukan berarti gak ada kekurangan).
    Gw setuju kalo ga ada satu pun kata2 yang mampu menerjemahkan perasaan manusia. Sedangkan terkait dengan persepsi yang mengunakan kata2 untuk menjelaskan persepsi itu sendiri, juga bener. Makanya perbedaan makna secara personal tentang "Sempurna", "kumplit" even "maksimal" pun buat gw ga jadi masalah, selama ada background/wacana yang mendasari penggunaan kata tersebut.

    Gw sendiri di page2 awal ngributin itu bukan karena ingin cari persetujuan/ketidaksetujuan sih, tapi lebih karena gw juga punya penjelasan sendiri tentang makna itu, en pengen gw share.

    Kalo pada pengembangannya banyak wacana yang mengemuka, bukannya itu lebih baik?

    amavie wrote:
    jika fokusnya hanya pada 'kata', gw rasa gak bakalan ada yang namanya titik temu.
    ini kenapa gw lebih perduli sama background/wacana dibalik penggunaan kata itu sendiri. Kalo cuma ngributin masalah kata mah bisa panjang urusannya en kemungkinan malahg gak dapet apa2^^

    amavie wrote:
    untuk masalah apakah berdua akan menjadikan kita lebih baik, lebih memiliki power? gw menjawabnya: seharusnya begitu. disini gw pengen sepakat sama @cupuimoet. meminjam istilahnya @chinesse28: Togetter Better.
    Inipun gw juga setuju. Hanya aja gw nyatet-nyotoy bahwa sendirian pun bukan berarti ga bisa maksimal.

    Walopun dua (ato lebih) itu better, tapi tetep enggak bikin yang "satu-power" jadi kurang maximal tanpa gabungan dari power pasangan ~IMO. Sama-sama powerful kalo nurut gw, secara itu kekuatan dari dalam diri sendiri. ini beda konteks sama "Togehter is Better"nya yang kemaren gw posting. kalo yang kemaren konteksnya lebih ke relationship, sedang yang ini larinya ke arah power/kekuatan.

    Lagian, gimana nasib jomblowan/jomblowati di luar sono dong, kalo hanya untuk memiliki power-lebih harus pasangan sama orang laen dulu?

    --

    @amavie, lo belon jawab pertanyaan iseng gw loh^^ Gw ada pengalaman rame soal itu minggu kemaren soalnya.

    Btw, tumben lo maen "tebak-tebakan" sama Diran, Seinget gw lo tipe yang nunggu penjelasan dulu dah hehe (‾▿‾'I)



    ( ゚▽゚)/ See'U!,
    ^^d chinesse28
  • hmm.. Jujur ane kok merasa terpojok sm komen @amavie seakan akan diran adalah seorang pendebat yg ingin meluruskan sesuai dengan nilai2 agama..
    Punten sblmnya.. Tp ane gak suka klo di pendam.. Ane tipe orang yg to the point, klo ada perasaan gak su ka, ya langsung d ungkpin..
    Peace tp ya.. :) ane bnerang bkan orang jahat..
    Hehe..
    *garuk2 dengan polosnya..
  • edited February 2012
    @Dere_si_Diran,

    Gini, gw pun ~yang sedari tadi ngejar elo, juga ngerasa kepojok loh sama komen elo yang dibawah ini:

    Sedangkan umumnya pasangan (kekasih) pada umumnya adalah antara pria dan wanita...
    Ya gw ngrasa kepojok karena seolah kalo pasangan kelaminnya sama itu gak umum...

    hmm.. Rupanya sy sudah tak heran lagi dengan jwbnya.. Hal ini membuat sy hawatir,
    Seolah jawaban gw aka @chinesse28 en @cupuimoet adalah jawaban yang biasa dalam dunia gay dan menurut elo itu mengkhawatirkan...

    trnyata 'batasan' yg tabu sudah sangat bergeser..
    Seolah jawaban gw aka @chinesse28 en @cupuimoet adalah jawaban yang menegaskan bahwa 'batasan' yg tabu MEMANG udah sangat bergeser..

    -

    So apa yang gw lakuin ketika gw "ngrasa" terpojok? Gw pun meminta penjelasan ke elo, di forum diskusi ini. For your information, I'm still waitting loh...

    Dan setahu gw, enggak ada yang nganggap lo jahat hanya karena lo beda kok. So, monggo dilanjut kaaaang...



    (•̯͡.•̯͡) menanti,
    ^^d chinesse28

  • nyimak aj dulu dah.. Sbnrnya gak ada maksud.. Ane bner2 nanya itu dr pemikiran yg polos.. Dan mungkin mewakili orang2 awam lainya.. Tp mungkin sudah ditafsirkan lain.. Ya sudahlah.. *so-sad*
    nyimak aj dh..
Sign In or Register to comment.