It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Itu memang yang sy terus usahakan untuk dilakukan. Belajar dan menjadi lebih baik .
Aku tetap belum mengerti kata2 "berdamai" dengan agama dan Tuhan begitupun dengan istilah baru yang anda kemukakan untuk mengganti kata "berdamai" itu. Apakah bisa disederhanakan lagi misalnya, "saya berpendapat bahwa perilaku gay itu bukanlah suatu dosa" atau "saya tahu perilaku gay itu dosa tapi ya gimana lagi, saya ga bisa menahan diri untuk tidak melakukan perilaku gay" .
Tapi yo wis, kalau dilanjutkan jadi makin OOT, soalnya pada awalnya kita berdebat soal gay marriage. Mungkin saya juga yang ga bisa menyusun kata2 sehingga menimbulkan ke OOT an ini.
kan @ron89 bilang, pasangan hetero juga ada yang without sex. Terus saya bilang wajar karena mereka ngelakuin sex nya kalau udah nikah. Kalau gay?? walau udah nikah sex nya tetap dilarang (menurut keyakinan saya). Jadi buat apa gay nikah?, kalau soal sumpah hidup bersama selamanya kan bisa juga pas pacaran?, kenapa harus ada upacara nikah segala meniru yang heterosex.
Sy coba perjelas mengenai maksud sy tentang berdamai (sy ga merasa mengganti istilah ini ).
Menurut ajarang agama yg sy anut, hanya dengan menjadi gay (walau ga ngesex) itu dosa . Dan sy sudah jelaskan, background sy sangat erat dengan agama, makanya sy katakan kalo sy berusaha menyangkal ke-gay-an sy. Krn sy dididik dr kecil, itu ga boleh. Sampai sy stress dan tertekan, krn mau dipaksa kayak gmana, sy tetap ga bisa menyukai wanita .
Sy gay sejak lahir, bukan krn pelecehan atau pengaruh lingkungan. Dan ini jadi pertanyaan sy. Kalo agama (sy) berkata, gay itu dosa, knp Pencipta sy nyiptain sy jd gay? Ga adil kan, kalo seseorang dilahirkan dalam kondisi berdosa? Padahal sy tau Pencipta sy itu Tuhan yang adil.
Sy terus mempertanyakan hal itu.
Sy mulai belajar menerima kalo sy memang gay, menyukai pria, lahir dengan kondisi seperti itu . Dari yg tadinya sy stress dan tertekan, sy mulai bisa menerima dan ga berusaha mengubah siapa sy. Konflik batin sy mulai berkurang dan sampai sekarang sy sudah ga berperang lagi dengan diri sy . Sy merasa damai dengan keputusan sy ini.
Di samping itu, sy masih terus mencari "kebenaran" soal menjadi gay walaupun sampai sekarang sy belum ketemu titik tengahnya (makanya sy bilang, buat sy agama dan gay ga/belum ketemu titiknya).
Akhirnya sy mengambil keputusan:
oke, menurut ajaran agama itu ga boleh, tp sy ga setuju krn alasan tadi. Selama sy belum menemukan pencerahan soal ini, sy akan terus menjadi gay (dan pro terhadap gay marriage ).
Tp di sisi lain sy tidak meninggalkan agama sy. Sy tetap beribadah, sy tetap berdoa, sebisa mungkin sy melakukan ajaran agama sy. Tapi sy gay .
Mau dibilang itu dosa, its okay . Mau dibilang ntar ada konsekuensinya, its okay . Khusus untuk yg 1 ini, sy minta pengertian dan jawaban dari Pencipta sy
(bukan dr ajaran agama, krn seperti yg dbilang, agama itu mutlak, hitam hitam, putih putih sementara sy merasa case sy itu ga bisa dimutlakin seperti itu ) Makanya kalo ketemu dengan orang yg sakleg seperti anda, pasti ga akan setuju dengan pandangan sy .
Itu yg sy sebut berdamai bro. Krn sy capek berperang dengan agama dan terutama batin sy sendiri.
Bisa jd, suatu saat nanti, ketika sy menemukan pencerahan baru, sy berubah keputusan. Tapi untuk sekarang, itu keputusan yg sy ambil untuk hidup sy.
Semoga ini memperjelas maksud sy
Akan tetapi, terkadang ada situasi yang ga bisa dimutlakin seperti itu.
Ada kondisi dan sebab mengapa seseorang melakukan tindakan yang melanggar ajaran agama.
Seperti kisah nenek di atas. Apakah nenek itu bersalah? again, secara hukum iya, nenek itu bersalah. Itu mutlak dan tak terbantahkan.
Tapi apakah adil kalo lantas orang melabeli nenek itu dengan penjahat dan menjatuhi hukuman begitu saja (kalo kisahnya berhenti sampai dengan hakim yang hanya memvonis saja tanpa menolong apapun, sy rasa yg membaca ga akan terinspirasi dari kisah ini )
Sy pun ga akan berani melabeli nenek itu dengan penjahat atau pencuri. Itu buat sy sangat judgmental dan kejam. Kalo sy di posisi dia, sy jg belum tentu memilih hal yg lebih baik.
Sama seperti gay, gay sex, gay marriage yg dilabeli dengan dosa/maksiat?
Buat sy sih ga fair, judgmental dan kejam .
Itulah sebabnya sy mempertanyakan soal ini.
Sy hanya berharap kalo Pencipta sy itu seperti hakim yang adil dan punya belas kasihan. Krn sy tau, bahwa Dia selain tegas, Dia juga Maha Kasih.
Itulah sebabnya sy mengambil keputusan untuk tetap menjadi gay walau agama melabeli itu dengan dosa. Sy meminta pengertian dan kemurahan hati dari Dia .
Sorry kalo panjang lebar ngejelasin soal ini .
rame aje neh... berasa nostalgia
bro @cupuimoet situ tdrnya jam brp sih?? jam 2 pagi msh posting aje..
colek penghuni lama @amavie @blubb @furion @iwahyudi @provencal @WYATB
wish u all the best
ikutan diskusi n berpendapat dikit ya
mengenai agama sy ga byk komen, sy kurang suka diskusi yg bawa2 agama, trll sensitif lagipula "kendaraan" agama yg dibawa berbeda2, ssh dpt titik temu soalnya mgkn masing2 akan membela "kendaraan" yg mereka bawa.
"kendaraan" yg sm pun bs pny penafsiran yg berbeda..
maaf ya sy pakai istilah "kendaraan" krn buat sy memang seperti itulah fungsinya agama, membawa yg "menaikinya" menuju "tempat yang dijanjikan" kl orgnya salah2 jalan ya ke "tempat yang dikutuk"
maaf kl ada yg tersinggung dgn istilah n pemahaman sy..
sy sendiri punya "kendaraan" hanya saja saya gak paham banyak ttg "fitur dan spesifikasi" nya. sy ambil yg sederhananya saja, sy berpegang pada hukum sebab akibat.. apa yg kita tanam itu yang akan kita dapatkan.
kl kita berbuat baik nantinya jg akan dapat balasan yg baik, begitu jg sebaliknya.
gay kl dikaitkan dgn agama benar gak akan ketemu ujungnya. mirip dengan @cupuimoet yg "berdamai" dengan penciptanya..
kl sy lbh suka memakai kalimat berdamai dengan diri sendiri.
saya cape maksain diri utk menjalin hub sm cewe, saya merasa ga bahagia..
kata agama gay itu dosa.. ok! tp kl sy teruskan menjalin hub sm cewe bukankah berarti saya membohongi diri sendiri? membohongi cewe itu? membohongi org2 di sekeliling kami?? berbohong itu dosa.
trus kl nanti sdh nikah ketahuan kl sy gay.. akibatnya akan timbul masalah yg lbh besar. kesalahan2 dan dosa2 sy semakin banyak.
jadi sy memilih untuk berdamai sm diri sendiri.. sy maunya apa sy yg paling tau, apa yg bisa buat sy bahagia, saya sendiri yang paling tau..
terkesan egois.. tp sdh melalui pertimbangan2
IMHO di dalam kitab agama dipaparkan peraturan2 dan larangan2 agar manusia itu jalannya sesuai yg dianjurkan, kl melanggar berarti dosa. yg menilai dan melabeli suatu perbuatan itu dosa atau tidak hanya penciptanya. siapa sih kita sampai punya hak mewakili sang maha pengasih menghakimi sesama manusia???
manusia gak semestinya melabeli perbuatan seseorang itu dosa atau tidak. biarpun jelas tertera dlm kitab kl itu dosa.
menurut saya hanya jalannya saja yang belum benar.
agama melalui perpanjangan tangan para pemuka2 agamanya ada utk menuntun, bukan untuk memaksa manusia kembali ke jalan yang benar..
manusia bs memakai akalnya utk berpikir.. memilih jalan yang mana dengan segala konsekuensinya, yang nantinya semua pilihan jalannya itu harua dipertanggungjawabkan antara dirinya dengan sang penciptanya.
soal gay marriage ya...
sy sendiri dl berpikir buat apa sih pasangan homo (gays n lesbians) nikah? bukannya hdp bersama sdh ckp?? cm dgn kepercayaan dan sumpah lisan aj ternyata masih tidak cukup...
gay marriage diperlukan utk mendapatkan pengakuan hukum akan hak2 kita thd pasangan, thd harta benda bersama ataupun pribadi. layaknya pasangan hetero ada perjanjian harta gono gini.
bukan materialistis ya..tp mencoba realistis aja.
CMIIW ya...
sbg contoh nih, anggap kita dgn pasangan tinggal bersama tnp pernikahan. dimisalkan pasangan kt ataupun kt dlm keadaan darurat dan butuh penanganan medis secepatnya pd saat itu juga, kl kt gak nikah berarti blm legal scr hukum utk menandatangani surat persetujuan utk penanganan medis, harus tggu klrg yg sah scr hukum yg bersangkutan dtg.. dimisalkan ditunggu smp klrgnya dtg dan ternyata sdh telat dan sudah keburu dipanggil sm yg maha kuasa. nah harta benda yang ditinggalkan kyk brg2 atau rmh yg dibeli bersama, warisan2 asuransi dll itu ga bs diklaim dah sm pasangannya krn ga ada bukti hub kita sm pasangan itu apa.. jd yg bs klaim kepemilikan ya keluarganya...habis deh semua..
dengar2 skrg dengan perjanjian notaris aj sdh bisa..
tp kl bs nikah dan dpt doa restu dr klrg n tmn2 bukankah lebih indah??
masalah sex dan larangan2 ya kembali od komitmen masing2 deh... biar nanti masing2 yang tanggung jawab sendiri sm penciptanya..
mari bersalaman walaupun beda pendapat.. meminjam kalimat @chinesse28
sepakat di atas ketidaksepakatan.
kangen berat gua sm @chinesse28 gua berharap suatu saat min bs baca oceh2an lu lagi...
mari berdamai ciptakan suasana surga di dunia... drpd nggu surga yg dijanjikan kelamaan datangnya..
kalaupun nantinya ga dpt suasana surga akhirat msh bs rasain suasana surga di dunia... ^o^
Setuju , memang bukan topik fave buat diskus . Tapi terkadang memang harus didiskusikan secara sehat kan
Again, i agree with u .
Capek harus fight mulu n deny who ourself is .
Buat gw, itu bukan egois. Selama hal itu ga merugikan orang lain secara langsung, why not? Ini hidup kita kan, kita berhak untuk memilih yg terbaik dan memutuskan hal2 yg membuat kita bahagia .
Idealnya, kalo orang2 yg di sekitar kita (mis: fam) memang pengen kita bahagia, mereka akan terima kita apapun kondisi dan keputusan kita. (walau ga banyak yg bisa seperti ini)
Again, setuju lagi. Kayaknya memang pola pikir kita mirip dalam hal ini ya bro hehehehe.
Itulah sebabnya gw paling anti kalo ada orang yg ngejudge dan bilang bahwa tindakan orang lain itu dosa . Makanya kenapa gw keras banget kemaren, krn memang gw anti sma yg namanya judgmental .
Yup, gw kemaren jg mikir mau diskus soal ini, tp udah keburu teralihkan oleh topik agama hehehe, akhirnya lupa mau ngebahas soal ini . Thanks udah share soal ini, jd yg baca paling ga bisa dapet gambaran pentingnya gay marriage kalo yg memang akhirnya mo nikah yak .
Apalagi yg akhirnya gay couple yg pengen punya anak, nikah dan legalitas itu sangat penting .
Ntar kalo bahas sampai masalah anak, bisa2 jadi panas lagi ga ya . Kemaren aja gw baru bilang pro gay marriage, udah ditanya apa gw termasuk golongan STMJ , apalagi kalo gw sekarang bilang gw pro gay couple yg pengen punya anak .
#gw nyolottttt hehehehehehe
Kita bukan meniru hetero. Konsep pernikahan itu bukan hanya milik hetero, tapi memang untuk semua orang. Gay pun berhak mendapat kesempatan yg sama. Masalahnya balik2 lagi, ke yg namanya agama dan pandangan masyarakat kan . Thats why kemaren gw berusaha panjang lebar jelasin soal ini, kalo kadang hal yg mutlak itu ga bisa diberlakuin ke beberapa kondisi.
Hahahaha, ini salah satu pengadem thread . Biar ga terlalu panas yak hehehehe...
Gw udah ajak salaman dr kemaren bro , bagaimanapun gw menghargai pendapat yang berbeda dari gw. Di thread ini udah biasa toh beda pendapat yang ujung2nya salaman . Berbeda itu indah . Cuma memang gw sempet keras aja krn soal judgmental posting tadi hehehehe...
menarik sekali membaca judul trit ini. sekedar share saja, buat ane sekarang, yang terutama adalah membuat hidup ini bisa berarti dan berharga. buat apa punya istri tapi bohong seumur hidup? coz ane sampai tahap tinggal seatap sama pasangan, bukan tidak mudah, penuh tantangan dan cobaan. setelah menimbang dari pengalaman dan reaksi atas pengalaman itu membuat ane yakin dengan pilihan ane saat ini. soal sex, ane ga muna kalo itu pasti muncul, tapi toh kami bukan maniac yang sex oriented, ya sewajarnya lah. Dulu pas awal2 relasi mungkin bisa tinggi frekuensi gituannya, kl sekarang udah kayak rumah tangga gitu deh (hehehe) jadi bisa atur sama pasangan and ter-manage coz kita sama-sama sibuk kerja. kalo baca postingan awal trit ini, ane juga kepikiran buat coba relasi no sex (hope it will worked)
soal kontroversi yang menyangkut religi, ane setuju dengan konsep agama sebagai 'kendaraan'. bagi ane pribadi, kendaraan pertama dipegang dan dihidupi dg benar selalu lebih berhasil membawa sampe 7an, coz uda ngerti lama gimana cara membawanya, merawat, dll... thats why i always have kept my religion.ane dan soulmate ane sama2 insan yg taat beribadah, bahkan sampai ikut berkecimpung dlm kegiatan sosial keagamaan. otherwise, agama tu juga berhubungan dengan panggilan hati yang urusannya ame yg diatas. so, ga usa diperdebatkan lagi.
secara umum, ada hal normatif yg emang membuat ane ga bisa coming out, blak-blakan ke sluruh dunia soal jatidiri, palagi pasangan blm mau. tapi klo kelak sudah ada payung hukum yang jelas, ane pasti ga sungkan untuk open.
sori klo kebanyakan n bikin ngantuk bacanya gan! mari salaman dan hargai perbedaan opini satu dg yg lain. keep your fighting spirit not the spirit for fighting!
Seneng denger soal kisah hidupnya walau cuma sedikit (kagak kepanjangan kok bro hehehe). Boleh share ga ttg yang gw quote di atas terutama yg "coz ane sampai tahap tinggal seatap sama pasangan, bukan tidak mudah, penuh tantangan dan cobaan"? Supaya kita yg belon sampe taraf itu bisa belajar dari anda .
Btw, dr 2 komen bro2 di atas, ternyata diskus gw sama bro @boyorg, kesannya panas banget yak hahahahaha.
Im sorry guys . Bukan maksud gw buat bikin thread ini jd panas n terkesan "fight" antar penghuni hehehe.
Dari diri gw sendiri sih, gw ga marah2 kok. Malah gw banyakan ketawa pas gw baca komen n nanggepinnya. Gw bbrp kali edit postingan gw, n ada yg gw hapus n gw ganti krn gw juga terkadang mikir, postingan gw terlalu nyolot ga ya. Ternyata masih terkesan seperti itu yak .
Gw memang suka usil hehehe. Kalo ada orang yg ngebikin gw ga nyaman (bukan marah yak ), gw justru suka sentil2 tuh orang .
Buat bro @boyorg, salaman lagi yok . Salam damai dari gw hehehehe.... Jangan2 postingan gw ngebuat lo kabur dr thread ya .
Kecuali memang ada reason yg kuat harus come out, baru dipertimbangin deh. Karna buat apa come out kalo ga perlu, malah bisa2 nambah masalah yg ga perlu jg ke diri kita .
Aduhh ngajakin salaman terus, ntar aku GR hehehe
Anak2 kangen berat ma lo, boss! Hikz -V-
Memori dan kenangan mengalir deras...
Gw masih inget, setaon lalu tepat sekarang ini, 5 Maret 2012, jam 10.32 PM,
Untuk pertama kalinya gw chat langsung dengan Tim.
Bisa ngucapin langsung happy bday lewat YM.
Denger dia cerita gmana bahagianya dia, cerita tentang "kado"nya dari Jim, dan gw bisa melihat mereka saling mencintai.
Ahhh, I miss you so much, my brother.....
soal tinggal se atap, awalnya sepele, soulmate ane dari keluarga yg kurang harmonis, satu dua kali dia "ngungsi" ke tempat ane lama-lama betah deh ga pulang2 )
soal story ane... kalo diposting bisa bikin bosen coz panjaaaang bangetz
tapi ane emang pengen berbagi pengalaman, coz we gain for everything that we share, don't we?
and then about coming out; sebenarnya alasan pemikiran ane cuma biar orang ga pada nanya soal klasik sperti kapan merit? siapa calon istri? udah punya anak berapa? bla bla bla....
sekali dua kali sih kebal, tapi klo ktmu komunitas yang heterogen, hal kayak gitu bikin galau juga !
mimpi ane nanti, masyarakat bisa nerima PLU seperti kaum hetero. jadi ane bebas ngebawa pasangan buat datang ke acara keluarga, reuni, datang ke undangan formal or nonformal. ya layaknya masyarakat pada umumnya.
sori kalo jadi OOT
ane open for questions, comment, etc asal sesuai "undang2" forum ini yach! (",)