BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Renungan hari ini

edited February 2012 in BoyzRoom
ini adalah cerita lama teman
kita dia adalah : Rezpector Ricky El,doi bukan G .gw cuma ngutip cerita ini & ga bermaksud macem2 .


Suatu hari, dipersalinan rumah sakit, ada seorang ibu
yang telah melahirkan seorang anak lelaki cacat.
"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang
baru melahirkan penuh kebahagiaan kepada salah
seorang suster.
Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia
membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki
yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.

Dokter yang menungguinya segera berbalik
memandang ke arah luar jendela rumah sakit.
Ternyata, Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang
kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja
dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang
tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah
dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu
yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh
dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu
terisak-isak berkata, "Bu, Seorang anak laki-laki besar
mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Kini,
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan
dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman
sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di
bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi
ketua kelas. lalu ibunya mengingatkan, "Bukankah
nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja
lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan
dengannya.
Sampai suatu ketika sang ayah anak lelaki itu bertemu
dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan
telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa
memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus
ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya,"
kata dokter.
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa
yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya
pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan
tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia
mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera
mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi.
Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru
pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah
menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak
penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu
kemudian ia menikah dan bekerja sebagai seorang
diplomat. Lalu Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus
mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan
ini semua padaku, Karena Ia telah berbuat sesuatu
yang besar namun aku sama sekali belum membalas
kebaikannya." Tapi Ayahnya menjawab, "Ayah yakin
kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang
telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat
ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian,
belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua
rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orang tua lelaki itu tetap
menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat
yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah
dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya
yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan
lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang
terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga
tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa
memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak
seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan
sedikit kecantikannya, bukan?"
Setelah mendengar perkataan ayahnya, sang anak
lelaki itu malah menangis dihati dan dimatanya.
****

Ingat,
"seburuk-buruknya kita ibu kitalah orang pertama yang akan menerima kondisi kita . Ibulah orang pertama menangis ketika lahir didunia . Ibulah orang selalu rela mengalah demi anaknya."
Jadi, Kasihilah ibumu selagi ia masih hidup. Tidak ada
kasih dan cinta yang lebih dari segalanya selain kasih
dan cinta seorang ibu untuk anaknya. Ibumu akan
berbuat apa saja untuk melindungi dan menolong
kita saat dalam bahaya. Memberikan pelukannya disaat kita menangis "

Sekali lagi, "kasihilah ibumu selagi ia masih hidup. Jangan kecewakan dia .
Sebelum Hari Esok itu mungkin terlambat,"

nah sedikit OOT nie , teman2 sini udah ada yg pernah come out belum sama keluarga?kalau sudah,bagaimanakah reaksi mereka?

Thank you very much for reading my little opinion and if you want,you can aswer my ask . Thank's again :-)

Comments

Sign In or Register to comment.