BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Soal Esemka, Hubungan Sukiyat - Pemkot Solo Retak

edited March 2012 in BoyzRoom

MVZTYr25hk.jpg
[img][/img]
[img][/img]

Soal Esemka, Hubungan Sukiyat - Pemkot Solo Retak


Genta Wahyu - Okezone


SOLO - Hubungan mesra yang terjalin antara Pemerintah Kota Solo dan Sukiyat pemilik karoseri Kiat Motordalam memproduksi mobil Esemka tampaknya mulai retak. Keretakan ini tampak dalam bantahan Pemkot Solo terhadap pernyataan Sukiat bahwa beberapa komponen Esemka berasal dari mobil buatan Jepang.

Malahan Pemkot Solo meminta agar Sukiat menunjukan bukti Esemka merupakan prodak yang ide awalnya berasal dari Kiat karoseri.

“Kita belajar dari kegagalan Mobnas Timor dan kita menghindari tuntutan dari pemilik produk lain, sehingga seluruh komponen yang digunakan Esemka asli buatan sendiri dan tidak ada penggunaan onderdil produk Jepang pada Esemka. Bila tidak percaya, silakan datang dan silakan dicek langsung,” jelas Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Sulistyo Rabono di Solo, Jawa Tengah, Minggu (4/3/2012).

Beberapa komponen yang dianggap mengambil prodak mobil lainnya, seperti Gardan, gigi transmisi, sasis mobil, serta tangki bensin mobil Esemka, menurut Sulistyo seluruhnya diproduksi sendiri dengan bekerjasama dengan PT Krakatau Steel, usaha kecil menengah, SMK di Solo, Klaten dan Magelang, serta kalangan Universitas di Solo.

“Kita akui saat awal-awal kita lahir, menjalin kerjasama dengan China.Tapi ini sebatas kerja sama. Sedangkan komponen-komponen yang ada di Esemka semuannya dibuat sendiri tanpa menggunakan produk lain. Termasuk saat membuat komponen tangki bensin, kita minta bantuan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk membuatkannya,” katannya.

(abe)

.................



Pemkot Solo Beberkan Kebohongan Sukiyat


Genta Wahyu - Okezone


SOLO - Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo secara tegas mengatakan ide lahirnya mobil Esemka bukan berasal dari Sukiyat, pemilik Kiat Karoseri, Klaten, Jawa Tengah. Sukiyat baru bergabung dalam produksi Esemka sejak tahun lalu, sedangkan rencana memproduksi Esemka sudah mulai sejak 2007.

“Dan yang memproduksi murni mobil Esemka seluruhnya dikerjakan para siswa SMK,” kata Rudy di rumah dinas Wali Kota, Minggu (4/3/2012).

Selain itu, kata Rudy, siswa SMK yang dilatih di bengkel Sukiyat tidaklah gratis. Seluruh siswa yang menjalani pelatihan di Karoseri bengkel milik Sukiyat harus mengeluarkan biaya sebesar Rp4,5 juta.

“Bohong kalau siswa SMK dilatih gratis. Para siswa ini membayar agar bisa ikut pelatihan membengkel di sana sebesar Rp4,5 juta,” jelas Rudy.

Kemarahan Pemkot Solo terhadap pemilik Bengkel Karoseri yang ada di Klaten,Jawa Tengah, ini mencuat, setelah Sukiyat mengatakan bahwa seluruh komponen mobil Esemka menggunakan onderdil mobil buatan Jepang.

“Saat itu di tahun 2007 kita memulai merencanakan pembangunan kawasan teknologi terpadu, disusul tahun 2009 berdirinya PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan termasuk master plan mobil Esemka. Kok bisa-bisanya dia bilang sudah memulai sejak 2009,” katanya.

(abe)
Sent from Indosat Internet


@Ambigu @boljugg @samme @hottie_chaser @tobleron @ksatriajujur @marmoet99 @furion @rhyuuga @ghaniprijatna @Rez1 @008spermax @senobsr @andre

@Irawan01 @LED @alex1982 @samme @bondi @happylanderz @devano_mahiswara @blueguy86

Comments

  • http://blog.imanbrotoseno.com/?p=1577#more-1577


    16 January 2012


    Esemka..............



    Posted by iman under: DALAMNEGERI; EKONOMI .

    esemka


    April 1993. Marimutu Sinivasan diundang oleh Presiden Soeharto ke Bina Graha. Saat itu penguasa orde baru itu mengatakan bahwa Indonesia masih mengimpor semua komponen otomotif dan menjadi sekadar perakit. Inti percakapan itu, Soeharto meminta pengusaha Indonesia harus bisa membuat sendiri komponen mesin serta memproduksi sendiri mesinnya.
    Sebenarnya agak aneh, karena pabrik Group Texmaco ini bukan industry otomotif seperti Astra. Bukan juga punya pengalaman karoseri seperti Armada atau beberapa perusahan asal Magelang. Mereka awalnya lebih dikenal sebagai penghasil tekstil sampai mesin industri, termasuk mesin tekstil.

    Lima tahun kemudian. Dua bulan sebelum turun dari kekuasaannya, Presiden Soeharto akhirnya meresmikan produksi perdana truk buatan dalam negeri sendiri. Ia memberi nama “Perkasa “ pada truk buatan pabrik milik Marimutu Sinivasan. Ini adalah kendaraan otomotif buatan dalam negeri yang pertama. Berbeda dengan merk ‘ Timor ‘ yang hanya ganti merk. Sementara body, mesin dan onderdilnya tetap dari KIA.

    Namun keperkasaan Perkasa hanya sebentar. Ia keburu tenggelam seiring turunnya Soeharto. Tak ada yang salah dengan kemampuan mesin atau desain truknya. Problemnya selainnya rontoknya group Texmaco karena krisis moneter. Juga Texmaco tidak punya pengalaman urusan industry otomatif. Jual kendaraan truk, bukan urusan menjual saja. Tapi juga ada kesediaan spare parts, after sales service dan sebagainya.
    Sementara pabrik truknya hanya di Karawang, Jawa Barat.

    Kini demam mobil nasional kembali marak, dengan munculnya mobil ESEMKA yang dibangun anak anak SMK Solo dan pemilik bengkel Sukiyat. Walikota Solo segera menyambar propotype pertama mobil ini untuk kendaraan dinasnya. Lebih enak daripada Toyota Camry katanya. Sejarah seperti berulang, ketika tahun 1894, Pakubuwana X membeli Mercedes Benz Phateon, buatan Jerman sebagai mobil pertama di Indonesia.

    Tiba tiba saja semua orang ingin membeli mobil ESEMKA. Anehnya yang paling nafsu memiliki mobil ini justru politisi, orang partai, ormas, menteri sampai anggota DPR. Tak pernah terdengar orang biasa biasa saja yang memesan mobil ini. Euphoria ini menjadi komodoti baru tentang nasionalisme dan keberpihakan pada rakyat.
    Tak mau ketinggalan. Sekolah Menengah Kejuruan di kota lain, juga berlomba menghasilkan produk otomotif. Seperti di Magelang, Jogja, Malang. Bahkan di SMK Penerbangan di Jakarta, mengklaim. Pesawat terbang pertama buatannya akan siap terbang akhir Januari 2012. Pesawat ini dibanderol 1,3 milyar saja.

    Jokowi tidak salah, demikian juga para politisi dan birokrat yang ramai ramai memesan. Mereka hanya menggunakan momentum. Walau mobil ini belum lulus uji kelayakan dan tetek bengek lainnya sebelum diluncurkan ke masyarakat.
    Sebenarnya pekerjaan rumah tentang mobil nasional adalah bagaimana membuat penduduk negeri ini bangga menggunakan produk atau merk dalam negeri. Sudah menjadi rahasia umum kalau orang lebih suka memiih merk luar negeri. Proton yang didirikan tahun 1983 membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk bisa masuk jajaran merk merk di pasar Malaysia.

    PetaniFenomena ini justru semakin menegaskan betapa tidak populernya industri pertanian dan peternakan. Murid murid Sekolah Kejuruan hanya mudah terpikat dengan komoditi sexy seperti otomotif. Lupa, bahwa bahwa ada bidang Pertanian, Kelautan dan Peternakan yang juga membutuhkan inovatif mesin mesin tepat guna. Pengguna mobil hanya sebagian kecil penduduk negeri yang hidup di perkotaan.

    Sekaligus menunjukan salah urus metode pembangunan negeri ini. Menggenjot pabrik barang barang consumer, lalu melabeli dengan stempel ‘ rakyat ‘. Kalau perlu nanti membangun pabriknya di atas lahan subur pertanian, dengan menggusur sawah sawah produktif.
    Emil Salim, pernah menjelaskan ini. Mestinya pabrik pabrik dan industri jangan dididirikan di tanah Jawa yang subur.

    Kembali ke Esemka. Saya sebagai pencinta otomotof mungkin memiliki pandangan pragmatis sebagai konsumen. Lupakan nasionalisme. Tidak penting jargon mobil rakyat. Jika harus memilih, saya akan memilih merk asal Jepang yang harganya tidak beda jauh, namun punya track record sebagai brand, jaringan service, kesiapan spare parts dan tidak cepat rusak.

    Tidak perlu kuatir tentang permodalan. Bakrie konon sudah woro woro akan membantu urusan permodalan agar mobil mobil Esemka siap diproduksi massal. Yang paling penting adalah kesiapan menjadi bagian dari industry. Juga keberpihakan Pemerintah. Katakanlah meniru cetak biru Malaysia membangun Proton atau India dengan merk Tata.
    Kita bisa membuat pesawat terbang dan kapal laut, tentu tidak masalah membuat mobil.

    Pertanyaannya apakah SMK itu industri ? bukankah itu hanya sekolah kejuruan setingkat SMA yang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, dengan kata lain buruh industri.
    Para siswa SMK masih menggunakan cara manual, diketok untuk membentuk rangka body. Sementara sebuah industri massal tentu sudah memakai cara lebih modern dengan cetakan. Untuk satu mobil dibutuhkan waktu 3 – 4 bulan. Tidak bisa dibayangkan jika siswa SMK harus memenuhi quota ribuan kendaraan. Berapa orang siswa yang dibutuhkan untuk mengetok, atau 23 SMK di seluruh Indonesia harus mengerjakan urusan merakit mobil.

    Semangat anak anak SMK ini tetap perlu dijaga dengan proporsi yang tepat. Sesuai jalurnya. Bukan dikarbit memasuki industri. Jangan hanya menjadi komoditi bagi para petualang politik. Juga pemahaman tentang pasar bebas dan konsumen adalah raja. Bagus tidak sebuah produk ditentukan oleh konsumen, bukan promosi Walikota atau proteksi dari Menteri. Jalan masih panjang. Teramat panjang untuk mencapai sebuah brand yang mumpuni.

    Phateon milik Sri Susunuhan lebih sering jadi pajangan. Bukan karena raja tidak bisa menyetir. Tapi karena tidak ada bengkel mobil di kota Solo, sehingga ketika rusak, pilihannya hanya kembali ke kereta kuda.
    Sukiyat mesti berkaca dengan Marimutu Sinivasan. Pasar bebas dan konsumen akan menentukan hidup matinya sebuah produk. Bukan dukungan politis.




    .............................
    .....Antyo Says:

    16 January 2012 at 10:42 am.

    +10
    Sebagai kegiatan praktik, bolehlah “merakit” mobil. Cara yang lebih mrah dan praktis ya praktik kerja di industri otomotif. Lantas yang terjadi adalah pencitraan. Semu. Sama sepertimisalnya saya harus berpura-pura menyukai sepatu lokal yang kebetulan gak sreg di hati, padahal harganya sama dengan sepatu impor yang saya suka kalo lagi sale up to 80% — dengan kualitas sol dan kulit lbh bagus.

    Jokowi tak salah. Dia ingin membesarkan hati murid sekolah,bagian salah satu sektor yang juga menjadi tanggung jawab wali kota. Yang aneh adalah para pembebek.Mereka ini memang penempuh jalan pintas. Sebuah mobil bisa dirakit secara ngebut, tapi setelah bisa distarter butuh pengujian, sertifikasi. Ingat status motor roda tiga yang sempat mengggantung itu? Ingat double cab yang sempat menggantung statusnya sebagai mobil barang atau mobil pribadi jenis weekende vehicle?

    Bung benar, industri bukan soal gampang. Industri dan sekadar membuat adalah dua hal yang berbeda. Ah aya ingat maraknya karoseri 80an dengan bodi plastik itu. Mobil sport pun bisa dibikin. Eh, Suzuki Marvia masih ada di Ancol dan Bali gak ya, Bung?



    Fikry Fatullah Says:

    16 January 2012 at 9:51 am.

    Aku setuju bgt sama bagian:

    “Bagus tidak sebuah produk ditentukan oleh konsumen, bukan promosi Walikota atau proteksi dari Menteri..”

    Saat sebuah produk sudah dilepas kepasaran dia sendirian. IA benar-benar harus berjuang dengan nama baiknya (brand), persepsi masyarakat (positioning), dan ke-khusus-an produk tersebut diantara pesaing2nya (Differentiation).

    Masyarakat Korsel bisa dengan senang hati menggunakan samsung karena produk tersebut benar2 kelas dunia. Saingannya aja Apple. Proton juga sudah teruji oleh waktu, petronas udah digunakan di formula one. Semua memperoleh kredibilitasnya sendiri setelah ditempa oleh waktu dan pasar.

    Berhentilah mengiba dukungan masyarakat krn merupakan produk anak bangsa dan mulailah membuat suatu produk yang benar-benar layak untuk masyarakat Indonesia.

    Great Post Mas!!




    ....
  • yg perlu hanya improvement utk menyamai kualitas mobil pd umumnya.
    dan dilema yg satu ini adalah industri non otomotif yg seakan sudah di bawah kelas 2 mungkin
    sebut saja pertanian.
  • MObil esemka lagi mobil esemka lagi, nih mobil cuma jadi kendaraan politik nya si Jokowi buat pencitraan dan show off kemana-mana. kasian anak SMK nya, kesan nya mereka hebat bnget bisa bikin mobil. padahal cuma ngerakit doang. tapi krna blow up media dan pemkot Solo, bahasa nya jadi lebay bin norak. bhkan terkesan sombong dan mengada-ngada.

    Pak Sukiyat besok2 harus tau bedakan mana bisnis, mana politik. meskipun keduanya sama-sama kejam dan tidak kenal teman.
  • @awi_77

    hihiii;....lu pinter juga...
    marketing nya parte merah kan emg luar biasa;...preman aja bisa dijual jadi kiyai...liat aja di daerah2 wakil nya pada masuk bui modal sokongan ormas2 preman...

    kalo urusan gede2 in nama mereka jago bgt;...mk nya anak cucu masi ada surname bakal dijual namanya buat langgengin hegemoni;..risih bgt gw...

    kapabel tidak nya nggk penting;..jual mulut dan ludah dgn mjdi pengusaha parpol/ pengusaha berusaha dan dapet penghasilan dari berpolitik dan ber bual2...;alias modal ndhoboss....

    kalo urusan mobil;..emg nya gampang anak setara SMU bikin sistem dan konsep mekanika etc / integrated bgt tuh bidg nya yg bisa dipertanggungjawabkan hgg layak pakai dan aman...
    yg lulusan kuliah aja masih diuji ampe pakar bgt...

    jaman parte bnyk dan arah disintegrasi / demokrasi liberal ala Amrik kyk gini kalo ngk modal populer susah;..mk nya bnyk artis berhasil dalam pilkada...ngk harus pinter;..yg penting modal ngetop dan bicara galak kyk di Parlemen Senayan aja cukupp...


    kyk blog di atas:
    .....Pertanyaannya apakah SMK itu industri ? bukankah itu hanya sekolah kejuruan setingkat SMA yang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, dengan kata lain buruh industri.

    Para siswa SMK masih menggunakan cara manual, diketok untuk membentuk rangka body. Sementara sebuah industri massal tentu sudah memakai cara lebih modern dengan cetakan. Untuk satu mobil dibutuhkan waktu 3 – 4 bulan.

    Tidak bisa dibayangkan jika siswa SMK harus memenuhi quota ribuan kendaraan. Berapa orang siswa yang dibutuhkan untuk mengetok, atau 23 SMK di seluruh Indonesia harus mengerjakan urusan merakit mobil.

    Semangat anak anak SMK ini tetap perlu dijaga dengan proporsi yang tepat. Sesuai jalurnya. Bukan dikarbit memasuki industri.

    Jangan hanya menjadi komoditi bagi para petualang politik.

    ................

    Kemarahan Pemkot Solo terhadap pemilik Bengkel Karoseri yang ada di Klaten,Jawa Tengah, ini mencuat, setelah Sukiyat mengatakan bahwa seluruh komponen mobil Esemka menggunakan onderdil mobil buatan Jepang.

    ....


Sign In or Register to comment.