It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Oya, saya belum menuliskan film bertema LGBT terbaik tahun ini. Memang tidak masuk dalam daftar 20 terbaik tahun ini, tetapi karena topiknya yg khas, saya bikin kategori khusus.
Imitation Game-nya Benedict Cumberbatch memang sangat kuat terutama dr segi akting. Tetapi sebagai sebuah biopic utuh, film ini datar dan gak istimewa. Saya bahkan mencium gejala overrated. The Way He Looks akan jadi film istimewa jika 30 menit terakhirnya tidak jatuh dalam melodrama klise. So, pilihan saya jatuh pada,
Lilting (Hong Khaou, UK)
Apa yang bisa kamu ceritakan tentang pasangamu yang sudah meninggal? Kamu menceritakannya pada ibu dari pasanganmu yang sudah tua yg tidak mengetahui kehidupan anaknya sebelum meninggal? Dan terutama, kamu gak bisa ngomong dg bahasa yang sama dengan ibu mantan pasanganmu itu karena berbeda budaya? Ben Wishaw menjawab tantangan ini dengan akting yang gemerlap, saat ekspresi dan akting bisa melampaui keterbatasan dialog kata-kata. Film ini, seperti film-filmnya Tsai Ming-liang, diisi karakter-karakter unik dengan alur yang mengalun lembut. Dan hampir sepenuhnya hening.
I love you wing. Hahaha. Seems like you love movie so much.
@ahmedbintang : now it's your turn. Tell us what you think about 2014 films (most favorite, most hated, etc). Hehe.
trus aku ngrasa kalo Gabriel butuh alasan yang lebih, buat dia suka sama Leo, dia anak baru gak jelek gak di bully di sukai sama cewe populer di kelas, jadi kayak kenapa dia harus suka sama Leo yang buta, iya mungkin mau nunjukin cinta itu buta tapi kayak masih nggak sreg aja
trus karakter paling tak suka Giovanna, di sepanjang film aku kayak khawatir sama si Giovanna ini bakal gimana nantinya, she's just captivating
buat cerita ide buat si leo mau exchange student lebih seru buat di explore atau ending daripada iya melodrama klisse mungkin, walaupun emang satisfying.
kataku gay themed movie paling bagus yang pernah tak tonton weekend mungkin
hehe..maaf posting saya panjang
^:)^
oh ya aku suka banget locke hehe
@Adamx : yes I do. Kalau datang ke festival film eropa, dll kebanyakan film yg diputar sudah saya tonton. Tapi tetap saya datang. Biasanya alasannya karena dua: saya lg suntuk butuh udara luar dan diajak sama teman. Untuk beberapa film bioskop, saya tonton beberapa kali di bioskop (asal ditraktir untuk yg kedua/ketiga, hehe). tapi biasanya emang selektif juga sih. Film-film yang so-so (atau jelek) males juga sih ditonton 2x (kecuali ada temen yg ngajak dan sukses maksa saya, tapi itu jarang-jarang banget).
@papiapa nice review. Saya juga nubi kok. bahkan cupu banget. Gak bisa ngedit video dg bener, haha. Saya tergoda nonton "The Way He Looks" karena ripiyunya yang gemerlap. Tapi emang gak sedahsyat yang ditulis. Seperti yang kamu bilang, terlalu banyak plothole dan dramaturgi berlebihan yang mengganggu. Haha.
Dan yep, Locke emang bagus. Saya awalnya pesimis Hardy bisa melakukan solo acting, tapi dua menit pertama udah bikin saya kecele dengan cara yang menyenangkan.
saya kalo nonton foreign movie yang berat harus nyiapin mood dulu, soalnya kadang kalo gak pas mood jatuhnya ngawang ato gak mudeng hehe, pernah dulu nonton Monsieur Lazhar akhirnya diakhir bingung banget
Monsieur Lazhar bukannya 'sederhana' ya? Tapi yah namanya juga film drama. Haha.
Btw, karena baru kemarin dpt akses internet, baru tahu kalau LSF ngelarang pemutaran terbuka untuk film "The Look of Silence". Sigh. Setengah abad berlalu. Dan orang-orang masih saja mau ditakut-takuti.
saya bingung di Monsieur Lazhar soalnya saya bingung nangkep konflik utamanya, tentang masalah imigrasi nya dia ato masalah traumanya muridnya ato masalah kultur pengajarannya, (agak agak lupa juga si, udah lama nontonnya)
haha saya malah baru tau ada film The Look of Silence trus baru googling ternyata sequelnya The Act of Killing, yang aku juga belum nonton hehe..
btw, aku baca reviewnya bang Wing yang buat Hobbit Battle of the Five Armies di threat sebelah, tapi aku agak kurang setuju menurutku addition nya di film itu banyak yang gak penting, banyak yang mau dibikin epic tapi gagal, si Bilbo nya kmn? (aku udah kecewa di film ke dua karena seharusnya film ke dua ini semua tentang Bilbo tapi masuk cerita dramanya si Kili sama Tauriel), menurutku mungkin addition bisa lebih nge-ekspos ke masing masing karakter dwarfnya biar pas adegan perpisahannya Bilbo di Battle of Five Armies lebih kerasa nggigit kayak perpisahannya Frodo sama Sam pas mau Undying Land, karena karakternya masing masing hobbit diceritain disitu jadi gak berasa kayak karakter yang cuman harus ada karena di bukunya ada. Trus juga scene-scene nya si Alfrid menurutku gak penting banget, bikin film ini gak jelas maunya, mau jadi komedi ato perang yang keren. Kalo di Battle of Five Armies kataku Addition yang paling worth watching menurutku semua adegannya Thranduil, gak tau kenapa suka banget sama orang itu, kayak berasa elf jenis baru yang graceful as f**k even at battle. haha
menurutku FIlm ke tiga ini ada bagian bagian yang keren emang kayak waktu perang nya pecah trus si Thranduil gak mau bantu tp akhirnya bantu juga, tapi terus pas masuk battle 1 lawan 1 mulai gak seru lagi, bagiannya Saruman, Elrond, sama Galadriel di Dol Guldur (keren pol sampe heran kenapa Saruman ada adegan sekeren itu, tapi Gandalf gak pernah ada battle yang kayak gitu), tapi lebih banyak tambahan-tambahan yang gak penting.
trus menurutku Hobbit Series ini berasa bingung mau dibawa kayak gimana, mau dibawa kayak cerita petualangan sama bumbu komedi kayak novelnya, apa dibawa model Lord of the Ring. satu lagi Martin Freeman kataku pas banget jadi si Bilbo, tapi potensinya kurang di pake.
maaf banget ini kalo postingan saya kepanjangan dan mungkin OOT. kalo ada salahnya dari pemahaman saya juga bisa dibenarkan biar pikiran saya terbuka. haha CMIIWW ^:)^