It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
BNYAK bgt yg k0men...
Maaf bgt, kiki bknx ga tanggung jwb. Bknx gmau nglanjutn crta CGL, Sbnrx pgn bgt bs nglnjtin tp kiki slma 1 bln lbh ni di JKT. dsna ada urusan dan dsna tggal drmh s0dara. Dsna ga ad k0mputer apalagi laptop. Jd bknx gmau nglanjutin crta ni tapi g bs nglanjutin krna ga ada medianya. Skrg kiki uda di Sby, kiki bkal aktif lg bwt nglnjutin crta ni.
Skli lagi MOHON MAAF utk smuanya.
:')
-.Kiki Wellian.-
BNYAK bgt yg k0men...
Maaf bgt, kiki bknx ga tanggung jwb. Bknx gmau nglanjutn crta CGL, Sbnrx pgn bgt bs nglnjtin tp kiki slma 1 bln lbh ni di JKT. dsna ada urusan dan dsna tggal drmh s0dara. Dsna ga ad k0mputer apalagi laptop. Jd bknx gmau nglanjutin crta ni tapi g bs nglanjutin krna ga ada medianya. Skrg kiki uda di Sby, kiki bkal aktif lg bwt nglnjutin crta ni.
Skli lagi MOHON MAAF utk smuanya.
:')
-.Kiki Wellian.-
Author : Kiki Welliansyah
Genre : Yaoi Romance-Comedy, Fantasy
Contact :
• Fb : Kiki Wellian Delvetian
• Blog : flipflop-delvetian.blogspot.com
• Twitt : @Izmun_Dellionz
a story about Naufal Nafarone, as Naufal
and
Yelsin Malvino, as Malvin…
What happened?
May it’s real?
Where’s my soul?
Why must me?
When this bad dreams will be end?
Believed me… I never want it! I must be loved with HIM? Really, I hate it!
===========================================
~Author P.O.V~
Cerita Sebelumnya…
~Flash back~
Sepanjang hari mereka berdua menjalani hukuman tersebut, hingga bel tanda pulang sekolah berbunyi dan hanya mereka berdua yang masih berada di dalam kelas tersebut. Anak-anak lainnya sudah pulang beberapa menit sebelumnya…
“Cape’ kan? Pegel?” ujar pendamping kelas tersebut
“Banget kak!” keluh Naufal
“Ya udah, hukuman kalian udah selesai. Lain kali jangan kayak gitu lagi! Paham?” seru pendamping kelas tersebut, lalu segera berlalu
“Thanks kak!” seru Naufal senang, lalu segera duduk untuk melemaskan otot tangan juga kakinya
“Eh!” lenguh Naufal kaget, saat Malvin mendekat ke arah wajahnya. Kini wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa centi. Seketika itu jantung Naufal pun berdegup kencang, darahnya berdesir hebat.
“Thanks!” gumam Malvin sembari mengusap peluh yang ada di kening Naufal
“_______” Naufal hanya terdiam, ia begitu gugup
“Kok diem? Pulang yuk?”
“Eh, sorry! Iya-iya!” timpal Naufal gugup
“Elo naik apa? Mau bareng gue?”
“Ngga’ ah! Gue udah biasa naik bus.” Tolak Naufal
“Gapapa… Emang rumah lo dimana?”
“Di Citra Land.”
“Beneran?”
“Iya! Emang kenapa?”
“Rumah gue juga di daerah situ. Gue baru pindahan di situ.”
“Hah? Seriusan?” timpal Naufal tak percaya
“Iya! Rumah gue di blok E.”
“Tu… Tunggu! Jangan-jangan rumah lo blok E No. 09?
Soalnya di blok E cuman rumah itu yang kosong dan katanya sih bakal dihuni sama orang baru.” tanya Naufal
“Kok lo tau?”
“Rumah gue di seberang rumah itu!” terang Naufal
“Oh ya? Serius?”
“Iya!” seru Naufal bersemangat
“Kebetulan banget! Berarti kita tetanggaan.
Ya udah, lo pulangnya bareng gue aja!”
“Iya deh!”
“Gitu dong!”
-
-
-
Sejak itu lah mereka mulai dekat, mulai saling mengenal…
Tak butuh waktu lama untuk menjalin keakraban diantara mereka.
Baik Naufal maupun Malvin, mereka sering bermain di rumah satu sama lain.
Keluarga Malvin maupun Naufal begitu saling mengenal.
Tak hanya di lingkungan rumah, mereka berdua juga selalu bersama ketika berada di sekolah. Hingga suatu hari, mereka berdua saling membenci satu sama lain.
Mereka berdua akhirnya menjadi musuh, sama-sama memiliki geng mereka masing-masing.
Setiap hari mereka saling mengolok, menjatuhkan, mengalahkan, dsb.
Semua itu karena ulah Feldy dan kedua sahabatnya…
“Guys!” seru Feldy pada kedua sahabatnya
“Yoi?” jawab mereka berdua serempak!
“Makin hari si Sherly makin deket aja sama si Malvin. Tuh anak ngga’ dengerin omongan gue! Awas aja ntar!” seru Feldy sembari menatap tajam ke arah Malvin yang tengah bersenda gurau dengan Sherly
“Kalian ada rencana buat ngerjain dia?” tanya Feldy pada kedua sahabatnya
“Apaan ya?” gumam Bara
“Tunggu…! Gue punya ide!” sahut Dewa
“Apaan?” tanya Feldy penasaran
“Kita ancurin aja persahabatannya Naufal sama Malvin. Kalian berdua tau kan, kalo’ mereka berdua itu deket banget sejak masa MOS sampe’ sekarang. Coba bayangin kalo’ persahabatan mereka ancur!
Lo pengen banget kan lihat Malvin menderita, Fel?
Kalo’ si Malvin kehilangan sahabatnya, pasti dia bakalan menderita banget!” terang Dewa
“Walau agak gimana gitu rencana lo, tapi oke juga! Lagian gue juga lagi ngga’ ada ide buat ngerjain dia.” timpal Feldy
“Nih, gue udah ada rencana buat persahabatan mereka bubar…!”
“Apaan?” tanya Feldy antusias
“Gini, elo tau kan kalo’ Malvin dari dulu suka sama Naya?” kata Dewa
“Hm’em… Trus?” timpal Feldy
“Kita adu domba mereka berdua melalui Naya. Elo paham kan maksud gue?”
“Good job!” seru Feldy bersemangat
-
-
-
~End Flash back~
“Vin!” seru seseorang yang membangunkan lamunan Naufal. Diikuti dua orang anak yang berlari di belakangnya, lelaki tersebut berlari melewati koridor
“Gimana keadaan Naufal?” Tanya Sandy sembari menghela nafas
“Udah agak baikan sih!” timpal Naufal yang saat ini tengah berada di dalam tubuh Malvin
“Ya udach guys, kita buruan lihat keadaan Naufal yuk!” seru Sandy, lalu melangkah masuk menuju ruangan tersebut diikuti Fian dan Tristan
-
-
-
Beberapa bulan kemudian…
~Author P.O.V~
“Fal?”
“Eh!” Naufal tersentak kaget
“Ngapain lo di sini?”
“Eh! Ehmmm… Nungguin nyokap. Rapat wali murid untuk pengambilan raportnya belum selesai ya?” tanya Naufal
“Bentar lagi kayaknya. Emang lo ngapain di sini? Kenapa ngga’ di kantin aja bareng anak-anak yang lain?”
“Nggg… Gapapa! Lagi pengen sendiri aja!” timpal Naufal
“_______” Gadis tersebut hanya terdiam, lalu membalikkan badan
“Kemana?” tanya Naufal
“Gue takut ganggu lo aja! Katanya pengen sendiri?”
“Engga’ kok!
Duduk!” seru Naufal
“Aneh ya!”
“Apanya yang aneh?” tanya Naufal bingung
“Udah hampir dua tahun lo ada di tubuhnya dia, tapi tetep aja gue masih belum bisa terbiasa.” komentar gadis tersebut
“Maksud lo apa, Sher?” gumam Naufal
“Begitu lah! Gue yakin sebenernya elo paham kok sama maksud gue. Walaupun kalian berdua cukup sering ciuman buat balik ke tubuh masing-masing, tapi tetep aja kalian lebih banyak menghabiskan waktu bukan di tubuh kalian masing-masing.” terang Sherly
“Trus, maksud lo dengan kata “aneh” apa?”
Sherly tersenyum simpul, lalu menepuk bahu Naufal. “Yang bikin aneh, meskipun kalian udah ngejalanin hal ini selama hampir dua tahun, tapi sampe’ sekarang gue masih ngerasa ganjil waktu ngomong sama elo disaat lo ada di tubuh Malvin.” terang Sherly, lalu membenarkan dasinya
“Dasar!” seru Naufal sembari menjitak kepala Sherly, lalu tersenyum simpul
“Sakit bego’!”
“Hahaa… Sorry!”
“Ngga’ kerasa ya, sekarang kita udah kelas XII. Bentar lagi kita bakalan ninggalin masa-masa SMA.” gumam Sherly
“Iya juga ya!”
“Fal?”
“Hmmm…?” gumam Naufal sembari menatap langit
“Gue mau ngomong sesuatu sama elo!” pinta Sherly sembari menggenggam tangan Naufal
“Apa? Kayaknya serius banget!”
“Elo tau kan, sekarang udah dua tahun lebih kalian berdua ada di tubuh yang berbeda.”
“Trus?” gumam Naufal
“Apa lo ngga’ mau buka hati buat Malvin?
Supaya kalian berdua bisa cepet balik ke tubuh masing-masing. Dua tahun bukan waktu yang singkat, Fal!” terang Sherly
“________” Naufal hanya terdiam, lalu menatap rerumputan hijau dengan pandangan kosong
“Fal?”
“Please, jangan bahas ini lagi…”
“Elo ngga’ kasihan sama Malvin?
Dia udah nunggu selama dua tahun supaya lo mau nerima dia, supaya kalian bisa cepet lepas dari masalah itu. Apa lo ngga’ kasihan sama dia?
Apa lo ngga’ cape’ selama dua tahun hadapin masalah itu?”
“Percuma…”
“Kenapa?” seru Sherly
“Percuma, karna gue belum bisa tulus cinta sama dia. Meski dari dulu gue nerima dia, tapi kalo’ gue belum bisa tulus 100% tetep aja masalah itu ngga’ akan selesai.
Jadi lo jangan nyalahin gue karna sampe’ sekarang masalah itu belum juga selesai.”
“Gue bukannya nyalahin elo, tapi…”
“Gue butuh waktu, Sher!”
“Elo selalu ngomong gitu! Sampe’ kapan lo butuh waktu?
Dua tahun masih kurang, hah?
Lo ngga’ kasihan sama Malvin, sama segala pengorbanannya selama ini buat lo, sama segala kesabaran dia buat ngasih waktu ke elo?
Sampai kapan lo butuh waktu? Emang lo ngga’ cape’ hadapin masalah itu sampai saat ini? Lo ngga’ pengen balik ke tubuh lo?” timpal Sherly
“_________” Naufal hanya terdiam sembari menatap Sherly dengan tatapan kosong
“Fal? Jawab!” seru Sherly sembari mengguncang tubuh Naufal
“Apa semua ini karna dia? Lo masih cinta sama dia?
Iya?”
“________” sekali lagi, Naufal hanya terdiam dengan tatapan kosong sembari mengenang masa lalu
“Asal lo tau, bahkan dia udah dari dulu balik ke Fillipina, dia juga udah ngga’ cinta lagi sama lo gara-gara peristiwa itu. Dan gara-gara dia lo jadi benci sama Malvin, gara-gara dia juga lo ngga’ bisa tulus cinta sama Malvin dan gara-gara itu semua masalah itu sampe’ sekarang belum juga selesai.”
“Sekarang gue nanya sama lo, apa gue salah mencintai orang yang sejak gue kecil udah cinta sama dia tapi gue cuman bisa mendam perasaan itu, tapi ketika datang satu-satunya kesempatan buat milikin dia semuanya ancur cuman karna orang baru yang hadir dikehidupan gue ketika gue SMA?
Elo ngga’ tau, gimana kecewanya gue. Emang gue dulu udah coba buat ngelupain dia dan berusaha buat mencintai Malvin, tapi makin lama gue malah makin cinta sama orang itu dan malah makin benci sama Malvin.” terang Naufal
“Gue tau, semua itu salah gue. Gara-gara gue, lo jadi ikut masuk dalam masalahnya Malvin hingga harus tukeran tubuh. Dan lo mesti inget, Malvin khilaf, Fal!
Ketika Key nembak lo, Malvin ada di tubuh lo. Gue tau kalo’ lo bener-bener ngarepin hal itu sejak dulu. Tapi takdir berkata lain, Fal!
Mungkin saking cintanya dia sama lo, makanya ketika Key nembak lo, Malvin yang sedang berada di tubuh lo langsung nolak dan bilang kalo’ lo udah punya cowok, yaitu Malvin.”
“_______” Naufal hanya terdiam
“Semenjak kejadian itu Key bener-bener sakit hati dan beberapa bulan kemudian balik ke Fillipina sekaligus ngebatalin niatnya buat nerusin sekolahnya di Indonesia. Gue tau, Key pengen banget sekolah di Indonesia cuman demi lo, tapi karna Malvin semua itu jadi batal. Dulu lo udah berusaha ngelupain Key dan bakal berusaha mencintai Malvin, lo juga udah maafin Malvin karna hal itu. Malvin juga udah bener-bener nyesel.
Tapi semenjak dikelas XI, lo berubah. Elo jadi makin cinta sama Key dan jadi benci sama Malvin. Kalo’ gitu caranya, kapan kalian berdua bisa cepet-cepet balik ke tubuh masing-masing?”
“Cukup!”
“Elo dulu bilang udah tulus maafin Malvin, udah mulai tulus cinta sama dia dan udah bisa ngelupain Key. Tapi mana?”
“Cukup!”
“Elo tuh egois tau ngga’! Lo cuman mikirin perasaan lo dan berada disudut pandang lo sendiri tanpa pernah ngelirik sedikitpun sudut pandang Malvin.”
“Gue bilang, cukup!” pekik Naufal
“Fal!” pekik Sherly geram
“Asal lo tau aja ya, harusnya gue ngga’ ikut dalam masalah kalian berdua. Harusnya sekarang gue bahagia sama Key dan sekolah bareng dia di sini. Tapi gara-gara kalian berdua, semua itu jadi mustahil. Kenapa sih harus gue yang ikutan dalam masalah kalian?
Elo pernah ngga’ mikir gitu? Segampang itu lo ngatain gue egois!“ kata Naufal, lalu berlalu. Sedangkan Sherly hanya terdiam dan menatap punggung Naufal yang kian lama kian menjauh
-
-
-
Naufal berlari melewati koridor sekolah. Mencoba mencerna apa yang baru saja dilaluinya. Namun saat dia berbelok,
Braaaakkkk!
“Arrrggghhh…!” lenguh Naufal sembari memegangi sikunya
“Naufal?” seru cowok tersebut
“Kalo’ jalan mata lo berfungsi ngga’ sih? Punya mata tapi ngga’ digunain dengan baek!”
“So-sorry, Fal! Lo gapapa kan?” kata cowok tersebut, lalu segera bangkit dan membantu Naufal berdiri
“Elo lagi! Gue muak ketemu sama lo!
Ngga’ di rumah, ngga’ di sekolah.
Ngga’ usah! Gue bisa bangun sendiri!” seru Naufal sembari menepis tangan cowok tersebut
“Fal!”
“Mama?”
“Sampe’ kapan sih kamu bersikap kayak gitu sama Malvin?” bentak wanita setengah baya tersebut yang tiba-tiba berada di belakang Malvin
“Emang pengambilan raportnya udah selesai, Ma?
Aku naik kelas kan?” gumam Malvin, mengalihkan pembicaraan
“Nak Malvin, tante minta maaf banget ya atas sikap anak tante.”
“Gapapa kok, Tante. Malvin tadi yang salah, jalannya ngga’ lihat-lihat.” timpal Malvin
“Ya sudah, tante permisi dulu!”
“Iya, tante!”
“Fal, ayo pulang!” seru Mama Naufal
-
-
-
Beberapa hari kemudian…
06.00 A.M
Hp Naufal berbunyi…
From : Malvin
“Mau tukeran tubuh ngga’?”
Reply : “Iya!”
From : Malvin
“Ciuman di rumah gue apa rumah lo?”
Reply : “Di rumah lo aja! Cepet ke sini!”
Seperti biasa, meskipun Naufal membenci Malvin namun tetap saja Naufal selalu ingin bertukar tubuh setiap berangkat sekolah. Apalagi hari ini hari pertama menjadi seorang siswa kelas XII. Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada sistem pengacakkan kelas...
-
-
-
Di sekolah…
Seperti biasa, mereka berdua bertukar tubuh. Malvin berada di tubuhnya sendiri, begitu pula Naufal.
Di kelas Malvin nampak tengah duduk-duduk sembari mengenang masa-masa saat kelas XI dulu. Tak lama kemudian Malvin tersadar dari lamunannya ketika seseorang berlari terengah-engah sembari memanggil-manggil namanya…
“Ada apa?” tanya Malvin
“Gawaaattt!” timpal Sherly
“Apaan?”
“Fo… Foto!” kata Sherly sembari terengah-engah dan berusaha mengatur nafasnya
“Pelan-pelan… Ada apa?”
“Si Feldy punya foto lo…” terang Sherly
“Foto yang mana?
Foto apaan emang? Pelan-pelan ngomongnya!”
“Gi… Gini!
Hasshhh…. Hassshhh!
Ehmmmm… Si Feldy punya foto lo pas waktu ciuman sama Naufal di toilet sekolah.
Gue ngga’ tau dari mana Feldy dapetin foto itu. Pasti dia ngambilnya waktu mergokin kalian ciuman di toilet. Waktu kalian tiap pulang sekolah kan selalu ciuman di toilet sekolah buat elo latihan basket dan Naufal latihan boyband nya. Pasti dia dapetin foto itu waktu mergokin kalian ciuman di toilet. Gue yakin!
Kita mesti cepet ke sana, Vin!”
Malvin hanya terdiam sembari berusaha menahan amarahnya yang semakin meluap. Dia pun segera bangkit dan menuju mading sekolah bersama Sherly.
“Si Feldy dari dulu emang selalu pengen ngancurin gue! Dan sialnya Naufal kali ini ikutan kena masalah. Kali ini dia bakal nyusun rencana apa lagi… Shiitt!” Gerutu Malvin
“Semua itu bukan salah lo, Vin! Semua itu karna gue. Semua masalah ini karna gue!” gumam Sherly sembari berusaha menahan air matanya
“Engga’, Sher! Udah, lo jangan nyalahin diri sendiri!” timpal Malvin sembari menggenggam tangan Sherly
-
-
-
Sedangkan disisi lain Naufal baru saja tiba di sekolah. Saat melewati koridor sekolah, dia melihat beberapa anak yang berkerumun. Naufal begitu penasaran…
Tak lama kemudian dia segera menuju kerumunan tersebut.
“Awas-awas, si maho udah dateng tuh!” celetuk salah seorang cowok
“Ikhh, cakep-cakep homo. Makanya dia ngga’ pernah nerima salah seorang pun dari cewek-cewek di sekolah ini. Padahal kan banyak cewek yang suka sama dia.
Eh, ternyata sekong ciiinnn! Ahahahahaaa…” sahut salah seorang cewek
Naufal hanya terdiam. Mencoba mencerna apa yang tengah dialaminya saat ini.
“Masalah apa lagi ini?” gumam Naufal dalam hati
Dari balik kerumunan, terlihat Feldy tengah memperlihatkan Hp nya kepada kerumunan anak-anak tersebut sembari menatap Naufal dengan tatapan puas. Tak lama kemudian Feldy ganti memperlihatkan Hp nya kepada Naufal
Di layar Hp tersebut terlihat foto Naufal dan Malvin yang tengah berciuman di toilet sekolah
Naufal begitu terkejut! Jantungnya seakan berhenti berdetak, tubuhnya bergetar hebat. Dia hanya merunduk seakan merasa menjadi seorang manusia yang begitu hina.
Takut, kaget, marah, sedih, dll. Seakan bercampur keruh di dalam hati Naufal…
“Bubaaarrrr!” pekik Malvin yang tiba-tiba saja tiba di kerumunan tersebut bersama Sherly
“Wah, si romeo dateng tuh!” celetuk salah seorang anak
“Apa lagi, kalo’ bukan untuk jadi pahlawannya si Juliet!
Eh, cowok lo mewek tuh! Ahahahahaaa…!” celetuk Feldy, diikuti gelak tawa anak-anak lainnya
“Najis banget gue ngeliat mereka berdua! Hooeeekkk!” seru Dewa
“Cakep-cakep sekong!” tambah salah seorang cewek
“Eh, di dunia ini cewek masih banyak! Tapi kalian malah nyarinya batangan! Ahahahaa…
Jangan-jangan kalo’ sama cewek takut ngga’ bisa bangun ya?” seru Bara
“Fel, lo keterlaluan banget kali ini! Gue tau lo masih dendam sama Malvin karna gue!
Tapi lo ngga’ usah segininya buat ngerjain dia! Lo keterlaluan banget!
Trus, lo kan udah janji sama gue bakalan ngelupain masalah ini dan ngga’ akan bales dendam ke Malvin lagi. Janji lo mana?” gerutu Sherly
“Hahaha… Gue niatnya cuman mau ngerjain kecil-kecilan, eh pas sekitar tiga minggu yang lalu gue curiga kenapa mereka berdua sepulang sekolah selalu berduaan di toilet. Eh, ternyata mesum! Ahahahahaaa… Gue ngga’ salah dong kalo’ ngejepret mereka!
Ini sekolah, bukan gudangnya mesum buat para homo!” timpal Feldy
“Gue udah ngga’ tahan lagi! Umpat Naufal dalam hati. Kemudian Naufal bangkit, lalu segera berlalu dari kerumunan tersebut.
“Fal!” seru Malvin
“Kejar sono! Si juliet mewek tuh! Ahahahaa…!” celetuk Bara
“Mewek di WC tuh! Kejar sono, sekalian mesum di WC! Ahahahaa…!” tambah Dewa, diikuti gelak tawa dan tatapan jijik oleh anak-anak lainnya
“Siapa yang mewek, hah? Elo pikir gue bakal diem aja kayak cowok banci dan lebih mentingin rasa malu gue daripada dendam gue? Kalian SALAH!
Gue bakal bales kalian lebih dari ini!” seru Naufal
Malvin jadi ikutan emosi. Dia berniat memukuli Feldy dan gengnya, namun Sherly segera mencegah dan membujuknya. Akhirnya Malvin dan Sherly menuju ke kelas untuk menemui Naufal.
Malvin begitu terkejut, di kelas Naufal telah dikelilingi oleh anggota geng Ijo lumut.
“Lo udah bawa nama buruk geng ini. Lo tau kan, anggota geng ini tuch ngga’ boleh pacaran. Tapi elo, udah pacaran, sama cowok pula! Mulai sekarang lo bukan anggota geng Ijo lumut sekaligus boyband Gee-Ajouce lagi!
Gue kecewa banget sama lo, Fal! Padahal gue berharap banyak dari lo!” gerutu Sandy penuh amarah
“Tapi, San! Elo ngga’ tau apa-apa, gue bisa jelasin semuanya. Please, percaya sama gue!” protes Naufal
“Astaghfirullahhal’adzim… Gue ngga’ nyangka lo bakalan kayak gini, Fal!” tambah Fian
“Ta… Tapi! Kalian salah paham! Kalian ngga’ tau yang sebenernya gimana!” timpal Naufal
“Udah lah guys! Jijik gue lama-lama deket sama dia!” seru Tristan, lalu berlalu bersama Sandy dan Fian
Naufal hanya terduduk lemas dibangkunya sembari menahan amarah dan dendamnya yang meluap-meluap terhadap Feldy…
“Fal!” gumam Malvin lirih
“Pergi lo!” pekik Naufal
“Tapi, Fal! Guee..”
“Kalo’ lo ngga’ mau pergi dari hadapan gue, mending gue yang pergi!
Elo seneng kan lihat gue kayak gini?
Bukannya cita-cita lo sama geng lo tuh lihat gue dikeluarin dari geng Ijo lumut?!
Gue harusnya ngga’ ikutan sama masalah kalian berdua! Gara-gara kalian berdua, gue kehilangan semuanya. Dulu Key, sekarang gue kehilangan sahabat-sahabat gue, ntar apalagi?” kata Naufal, lalu bangkit dan berlalu dari kelas
Malvin hanya terdiam, sedangkan Sherly terus saja berusaha menenangkan Naufal.
“Anjrriiiiitttt!
Arrrrggghhhhhh!” pekik Malvin sembari meremas kepalanya
Hafiz dan Tristan hanya menatap Malvin dari bangku mereka. Malvin menatap mereka berdua dengan tatapan tajam, “Kalian berdua mau ngeluarin gue dari geng ama team basket?” Namun Hafiz dan Alvid hanya terdiam…
“ Fine! Terserah kalian!” pekik Malvin penuh amarah
-
-
-
To Be Continued
Lama gak baca,agak lupa sama chap yg terakhir hehe.
Kasian Naufal,dia hrus kecewa karna keegoisan Malvin. Tpi bukannya mereka udah baikkan yah? Kan yg terakhir, Naufal dipukulin dan baikkan ama Malvin? Apa aq salah yah? #pikun
Intinya,chapter ini NYESEK abis~
Beneran saya blm puas,tapi yasud, saya tetep seneng karna akhirnya apdet jg. Keep writting.
masi sering kebalik antara naufal ma malvin. coba klo dbedain penulisannya saat mereka d tubuh ndiri n d tubuh laen. misalkan yg asli biasa aj n klo sdg brubah pk kapital ato miring ato....aaaarrrgghh #bingung :-(
krn sambil baca mikir trus ini siapa n ato m... feelnya jd krg krasa. #baca ulang mbil ngumpet yar gk ketauan lemotz :-P