It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Soal nya kemarin kebetulan baca buku nya Quraish S. menjawab.... Di situ disebutkan ada hadits yang melarang menutup aib begini bunyinya "siapa yang melamar seorang wanita, padahal dia mencat rambutnya, maka hendak lah dia menyampaikan bahwa rambutnya memang dicat"
Untuk yang lain aku minta pendapat nya? Apakah kelak kalian akan memberi tau calon istri jika kelak akan menikah, bahwa kalian gay?! Tarik @jokie @ambigu @halaah @galau_er @Summer_fox and the rest.... (gak sempat copy satu satu) lets share
menarik,.. Saya konfrontir dengan hadist yan ini.. Yang melarang membuka aibnya sendiri, janganlah
gemar menceritakannya kepada
orang lain. Atau bahkan merasa
berbangga diri dengan
membuka aibnya sendiri di
depan orang lain, dengan
mengatakan ini dan itu.. hadits
Rasulullah saw, yang bersumber
dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
saya pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda: “Semua
umatku akan diampuni, kecuali
orang yang terang-terangan
berbuat dosa. Salah satu
contohnya ialah seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan
(buruk) dimalam yang ditutupi
oleh Allah, tetapi kemuadian pagi
harinya ia justru mengatakan,
‘Semalam aku melakukan ini dan
ini.’ Ketika tidur malam aibnya
sudah ditutupi oleh Tuhannya,
tetapi pagi hari ia justru
membukanya sendiri.’” (HR.
Bukhari dan Muslim)
apakah hadist ini berlaku juga untuk "aib" gay??
Kejujuran tidak selalu membawa kemuliaan apabila dengan diamnya lebih menambah kemaslahatan. Tentunya dengan segala detail pertimbangan.
Hal yang penting adalah ketika sudah memulai kehidupan yang baru, total semuanya berpusat dan fokus pada hal itu.
Ke gay-an memang tidak bisa hilang, tapi yang salah bukan sifatnya, melainkan saat kita kurang bisa mengendalikan nafsunya. Mau gay ataupun str8, apabila tidak bisa mengendalikan nafsu ya sama saja.
Intinya, awali dengan niat yang baik, yakini dan berserah atau tawakal. Serahkan semuanya serta mohon perlindungan dan penjagaan nya.
hadits yg disebut @sinjai sama @dere_si_diran beda konteks.
yg satu menyebutkan kalau kita hendak melamar wanita, yg satu dlm konteks hari2. gunakan hadist pada tempatnya, jgn gunakan yg satu dijadikan alasan untuk yg lainnya.
kl mengenai pertanyaan sinjai gw setuju dgn pendapat @kafkaandara. tetapi kalau emg mau ngomong dgn pasangan ya silakan, menurut gw sih bukan kemudharatan, disitu akan diuji apakah pasangan mampu menerima masa lalu pasangannya. bisa jadi malah menimbulkan kecintaan luar biasa, krn pasangan mampu menerima apa adanya.
cm pertimbangannya adalah misal kita dalam keadaan cekcok di masa mendatang, apa cerita kita bisa diungkit2? gw pribadi sih paling ga suka dan sangat mencoba menghindari ungkit mengungkit masa lalu. setiap keputusan ada konsekuensinya.
dan intinya kembali ke diri masing2 aja
yg nentuin surga/neraka manusia apa Allah?
ngomong opo toh iki. Ane belum dapet inti dari tulisannya. Gak jelas. Ada yg bisa bantu jelasin
Orang kayak gini justru kelihatan masih labil. Bedanya sama kita adalah kita meyadari kalau ada "kecenderungan" tapi berusaha untuk menjaga, even sekali-sekali muncul keinginan syahwat, dan itu wajar karena kita tetap human being. Sedangkan dia, sudah tahu dan menyadari terus menikmati yang seakan sah-sah saja bahkan merasa bangga. Justru kalau ngeliat orang2 seperti kita, ya munafik lah bilangnya.
Kalau gue disuruh memilih jadi str8 or gay, ya pastilah bakalan milih jadi str8. Even menyadari sudah terlanjur punya "kecenderungan" kayak gini, tetep juga gue gak harus pasrah nyebur dan ikut2an seakan-akan merasa sudah di takdirkan, tapi ini gue anggap cobaan. kalau gue bisa melewati dengan menjaga dari nafsunya, insyaAllah gue lulus.
@jokie yup aku setuju bahwa itu beda konteks. @galau_er you're so humble