It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hehehe... betul. jakun cambang kumis jenggot saya biasa sebut "aksesories" cowok yg hrs d sembunyikan cewek jejadian. klo rein bs lihat yg laen pun tentu bisa. klo yg beneran aksesories mh malah hrs d pamerin kn? #sdikit pk kiasan. thx udah merhatiin.
makasih dah mampir.....
@yuzz ;belum mati ko....
@Henry_13 hemmmmm
Soalnya kan yang aq tau di pelajaran smp tuch hormon cowok pling banyak di jakun hehehe
#ngarang ya gua,,,
Laen kali kalo update di mention yack
Sekarang masalah baru sedang kuhadapi bahwa pa Efendi yang kukira sudah mendapatkan hukuman akan kejahatannya, malah bebas tanpa sarat dengan membuat surat kematian palsu,
"Emm...tak ada jalan lain Sebelum aku dan Reva dihancurkan lebih baik aku menghancurkannya melalui Revian" gumamku
akupun segera menghubungi paman Shie
"paman, tolong bantu aku menculik Revian" ucapku tegas
setelah sambungan terputus akupun menghubungi Reva agar ia meninggalkan Revian sendiri
"Re...va...kema..rilah to...long... a..ku..." aku mencoba agar nada kesakitan terdengar dalam suaraku
"ka...Kaka dimana" tanyanya panik
"di... Aprt....." Suaraku sengaja kuputus tanpa mematikan hpku
"halo...halo....ka....ka...." Reva terus memanggil, namun tak kupedulikan sampai nada sambung terputus,
"sudah siap?" tanyaku,
"ok tunggu ditempat biasa" jawabnya
setelah beberapa menit menunggu Paman Shiepun datang membawa Revian yang terikat tangannya, mata dan mulutnya tertutup oleh kain, ia meronta-ronta minta dibebaskan namun tenaga yang mencengkramnya lebih kuat, kemudian dia didudukan di kursi setelah itu tubuhnya diikat dengan tali sehingga menyatu dengan punggung kursi akupun mendekatinya, dan membuka penutup matanya
"saatnya kau mati, tenanglah kau tidak akan merasakan sakit karena jiwamu kini tidak bersamamu" bisiku ditelinganya
"pa Efendi kini kau akan tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau sayangi" batinku, akupun mengayunkan pisau menuju dadanya, sejenak ada keraguan dibenakku bagaimana dengan Reva, aku memejamkan mata kubulatkan tekadku dan menusukan pisau ini menuju dadanya,
'dorrr...dor....dor..' peluru ditembakan dari luar,
"Reva ayo cepat kita ke Rumah sakit" ucap pria itu
"baik paman" ucap Reva kemudian di mendatangiku
"ka! sebaiknya kaka ikut, luka kaka harus diobati" ucap Reva padaku nada kesal terasa dari suaranya