It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku ingin dilahirkan tanpa kelamin,
Agar mereka tak mempertanyakan kewanitaanku,
Juga agar mereka tak mempertanyakan kelelakianku.
NAMAKU, JANITA
repackage apa niiih
salam tahap..... hehe... ditunggu ya?
Dan Janita adalah salah satu bidadari itu. Tepatnya bidadari tercantik yang pernah menginjakkan kakinya di Taman Jendela. Meskipun rembulan tak pernah hilang pudar cantiknya. Namun banyak orang yang menyamakan Janita dengan rembulan.
Dan malam itu, Janita kembali melangkahkan kaki jenjangnya diantara kerumunan waria- waria yang telah siap menawarkan kepuasan bagisetiap adam yang lewat. Seperti biasa,ia mengenakan rok pendek berbahan jins,serta sebuah setelan u can see berwarna biru toska yang sepadan dengan warna roknya. Kakinya yang jenjang itu, telah dibalut high heel merah dengan tali yang mengikat hampir separuh betisnya.
"Duh Nduk... rasanya makin hari kamu tambah ayu," seloroh Santi,waria yang bagi janita sudah seperti anaknya sendiri.
"Iya.... kamu itu udah kayak Jenifer Lopes aja...eh,bukan ding... kayak Kate Winslet yang di Titanic itu lohhh......" timpal Rumi, si waria gembul yang selalu berdandan nyeleneh.
Janita hanya tersenyum mendengar celotehan kedua temannya di Taman Jendela itu. Sudah tak heran ia mendengar ocehan mereka. Santi yang berumur empat puluhan dan Rumi yang seumuran dengannya itu memang mudah kagum. Apalagi jika Janita sedikit merubah penampilannya.
"Iyalah ramai, kan hari ini nggakada razia, kemarin kan Boma si mucikari itu sudah bayar upeti sama SATPOL PP, jadi ya banyakyang mangkal,"jawab Rumi dengan gerak tubuhnya yang khas. Sebentar mereka tertawa. Namun kemudian tawa mereka terhenti ketika sebuah Mercedes Bens hitam berhenti tepat di depan mereka bertiga. Kaca jendela terbuka dan seorang lelaki berumur nyaris lima puluhan melambaikan tangannya dari balik jendela.
"Cie....... sudah dijemput sama SI Papi ni....."Rumi dan Santi menyenggol bahu Janita.