It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Beneeer tuh. Awal2 emang kaget sih gue. tapi setelah beberapa saat. Biasa aja.. Malaah yang rempong yang bikin rame tuh ditunggu next gath nya....
@jkt69 setuju banget!!
Thanks
Car Free day
Minggu, tanggal 16 juni jam setengah delapan pagi, yg mau ikut bisa sms gw
suci tapi cara elo berkomentar adalah kebalikannya: elo menganggap diri elo homo dari khayangan; elo menjatuhkan vonis yang dateng gathering 80% sangat ngondek. Angka 80% dapet dari mana tuh?
Kalo elo gak nyaman gak usah sok bawa-bawa orang laen pake bilang gak nyaman juga kayak elo. Kalo elo gak nyaman ya gak usah dateng lagi, titik. Gak usah sok jadi pahlawan untuk orang-orang yang gak nyaman dikelilingi cowok-cowok yang pembawaannya feminin. Mau dijelasin panjang lebar gak ada gunanya? Ada lagi YANG LEBIH GAK ADA GUNANYA: homo picik seperti elo!! Elo pake kata 'respect' tapi isi pernyataan elo adalah pelecehan semua. Gak usah sok berlindung di balik nama @adacerita dan jadi penjilat, bilang-bilang elo respect sama dia bla bla bla. Semua pernyataan elo isinya kontradiktif.
Elo gak perlu ngatur @adacerita siapa yang patut dan gak patut diundang. Elo harusnya bersyukur dapet kehormatan dari @adacerita bisa diundang ke gathering. Baru sekali dateng aja udah ngatur-ngatur event organizer siapa yang boleh dateng siapa yang gak boleh dateng. Asal tau aja, orang kayak elo lah yang sebenernya racunnya LGBT! Homo yang berpikirnya kayak elo, yang mengkotak-kotakkan kaum LGBT (ini harus feminin itu harus masculine), yang bikin dunia ini membenci sesamanya. Hate speech is a hate speech.
You can't sugarcoat it with excuses nor being defensive.
Asal elo tau aja, orang tua gue dari sumatra dan sulawesi, gue belasan taon tinggal di amerika dan negara-negara barat lainnya, juga gue active di organisasi homo. Dan elo ngerasa tingkat toleransi elo paling tinggi karena dari Indonesia Timur? Dalam darah gue ada Indonesia Barat dan Indonesia Timur ditambah pengalaman hidup dan pendidikan negara barat. Mau adu gede-gedean toleransi? Elo mah udah jelas-jelas kalah, dah. Gue simpulkan elo picik?
Bukan cuma gue yang menyimpulkan begitu, logika pun menyimpulkannya seperti itu. Elo liat referensi-referensi yang gue kutip dan pikir pake logika ketimbang pake emosi. Jadi bukan elo doang yang bisa to the point. Gue bukan cuman to the point tapi juga mendukung komentar gue dengan fakta, logika dan referensi, bukan dengan selera subyektif.
Gue tau banget elo itu takut dikucilkan ama keluarga dan kelompok kecil elo, apa dan siapapun anggota kelompok kecil tersebut. Pengalaman hidup gue udah banyak dan kasus elo menyerang dan nyalah-nyalahin pembawaan orang ini bukan kasus pertama yang terjadi di dunia ini.
Salah satu alasan diadakan gathering adalah sebagai sarana pembelajaran untuk menerima sesama manusia tanpa mengkotak-kotakkan berdasarkan selera subyektif. Kalo elo cuman pengen ketemu orang-orang sesuai selera elo pribadi elo doang, jelas-jelas elo belon siap jadi warga negara dunia yang tingkat kemajemukannya jauuuhhhh lebih kompleks dari cuma sekedar feminine dan masculine.
Makanya stop jadi picik, mulai liat sekeliling elo dengan sudut pandang yang lebih luas supaya gak jadi katak dalam tempurung.
@adacerita, gue tau elo gak mau ada ribut-ribut di lapak elo dan semua orang juga gak mau ribut. Tapi bukan berarti karena kita gak mau ribut kita akhirnya kudu mentolerir kepicikan; dan pilih-pilih temen berdasarkan pembawaan adalah kepicikan.
Kepicikan harus diberantas, bro dan cara memberantasnya adalah dengan berdialog, membiarkan ada dialog yang relevan agar terbiasa menyampaikan pendapat yang bertanggungjawab.
Ya, berpendapat adalah hak semua orang dan pendapat yang tidak peka & tidak bertanggungjawab harus dikecam, bukan dibiarkan dan disapu ke bawah keset supaya terlihat damai tidak ada pertengkaran padahal kepicikan masih tetep beredar.
Seringkali kita cuma berfokus di pertengkarannya ketimbang isi dari pertengkaran itu sendiri. Akhirnya persoalan gak selesai, jadi bara dalam sekam, dan ketika ada gesekan dengan materi yang sama kalo gak terjadi pertengkaran yang lebih besar, melibatkan orang yang lebih banyak atau malah bisa ada kontak fisik.
Menurut gue, lebih baik bertengkar lama tapi selesai daripada sebentar tapi masih pada nyimpen. Yang penting semua pada tau adalah jangan sampe ada kontak fisik atau kata-kata ancaman fisik dalam pertengkaran. Terima kasih.
thx juga kak