It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@princeofblacksoshi @littlebro
@danielsastrawidjaya
@ularuskasurius @rulli arto
@congcong @Dhika_smg
@seventama @prince17cm
@rarasipau @catalysto1
@marvinglory @pokemon @chachan
@idhe_sama @totalfreak @rarasipau @bb3117
APDETTT
Kalo aku jadi presiden, nanti semua cowok mesti nikah ma cowok.
#eh
@marvinglory kok kayaknya lagi badmood ya?
Jutek gitu kk?
Gimana gamingnya?
@yuzz bebz, lemes ni bebz gagara 2 hari ma km
#menerawang
@just_pj hyohh?
Kasitau gihh
@rarasipau kan di awal udah disebutin pas mereka saling ngenalin diriii
@idhe_sama Ama @yuzz ini ngobrolin apa sihh
=_="
@kikipajama iya itu udah di apdett
komen yaa
biar semakin membaik
kayak dulu sering dapat masukan dari @yuzz
hehehehe
@dhika_smg udah di apdet eimm
silahkan dibaca
yukk capcuz!
huahhh... ntar lagi ada kevinxkenny berduaan dirumah...
smoga terjadi sesuatuuu yg iya iya.... [-O< [-O< [-O<
@silverrain oke2 ntar cha jdi tim sukses.a
"Alviiinnn!"
Aku menoleh dan tersenyum ke arah pintu, tempat dimana sesosok tampan tersenyum ke arahku.
"Dokter Rio? Ayo masuk..."
Dokter Rio hanya cengar cengir, kemudian masuk sambil tersenyum lebar.
"Katanya kamu udah mau makan ya sekarang? Kamu mau jalan keluar gak?"
Dokter Rio duduk di sisi kasurku, kemudian merogoh tasnya.
"Nih, buatmu!"
Dia mengeluarkan sebuah bungkusan snack bergambar jagung dari dalam tasnya.
"Aku gatau, kamu gak suka manis kan? Aku bingung mau bawain apa, jadi kubawain snack aja. Hmm?"
Dia menatapku dengan cemas, kuatir kalau snack yang dibawanya tidak cocok dengan seleraku.
Kutarik bungkusan snack itu, kemudian aku membuka dan memakan isinya yang berbentuk seperti stick berwarna kuning.
"Ahh, syukurlah kamu mau makan itu..."
Dokter Rio bernafas lega sambil menatap senang ke arahku.
Hmm, sebenarnya aku ga suka snack kayak gini, tapi kalau liat muka cemasnya, rasanya jadi ga tega.
Lagipula, ini snack...
Not bad either...
lumayan enak rasanya.
Kuamati kemasan kecil itu.
Jagung Bakar?
Namanya aneh....
Kuambil sebuah snack lagi dari dalam kemasan kemudian memasukkannya ke dalam mulutku.
"Enak? Suka? Ahahah! Syukurlah, kupikir kamu bakalan ga suka!"
Dokter Rio mengusap kepalaku perlahan, karena kuatir menyentuh bekas bekas luka di kepalaku.
Aku mencoba memasang senyuman ramah kepadanya, yang kemudian disambut dengan muka terkejut dari Dokter Rio.
"Well! Kamu jadi ramah sekarang! Senyum terus!"
Dokter Rio tertawa pelan.
"Panggil aku Rio aja, lagipula aku belum jadi dokter, kuliah juga belum selesai, ini cuma praktek kerja aja kok, kalo dipanggil dokter rasanya aku belum pantas..."
Dia tersenyum sambil menjelaskan hal yang sebenarnya tidak penting untuk dijelaskan sama sekali.
"Kamu daritadi diam aja, apa kamu mau ke tam.....an...."
ZAAAAAZZZ
Mendadak hujan lebat segera melanda taman yang saat itu ditunjuk oleh Rio, menutupi pandangan kami dari arah taman, sementara semua orang yang tampak bersantai di taman segera berlarian tak tentu arah menghindar dari derasnya hujan.
Rio hanya bisa melongo menatap ke arah taman, ekspresinya tampak benar benar bodoh!
"Pff.. Hhahahahahhaha!"
Rio kembali terkejut saat dia melihatku tertawa, membuatku segera menghentikan tawaku.
"Ehh, iya, hujan! Wah, aku baru liat ini kamu ketawa!"
Dia memajukan wajahnya mendekati wajahku, kemudian dia mengamatiku sejenak.
Deg deg deg deg deg
Perasaan apa ini?
Perasaan aneh itu, perasaan aneh seperti saat aku melihat Jyo, kembali muncul.
Apa aku tertarik padanya?
Tidak, aku hanya mau Jyo, dan aku juga sudah menutup pikiranku padanya.
Dia hanya memanfaatkanku.
Senyuman Rio mengembang tepat di depan wajahku, sedikit nafasnya terasa menyapu wajahku.
Sial, mukaku pasti memerah sekarang!
Aku langsung membuang muka, menoleh kembali ke arah TV
"Hahahahaha, kok mendadak buang muka sih? Aku duduk disini ya?"
Tanpa menunggu persetujuanku Rio segera duduk di sisiku, kemudian memberikan sebungkus snack lagi padaku.
"Nih, suka kan?"
Dia tertawa, kemudian kembali menatap ke arah TV
"Ga ada siaran yang ramai ya?"
Rio melirik ke arahku.
Peduli amat.
namanya juga TV, kalo siarannya rame terus pasti bakal cepat tutup deh. Apalagi yang namanya TV indonesia sekarang isinya film film aneh bin gaje.
"Katanya kamu esok lusa sudah pulang ya?"
"Iya"
Aku menoleh ke arah Rio, dia menatapku lekat, wajahnya tampak sedih.
"Entah kenapa, rasanya bakal sepi kalo kamu ga ada. Udah kebiasa tiap pulang aku pasti singgah disini..."
Dia mengacak acak rambutnya dengan kasar.
"Kenapa...?"
Rio meringis.
"Aduh, kamu emang orangnya awet ngomong ya? Yahh, gatau kenapa, aku ngerasa nyaman aja kalo udah ketemu kamu..."
Jyo tersenyum sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kasur.
"Aku juga, gatau, aku ngerasa cocok sama kamu, dok..."
Rio tersenyum hangat.
"Ahh, aku jadi GR nih, berarti aku berhasil jadi doktermu dong? Hahahaha, serius, aku ngerasa nyaman ada disampingmu. Beberapa hari ini aku ngobrol sama kamu rasanya, sesuatu yang pernah hilang jadi kembali lagi..."
"Apa itu?"
Rio tersenyum mendengar perkataanku, dia mengacak acak rambutku dengan lembut.
"Puzzleku. Sang Matahari..."
Aku menatapnya dengan bingung.
Jyo menatapku sekali lagi, dengan pandangan dalam, seakan ingin memeriksa seluruh pikiranku.
"Kamu, benar benar membuatku nyaman..."
Rio menatapku amat dekat, wajah kami sangat berdekatan, aku sampai bisa merasakan nafasnya.
Aku tahu ini hal yang aneh, tapi tubuhku menolak untuk menyadarkan diriku.
Ada apa ini?
Jyo menjulurkan wajahnya semakin mendekatiku, terus menutup jarak di antara kami berdua.
Tubuhku seakan membatu, menolak untuk bergerak, walaupun kepalaku sudah memberikan peringatan.
"ARGHH!"
Jyo mendadak menarik tubuhnya mundur dengan cepat, kemudian mengacak rambutnya.
"Rio?"
Rio memukul mukul kepalanya beberapa kali, kemudian kembali menatapku sambil tersenyum.
"Aku duduk di sofa aja, panas kan kalo dempet dempetan di kasur..."
Rio segera berpindah dari kasur, dia menjatuhkan dirinya ke sofa yang terletak tak jauh dari kasurku.
"Kedua temanmu, Kalo ga salah Kevin, sama Kenny ya? Tadi aku ketemu, pas mereka mau keluar, sama sama kakakmu, Arvin, benar?"
Aku mengangguk, membenarkan ucapannya.
Rio tersenyum puas.
"Hahaha, Kenny itu lucu sekali ya? Tingkahnya selalu kekanak kanakkan!"
"Yeah, memang."
"Dia kemana mana selalu sama Kevin ya?"
"Iya, benar.."
"Mereka kakak adik?"
"Enggak, kami teman sekelas kok..."
Rio mengerjap kaget.
"He? Sekelas? Kukira dia masih SMP!"
Aku hanya mendesah.
Selalu, setiap orang mengira Kenny anak SMP, padahal, kalau dibandingkan Kenny, Kevin jauh lebih kekanak kanakan dan tolol sifatnya.
Tapi mungkin cocok ya?
Mereka memang sama sama konyol...
=======================================
Kevin's View
"Hatsy!"
"Huacim!"
Aku dan Kenny bersin bebarengan.
"Aduh, kayaknya kita diomongin orang yah ini!"
Kenny mengangkat bahunya sambil kerepotan mengaduk aduk air yang lagi direbusnya.
"Iya, kayaknya kita diomongin orang nih, pasti!"
Aku nyeletuk dengan yakin.
Yahh, disinilah kami
Memasak (baca:mengacau) di dapurnya Kenny.
Setelah tadi singgah sejenak di mini market, membeli beberapa sayuran dan Mie instant, dan membawanya kerumah, kami sekarang sedang berusaha keras memasak (baca:merusak) mie instant yang tadi kami beli dengan improvisasi kami sendiri.
Setelah setengah jam mempelajari tutorial cara menyalakan kompor dan memasak menggunakan kompor dari salah satu web di internet, kami langsung mempraktekkannya, dan, not bad sih hasilnya.
"Kev, ini, mienya kapan dimasukkannya?
"Katanya mie bakal cepat matengnya, jadi kita masak aja bahannya dulu ya?"
"Kayaknya gitu sih."
"Yaudah, kamu masukin gih, apa yang kamu mau..."
"Aku kasih udang ya?"
"Oke."
Kenny menceburkan beberapa udang yang tadi kami temukan di Freezer Kenny, beserta beberapa bakso dan makanan instant lainnya yang kami temukan beserta dengan Evakuasi udang barusan.
Yah, pasti enak sih.
Mana mungkin udang ga enak?
"Kev, kayaknya perlu sayur, sayuran tadi kita masukin ya?"
"Iya, setuju!"
Kevin menceburkan sayur sayuran yang tadi kami beli di Mini market.
Sawi, Kangkung, Bayam, kacang panjang.
Rasanya kan enak, jadi pasti nanti jadinya juga enak.
"Kenny sayang, aku kasih keju boleh?"
"Wahh, kayaknya enak tuh! Aku kasih cream juga yah?"
"Boleh, mungkin cocok? Kalo gitu kita kasih aja sekalian kecap manis ini? Biar rasanya ga begitu asin?"
"Ide bagus! Apa aku kasi gula merah juga ya Kev?"
".... Jangan deh, mungkin bakal aneh, kamu masukin Whipped cream aja gimana?"
"Oia bener juga!"
"Ini ada Kimchi sisa di kulkas, ada bumbu kare juga, masukin aja ya ken?"
Kenny mengangguk semangat. Aku segera menceburkan berbagai barang itu ke dalam panci masakan kami.
"Masukin mienya deh!"
"Sip!"
============5 menit kemudian===============
"......................"
"........................"
Blubup Blubup Blubup.
Aku dan Kenny menatap ngeri ke arah panci tembikar yang sekarang bersama kami tersaji di ruang keluarga Kenny.
Pembantu Kenny tampaknya tidak bersama kami menyaksikan siaran horor dadakan ini karena dia sedang sibuk membereskan sisa sisa kiamat kecil yang kami timbulkan di dapur Kenny.
"Kev..."
"Eng...?"
"Ini apa?"
"Entahlah..."
"Kayaknya kita salah masak ya Kev...?"
"Kayaknya..."
"Apa tadi kayaknya kita salah waktu nyalakan kompornya ya?"
"Pasti deh..."
Panci tembikar itu sekarang terisi dengan cairan kental berwarna kelabu kecokelatan, dan letupan letupan udara masih tampak jelas, mengingatkanku pada siaran waktu lava gunung berapi meleleh dan meletup letup.
Udang dan bakso sesekali muncul ke permukaan, sedangkan sayuran tampak jelas menguasai panci ini, mengintimidasi Mie yang hanya berkumpul dan terpojok di salah satu pojok kecil panci itu. beberapa potongan keju yang mulai meleleh tampak jelas di permukaan, menambah seru pemandangan yang aku saksikan.
"Kita coba aja makan sekarang ya Ken sayang?"
Kenny mengangguk, wajahnya masih diselimuti kengerian.
"Kita ga ada masukin racun kan, Kev? Berarti pasti aman kan ya? Apalagi tadi bahan masakannya enak enak semua, pasti enak kan, ini pasti karena kita tadi nyalain Kompornya salah ya!"
"Iya, bener..."
Aku menjawabnya sambil mengangkat bahu, sangsi pada keyakinanku.
Aku mengambil sedikit makanan yang tak terdefinisi itu(seharusnya mie) dan meletakkannya di piringku, begitu juga dengan Kenny.
"Hap"
Aku dan Kenny berbarengan menyuap sesendok ke dalam mulut kami.
".........................."
"........................."
"Ga beracun..."
"Iya setuju...."
Kenny mengangguk setuju, dan kami meneruskan menghabiskan eksperimen kami dalam diam, berkonsentrasi sepenuh penuhnya menghabiskan karya pertama kami.
"Uahh...."
"Fuhah..."
Perutku terasa kenyang banget.
Setelah menghabiskan satu panci penuh masakan (gajelas) itu bersama Kenny.
Kami berdua sama sama duduk bersandar pada sandaran kasur di kamar Kenny.
Kenapa kami sudah ada disini?
Karena tadi kami naik ke atas setelah makanannya abis.
Kenapa?
Karena kami udah ga mampu memandang panci itu lebih lama lagi.
That's a horror in a pot!
"Hahahahaha Asik! Lain kali kita mesti masak begitu lagi!"
Aku tertawa geli kalau membayangkan semua yang sudah kami lakukan barusan.
Yah, at least kami sudah bisa masak sekarang
B-)
"Yeah, kapan kapan lagi..."
Kenny memeluk pinggangku dari samping, kemudian menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Hmmm, nyaman,,,"
Kenny menutup matanya, seperti anak kecil yang tertidur saat memeluk ibunya.
Aku tak bisa menahan senyumanku, perlahan aku membelai lembut rambutnya,
Halus, lembut.
Deg!
Kenny mendadak menolehkan wajahnya, sehingga pandangan kami menjadi saling berbalas.
Deg deg deg deg deg.
Sial, dadaku langsung berdetak kencang.
Wajahnya selalu membuatku nervous, walaupun kami sudah tiap hari ketemu, tapi kalau lagi serius begini, aku pasti nervous kalo liat dia!
"Hmm...?"
Kenny tampaknya menyadari degupanku, dia memegang dadaku dengan telapak tangannya, kemudian menggantinya dengan telinganya.
Deg deg deg deg deg deg
Dadaku berdetak semakin keras, wajahku terasa sangat panas sekarang, melihat Kenny menutup matanya dan memfokuskan inderanya pada degupan jantungku.
"Hmm..."
Aku tidak bisa menguasai diriku lagi.
Aku menarik tubuhnya ke atasku, kemudian mengangkat dagunya.
Cup.
Kenny sedikit terkejut saat tiba tiba bibir kami bertemu.
Aku bisa melihat dari celah mataku, Kenny tampak terbelalak, tapi akhirnya sorotnya berubah menjadi teduh.
Kenny menutup matanya dan membalas kecupanku.
Damn.
This feels so good!
Aku membuka mulutku, memaksa bibirku untuk membuka celah bibirnya dan menyusup ke dalam mulutnya.
Kenny membiarkanku mendominasi, dia menutup matanya, kemudian memiringkan wajahnya untuk mempermudahku mengeksplor(?) rongga mulutnya.
Desahan tertahan keluar dari dalam mulutnya saat aku mendorong lidahku masuk dan bertemu dengan miliknya di dalam mulutnya.
Kenny tampaknya tidak tinggal diam.
Lidah kami berbalasan dan saling bertaut.
Hangat.
Basah.
Nyaman.
Aku merasakan semua pikiranku menjadi kosong, dan hanya fokus pada orang yang saat ini sedang menciumku dengan mesra.
He's a good kisser!
Tidak ada rasa jijik atau aneh sedikitpun yang aku rasakan saat aku melanjutkan ciumanku dengannya, aku malah merasa nyaman, dan tidak ingin melepaskannya sama sekali.
Kudekap erat kepalanya, mendorong kepalanya untuk semakin rapat dengan wajahku, membiarkan lidah dan bibirku mengambil alih pikiranku.
"Hhhh... Hhhh...."
Kami akhirnya menyudahi ciuman kami setelah beberapa menit berlalu (Atau mungkin beberapa belas)
Wajah Kenny terlihat luarbiasa merah, dan dia masih berusaha mengatur nafasnya tanpa berani membalas tatapanku.
Sesekali dia melirik, tapi segera menunduk saat mengetahui aku masih menatap kearahnya.
Kenny akhirnya menatapku dengan sayu, wajahnya masih merona merah.
Aku maju, kemudian melingkarkan kedua tanganku di bahunya.
Aku menutup mataku, merasakan hangat tubuhnya, pikiranku terasa begitu tenang saat ini.
Hanya sepotong kalimat yang terpikirkan untuk kukeluarkan saat ini.
"I love you...."
"Me too..."
Kenny mendekapku erat, aku pun membalasnya dengan membelai rambutnya.
Aku benar benar tergila gila padanya....
@princeofblacksoshi @littlebro
@danielsastrawidjaya @hwankyung69
@ularuskasurius @rulli arto
@congcong @Dhika_smg
@seventama @prince17cm
@rarasipau @catalysto1
@marvinglory @pokemon @chachan
@idhe_sama @totalfreak @rarasipau @bb3117
APDETTT
@yuzz tuhh, sehari ini bonus 2x dehh
@idhe_sama Updated 4 ur thirst!
Kkkkk
@rarasipau momongan?
Ahh, jangan dulu ahh
#bawa kevin pergi
@marvinglory Ic....
@chachan ati ati lohh
kamu ganggu ganggu kenny, nanti ada yang marah
#lirik @yuzz
coba km tanyain Alvin deh
mencurigakan
#eh
asekkk.... tp masa ciuman doang tuh.. adegan indehoy nya manaaa...???? :-w
@chachan wah ada penggemar kenny juga... Tosss!!
gak boleh saling menikung ya.. #hug kenny