It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lebih febeles dumz
kumat komen mesumnya
udah rada mendingan, ndee.
Yang penting Ombow percaya diri dan maju terus. Jangan sampe sedih atau frustrasi. Jodoh mah nggak bakal lari....
Aku sih sempet denger kalimat be in love when you're ready, not when you're lonely.
Yaaahh kurang lebih begitu lah pokoknya.
Aku ngerti bagian not when you're lonely, tp siap ini siap yang kaya gimana?
Kalau aku tanya sama diri sendiri sih, aku siap. Tapi kalau aku coba tanya sama diri sendiri soal "siap itu yang kayak gimana sih?" I'm confused.
Siap itu yang gimana?
Satu: Mapan? Duit stabil? Pekerjaan oke? Dan sejenisnya
Atau
Dua: Siap untuk sadar bahwa meski berpacaran, meski berpasangan, ruang untuk diri sendiri tetep kudu ada. Kudu siap liat pasangan sama temen temennya, tanpa cemburu berlebihan dan menerapkan aturan apalagi sampai membatasi banget pertemanan. Siap jadi menguatkan kalau partnernya lagi down. Siap kalau ternyata meski berpacaran atur waktunya susah. Siap menerima perubahan, misalnya tadinya dia kaya jadi miskin, tadinya badannya bagus tapi jadi jelek, siap sama hal hal lain yang setipe tipe ini.
Atau malah ada siap siap yang lain?
Aku belum pernah pacaran, makanya aku ga tau pasti soal siap-tidak siap ini.
Aku sih mikirnya yang kedua.
Tapi bener ga siiihhh???
Bener bangeud. Siap nomor DUA itu adalah measures of apakah kamu siap pacaran, karena menunjukkan apakah kamu SIAP punya RELATIONSHIP. Material dan lain2 sih cuma pendukung.
Supplementary / tambahan nomor dua yang juga penting:
- Siap menerima dia apa adanya,
- Siap untuk meng-adjust hidup kita untuk menerima dia sebagai bagian hidup kita;
- Siap tutup mata dan nendang jauh2 kalau ada yang "lebih" yang coba2 ngegoda kamu dan pengen jadi orang ketiga diantara kalian berdua;
- Siap jadi "orang ketiga" kalau kalian berdua ada masalah, sehingga kamu bisa analyze dan melihat masalah secara objective from different POV (Point Of View);
- Siap berkorban waktu, usaha dan financial tanpa mengharapkan balasan;
- Siap untuk tetap memiliki harga diri dan integritas dan tidak sepenuhnya memasrahkan diri ke pasangan kayak kebo dicocok hidung;
- Siap untuk being objective dan nggak mencari alasan untuk validate/memaafkan kalau pasangan ternyata melakukan hal yang menyakitkan;
- Siap untuk diputusin dan ngelupain abis (no baper) kalau ternyata kamu pacaran sama bajingan tengik yang cuma mau nyicipin kamu buat short time;
- Siap untuk mutusin dan ngelupain abis (no baper) kalau ternyata tidak ada reciprocity/timbal balik karena ternyata kamu pacaran dengan an A**HO*E dan kamu cuma dimanfaatkan.
Semoga membantu proses berpikir dan meng-assess diri sendiri apakah sudah siap pacaran. Dan maksud saya pacaran di sini adalah serious relationship - bukan pacaran ketemu di Grindr terus beberapa jam di ranjang dan say goodbye setelahnya.
Thanks pencerahannya.
Berarti persepsi kita sama.
Karna relationship itu, bahkan ketika jadi bahan obrolan, adalah sesuatu yang serius.
Makanya aku perlu tau, kalau orang ngomong soal kesiapan, seberapa serius kesiapan yang dia (atau mereka) bahas.
Nah, kalau kesiapannya kayak yang kak @Adrian69 bahas, aku sih siap.
Ahahahaha. Kalau soal grindr dan main ranjang sih, jelas beda banget. Gak bisa diharapkan. Bisa serius bagus, enggak pun ya gak masalah. Itung itung buat eksplorasi seksual.
Itupun gak butuh waktu lama untuk bosen.
Aku baru aktif beberapa bulan. Beberapa orang bilang, aku masih muda dan suruh puas puasin aja dulu.
Tp aku udah merasa bosen banget. Bukan kecewa. Bosen. Masih suka buka buka sih. Tp cuma liat liat aja, ga untuk ketemuan. Ketemuan mah sama anak BF aja
yuhuu~
dah nyampai dgn selamat,
kaka.
Seru gak weekend ini?
banyak arab bewok
di puncak
outing rekan kantor, ompik.
ndak sama anak forum ko.