It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Iya hehehe.
Iya bentar lagi dilanjut.
"Kamu ngapain sih?"
(Send)
Sms itu aku kirim. Pertengkaran kami soal hal-hal sepele seperti tidak membalas sms atau lainnya benar-benar menyebalkan. Kebanyakan aku yang memulainya. Aku yang benar-benar kesulitan mengontrol rasa kangenku pada Daniel. Aku mencoba sebaik mungkin mengalihkan perhatianku kepada tugas-tugas koass ku. Berhasil selama aku sedang sibuk saja tetapi saat malam menjelang malam, dalam keadaan masih lelah mengobrol di telepon topik 'kenapa gak balas sms ku' selalu menjadi topik utama yang membuat pertengkaran demi pertengkaran.
Akhirnya, aku lelah juga dengan keadaan ini. Ini terlalu menyiksa. Perasaan ingin menuntut dan memiliki yang baru aku rasakan ini terlalu menyiksa. Dalam obrolan kami berikutnya kami pun memutuskan tidak melankutkan hubungan ini.
Pagi ini matahari yang sama persis yang terbit di pagi hari kemarin. Jalan yang kulalui menuju rumah sakitpun tidak ada yang berubah. Orang-orang belum ada yang berlalu lalang, tentu saja ini masih jam 4 pagi, siapa yang bangun jam segini selain waria yang baru pulang dari tugas malam dan tentu saja koass sepertiku.
(Untung kami tidak sempat berpapasan. (˘o ˘") )
Tetapi rasanya seperti semuanya asing. Aku menyadari bahwa perasaankulah yang berbeda. Malam tadi kata "putus" seharunya tidak perlu diucapkan. Pagi ini terasa sesuatu hilang dari diriku.
Aku ingin sms Daniel dan bilang maaf, tetapi, aku menimbang-nimbang, terlalu nanyak permintaan maaf yang aku ucapkan. Mungkin sebaiknya aku membiarkan keadaan ini dulu. Menenangkan diriku sendiri, bagaimana caranya aku menangani perasaan ini.
Setelah mengisi daftar hadir, aku mengfollow up pasien yang menjadi tanggung jawabku. Aku periksa status ada kah obat yang dikurangi atau ditambahkan kemarin, memerikasa setiap lembar kertas disana siapa tau ada perintah baru dari konsulen, hasil pemerikasaan dan lainnya. Setelah aku pikir tugasku selesai aku segera ke UGD dan mengganti seragam UGD ku.
Tidak seperti biasanya UGD sepi. OB menyapu dengan damai setiap jengkal lantai UGD, yang lain mengelap kaca sedangkan perawat-perawat sibuk menginfentaris peralatan di UGD. Pemandangan pagi seperti ini sangat langka. Biasanya pemandangan yang ada adalah sekelompok orang dengan muka panik dan ketakutan meminta keterangan tentang keadaan salah satu keluarganya atau bahkan sedang menangis. Sedangkan koass-koass sibuk dengan pasien kecelakaan tadi malam yang keadaannya gawat.
Aku butuh pasien dengan cedera kepala sedang hingga berat, pasien stroke, atau pasien gawat lainnya. Aku butuh sibuk hari ini supaya tidak memikirkan Daniel.
" Suntuk ya?" Tanya Amlo di dapur UGD. Aku sedang menunggu pesanan mie rebus plus telur saat Amlo datang.
" Iya." Jawabku.
" Kenapa? Hubungan ama pacar terganggu ya?"
Aku terdiam.
" Hahaha, elu emang tolol ya Mo." Tepuk Amlo di pundakku. " Gue cuma asal ngomong tau. Tapi ternyata bener ya."
Aku diam saja.
" Santai aja bro, namanya juga koass kalo pacar berantem-berantem dikit karena komunikasi gak lancar ya gak apa-apa."
Aku kembali menatap wajah Amlo.
" Kenapa?" Tanya Amlo balik.
Aku bingung mau menjawab apa.
"Ini mienya dok." Pesananku datang.
" Makasih kak." Kataku sambil menyambut mangkok mie ku yang masih mengebul panas.
"Ckckck sehat banget ya sarapannya." Ledek Amlo.
"Biarin, lagi pengen."
" Dokter makannya gak sehat gini." Protes Amlo. "Kak, aku minta juga dong satu, pake telurnya, kuningnya setengah mateng ya."
" Sehat ya makannya." Kataku membalikkan kata-kata Amlo tadi.
" Biarin, lagi pengen." Protes Amlo sambil duduk di depanku.
" Nyontek! Gak kreastif." Kataku
" Apanya?"
" Udah ah lupain." Pungkasku sambil meniup-niup mie ku.
" Yang tugas UGD siapa aja nih Mo?" Tanyaku. Sambil mengambil garpu dan mengambil sebagian mie di mangkok ku.
"Ih! Ancol ye!" Sambil menyingkirkan mangkok mieku. " Yang tugas gue, elu dan Pirox."
" Pelit amat sih, inget loh gue tuh nanti saudara kandung ama lu menurut sumpah hipokrates." Protes Amlo sambil mangunyah. "Pirox mana?"
" Biarin, belum saudara ini. Gue belum sumpah ya!" Lalu menghirup kuah mieku. " Pirox, belum liat sih. Mungkin masih di bangsal."
" Btw lu suntuk kenapa?"
" Sotoy!"
" Trus kenapa ngelamun?" Tanya Amlo sambil mencoba mengambil kembali mie dari mangkokku. Kali ini aku membiarkannya.
" Bukan ngelamun tapi bosen. Pengen ada pasien."
"Anjrit! Lu kok ngomong jorok sih!" Protes Amlo sambil menjitak kepalaku.
( Di masa ku koass, kata-kata "sepi gak ada pasien" seperti mantra pemanggil pasien di UGD, kami selalu mengatakan jangan ngomong jorok)
Dalam sekejak mie habis.
Tot!!!!!!!! Suara bel tanda pasien datang berbunyi.
Kami segera berlari ke muka UGD dan benar saja, sebuah mobil bak terbuka berhenti dimuka UGD. Di dalamnya dua pasien kecelakaan lalu lintas, ada 3 orang. Tubuh mereka penuh darah.
"Elu sih ngomong jorok!" Grutu Amlo kesal sambil memakai sarung tangan karetnya.
amlodipine? obat nyokap ane dh kyaknya..hahaha..
Hahaha ada yang nyadar rupanya. Temen-temen koass gue emang pake nama-nama obat.
Aku sudah dua hari disini. Masih satu hari lagi tugasku di sini dalam minggu ini. Aku sempatkan berkeliling melihat sekeliling Klinik untuk mengusir kebosananku hanya bertemu Sari dan pasien-pasien di Klinik ini.
(Maaf Sari....)
Pagi ini terasa dingin di sini, bukan tidak seperti di Jakarta. Aku bisa membuat uap dengan mulutku. Dengan pakaian piama, sendal jepit dan BB dikantung celanaku. Aku mencari tempat duduk yang nyaman untuk menikmati indahnya pemandangan, gunung-gunung yang sebagian ditutupi awan, ada beberapa penduduk setempat yang menyapaku saat lewat.
"Punten."
"Mangga." Balasku
Aku keluarkan BBku, mencoba menelepon Daniel, biasanya jam 7 seperti ini dia sedang bersiap-siap bekerja. Teleponku tidak langsung diangkat. Baru setelah kulakukan panggilan sekali lagi teleponnya diangkat.
" Sayang, apa kabar?" Sapaku saat telepon diangkat.
"Baik, kangen...." Balasnya.
"Iya, aku juga sayang. Lagi apa?"
" Bang? Hallo?"
" Hallo, gak terdengar ya?" Kataku memastikan.
" Ih! Kok gak ada suara." Seru Daniel diseberang sana kesal.
Telepon kemudian mati.
Aku mencobanya beberapa kali dan hasilnya sama. Akhirnya aku sms Daniel.
Maaf sayang. Signalnya jelek. (Send)
Sms terkirim.
Iya, gpp. Aku ke kantor dulu ya. Balasnya.
Iya, jangan nakal ya. Jangan telat makan, nanti maag kamu kambuh. (Send)
----
Aku kembali ke Klinik, belum ada pasien jadi aku segera mandi. Air disini dingin sekali, jadi aku tidak mandi lama-lama.
Ku buka labtopku, jaringan internetnya bagus jadi bisa browsing. Aku iseng membuat accunt facebook baru karena facebook lamaku dihack karena suatu hal.
Aku add facebook Daniel kembali.
Aku belum memasang fotoku karena tidak ada foto di labtop ku.
" Dok, pasien." Sari memanggil dari balik pintu.
"Siap!" Jawabku.
27 bulan sebelumnya
Karena kesibukan tugas-tugas koassku, absennya keberadaan Daniel dapat kuatasi sejauh ini. Tidak sempat membuka facebookku, aku mencoba berkonsentrasi pada ujianku seminggu kedepan. Aku semakin sering bertugas UGD untuk mendapatkan pasien ujian. Benar-benar kegiatan yang menguras pikiran dan tenaga, berat badanku turun hanya dalam 3 minggu ini 8 kilogram.
Ujian dapat ku lalui dengan lumayan. Aku tidak tahu juga dengan sukses. Sebagian besar pertanyaan konsulen dapat ku jawab, namun nilai tetap saja yang terpenting adalah penilaian keseharianku. Aku berharap asisten dan perawat-perawat memberikan laporan yang baik tentangku.
" Elmo, lu udah ujian kan? Please, tuker jaga sama gue ya hari ini. Gue besok mungkin ujian." Pinta Amlo.
"Wani piro?" Ledekku.
"Mo, please!"
"Okey, tapi gue gak bawa baju ganti nih. Nanti gue kabur dulu bentar ambil baju ya. Loe cover gue ya?"
"Beres!"
Akhirnya aku jaga malam ini setelah malam sebelumnya aku juga jaga. Badanku rasanya mau rontok. Selama menunggu pasien, aku membuka facebook melalui hp ku. Tergoda benar aku untuk membuka facebook Daniel, lalu aku mengetik namanya dicolom searching
Ha*** Daniel ****A
Sebuah foto yang kukenali. Foto ini pernah ku komentari bahwa aku suka saat dia menggendong keponakannya. Laki-laki dewasa bersama seorang bayi sangat sexy menurutku.
Status-statusnya di facebooknya kubaca:
"Lagi sakit, jadi inget koass pemilik hatiku."
(Jadi GeeR membaca status ini. Sakit? Pasti maagnya kambuh)
Ku baca status-statusnya sebelumnya.
"Dia lagi apa ya? Koass keluar dari pikiranku."
(Hahahahaha tawaku dalam hati)
" Berangkat kerja, gak ada sms dari dia. Dasar koass geblek."
(¬_¬ apaan nih?)
"Kalo malam gini biasanya dia nelp aku, lagi apa ya? Pasti lagi gatel sama pasien-pasiennya yang ganteng"
(Gue gak gatel ya!!!! (‾⌣‾٥) # sambil menggaruk kakiku)
Jantungku berdebar-debar membaca status-statusnya selama minggu selama kita putus komunikasi. Tanpa sadar akupun mengetik sms:
Maafin aku, aku masih sayang kamu.
(Send)
Itu subuh jam 3 pagi.
(Sekarang)
" Ibu tolong ya, Amlodipinnya ini, diminum setiap hari. Ingat ya bu pesan saya." Teriakku di depan pintu klinik sambil melambaikan tanganku.
Si ibu senyum-senyum saja hilang dikegelapan malam dibonceng sepedamotor cucunya.
(Amlodipin: obat penurun tekanan darah.red)
Hari ini aku mandi malam lagi. Pasiennya malam baru selesai, Sari dengan baik hati memasakkan air panas untukku mandi.
"Makasih Sari."
Aku cek facebookku. Daniel sudah mengconfirm pertemananku. Lalu segera kubuka profilnya.
Yang membuatku terkejut adalah statusnya inrelationship with M***
Ku buka profilnya, seorang laki-laki yang berdomisili di jakarta. Pikiranku tidak karuan dan kucoba mencerna apa yang sedang terjadi. Kali ini aku mencoba diam sejenak, mandi air hangat dan berpakaian.
Aku ingin segera SMS Daniel meminta penjelasan dia, tetapi aku pikir aku harus cukub tenang untuk mendengarkan penjelasannya. Aku mengurungkan niatku dan bersegera tidur, aku perlu pikiran yang jerni untuk menyelesaikan ini.
Keesokannya pikiranku tetap tidak merasa baikan. Aku kembali buka facebooknya.
Status-status dia tentangku sudah tidak ada lagi sejak berbulan-bulan. Facebooknya terhubung dengan twitter.
Aku sms dia akhirnya:
Kamu sudah punya pacar lagi?
(Send)
27 bulan sebelumnya
Di kamar ini aku berbaring di atas kasurku. Dengan bantal mengganjal kepalaku sedangkan hape ku kutempel ditelinga.
" Jadi hubungan kita apa nih?" Tanyaku.
" Abang adik." Jawabnya.
" Arti hubungan itu apa ya?" Tanyaku.
" Ya, abang adik dong."
" Aku tidak pernah ingin mencium bibir adik laki-lakiku. Tapi aku ingin melakukannya bersamamu." Protesku.
" Hahaha, ih abang genit." Canda manja Daniel.
Singkatnya malam itu kami tidak mencapai kesepakatan apapun atau kejelasan apapun soal hubungannya denganku. Tetapi setiap aku melihat statusnya, selalu ditulisnya tentang aku, kadang kata-kataku di copy paste di dalam statusnya. Aku pikir siapa yang butuh status. Aku meyakini saja tanpa status pacarpun, dia milikku.
Statusku yang mengambang ini terjadi selama 27 bulan. Aku kemudian semakin sibuk dan mengabaikan Daniel. Apalagi hubungan kami memang hubungan jarak jauh.
Aku udah pulang, kamu pasti lagi kerja ya?"
Send
Sudah jam 10 pagi. Aku mengantungi beberapa lembar 50rb setelah jaga 24jam. Aku ambil off hari ini.
Daniel tidak membalasnya. Mungkin sedang sibuk. Pikirku.
Aku cari contak BB ku:
Fadhil.
Gue: Dimana? Jadi gak ketemuan.
Fadhil: jadi, lu udah balik?
Gue: udah. Gue udah otw.
Fadhil: gue siap-siap deh kalo gitu.
Gue: Fadhil...
Fadhil: ya?
Gue: thx ya.
Fadhil: lebay ah! sampai ketemu ditempat.
BBku masukan kedalam tas hampir di dasarnya supaya sulit dijangkau. Aku merebahkan kepalaku ke sandaran kursi bus. Menikmati alunan lagu yang dinyanyikan seniman jalanan sambil memejamkan mata. Angin sepoi-sepoi dari pintu bus menerpa kulit tangan dan mukaku.
Kondektur membangunkanku dari tidur. Sempat tertidur juga ternyata, ku bayar ongkos ku. Aku tidak melanjutkan tidur karena hanya dalam 10 menit lagi aku sampai ditujuan.
Saling memanggil sayang. Saling ledek dan pesan-pesan pertengkaran kecil mereka yang nampaknya tidak lama terlalu lama.
Komunikasi mereka sangat baik.
Rasa panas didada, seperti terbakar, seperti mengalami GERD.
(GERD: asam lambung yang naik ketenggorokan, memberi sensasi seperti terbakar dan sesak nafas pada penderitanya.red)
Dulu isi status-status facebooknya tentang aku. Perasaan itu sudah berubah.
" When someone is so sweet to you dont expect that he will be like that all the time because even the sweetest chocolate is expires" kata-kata Fadhil saat aku bertemu dengannya seminggu lalu saat aku menceritakan masalahku.
"Maaf bang, aku hanya merasa belum punya waktu yang tepat mengatakannya." Balasan SMS Daniel.
" Udah sejak kapan?"
" Udah lumayan lama."
" Daniel, kasih gue waktu ya, buat berpikir."
___________________
"Trus gue harus apa dong Fad?" Tanyaku pada Fadhil.
" Lu tau apa yang seharusnya dilakukan untuk menghargai hubungan orang lain." Jawab Fadhil singkat.
Serpihan-serpihan percakapan itu membuatku merasa kepalaku sakit.
Aku baca kembali percakapan mereka lewat twetter:
"U're mine!! Always mine!"
Kalimat ini berkali-kali mereka ucapkan berbalas-balasan.
Rasanya panas....
lanjut
@adacerita, masa? Hahaha jangan2 lu mantan gue. Lol (‾⌣‾٥)
Huhuhu juga (#walau gak tau apa artinya)
Nyesek nih crita d bag akhir'a... Pdhl pas d bag si elmo liat stat ttg dy sy dh nyengar nyengir sndiri... Eh pas kesini2'a... =_=
Soal tulisan sy g bsa komen dah.. Kl menurut sy dah ok smua
Lanjutkan!
Hahahaha masa sih bukan?