It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tuh dimarahi ama kk dewa, @Zhan bukan ga percya tp gmn ya? Kn byk fto2 cwek eh ternyata dy yaa tw kn, jd si @BleezeB hrs membuktikan.
Tp tenang aja, sdh byk kok cwek asli yg baca crita q, crita org homo jd q doain ntr dpt cwok homo jg
Chapter 6
Stranger
Aku mengusap-usap kedua mataku, kemudian aku melihat dibalik kaca, Deki sudah tidak ada. Aku mendekat ke arah jendela kamarku dan membukanya. Aku lirik kanan kiri namun tidak satu pun aku melihat Deki yang tadinya berdiri di pohon itu. Mungkin menurutku ini cuma sebuah ilusi.
Aku kembali tersadar akan tujuanku, yaitu mandi. Aku pun buru-buru keluar kamar untuk menuju kamar mandi. Karena kebetulan kamar tidurku letaknya di belakang rumah, aku pun melewati dapur. Aku berhenti sejenak melihat makanan-makanan tersaji di atas meja.
"Wah, sudah dibuatkan makan pagi? Tumben", gumanku. Kemudian aku berlari kembali ke arah kamar mandi. Sekarangnya waktunya mandi!
"Ahh segar rasanya...", aku mengusap kepalaku dengan handuk. Aku pun bergegas keluar dari kamar mandi hanya dibalutkan celana boxer.
"Lebih baik makan dulu baru pasang baju", ucapku berjalan ke arah meja makan.
Aku begitu takjub dengan makanan yang dihidangkan, ada ikan laut goreng, kemudian nasi putih di sebelahnya ada nasi goreng. Lalu ada bistik daging sapi yang aromanya begitu menggelora, kemudian di tengahnya ada salad sayuran yang terlihat segar menggairahkan. Di hadapanku pun sudah ada satu botol minuman sirup berwarna hijau, sepertinya sirup melon. Terakhir ada puding coklat dilumuri saus fla putih yang menggoda.
Aku memilih duduk di tengah dan membuka piring yang sudah diletakkan di meja makan. Aku isi piring itu dengan campuran nasi goreng dan putih lalu satu ekor ikan goreng. Rasanya asin asin pedas manis, gurih dan nikmat. Selesai memakan itu lalu aku mengambil bistik sapi dan memotongnya kecil-kecil. Aku makan dengan lahapnya karena sangat jarang di rumahku bisa makan makanan seenak ini.
Rasanya lagi berada disurga, makanan sebanyak ini, semewah ini bisa aku makan. Mulutku hampir penuh untuk menampung semua makanan. Aku sudah tidak sabar menghabiskan semuanya.
"Enakkkkkkkkkk", ucapku girang sembari makan tanpa hentinya.
Aku terbaring lemah tak berdaya di atas kasurku setelah mengarungi perjalanan melelahkan untuk kembali ke kamar. Masih hanya mengenakan celana boxer pendekku, aku terpaku karena kekenyangan.
"Aduh, gimana ini, bakal telat ke kampus", keluhku. Aku berusaha untuk mengangkat badanku agar bisa berdiri kembali. Namun sayang usahaku sia-sia dan mataku pun menyerah untuk terlelap.
"Ahh......maaf Pak saya bolos", gumanku pelan dan kemudian terlelap dalam tidurku.
BRUK!!!
Aku terbangun karena terbentur dengan keras ke lantai. Serasa seperti dijatuhkan dari atas atau mungkin juga didorong. Mataku pun terbuka dan dengan kagetnya aku langsung memperhatikan sekelilingku.
"Lho? Ini kan di ruang kelas kampus?", ucapku setengah bingung. "Bukannya tadi aku di kamar?".
Aku menggaruk kepalaku pertanda aku bingung dengan keadaan yang berubah. Seingatku tadi aku di kamar tertidur karena kekenyangan tapi kenapa bisa sekarang ada di ruang kelas. Sebenarnya apa yang terjadi?
Aku segera bangkit dan melihat ruang kelasku yang sepi. Dan yang anehnya kelasku tampak lebih bersih, kursi-kursi tertata rapi, whiteboard yang mulus tanpa goresan, lantai yang sudah tidak berpasir dan kaca jendela yang mengkilap.
Bergegas aku keluar dari ruang kelas dan melihat seisi lorong hening tanpa ada tanda kehidupan. Hanya ada desiran angin yang menggoyang palang kecil di atas pintu-pintu kelas. Tanpa ada rasa takut lagi aku berjalan menuju halaman kampus.
"Ga ada orang lagi", ucapku yang melihat halaman kampus yang kosong. "Kemana semua orang?".
Aku berjalan lagi keluar dari kampusku. Entah kenapa aku merasa sedikit pusing melihat keadaan yang sepi tanpa ada seorang pun. Bahkan saat aku berada di jalan raya ini.
"Kemana sih orang-orang?", gumanku lagi.
Aku melihat di jalan ada sebuah tongkat berwarna biru. Tongkat itu tidak panjang, panjangnya hanya sampai pinggangku. Kemudian aku ambil tongkat itu dan aku ayunkan sembari berjalan kembali.
Hanya selang beberapa menit aku tertegun melihat aku sudah berada di depan minimarket langgananku. Bagaimana bisa aku sampai di depan minimarket ini? Bukannya kalau aku naik sepeda butuh waktu 10 menit lebih, tapi ini? Hanya jalan kaki beberapa menit sudah di sini.
"Apa ini mimpi?", aku mencoba mencubit dan memukul pipiku. "Auuuu, sakit, berarti ini nyata".
Aku kembali berjalan dan masuk ke dalam minimarket itu berharap ada penjaganya atau siapa pun itu. Aku berkeliling, memanggil semua penjaga-penjaga minimarket itu namun tetap saja sepi.
"Wah, kok bisa-bisanya sepi?", keluhku. "Hei!!! Kalau kalian ngga ada aku ambil ini snacknya".
Tidak ada seorang pun yang menjawab. Tanpa perlu berteriak lagi, aku ambil snack-snack, minuman yang ada di minimarket itu. Aku buka satu persatu-satu semuanya dan aku hamburkan ke lantai minimarket.
"Lihat!! Tokomu aku obrak abrik!", ucapku yang tiba-tiba emosi. Aku tendang lemari hingga semua barangnya berjatuhan ke lantai.
"Kemana semua orang!!!", teriakku. Entah kenapa aku menjadi emosi melihat kesunyian ini. Tanpa pikir panjang aku hancurkan semua barang di meja kasir. Aku keluarkan semua uang yang ada dan aku hambur-hamburkan.
Lalu aku ambil monitor kasir dan aku lempar ke pintu kaca minimarket itu hingga pecah. Namun aku berhenti sejenak, aku menatap keluar dari balik pintu kaca yang pecah. Aku melihat orang asing yang mengenakan pakaian putih. Matanya biru menatap aku seolah-olah menggambarkan dia ingin berbicara. Aku mencoba mengingat-ingat orang asing itu, sepertinya aku kenal.
"Kamu...", tunjukku. Dia pun langsung berlari ke arah lain.
"Hei!! Tunggu!", teriakku yang langsung mengejar orang asing itu.
Aku berlari dengan cepatnya mengejar orang asing itu. Yang anehnya dia dengan cepatnya sudah berada jauh di seberang sana. Dia berdiri di pinggir jalan dan menatapku seolah-olah dia mengejekku.
"Kurang ajar..", kataku penuh geram.
Aku mencoba untuk mengejar orang itu dengan cepat. Tapi selalu orang asing itu bisa berada jauh dariku. Entah dia bersembunyi di balik pohon, di balik tembok, di depan rumah. Aku pun terus berusaha untuk mengejarnya, melewati jalan raya, rumah-rumah hingga masuk sebentar ke dalam hutan. Hingga akhirnya aku sampai di sebuah tempat.
Ada sebuah lubang besar dihadapanku. Semua pohon disisinya terbakar habis, ada sedikit asap yang mebumbung dari pepohonan yang rusak. Tanahnya pun berwarna hitam karena bara api. Suhu disekitarku pun mulai meningkat drastis, dadaku terasa sesak.
"Uh...", aku memegang dadaku. Dengan cepatnya disekelilingku berubah menjadi bekas kebakaran dengan kepulan asapnya yang menyeruak menyesaki tiap senti di sekitarku.
"A..ku...", badanku gemetar, aku sudah tidak kuat berada di tempat ini dan aku terjatuh.
BRUK!!!
Randy terjatuh dari tabung berwarna coklat. Badannya yang telanjang berlumur cairan kental berwarna biru muda. Mulutnya terbuka lebar seakan keluar dari tempat yang membuatnya sulit bernafas. Seseorang yang di sampingnya bergegas memberinya sehelai kain panjang untuk menutupi tubuh Randy yang tanpa pakaian di badannya.
"Bertahanlah Randy...", ucap pria itu sembari membenarkan topi merahnya. Kemudian dirangkulnya Randy dipundaknya untuk keluar dari tempat mengerikan itu dengan terburu-buru. Sedangkan Randy masih tidak sadarkan diri, tubuhnya masih gemetar.
Ruangan tadi diisi oleh banyaknya tabung cokelat yang berjejer ditiap lantai, di dalamnya terdapat banyak manusia-manusia. Di atas tabung itu ada selang yang terus-menerus memberi cairan biru muda ke dalam tabung cokelat. Tapi disebagian tabung lainnya ada sebuah benda panjang seperti jarum namun terlihat lebih besar menjalar di dalam selang tadi. Benda itu pun langsung menancap di kepala manusia itu.
Manusia yang tertancap benda itu langsung menjerit. Matanya terbuka lebar dan pupilnya berubah menjadi biru. Mulutnya yang terbuka segera dimasuki oleh cairan kental itu. Mereka hanya bisa mengerang kesakitan di dalam tabung cokelat tanpa berdaya untuk bisa keluar dari tabung cokelat. Benang kecil itu seketika saja langsung menyala dan ada aliran listrik mengalir ke dalam kepala manusia tadi. Manusia itu pun terdiam dengan matanya yang terbuka..
Kepulan asap putih sedikit menghalangi penyinaran dari lampu redup di atas ruangan yang besar itu. Masih ada ribuan tabung cokelat yang berada di ruangan itu. Hanya ada empat pintu yang terhubung dengan ruangan besar. Ruangan itu lebih tepat dikatakan sebagai tempat penyimpanan para manusia. Beruntung Randy berhasil diselamatkan keluar dari tabung cokelat. Bisa dikatakan hanya sedikit yang mampu bertahan dan keluar dari tabungnya.
Orang yang membawa Randy itu bergegas menaiki motornya yang dia taruh di lorong gelap tidak jauh dari ruangan tadi. Dengan cepat diletakkannya Randy di belakangnya dan diikat melingkar di balik punggung orang itu. Kendaraannya pun langsung dipacu dengan cepat meninggalkan gedung raksasa. Beruntung mereka keluar dengan mudahnya..
The End......
Mohon kritik sarannya ya
ini maksudnya apa coba?! lo ngedoain gue dpet cwok homo gitu??
ga percaya yaudah ga usah rempong juga kali. ga kenal fujo ya? ga tau klo di bf skrg ga cuma cowok aja tp jg byk ceweknya? au ah. ngapain jg gue ngurusin hal kyk gini.
but, gue akui cerita lo emg menarik. dan sdkt kecewa krna tiba2 end.
ntar klo gue dpt cwok gay, gue harap dpt ngubah dia jd str8.
sekian trima ksh
Kritikx dulu ntr disambung
jgn2 emang terinspirasi dari film itu hehehe...
gue yakin ini belom end,
ditunggu ya lanjutannya..
oh ya @Alvalian_danoe , daya imajinasi lo rendah yaa.. gitu aja dibilang rumit ckckck
jgn2 emang terinspirasi dari film itu hehehe...
gue yakin ini belom end,
ditunggu ya lanjutannya..
oh ya @Alvalian_danoe , daya imajinasi lo rendah yaa.. gitu aja dibilang rumit ckckck
Bingung
@Wooyoung : kok rame jdnya?
@AgungPku : ini cerita kk T.T