It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Dan gue rasa pasti endingnya sad deh .. Si yujinya udah pergi kemana gitu or meninggal karna ini cerita si marco lagi menceritakan flashback 6 tahun yg lalu dia janji sama yuji buat jadi dokter benar ga sih ???
@ularuskasurius @obay @4ndh0 @congcong @nero_dante1 @beepe @boyzfath @hwankyung69 @danze @callme_DIAZ
@hades3004 @chibipmahu @gaudeamus @noe_noet @abyan_alabqary @bintang96 @kebohenshin @yui_ yoshioko
apdett
"Pa, Papa sudah janji mau belikan aku tamagotchi kan...? Hari ini ulangtahunku! Kenapa aku ga dapat juga?!"
"Yujii, Papamu baru aja pulang kerja, lagipula Papa dari tadi pagi ga enak badan, masa kamu tega minta dia pergi lagi...?"
"Aku ga mau tahu! Bukannya sudah janji kemarin?!"
"Yujii! Jangan berteriak ke Mama!"
"Ai, sudahlah, lagipula kita juga sudah meninggalkannya seharian di hari ulangtahunnya kan...?"
"Koji? Yang benar saja, Jangan memaksakan dirimu!"
"Sudah, aku pergi dulu, Yujii, kamu Papa tinggal sebentar ya? Ga apa-apa?"
"Ya! Ga apa apa! Belikan yang bagus Pa!"
"Yujii, Yujii, yasudah, Koji-Koi, aku ikut.."
"Ah terimakasih sayang. Tunggu Papa sebentar ya Yujii...?"
"Pasti! Jangan tinggalin aku lama lama ya?"
"Pasti! Ayo kita janji kelingking!"
"Janji!"
******
Marco's View
"Yujii?"
"Yujii....?"
"YUJII!!!!"
Aku menepuk pundaknya dengan keras, Yujii terkejut, tersadar dari lamunannya, kemudian dengan telak menyarangkan sebuah pukulan keras di rahangku, membuatku meluncur dan menghantam dinding mall dengan bunyi berdebam keras.
"Ah! Marco! Maaf!"
Ratusan bintang bak meteor garden segera mengisi pandanganku, kepalaku terasa ringan, seakan otakku ikut terlempar keluar bersama dengan pukulan tadi.
Di hadapanku, Yujii tampak sedang berlari mendatangiku dari jarak sekitar 10 meter dari tempatku terkapar.
Sejauh itu aku terlempar?
Dia bukan manusia.
Apa ini di sampingku?
Aku melirik ke gumpalan berwarna merah muda di sampingku.
Otak?
ASTAGA! OTAKKU KELUAR BETULAN?!
Kupegang otakku yang tercecer keluar.
Oh
Bukan, ternyata ini mainan.
"ASTAGA MARCO OTAKMU KELUAR!!!"
Gege berteriak histeris saat ia melihatku memegang otak mainan dari karet itu.
"Bukan! Itu otak mainan! Kamu bodoh ya? Kalo otak Marco sebesar itu dia ga akan jadi begitu bodoh!"
Umpat Yujii kesal sambil mengangkatku berdiri.
Bener juga katanya, ga mungkin otakku sebesar ini.
......................
Tunggu dulu!
Dia bilang aku bodoh?!
Kupegang mainan otak itu, kusejajarkan dengan kepalaku.
Seukuran kok, pasti otakku sebesar ini!
"Sudahlah Marco, kalau otakmu sebesar itu kamu pasti ga akan idiot kayak sekarang...."
Ujar Yujii sambil tersenyum manis, kemudian memegangi kepalaku.
"Jangan mikir kebanyakan nanti otakmu konslet!"
Sialan.
"Bener tuh Marco! Nanti kamu konslet!"
"Itu juga berlaku buatmu Gege!"
Yujii menghardiknya keras, dan Gege segera membalasnya dengan senyuman penuh waspada, takut Yujii akan menyerangnya tiba tiba.
"Aku ga kenapa kenapa! Dan otakku sebesar ini! Liat aja! Esok aku CAT Scan otak, hasilnya pasti sebesar ini!"
Aku ga terima kalau dibilang otakku ga segede ini.
Liat aja, esok aku CAT Scan!
"Yaudah ayo kita.jalan terus! Yujii! Gege! Mau bengong sampai kapan?"
*****
"Yujii liat deh,bajunya bagus ya?"
"Yujii, kamu ga haus? Mau minum sesuatu?"
Aku melirik ke arah Yujii, mukanya sudah berkerut menahan kesal, sedangkan Gege tetap dengan setia berusaha memberikan perhatian tak diinginkannya pada Yujii.
"Kalian tunggu disini sebentar...."
Ujar Yujii akhirnya.
Ia pergi masuk ke sebuah toko pernak pernik dan alat tulis, tampaknya ia membeli sesuatu.
Yujii keluar sambil membawa sebuah tas pink dengan sebuah benda berbentuk silinder berwarna hitam.
"Aku mau ke toilet, bisa temani aku...?"
Gege melotot tak percaya, Yujii tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya, dan Gege segera mengangguk dengan nafas terengah engah
Tunggu apa itu?!
Dia mimisan?
Gila!
Dasar anak mesum!
Pikirannya pasti sudah dipenuhi hal aneh sekarang!
"Ayo, ke toilet...!"
Yujii tersenyum, aku menatap dengan curiga ke arah bungkusan plastik itu.
Apa ini?
Kami berjalan menuju toilet, dan seorang wanita menjerit saat kami lewat di depan toko sulap itu.
Seorang wanita, dengan pakaian serba hitam dan berbagai ornamen khas seorang peramal, dia melotot sambil menunjuk ke arah Gege.
"Aku melihat kematian! Anak muda! Aku melihat kematian! Kamu dalam bahaya!"
Benar sekali bu, dan kematian itu sekarang sedang berjalan disampingnya, Ibu ga memperhatikan?
Yujii tampaknya merasa terganggu, ia menatap wanita itu, dan tersenyum manis ke arahnya, tapi wanita peramal itu semakin menjerit histeris
"Kematian! Kematianku datang! Aku melihat kematianku! Ahhkkh...!"
Wanita itu mengejang, kemudian jatuh dari kursinya, beberapa orang dari dalam toko segera berkerumun ribut untuk menolongnya.
Benar kan bu?
Aku sudah bilang, kami lagi jalan bersama dengan dewa kematian berbentuk manusia disini.
"Ayo, Gege, Marco, kamu tunggu disini sebentar ya...!"
Yujii tersenyum tipis, kemudian mengamit lengan Gege yang nafasnya sudah tampak tidak karuan.
Aku hanya menatap iba pada dua sosok yang sekarang memasuki toilet itu.
Gege, be safe!
Aku berdoa untukmu dari sini!
Tadi harusnya kamu tetap di kost, dan jangan berkeras ikut dengan kami!
Tapi sudahlah, Nasi sudah menjadi rengginang, dan kamu harus menerima akibat kekeras kepalaanmu.
5 menit kemudian, Yujii berjalan keluar dari toilet sendirian, dan bungkusan yang tadi di bawanya saat masuk ke toilet sudah menghilang.
"Mana Gege....?"
Yujii menggeleng sambil mengangkat bahunya.
"Gatau, tadi bukanya sudah keluar duluan?"
Aku menggeleng.
Yujii, bohongmu ketahuan banget!
"Masa sih? Bukannya Gege tadi ama kamu ya...?"
Aku berusaha menerobos masuk, tapi mendadak tanganku ditahan oleh Yujii.
Aku menatap ke arahnya yang tetap melihat ke arahku tadi berdiri.
Yujii menoleh ke arahku, kemudian tersenyum manis, tapi aura dingin dan penuh peringatan segera merebak dari tubuhnya.
"Aku gatau, Marco..."
Aku segera mengangguk setelah mendapat tatapan manis dan tajam darinya.
"Bagus kalo ngerti, ayo, kita makan sekarang..."
Ujar Yujii sambil memimpin jalanku, membawaku pergi dari toilet yang benar benar mau kugeledah, setidaknya untuk meyakinkanku kalau Gege ga ditenggelamkan di washtafel atau mungkin dijepit di dalam WC.
===========================================
"Kamu mau makan apa Marco??"
Aku membolak balik menu makanan di hadapanku.
Saat ini kami berada di salah satu outlet mie yang lumayan terkenal, karena Yujii yang berkeras mau mentraktirku disini.
Katanya sih dia mau membalas traktiranku kemarin, makanya dia bersikeras mau mengajakku ke Mall.
"Aku mie ayam jamur, kamu apa Marco?"
"Eng... Aku...."
Kulirik daftar menu itu.
Harga yang tertera tampaknya lumayan mahal.
Dan setahuku Yujii bukanlah anak dengan dompet yang lumayan.
apa dia memaksakan untuk mentraktirku disini?
Anak ini memang lucu kadang kadang!
"Aku sama, Mie Ayam Jamur aja, minumnya air putih...."
Yujii menaikkan alisnya menatapku.
"Apa? Aku lagi diet...."
Jawabku ketus.
Lebih baik aku minum air putih, daripada dia harus semakin merogoh koceknya karena harga minuman yang hampir sama dengan makanannya.
Mie ayam yang aku dan Yujii pesan pun adalah menu yang paling murah disini.
Hmph.
Seharusnya dia ga perlu memaksakan diri mentrarktirku begini, daripada nanti dia malah ga ada uang makan.
"Marco, kamu diet?"
Aku mengangguk mantap, Yujii menatapku dengan pandangan ga percaya.
"Iya! Katanya kalo kita diet sesekali nanti kita bisa awet muda, terus juga nanti kita bisa lebih sehat."
"Oh ya? Kok aku ga tau?"
Jelas aja kamu ga tau, aku aja ga tau, lagian aku asal ngomong kok kamu percaya?
Kayaknya ukuran otakmu lebih kecil daripada otak imut-imutku.
"Hei, Yujii, tadi kamu melamun di depan toko mainan emangnya kenapa...?"
Yujii sejenak menatapku seakan sedang menilaiku, kemudian ia menggeleng perlahan.
"Ga, ga kenapa kenapa kok...."
"Permisi makanannya..."
Buset!
Cepet banget?!
Ini restoran ngalahin fastfood cepetnya!
baru juga ngomong satu kalimat, masa udah masak?
Aku ternganga sambil menatap pelayan yang dengan sigap meletakkan piring piring dan gelas di depan kami, kemudian membungkuk sampai hampir mencium meja setelah ia menerima pembayaran dari Yujii, dan segera berlari pergi dari meja kami.
....................
Selain cepat, pelayanannya juga aneh....
"Bukannya kamu tadi ngeliatin tamagotchi itu ya? Kamu kepengen tamagotchi....?"
Yujii menyibukkan dirinya menyuap mie dari dalam mangkuk yang ada di depan kami.
Dia kayaknya berusaha ga memperdulikan kata-kataku.
Ada apa sih sama tamagotchi?
Aku akhirnya ikut menyuap, dan dalam tiga suapan berhasil menghabiskan makanan yang bahkan tak aku nikmati rasanya sama sekali.
Ada sesuatu, ada alasan kenapa dia bisa melamun begitu dalam di depan sebuah tamagotchi.
Entah aku salah, tapi rasanya ada kesedihan di mukanya saat dia melihat mainan kecil itu.
"Yujii, kok kamu ga ndengerin? Tadi kamu ngeliat tamagotchi itu ada apa? Sampai melamun gitu...?"
Yujii menggeleng sambil tersenyum.
"Marco, kamu udah ngerjakan tugasnya Bu Yuni? Mau pinjem catatanku?"
Modus banget, Yujii!
Semenjak aku mengembalikan daftar belanjaan yang dikira undian itu padanya, dia jadi ga berani memberikan tugas atau marah marah di kelas kita, supaya aku ga buka mulut menceritakan isi belanjaannya yang benar benar eksotis itu.
Tiba tiba sebuah ide menyala di kepalaku, aku berdehem pelan, menarik perhatian Yujii.
"Yujii, aku perintahkan kamu.... untuk beritahu aku kenapa kamu tadi memandangi tamagotchi!"
Yujii melotot kaget, mulutnya menganga, tak menyangka aku teringat akan perjanjian yang sudah berbulan bulan lalu terjadi.
Ia masih bengong,
Aku berdehem sekali lagi.
"Yujii, jelaskan!"
Yujii terkesima, akhirnya dia mengangguk, dan wajahnya berubah menjadi murung.
Deg
Perasaan bersalah segera hinggap di bahuku.
Apa aku sudah terlalu memaksanya?
Aku mendadak merasa tidak enak padanya, tapi aku sudah terlanjur bicara.
Apa aku harus menarik omonganku?
"Aku teringat kenangan masa lalu, cuma itu yang bisa aku beritahu, Please Marco....?"
Ibanya sambil menatap padaku, membuatku merasa tidak nyaman.
Aku akhirnya mengangguk, tersenyum padanya, sambil dalam hati mengutuki sifat ingin tahuku yang berlebihan.
Yujii tersenyum tipis masih dengan mata sayu.
Ia berdiri, dan memberikan isyarat padaku, mengajakku pulang.
***
". . . pendengar sekalian, barusaja ditemukan tubuh sekarat seorang pelajar dalam keadaan mengenaskan di Mall xXx, Korban yang diketahui siswa dari salah satu sekolah swasta ini ditemukan tak sadarkan diri dalam keadaan tubuh di plesterkan pada dinding luar mall, tepat di bawah jendela mall di lantai 3, saat ini masih belum ditemukan penyebabnya, karena korban masih bungkam. Penyelidikan-"
klek
Aku mematikan radio yang sedaritadi terus berkicau dan menambah keadaan tidak nyaman di dalam mobilku.
"..........................."
Aku melirik ke arah Yujii, dia masih saja diam, tak bicara sepatah katapun padaku.
Aku pun tidak mengatakan apapun, karena menyadari saat ini bukanlah saat yang tepat untuk membahas apapun dengannya.
Sial.
Aku harus lebih memperhatikan perasaan orang.
Aku kembali melirik ke arahnya.
Matanya tampak sayu, dan dia memandang kosong ke arah luar.
Baru kali ini aku merasakan perasaan bersalah luarbiasa, dan aku masih tak berani membuka mulutku, jangankan untuk meminta maaf, memulai pembicaraanpun aku rasanya ragu.
aku bacanya kecepetan apa apdetannya yg emang sedikit..
#kabur dari @silverrain
LANJUT.
Next (˘ʃƪ˘)
Yui si ka @ramuda dilupain ... kenapa ga ikut di poke juga?? hehehe...
@cmh900715 ah -_- kan saya mention yg suka baca dan sering buka bf aja moyoo,kan ka @ramuda jrg bca story
Astaga what yuji doing to gege. Gk bs di bayangin. Serem amat. Haha.
Yuji cocok jdi tukang dajal deh. Bisa dengan mudah menyiksa org. Haha
Eh itu mksd peramal apa ya?