It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Suasana begitu hening dan sepinya
Aku terduduk di sofa dan kuhidupkan ac kantor
Kuhihirup nafas panjang, merenggangkan tubuh sekedar menghilangkan kepenatan akibat perjalanan dari kota jogja
Magelang memang kota yang tidak begitu besar, apalagi kantor cabang ini letaknya tidak di pusat kota
Terasa sangat sepi malam ini
Aku mampir kantor di magelang dalam rangka lembur mengerjakan beberapa laporan bulanan yang memang deadline di esok hari
Tadi sempat berfikir kalau aku kerjakan di semarang mungkin tidak akan selesai mengingat perjalanan magelang semarang masih butuh waktu lama
Maka tadi kutelepon pihak kantor di magelang bahwa aku akan mampir dan sekaligus lembur disini
Dan aku minta kunci gerbang pada salah satu pegawai sore tadi.
Tiba-tiba hatiku berdebar
Aku menunggu kedatangan seseorang
Yahh…seseorang yang aku sayangi
Dia teguh…
Teguh yang selama aku di desa di lereng gunung prau begitu dalamnya mengisi hatiku
Masih kuingat ketika dia setiap malam menemaniku tidur, menemani aku menjelajah desa dan…selalu membantuku menggosok punggungku dengan batu kali dan sabun disaat aku mandi di pancuran pinggir kali.
Sekali lagi aku menghela nafas
Aku mengingat semuanya…semua kenangan bersama teguh dan kehidupanku di desa di lereng prau
Tiba-tiba aku kangen teguh
Telah setahun lamanya aku tak bertemu dia
Dan………………
Ini seperti mimpi
Tadi pagi ketika perjalanan ke jogja, di jalan sebelum masuk kota magelang
Ada jeritan seseorang yang mengendarai sepeda motor menyebut namaku keras diiringi suara klakson sepedanya bertalu-talu
Aku berhenti dan menoleh….
Aku memandang takjub pada cowok berkulit putih yang benar-benar tak kukenal
Dia tersenyum lebar
Wajahnya bersinar terterpa sinar matahari pagi
Aku masih tertegun bingung dan benar-benar tak merasa mengenal cowok yang satu ini
Dia memarkir sepeda motornya di pinggir jalan dan aku menunggu dalam posisi masih duduk di sepeda motorku
Aku masih memandangnya bingung
Dia menghampiriku
Wajahnya semakin lama semakin cakep ketika dia tertawa lebar mendekat
Barisan gigi-giginya yang putih di iringi lesung pipinya yang kemerahan sungguh membuatku tak bisa berkata-kata
“mas ajiii…mau kemana mas…alhamdulillah bisa ketemu disini, nggak nyangka…sungguh nggak nyangka” suaranya setengah berteriak dengan mimik wajah penuh keceriaan
Aku tersenyum lebar dan dalam hati aku benar-benar masih belum paham aku berhadapan dengan siapa
Dengan pelan dia mencopot helmnya dan memegangnya disisi pinggangnya
Kini kesempurnaan wajahnya jelas tergambar di hadapanku
Aku seperti mati rasa terpana…
Di mengulurkan lengannya yang begitu putihnya kearahku dan aku menyambutnya
Dan seperti petir menyambar hati dan jantungku ketika kesadaran akan ingatanku terhadapnya pulih
“teguuuhhhhh…yaaa Allooohhhh…teguhhh kamu teguh kan? Duh bener-bener pangling aku guh…” aku setengah berteriak dan langsung melompat turun dari sepeda motorku
Kurentangkan kedua belah tanganku
Aku tak peduli lagi pada keramaian jalan raya
Aku tak peduli lagi pada puluhan pasang mata yang memandangku
Aku tak peduli lagi pada sekitarku
Ketika dia telah larut dalam pelukanku
Yahhh kini teguh dalam pelukanku
Setahun tak bertemu rasanya begitu banyak perubahan pada fisiknya
Dia bertambah besar
Tambah tinggi
Tambah manis dan tentu saja tambah tampan
Kulitnya begitu putihnya terterpa sinar mentari
Rambutnya juga lebih modis
Dan….
Satu hal saja yang tak berubah
Senyumnya begitu manis
Dan….
Pipinya masih menampilkan rona kemerahan ketika terterpa panas mentari
Dia teguhku…
Teguhku yang selama ini aku rindu
Kami menepi
Aku hilang kata-kata
Bingung…mau bicara apa, semua ini nampak begitu mendadaknya
“mas aji mau kemana mas?”
Aku menggeleng pelan sambil tertawa lebar
“mau ke jogja guh, kamu kok di sini, eh…gimana sudah lulus SMA ya sekarang?”
“iya mas, udah lulus…dan…hmmm”
Kulihat dia ragu untuk melanjutkan kata-katanya
“uhhhh…kamu nggak berubah, selalu sungkan kalau denganku..hehehe, ada apa guh?”
Dia masih tersenyum lebar
“aku sekarang di magelang mas, kerja…”
“hahhhh…kerja? Kerja apaan?”
Aku kaget
Masih kuingat, dulu teguh begitu berapi-api ingin melanjutkan studynya ke perguruan tinggi dan sekarang dia kerja
Dia masih terdiam menunduk
“Ceritanya panjang mas…aku jadi sales mas”
Aku tertegun
Sekarang kulihat rona wajah teguh berubah menjadi sendu
Dan tiba-tiba aku seperti ikut larut dalam alunan hidupnya
“ohhh iya guh, kamu tinggalnya dimana?”
“di magelang sini mas”
“ohhh…ya udah nanti malam kalau kita ketemu gimana, kebetulan nanti malam aku nginep di kantor cabang di sini”
“hahh…kantornya mas aji juga ada di magelang to?”
Aku mengangguk
“ini nomer hpku guh”
Ku keluarkan dompet dan kuberi satu lembar kartu namaku
Dia menerimanya sambil membaca sekilas kartu namaku
“makasih ya mas”
Ku elus pundaknya pelan
Dia memandangku
“ada apa mas?”
“nggak apa-apa guh, Cuma tadi bisa-bisa aku kok pangling hehehehe”
“iya mas, tambah jelek ya?”
“nggaakkk…kamu sekarang cakep banget…”
“ahhh mas aji menghina ya?, eh ya udah mas, aku mau melanjutkan kerja, sampai ketemu nanti malem di kantor ya?’
“okeee….sms aku ya?”
Dia menyalamiku dan kembali memakai helmnya
Menstarter sepeda motornya dan menoleh sambil tersenyum lebar ke arahku
Kupandang teguh dengan mata nanar
Sungguh pagi ini aku tak mengira bakal ketemu teguh lagi
Entahlah hatiku semakin gelisah menantinya
Tadi aku telah selesai mandi dan makan sedikit cemilan sambil nonton televisi sekedar menghilangkan kegelisahan menunggu teguh
Kuhidupkan laptop dan langsung kupasang flashdisk dan langsung aku telah larut dalam data-data yang akan aku kerjakan
Tiba-tiba HP ku berdering, kulihat sebuah nomor asing
Aku hampir berteriak kegirangan…ini pasti teguh
Langsung ku angkat
“hallooo…”
“iya mas..maaf aku baru sampai di depan kantor mas aji, tapi gerbangnya kok di kunci mas?”
“ohhh guh, ya udah, tunggu…. aku ke depan, kubuka dulu ya?”
Kuletakkan hp ku dan aku langsung berlari menuju gerbang
Kulihat sosok teguh masih di atas sepeda motornya
“hey guh…dah lama ya?” tanyaku setengah berteriak
“baru aja yampe kok mas…”
Kubuka gerbang dan pelan sepeda mototrnya masuk halaman kantor
Kututup kembali pintu gerbang
Dan aku menghapiri teguh yang sedang melepas helmnya dari kepalanya
Wajahnya tetap tampan walau hanya disinari temaram lampu halaman kantorku
Dia memakai jaket berwarna coklat muda yang reslitingnya turun setengah menampilkan baru birunya yang bergaris
Hmmm…menurutku apapun yang dia pakai pasti teguh terlihat begitu tampannya
Aku mendekat dengan senyum lebar
Sekali lagi secara reflek tanganku tanganku terbuka
Dan sekali algi dia telah menghambur dalam pelukanku
Kali ini sangat erat
Rinduku telah membuncah pecah
“aku kangeeennn…”bisikku disisi telinganya
“aku juga mas” dia berkata lirih
Sejenak kami terus berpelukan diantara angin malam magelang yang begitu sejuk menerpa
Kulepaskan pelukanku
“ayo masuk guh, ehh…kamu dah makan lom guh?”
“udaahhh…”
Dia tetap menggandeng tanganku erat masuk ke dalam kantor
“mas aji baru ngapain nih?’
Dia melihat laptopku terbuka
“aku ada lemburan kok guh, kamu emangnya nggak ada acara malam ini ya?”
“ahhh nyante sajalah mas, nggak ada kok, duh aku jadi ganggu mas aji kerja ya?”
Aku tersenyum
Anak ini masih saja sopan kepadaku
“hehehe mosok ganggu, yang ada kau malah tambah semangat, lembur di temani kamu”
Diapun tersenyum
Aku mendekat dan duduk disisinya
Kupeluk pundaknya erat
“guh…”
“iya mas”
“aku tak sabar pengin dengar ceritamu…” ujarku lirih
Dia menoleh
Dan sejenak tatapan mata kami beradu
Kali ini aku dengan jelas dapat mengamati wajahnya
Wajahnya sangat putih
Hidungnya begitu mancung
Dan rahangnya kokoh
Bibirnya kemerahan basah dan berisi
Bibir yang dulu pernah kulumat…hmmm
Ohhh…bagiku kali ini teguh adalah kesempurnaan
“cerita apa mas?”
“napa kamu bisa sampai magelang”
“ohhh itu ya..”
“iya”
Dia mengambil nafas
“yahhh…mungkin mas aji kaget ya, dulu aku begitu optimis akan kuliah setelah lulus, ternyata Tuhan menghendaki lain mas”
“napa guh?” tanyaku nggak sabar
“emmm…anu mas, dulu bapakku sebenarnya sudah ngumpulin uang buat aku kuliah, tapi ibuku sakit mas, harus operasi, butuh biaya banyak mas, akhirnya uang habis untuk biaya rumah sakit mas, jadi aku ngalah dulu, mungkin jika ada rejeki tahun depan aku baru akan kuliah”
Aku kaget
“sakit? sakit apa guh?”
“katanya sih tumor kandungan, jadi kandungan ibuku harus diangkat gitu”
“ohhh…napa kamu kerja, bukannya di rumah bantu orang tua?”
“ahhh…sebenarnya aku nggak sengaja sih, kebetulan ada temen sekolah dulu nawarin aku kerja, jadi ya udah aku langsung masuk aja, itung-itung untuk tambah pengalaman mas, mumpung masih muda”
“guhh…tapi kan bukan jadi sales gitu, bisa kek kerja apa gitu yang nggak menguras energi”
“ya ndak apa-apa lah mas, emangnya lulusan SMA mau kerja jadi apa?”
“ya apa lah, di kantor misalnya, eh kenapa kalau pengin kerja nggak hubungi aku saja, siapa tau aku kan bisa bantu cariin kamu kerja, mungkin di tempatku…”
Dia tersenyum
“akhh…mas aji lupa ya?, mas aji kan nggak pernah kasih nomer hp ke aku, gimana cara hubungi mas aji coba….hehehehe”
“hehehehe iya juga sih, lagian kamu kan dulu belum punya hp, jadi untuk apa juga kau kasih kamu nomer hp ku” jawabku sambil garuk-garuk kepala tak gatal
Sejenak dia terdiam
“mas…lagian aku juga ingin mandiri, aku tak ingin kerja hanya karena ada koneksi dengan seseorang di perusahaan, aku ingin mencari sendiri pekerjaan yang aku suka”
Aku tertegun mendengarnya
Teguh ternyata tidak berubah
Dia masih menjadi sosok yang begitu baiknya
Dia tidak mau menjadi beban orang lain
Dia juga mau mengalah untuk tidak kuliah demi kesehatan ibunya
Dia memang anak baik
Dan untuk kesekian kalinya aku kagum terhadapnya
“guhh…sini, kamu sudah bisa ngenet?, kalau dah bisa silakan ngenet saja disini, gratis kok”
“ohhh…disini sudah bisa untuk ngenet ya?”
Aku mengangguk
“nggak ahh, takutnya entar ganggu mas aji ngerjain lemburannya ?”
“nggak pa pa lah, disini banyak komputer kok”
Pelan teguh mendekatiku
Duduk disampingku
“guh, kamu sudah bisa ngenet?”
“udah mas, bahkan aku sudah punya facebook kok”
“hahh…yang bener? Kok aku nggak tahu? Mana alamat fb mu guh?”
“nanti lah aku tunjukin ke mas aji”
“okee…”
Sejenak suasana hening
Aku kembali ke keyboard mengetik beberapa alamat dalam internet
“guhh…”ucapku sambil berbisik pelan
“iyaa mass…”
Sejenak aku ragu mengungkapkan
“udah pernah buka situs dewasa?” pancingku sambil berbisik di telinganya
Dia kaget memandangku sambil senyum
Dia menggeleng pelan
Akupun tersenyum
“emang situsnya apaan mas…”ujarnya dengan nada ragu dan lirih
Bentar ya, aku bukain….
Akupun mengetik sebuah situs dewasa
Dan terpampanglah gambar-gambar vulgar di layar komputer
Teguh sedikit terbelalak kaget
Pipinya langsung memerah manis
“guhh…”ujarku pelan
“ya mas..”ujarnya dengan sedikit bergetar
“kamu belum pernah lihat gambar beginian?”
Dia menggeleng…”belum mas…” ujarnya lirih
“entar ada filmnya juga kalau kamu mau”
“ohhhh…”dia masih syock
“mau lihat filmnya?”
Dia terdiam kelu
“bentar ya, aku bukain filmnya”lanjutku
Aku segera menuju link film
Film dewasa, tentang hubungan intim laki-laki perempuan
Dan segera film mulai jalan
Tentang seorang laki-laki cakep sedang berhubungan intim dengan ganasnya dengan seorang perempuan
Teguh semakin terdiam kelu
Pipinya semakin memerah
“udah guh kalau mau nonton, duduk sini!, aku mau ngerjain tugas di komputer sana” ujarku
Teguhpun tanpa menjawab segera bergeser duduk tepat di depan layar monitor
Dia begitu seriusnya menonton film
Kulirik dia, pipinya semakin memerah
Dia semakin manis jika sedang horny
Dan aku paham semua itu…
sungguh aku tak mengira, anak seusia teguh masih begitu lugunya
ternyata dia belum pernah melihat situs-situs beginian
dia masih begitu polosnya walau sudah tinggal di kota
dalam hati aku terus tersenyum memandangnya
memandang dia yang begitu serius menikmati tontonan di di deannya
dengan pipi memerah
dan dia betul-betul tambah manis bila kupandang
Kutinggalkan teguh yang sedang asyik melihat film di depan komputernya
Suasana hening, akupun tak ingin ‘mengganggu’ teguh yang sedang asyik pada tontonan pertamanya
Sesekali kulirik dia, dalam hati aku geli melihat teguh yang mulai gelisah duduknya
Setengah jam berlalu
Suasana masih hening
Aku masih begitu sibuknya merubah angka-angka di layar monitorku
Dan tiba-tiba kurasakan teguh telah di dekatku
Ternyata dia telah selesai menontonnya
“mass…”
Aku langsung menoleh, memandangnya yang sedang berdiri di sampingku
Aku tersenyum
“mas aji ngetik apaan?”
“tugas kantor guh”
“wahh…enak juga kerjaan mas aji ya, tiap hari cuman duduk di depan komputer”
“nggak juga guh, sama aja, kadang aku juga bosen kok guh, kalau mau kamu juga bisa dapat kerjaan kayak aku”
“nggak ahh…aku belum ingin kerjaan yang mikir-mikir kayak gitu, bikin pusing”
“guh, emangnya kamu sales apaan?”
“sales produk minuman mas”
“ohh…sistemnya setor atau nyari pelanggan guh?”
“hmmm keduanya, ada pembagian area kok jadi nggak susah”
“pake sepeda motor?”
“nggak, pake mobil kok mas, satu mobil dua orang”
“hmmm…pasti kamu punya banyak langganan ya?” mataku sambil mengerling
Dia tersenyum simpul
“napa?” tanyaku curiga dengan senyumannya
Kutarik pelan lengannya hingga dia duduk berhimpitan denganku
“ayoo napa senyum-senyum?”
“hehehe…nggak pa pa kok mas”
“ayolah cerita…pasti ada langganan yang naksir kamu to?”
Dia bertambah lebar senyumnya
“kok mas aji tau?”
“ya taulah…kalau salesnya secakep kamu, dan jika aku pedagang, aku pasti dengan suka rela menjadi langgananmu, hehehe”
“uhhh…mas aji bisa ja” dia tambah tersenyum tersipu
Dari jarak yang sedemikian dekat wajah teguh semakin terlihat begitu tampannya
“ayoooo….”
“ayooo apa?”
“cerita dong…”
“hmmm..iya sih” ujarnya ragu
Dia masih tediam dan aku menunggu
Dia cuman senyum-senyum bikin aku tambah penasaran saja
“ahhh kamu ini, ya udah kalau nggak mau cerita!” ujarku pura-pura sewot
“hmmm…biasa saja kok mas”
“apanya yang biasa?”
“ya gitulah mas”
“apanya?”
“ada yang naksir aku….”
“hahhh…selamat ya…hahahha…gitu aja kok susah banget ceritanya, hmmmm…cantik nggak guh”
Teguh menggelengkan kepalanya keras
“hahahahaha…..” aku tertawa geli dengan kepolosannya
“uhhh…mas aji malah ketawa” dia cemberut
“ya udah…cerita dong…ayolah…”
“ahhh…entar malah ganggu mas aji kerja”
Dia hampir bangkit dari duduknya
Kucekal erat lengannya untuk menahan agar dia tidak pergi dari sisiku
“nggak ganggu! Ini aja hampir selesai kerjaanku…ayooo, cerita dong”
Dengan pelan akhirnya dia kembali duduk merapat disisiku
“nggak cakep, uhhh…kemaren aku kan tugas nganter barang ke warungnya kebetulan sendirian, tau nggak mas, pas tau aku datang cuman sendirian aku langsung diseret masuk dan hampir mau diperkosanya”
“hahhh di perkosa???…hahahhaha…asyik dong diperkosa”
“uhhh” teguh tambah cemberut
“kok uhh?”
“mas aji ngeledek ya? Kalo yang merkosa masih muda, cantik, itu baru yang namanya asyik, lha ini udah tua kok mas, janda dua anak lagi!”
“janda???....hahahahhahaha…..” aku tambah keras tertawanya
Dan kulihat teguh tambah cemberut jengkel
“tuhhhh kan mas aji…”
Kurangkul pundaknya erat
Aku belum terhenti tertawa geli dan kulihat teguh masih saja cemberut, mengenang nasibnya yang mau diperkosa janda beranak dua
Dalam hati aku paham, janda itu pasti terpesona melihat teguh yang sedemikian cakepnya
“guhhh…”ujarku dengan nada serius
“ya mass” dia juga dengan wajah serius
“boleh aku tanya?” kali ini aku masih menampakkan wajah serius
“ya mas, tanya apa?”
“hmmmm…kalau dengan mpok ati janda yang mau merkosa kamu masih cakep mana guh?”
Pecah juga ketawaku melihat dia melongo
“tuhhh kann? Mas ajiiiiiiiiiiiii….” Dia menjerit dan nyubit keras pinggangku
Aku masih tertawa geli
“ya udah…kali ini aku serius guh…bener-bener mau tanya serius, kamu dah punya pacar guh?”
Di memndangku diam
Dan akhirnya dia mengangguk pelan
Sisi lain hatiku pedih melihat kenyataan teguh sekarang sudah punya pacar
Tapi aku harus sadar, itu hak dia untuk mendapatkan orang yang dia sayangi
“cewek mana guh?”
“dia dulu adik kelasku mas…yahhh baru sekedar teman dekat kok mas”
“dah kamu ‘tembak’ dia?”
Teguh mengangguk
“brarti dah resmi pacaran tuh”
Teguh tersenyum
“kok senyum?’
“yahh gitu lah” ujarnya cuek
“wahhhh…dah kau apain tuh cewek?”
“hahh mas aji ada-ada saja, emang diapain mas?”
Aku mengerling nakal kearahnya
“hmmm…pernah peluk-peluk dia?”
Dia menggeleng
“pernah cium dia?”
Dia kembali menggeleng
“lho kalau kamu pacaran trus ngapain aja”
“ya ngobrol palingan, trus maen kemana gitu”
“Cuma gitu?”
Dia mengangguk
Aku terdiam memandangnya
Dalam hati aku salut dengan sikapnya
Dia lain dengan remaja-remaja saat ini
Aku tersenyum
“mas aji napa senyum-senyum?”
“uhhh….dulu kan aku pernah ngajarin kamu ciuman, mosok lupa?”
“uhhhh….”pipinya merona merah menahan malu
Entahlah teguh punya kelebihan dalam meronakan pipinya dengan begitu alami
“napa?” ujarku masih dengan senyum
“aku…hmmmm…aku nggak pernah lupa ciuman dengan mas aji kok”
Pipinya semakin merah dan aku semakin gemas memandangnya
Dia menunduk……………..
Dia menunduk karena mungkin teringat ketika ‘kuajari’ dia ciuman waktu di desa dulu
“guhh…”
“ya mas” dia kali ini memandangku
Aku mengambil nafas sekedar menahan gejolak jiwaku yang mungkin menggelegak memandang wajahnya yang begitu manisnya
“aku pengin cium kamu lagi, boleh?” ujarku lirih dan pelan dengan suara sedikit serak
Aku bertanya mirip orang berjudi
Jawabannya juga sifatnya untung-untungan saja
Teguh hanya melongo diam
Bibirnya yang merah basah sangat dekat
Jika mau, saat itu juga bibirnya sudah kulumat, tapi kuurungkan niat
Aku tak ingin memaksa, jika dia tidak mau
Dia hanya diam
Kutunggu beberapa detik
Dia masih diam
Dan aku tahu dia ragu untuk menjawabnya
Dia masih diam
Dan bagiku ini adalah persetujuannya
Kuraih bagian belakang kepalanya
Kudekatkan wajahku di wajahnya
Amat dekat hingga kurasakan nafasnya yang segar menyapu pelan wajahku
Aku terpesona…
Aku terpesona dengan pipinya
Aku terpesona dengan bibirnya yang merah manis merekah
Aku terpesona dengan hidungnya
Dan aku terpesona dengan keseluruhan yang saat ini tepat ada di depanku
Dan Aku dibuatnya mabuk oleh keterpesonaanku
Teguh masih terdiam….
Dan pelan kutempelkan bibirku di bibirnya
Kurasakan nafasnya menyapu pelan hidungku, menyadikan aroma segar yang membangkitkan gelora jiwaku
Kurasakan hangat bibirnya basah menempel
Aku terhenti beberapa detik
Dan….
Selajutnya kulumat pelan
Dia tidak berontak
Kurasakan nafasnya yang semakin cepat
Kulumat dan terus kulumat
Manis…kenyal dan susah untuk sekedar diungkapkan dengan kata-kata
Tanganku semakin erat mencengkeram bagian belakang kepalanya
Teguh mendesah pelan
Dan aku tahu teguh juga menikmati ciumanku
Lumatanku beralih…
Turuh ke bibir bawahnya…
Turun ke janggutnya yang mulus
Dan…
Kujilat serta kugigit pelan lehernya
Teguh semakin mendesah
Dan dia semakin memper erat pelukannya
Dan aku semakin lupa diri
Kembali kulumat bibirnya
Entahlah…semua menjadi tak terkendali
Jilatan dan lumatan bibirku menjelajah wajahnya
Dan teguh hanya bisa mengerang…
Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya
Dan dengan cepat dia berdiri
Bangkit…berjalan menjauh dari tempat duduknya
Diam…
Tak ada kata yang terucap dari bibirnya
Di tinggalkannya aku yang hanya duduk memandangnya dengan penuh tanya
Ada kekecewaan dihatinya atas sikapku
Aku tahu dan paham betul ada luka dihatinya yang sulit untuk di ungkapkan
Dan….
Ada perih dan luka dihatiku
Dan….
Yang pasti ada penyesalan yang tak termaafkan atas sikapku yang hanya menuruti nafsu semata
Tak terasa gelora berganti dengan air mata yang mulai menggenang dipelupuk mataku
Aku menyesal….
Aku menyesal…..
Aku menyesal…..
Maafkan aku guh….
Aku berjalan mendekatinya
Menghampiri punggungnya yang duduk membelakangiku
Aku harus berani memanggul konsekuensi atas perbuatan yang tadi kulakukan
apaun juga…
aku harus siap menanggungnya
dia duduk menghadap komputer tempat dia tadi menonton filmaku semakin pelan mendekat
rasa bersalahku rasanya menahan langkah kakiku
kuelus pelan pundaknya
"guhhh...." suaraku lirih dan bergetar
dia terdiam
kuamati sekilas layar monitor
dia ternyata sedang membuka face book nya dia
ada namanya di sana
sekali lagi kuelus pundaknya dan kuremas pelan
"guhhh...."
dia masih terdiam
aku membungkuk, kutempelkan wajahku disisi telingannya
"maafin aku yaa...maaf ya" ujarku lirih
kurasakan teguh sedikit mengangguk pelan
diamnya teguh malah semakin menumpuk rasa bersalahku
uhhh...kenapa aku selalu berbuat sesuatu dengan tanpa perhitungan
aku menyesal
tapi aku sadar, penyesalan selalu tanpa arti sebab selalu datang setelah semua kesalahan terjadi
teguh masih diam cuek dan mulai mengetik sesuatu di facebooknya
"mass ..." akhirnya dia bersuara
suaranya yang lembut bagai angin surga menerpaku
"ya guhh"
"duduk sini mas"
akupun duduk disisinya
dalam hati aku begitu senangnya teguh mau mengajakku berbicara
"ini mas facebookku..."
aku kaget, ternyata teguh berusaha mengalihkan pembicaraan dari peristiwa ciuman tadi ke face book
aku terdiam kelu
tapi aku harus meminta maaf sekali lagi biar hatiku tenang
"iya guh.."
dia masih diam
"guhh.."
"iya mas" dia menoleh, wajahnya yang manis sangat dekat dengan wajahku
"maafkan aku ya, tadi aku berbuat...."
"udaahhhh..."potong teguh
"tapi guh, tetep aku harus minta maaf"
"iya mas, aku maafin, ngga pa pa kok mas"
dia kembali ke arah monitor
entahlah, aku masih kurang puas dengan jawabannya
"guhh..."
"hmmm" dia cuma mengguman pelan
"napa kamu menghindar ketika kucium tadi?"
dia kembali diam
aku menunggu jawabannya
masih diam
dan aku terus menunggu
"napa guh?" tanyaku nggak sabar
dia menoleh memandangku lekat
"aku...aku...tak ingin lupa diri..."
"maksudmu guh?"
"yahhh...aku tak ingin lupa diri, karena tadi dan sejak dulu aku selalu menikmati ciuman dari mas aji" ujarnya lirih
aku kaget
dalam hati aku merasa begitu berdosa
kupeluk dia erat
lamaaa
dan terus kupeluk
"maafkan aku guuhhhh..."
pukul 21.35…sudah malam ternyata dan mungkin karena kesibukan masing-masing hingga tak terasa dua jam telah berlalu
kulihat teguh sedang chating dengan seseorang di facebook, mungkin dengan ceweknya
kubiarkan saja…
kadang-kadang di cekikikan tertawa sendiri
dan sesekali aku menoleh sekedar memastikan keadaannya
dan aku sadar, dia memang sedang berada di ‘dunianya’ dan sekali lagi aku harus menyadarinya
dan ternyata kesibukanku mengalahkan segalanya
aku mulai mengeprint beberapa laporan, mengecek kembali dan kemudian menata kertas sesuai urutan halaman
teguh masih saja asyik dengan chating di facebooknya
kami seperti punya kesibukan sendiri-sendiri dan seperti ada kesepakatan untuk tidak mengganggu kesibukan masing-masing
akhhh…akhirnya selesai juga pekerjaanku
tinggal menata dan mengurutkan hasil print untuk aku buat laporan besok
kulihat teguh masih asyik dengan internetnya
aku gembira memandangnya, dia dengan cepat melupakan insiden ciuman tadi
dalam hati aku benar-benar menyesal merusak moment pertemuanku dengan teguh akibat tindakan cerobohku menciumnya
bagiku mungkin hal yang wajar, tapi bagi teguh ciuman merupakan hal yang istimewa yang sangat berarti dalam kehidupannya
“guh, lapar neh…nyari makan yuk?” ajakku
Di menoleh sedikit kaget
“mau makan apa mas?”
“terserah kamu lah, kan kamu yang nraktir aku” ucapku sambil mengerling menggodanya
“yeeeee….maksa!”
“hehehehe…ya udah, kamu aku traktir, mau makan apa terserah kamu deh”
Dia terdiam sejenak
“hmmm…nasi goreng saja mas”
“oke…dimana?”
“tuh…di depan kantor, hehehehe”
“okhhh…” aku kaget
Aku sedikit bergerak ke arah jendela kaca, dan benar saja, di depan kantor ada warung tenda nasi goreng
“ya udah guh, kita ambil piring di dapur, kita pesen dan bawa kesini lagi, makan disini saja, gimana?”
“setuju boss…..dapurnya dimana?”
Aku menunjuk ke arah dapur dan teguh segera berlari ke arahnya
Aku Cuma tersenyum memandangnya
Bagian tengah ada lahan yang tidak begitu luas dengan taman sederhana
Sehingga siapapun yang ada di taman takkan terlihat orang dari luar karena tertutup bangunan
Ada lampu taman
Dan ada beberapa pohon perdu yang dipotong rapi
Sebenarnya taman ini sederhana, tapi bagiku sangat indah apalagi ada teguh di sisiku
Aku sengaja mengambil dua kursi disisi taman
langit sangat cerah dan udara lumayan dingin menusuk tulang
angin gunung berhembus pelan menerpa tubuh kami hingga serasa menusuk tulang
kami makan nasi goreng dengan pelan tapi begitu lahapnya sambil ngobrol yang ringan-ringan
bagiku ini makan malam paling spesial
makan dengan dihiasi bermilyar bintang di langit
dan...
di terangi temaram lampu taman
suasana sejuk dengan kehangatan penyatuan dua hati
sesekali kulirik teguh
kuamati saat dia mengunyah makanan
sungguh sangat mempesona
pipinya yang manis bergerak seiring pergerakan gerahamnya
bagiku teguh selalu mempesona dalam kondisi apapun juga
aku selalu mengaguminya
kami duduk berhimpitnn, sesekali kuseruput teh hangat yang kuletakkan di atas batu disisi taman
aku tahu, sebenarnya rasa nasi goreng ini sederhana saja, tapi entahlah mungkin karena suasana, menjadi begitu lezatnya
sesekali aku menggoda teguh dengan membuang potongan cabe ke arah piringnya
selanjutnya dia cemberut dan gelak tawa keluar dari bibirku
dan teguh membalas dengan memetik dauh kecil dan meleparkannya ke arah piringku tapi dengan sigap aku bisa mengelak sambil cekikikan
aku senang malam ini
aku lupa dengan segala kepenatan
aku bisa lepas dari segala stress akibat menumpuknya pekerjaan
karena…..
ada teguh disisiku
ada tawanya yang mencairkan hatiku yang sempat beku
ada senyum manisnya yang melenakanku
aku bahagia malam ini……..
Teguh nurut saja, dia menggeser kursinya sedikit kearahku hingga kedua kursi kayu ini berhimpitan
Badannya secara reflek menempel erat disisiku
Ada sedikit kehangatan
Apalagi saat ini, setelah perut terisi nasi goreng dan teh hangat
Kuulurkan lenganku dibelakang pundaknya
Kutarik sedikit badannya hingga sebagian tubuhnya menyatu dengan badanku
Kehangatan nyata kini menjalar keseluruh tubuhku
“guhh…”
“hmmm…”dia hanya mengguman saja
”gimana rencanamu selanjutnya?”
“maksudnya?”
“yahhh…setelah kamu kerja ini?”
“nggak tau mas…”
“kok nggak tau? ,maksudku apa kamu mau meneruskan kerja atau kuliah?”
Sejenak teguh terdiam sambil mengambil nafas pelan
“belum tau mas, semenjak ibuku sakit semua rencanaku buyar, saat ini yang kupikirkan bagaimana agar ibu sehat dulu, kalau nanti memungkinkan baru aku mikir kuliah”
“ohhh…kalau kamu mau, ke semarang saja guh, kerja di kantorku, entar aku bilang ma bossku”
Teguh menggeleng pelan
“napa?”
“akhhh…benernya aku kerja hanya untuk sekedar ngisi waktu luang saja dan cari pengalaman, semarang terlalu jauh bagiku, aku kan juga harus sering-sering pulang untuk menengok kondisi ibu”
“ohhh gitu ya, ya udah lah, rencanakan saja yang terbaik untukmu, aku mendukungmu”
“makasih mas..”
Kupeluk sisi badannya erat
Suasana tiba-tiba hening
Dan kini aku paham dengan kondisi teguh
Dia dalam dilema, antara meneruskan perjuangan hidupnya atau mengurus ibunya yang sedang sakit
Ohhh…tiba-tiba aku merasa begitu berdosa telah bersenang-senang dalam penderitaannya.
Pelan teguh mengambil dompet di saku belakangnya
Dia membuka dan mengambil uang seratusan ribu
“ada apa guh?”
Dia tersenyum
Ditunjukkannya uang seratusan ribu di depanku
“mas…mas aji inget nggak, dulu waktu di desa, mas aji memberi uang untukku, satu lembar ini ini selalu kusimpan tak akan kugunakan, hmmm…kalau aku kangen dengan mas aji selalu kukeluarkan uang ini, semua ingatanku tentang kita membayang…”
“okhh…..duh guh, aku beri uang itu kan agar kamu bisa beli apa yang kamu sukai bukan untuk kenang-kenangan”
“nggak pa pa kok mas, aku juga belum butuh banget uang sebanyak ini”
“pakai saja guh uang itu…ehhh…emang kamu masih sering kangen ama aku ya?”
Teguh mengangguk pelan
Ohhh…secara reflek kupeluk dia
Kukecup keningnya
Dan tubuhnya lenyap dalam dekapanku berbalur dengan kehangatan yang menjalar dalam seluruh jiwaku
“makasih guhh…aku juga sering kangen ama kamu” bisikku parau disisi telinganya
Laporkan post
#################
Kudekati tubuh teguh dalam keremangan ruang manajer
Tubuhnya meringkuk di sofa panjang di ruang manajer, dia masih tertidur pulas rupanya
Semakin mendekat, semakin kudengarkan dengkuran halus dari pernafasannya
Hmmm…anak yang manis
Pagi ini seperti biasa aku bangun pukul 3.30
Sudah minum teh hangat dan mandi
Badanku sudah begitu segar pagi ini
Rencananya jam 5 pagi aku berangkat dari magelang menuju semarang untuk kembali beraktifitas
Semalam teguh aku suruh tidur di sofa ruang manajer dan aku tidur di sofa ruang tamu
Dan dia anak yang nggak banyak protes
Dia nurut saja ketika kutawari tidur di sofa
“nggak pa pa mas, biasa tidur di sofa kok, jadi ngga masalah” katanya
Aku benernya nggak enak banget ngajak dia tidur di sofa, sebenarnya semalam dia sudah kutawari hotel tapi dia nolak
Aku membungkuk, mencoba mendekatkan wajahku ke wajahnya
Ingin sekali lagi kukecup pipinya untuk membangunkannya
Tiba-tiba wajahnya bergerak dan kuurungkan niat mencium pipinya
Aku masih terdiam berdiri terpaku
Dan pelan aku bersimpuh di lantai
Wajahnya tepat dihadapanku
Wajah yang manis
Nafasnya pelan dan dia masih tidur dengan posisi miring menghadapku
Sebelum berpisah kembali, aku ingin memandangnya sampai puas
Ingin rasanya kuisi seluruh memori otakku dengan semua tentangnya
Terus kupandang dan terus kupandang lekat wajahnya
Pelan jari-jariku menyibak beberapa helai rambut yang jatuh di keningnya
Kuusap pelan pipinya
Dan…pelan kukecup keningnya
Sambil berbisik …”I lov u guh”
Dia masih terdiam dengan nafas teraturnya
Aku sadar…aku memang mencintainya
Dan…
Aku juga menyadarinya…aku tak berharap banyak menjadi kekasihnya
Bagiku mencintainya dengan tulus lebih dari sekedar cukup
Memberi perhatian terhadapnya
Memberi energi cinta dan sayang untuk penguat jiwanya
Dan membimbingnya menjadi orang yang layak di sebut orang
Memberi senyum agar hatinya juga tersenyum
Menghapus air matanya agar tak menggenang apalagi menetes
Dan….
Satu prinsip dalam kehidupanku
‘mencintai tak harus memiliki’
Mencintai harus tulus
Mencintai berarti bisa tersenyum saat orang yang kita cintai tersenyum
Mencintai berarti bisa menerima keadaan apapun orang yang di cintainya
Dan mencintai tak boleh memaksa agar orang yang di cinta untuk mencintai aku
Dan…
Aku hanya akan menyimpan rasa cintaku pada teguh disudut terdalam dalam hatiku
Akan kubiarkan teguh mencari makna bagi kehidupannya
Akna kubiarkan dia mencintai siapapun juga dalam hidupnya
Dan aku hanya ingin melihat senyum manisnya ketika bertemu
Menggerakkan pipinya
Meronakan pipinya
Hingga begitu manis kupandang
Kembali kuusap pipinya pelan
Jika saat ini aku boleh meminta….aku tak ingin berpisah darinya
Aku ingin terus bersamanya
Menikamati hari-hari indah bersamanya
Tiba-tiba telapak tanganku dipegangnya erat
Aku sedikit kaget
Dia bangun….
Di tariknya pelan lenganku ke dadanya
Di peluknya begitu erat
Aku hanya diam
Terus dipeluk dengan erat lenganku di dadanya
Seolah dia butuh penguatan untuk hari-hari ke depannya
Kembali kukecup pipinya
Dia terdiam
“I lov u guh” bisikku pelan
Dan yang kini kurasakan, lenganku semakin erat di peluknya
Kurasakan degub jantungnya cepat
Dan kembali kukecup bibirnya
Sambil berbisik…”I lov u guh’…
Dan kulihat dia tersenyum manis
Tapi aku tak paham apa makna dari senyuman itu
SELESAI
tarik kantor cabang semarang @claudy @Dhika_smg , kantor cabang jogja @michell @yuzz @DItyadrew2 @Silverrain
dengan ini saya menyatakan, tidak bertanggung jawab atas semua kekacauan (baca: oot) yang akan terjadi disini hahaha
#betulinbeha
Panggil ketua representatif Kantor Cabang Utama Yogya @yuzz
baru bbrapa hari ini baru bs buka Bf lg, g tau'a ada mas seno... Seneng euiii...