It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
KEPADA DOMPET DHUAFA ... Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Beberapa tahun silam, ada
sebuah surat yang cukup unik
datang ke kantor Dompet
Dhuafa (DD). Biasanya setiap hari
lebih dari 20 surat permohonan
bantuan singgah ke kantor DD. Pada umumnya, surat
permohonan bantuan itu isinya
agak panjang, berhubung hendak
menceritakan masalah dan
mengajukan bantuan. Tidak
sedikit dari surat-surat itu yang ditulis panjang lebar dengan
narasi yang memilukan. Tapi hari itu, datang sebuah
surat yang tidak biasanya.
Setelah dibuka, isinya ternyata
hanya satu kalimat saja. Kalimat
itu berbunyi: “Jika diizinkan,
saya akan datang ke kantor Dompet Dhuafa.” Kita semua
yang membacanya tentu merasa
heran terhadap surat ini. Sepanjang sejarah DD, belum
pernah ada surat yang isinya
seperti itu. Karena itu kemudian,
kita segera membalas surat itu
dengan jawaban : “Silakan
Bapak datang ke kantor Dompet Dhuafa, Pada hari … (tertentu),
jam … (tertentu).” Pada hari dan jam yang
dijanjikan, kita telah menanti
tamu yang akan datang.
Beberapa saat kemudian
masuklah seorang lelaki dengan
perawakan pendek dan agak kurus. Kedua tangannya (maaf)
putus dari pangkal lengan, dan
kedua kakinya seperti pernah
mengalami sakit polio (dengan
bentuk sedikit agak melengkung). Menyaksikan kehadiran lelaki
tersebut, segeralah kita
mengerti mengapa lelaki
tersebut menulis surat seperti
itu. Rupanya, dia ingin kita
melihat saja secara langsung kondisi dirinya. Batinnya mungkin
berkata, “tak perlulah saya
menceritakan panjang lebar,
cukuplah Anda lihat sendiri,
barulah Anda mengerti apa yang
saya maksudkan.” Melihat kehadiran lelaki tersebut
dan mengerti kondisi yang
dialami oleh lelaki tersebut, kami
pun bergegas menawarkan
bantuan kepada beliau. Salah seorang karyawan DD
kemudian berkata, “Pak, apa
yang bisa DD lakukan, untuk bisa
membantu Bapak ?” Lelaki
tersebut kemudian menjawab,
“Saya mohon DD membantu saya satu…saja, mohon DD membelikan
saya satu buah mesin ketik.” Mendengar ungkapan bahwa
lelaki itu ingin dibelikan mesin
ketik, karyawan DD pun
bertanya lagi, “Mohon maaf
Bapak, apakah anak Bapak ada
yang sedang ditugasi menulis paper atau makalah, seperti
itu ?” Lelaki itu pun menjawab lagi,
“Oh …, bukan …, mesin ketik itu
bukan untuk anak saya, tapi
untuk saya, saya biasa mengetik
kok …” mendengar jawaban
tersebut, karyawan DD pun terperanjat, sehingga terucap,
“Mengetik dengan….?” Spontan
lelaki itu pun menjawab, “Saya
biasa mengetik dengan kaki
saya…” Seterusnya lelaki itu pun
melanjutkan, “Kalau Bapak
berjalan-jalan di kawasan Pasar
Senen, di sana akan terlihat
banyak kios-kios jasa mengetik,
salah satunya adalah kios saya. Saya biasa melayani jasa
mengetik. Cuma selama ini mesin
ketiknya punya toke saya.
Sehingga hasilnya dibagi dua.
Saya bermimpi, jika saya punya
mesin ketik sendiri, mungkin hasilnya jadi lebih besar …” Mendengar penuturan lelaki itu,
tiba-tiba saja terasa ada
pukulan keras menghantam ulu
hati kita yang mendengarnya.
Bagaimana tidak, ada seorang
lelaki yang mengalami cacat fisik, yang sesungguhnya teramat
pantas dikasihani dan disantuni
setiap saat, akan tetapi
ternyata yang diharapkannya
justru adalah bantuan yang
membuatnya bisa tetap berusaha dan produktif. Lelaki itu bukan ingin dibantu
sehingga tergantung pada belas
kasihan orang lain, tetapi justru
ingin dibantu yang membuatnya
mandiri dan tegak di atas
kekuatannya sendiri. Lelaki itu laksana malaikat yang
dihadirkan kepada kita untuk
menyampaikan pesan agar kita
lebih menghargai diri kita dengan
berusaha menjadi manusia yang
produktif dan mandiri. Karena pada zaman sekarang ini, betapa
banyak anak muda, fisiknya
utuh, tubuhnya sehat dan kuat,
tetapi jiwanya lemah dengan
ingin dikasihani dan mengharap
iba dari orang lain. Betapa banyak manusia di dunia
ini, yang kondisi fisiknya jauh
lebih baik dari Bapak tersebut,
tetapi hidupnya ingin bergantung
kepada belas kasihan dan
santunan orang lain. Kepada Bapak tersebut, DD
akhirnya membelikan satu buah
mesin ketik baru, sambil dalam
hati berucap, “Terima kasih
Bapak, telah datang dan seolah
menasehati kami, sungguh kehadiran Bapak telah membawa
kesan mendalam untuk kami.” - Ditulis Ahmad Juwaini, Direktur
Eksekutif Dompet Dhuafa -
Eniwey, tinggal dua bulan lg ya mass. Turut mendoakan yaah semoga prosesnya dilancarkan.
Haan, haan, haan haan
Oh maahi
Hey dola re dola re dola re dola
Haai dola dil dola mann dola re dola
#lirik @ron89
awak tak ada marah sama kamu,
btw, emang kamu sms apa sih ? gak ada yang masuk tuh . @rigil
tante @claudy org mana sih? kalo di sini, awak itu artinya kamu loh,, *suka bingung kalo baca komen yg tante tulis*
nnti undangan resmi nyusul @masdabudd