It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yang minta dicolek @tamagokill
yang minta diraba @inlove
maaf updatenya dikit2 n masih belum jelas.
кєяєи nih om... Mau Lagi dong... aku sabar menunggu update nya yaaa...
semangat (ง •̀_•́)ง
btw, bisa ga kalo dibikin kamus singkat skalian, istilah2 yg muncul dan gelar misalnya..
yang minta diraba @inlove
maaf updatenya dikit2 n masih belum jelas.[/quote]
kalo tokoh utamanya kebo ijo kayaknya bakal cepet kelar neh @bi . .
seru juga kalo sejarah selama ini kita kenal ditafsirkan dari sudut pandang berbeda. jadi penasaran dan pengen baca Arok-Dedesnya pramoedya.
bokep pake setting mojopait? boleh juga. ntar @bi_ngung yg jadi produsernya, pemainnya tinggal pilih ada @yuzz, @tamagokill, @inlove . kostumnya gampang, telanjang dada pake jarit aja, jadi kalo mau 'main' tinggal tarik.
aku yg bagian nontonnya aja hehe
tp @adinu kayaknya lebih 'vintage' dan cocok jd pemainnya deh.. scara lbh senior,hehe
#pakebeha3D
ini siaran 3D kann??
“Sial”, batin Kebo Ijo
Hatinya seakan hendak meloncat dari dalam dada. Racun tentulah meninggalkan bekas. Dan ia khawatir tercium jejak kejahatannya. Saat ini ia tengah berjaga di dalam pura, tempat disemayamkannya mayat Kidang Telarung. Sang paramesywari telah jatuhkan titah agar ia tetap disana. Seorang demi seorang pergi. Kini hanya ada dia beserta ibu para Kidang, istri pertama sang Akuwu. Suara tangisnya tak henti-henti meratapi kepergian para putranya.
Mpu Gandring telah berpesan untuk selalu memakai kalung pemberiannya. Tak lain agar ia beroleh perhatian dari sang paramesywari. Ia berapa kali sempat berpapasan dengan Dedes. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya ia bisa berbincang dengannya. Sungguh seorang wanita yang amat cantik. Begitu putih kulitnya, mancung hidungnya dan laku yang anggun alami. Terlihat betapa kental darah aria yang mengalir dalam tubuhnya. Menurut sang Mpu, Dedes lah kunci agar ia bisa peroleh kekuasaan mutlak dari Kediri.
Kini, sepertinya jalan itu mulai terbuka. Yang harus ia lakukan hanyalah berusaha memikat hati sang paramesywari. Selanjutnya tinggal menyingkirkan sang Akuwu, baik dengan cara kotor maupun bersih.
Hari telah beranjak pagi. Nampak paramesywari Akuwu berjalan menuju pura diiringi seorang pengawal.
“Bibi pulanglah istirahat . Biar aku yang mengurus semuanya.” Terdengar paramesywari berikan perintah.
“Hei, kau”, kata Dedes. “Bantu aku merapikan Kidang Telarung”.
Kebo Ijo segera membantu paramesywari. Dilihatnya tengkuk mayat Kidang Telarung yang mulai membiru. Kebo Ijo menyeka keringat, berdoa agar pembakaran mayat segera dilaksanakan.
“Kau pulanglah, biar prajurit lain yang gantikan”, kata Dedes.
“Baik gusti”, sahut Kebo Ijo.
Kebo Ijo segera langkahkan kaki keluar pura. Begitu sampai di samping pura, terdengar olehnya seseorang memanggil.
“Permisi, apakah benar kau Kebo Ijo?”
Kebo Ijo segera berpaling. Tampak olehnya pengawal yang tadi mengiringi paramesywari.
“Ya, benar. Ada yang bisa sahaya bantu?”, jawab Kebo Ijo.
“Hanya beberapa hal saja. Apakah benar pasukan anda yang berjaga bersama Kidang Telarung? Apa yang sebenarnya terjadi?”, tanyanya.
“Benar. Malam itu, musuh menyerang pasukan sahaya. Nahas, Kidang Telarung tewas tanpa bisa kami cegah.”, jawab Kebo Ijo.
“Benarkah begitu?”, pandangnya menyelidik.
Tiba-tiba tatapannya berubah, cahaya matanya seolah menembus ke dalam benak Kebo Ijo. Kebo Ijo serasa terpakukan ke bumi, lututnya gemetar tak sanggup bergerak. Seolah-olah, seorang dewa tengah menatap ke arahnya.
Perlahan, orang itu mendekat ke arahnya. Ia dekatkan muka dan membisikkan sesuatu.
“Sahaya telah periksa mayat Kidang Telarung. Warna biru itu sungguh tidak wajar. Tidakkah anda pikir begitu?”
Kebo Ijo tak sanggup berkata.
“Tenang saja, saya tidak berniat membuka pengkhianatan anda. Mungkin di waktu depan, kita bisa saling membantu.”, lanjutnya.
Orang itu sapukan tangannya mengelus pipi Kebo Ijo. Didekatkannya kepala dan mengecup pipi Kebo Ijo perlahan.
“Ingatlah nama seorang Arok di pertemuan kita mendatang.” bisiknya.
Kemudian ia berbalik dan langkahkan kakinya menjauh pergi.
Kebo Ijo tak mampu menjawab. Orang yang telah lama ia dengar namanya baru saja ada di hadapannya. Pikiran dan benaknya penuh tanya, apa gerangan yang baru saja terjadi. Perlahan dipegangnya pipinya sambil melihat Arok yang semakin jauh.
kalau masih berkenan, silakan @tamagokill , @yuzz , @adinu , @inlove baca .
btw boleh nanya gak?
ini mereka kisaran umur brapa ya?
“Mengapa anda tidak segera beritahukan sahaya!”, bentak Mpu Gandring.
“Perbuatan ceroboh anda bakal menggagalkan rencana kita. Mengapa hanya seorang Kidang yang tak berarti mesti dibinasakan. Apalagi anda telah meninggalkan jejak yang bukan tak mungkin akan diketahui seseorang.”, lanjutnya.
“Maafkan sahaya Mpu, sahaya bertindak tanpa pikir panjang dan terlalu ceroboh.”, jawab Kebo Ijo.
“Ada seseorang yang telah mengetahuinya Mpu.”
“Siapa?”, tanya Mpu Gandring.
“Arok.”, kata Kebo Ijo.
“Jagad Bathara”, seru Mpu Gandring.
“Orang yang semestinya paling dihindari malah tahu rahasia anda. Bagaimana bisa?”
Kebo Ijo pun menceritakan kejadian di pura itu, kecuali bagian mengenai ciuman yang dilakukan Arok.
“Hmm.. seorang yang menguasai Tantripala tentulah tak sulit mengerahkan ekagratanya. Ia mampu menaklukkan orang hanya dengan menatapnya. Mulai sekarang, hendaknya anda berhati-hati dengan Arok. Untuk sementara, sebaiknya kita tidak usah berhubungan dahulu. Sahaya akan kirimkan Dadung Sungging untuk memantau keadaan di pekuwuan.”, kata Mpu Gandring.
“Baik Mpu”, jawab Kebo Ijo.
Kebo Ijo pun pamit dari rumah Mpu Gandring. Sepanjang perjalanan ia memikirkan perkataan Mpu Gandring. Otaknya mengingatkan untuk berhati-hati, tetapi entah mengapa perasaannya seakan terhanyut dengan tatapan itu. Batinnya seakan meminta untuk bertemu lagi pengan pemilik mata itu.
Kebo Ijo hentikan langkahnya. Entah bagaimana, tiba-tiba saja ia sudah berada di depan asrama Arok. Rupanya sambil melamun, tubuhnya telah bergerak secara otomatis. Dilihatnya orang itu tengah melatih pasukannya. Tubuhnya tampak padat, berkilauan keringat di sekujur tubuhnya. Suaranya terdengar tegas, perintahkan anak buahnya membenarkan posisi. Sungguh sosok seorang pemimpin. Tidak seperti dirinya yang tiada punyai aura pemimpin, tetapi mengimpikan untuk menguasai Tumapel. Arok tentunya lebih berwibawa sebagai penguasa Tumapel dibanding dirinya.
Tiba-tiba Arok berbalik. Sambil sunggingkan senyum, ia berjalan hampiri Kebo Ijo.
“Baru seminggu berpisah, ternyata anda sudah merindukan sahaya”, kata Arok.
“Ehm.. i .. itu tidak benar. Sahaya hanya tidak sengaja lewat di sini”, jawab Kebo Ijo.
“Iyakah? Tadi sepertinya ada yang terus memandangi sahaya sepanjang latihan. “, kata Arok.
“Perasaan anda saja, sahaya hanya melihat prajurit yang berlatih. Tidak lebih”, jawab Kebo Ijo.
“Hmm..ya,ya. Kalau begitu sahaya permisi dahulu untuk beristirahat. Malam nanti sahaya berjaga di kutaraja. Anda mau ikut?”, kata Arok.
“Silakan. Sahaya pamit pergi.”, jawab Kebo Ijo.
****
Malam beranjak ke puncak langit Tumapel. Bulan bersinar penuh, memberi cahaya lembut. Pasukan Arok tengah beristirahat di tepi sungai Bango.
“Kalian istirahat dahulu, sahaya akan berkeliling sebentar.”, kata Arok.
Arok pun berjalan di sepanjang sungai Bango. Tiba di sebuah batu besar, matanya menangkap sebuah pergerakan yang tidak biasa. Dikejarnya sosok yang tadi dilihatnya. Dengan kemampuannya, tidak sulit untuk mendahului orang tersebut. Dalam sekejap Arok telah berada di depan orang itu.
“Berhenti!”, seru Arok.
Segera saja orang itu berhenti. Dalam cahaya bulan, Arok segera mengenali orang itu. Ia adalah Kebo Ijo.
“Apa yang anda lakukan di sini?”, tanya Arok.
“Sahaya hanya sedang berjalan-jalan saja”, jawab Kebo Ijo.
“Anda yakin? Mengapa anda lari ketika bertemu saya?”, selidik Arok.
“Tidakkah itu berarti ada sesuatu yang anda sembunyikan?”
“Uhm .. ti .. tidak ada sesuatu yang penting”, tukas Kebo Ijo.
“Benarkah?”, kata Arok.
Sedetik kemudian, Kebo Ijo sudah terperangkap dalam tatapan menghanyutkan Arok. Perlahan Arok mendekati Kebo Ijo, memegang wajahnya kemudian mencium bibir Kebo Ijo. Kebo Ijo tak bisa berpikir. Kebo Ijo boleh dewasa dalam umur tetapi masih hijau dalam pengalaman. Tubuhnya secara alami merespon perlakuan Arok. Rumput terasa hangat di punggung Kebo Ijo ketika Arok merebahkan dirinya. Dan kemudian, dinginnya malam terasa begitu panas dalam gairah dua insan yang tengah terbakar gairah.
@adinu , @yuzz , @inlove , @tamagokill
yang nanya umur bayangin aja sesuai selera, mau kakek2 juga boleh.