It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
to masku: baik2 disana mass...selalu ku jga rasa ini untuk hari2 bahagia kita nanti
Makin seru aja ya ceritanya...
)
Terima kasih atas apresiasinya.
Cup.. Cupp.. *sambil mendekapkan mas nya ke dada.
Ok kanda. Muntilan itu nama daerah kanda. Di Jawa tengah. Dia asalnya dari Muntilan.
Kwkwkwkk. Emang bakalan ada adegan itu??
Lagunya cocok buat preman dong mass. hehehe.
Asyiikkk.. Ada temen Da-innyaa.
Amiinn.. Makasih ya atas apresiasinya.
Siipp. Semoga terus suka.
Siaapp.
Suaranya sember yahh. Kwkwkk. Makasih ya, salam juga tuk masnya.
Siaapp.
Ini mas.. *sambil buka tali sempak*
Kwkwkwkk.. Kasian banget udaaa..
niih. Mau diupdate bentar lagi.
@4ndh0
@Éline
@aicasukakonde
@andre_patiatama
@awangaytop
@adam08
@arie_irawan
@anakjakarta
@bayuwardana51
@bintang96
@bi_ngung
@boljugg
@bintang96
@boyskyez
@bdi
@bonyapolo
@bagasamanah98
@egosantoso
@Dakon_bek
@DavidLiu
@dota
@dr_gonzo
@dhika_smg
@dantososo
@darkrealm
@dundileo
@dewaa91
@dhit91
@dudung
@denden86
@Different
@edwinjoej
@Fantasia40
@gabriel_valiant
@greenbubles
@gilangrama
@hwankyung69
@hades3004
@hakenun
@hikaru
@ian_sunan
@irfan832
@jo_greens
@jonatjco
@Kim leonard
@kresna_wijaya
@luhan
@lameless
@MikeAurellio
@masdabudd
@peacock
@pollux
@patric
@pokemon
@rain407
@rezadrians
@rigil
@radit_rad1t
@seno
@sandy.buruan
@sinjai
@sky_borriello
@trace_tri
@Tsu_no_YanYan
@ularuskarius
@vasto_cielo
@wyatb
@yuzz
@zhedix
@zhar12
Kalao ada yang mau di-unmention atau mention, mohon dikabari yaaahh..
Aku ga tau gimana cara nanyainnya biar ga awkward dan aneh..
Ya sapa aku juga, pacar bukan sodara bukan..
Hanya seseorang lewat yang kurang kerjaan nganterin sana-sini..
Akhirnya Kami cuman SMS basa-basi aja.
Sabodo teuinglah.
Tapi dihari keempat, aku jadi penasaran. Apa jangan-jangan dia udah beli motor baru, tapi karena ga enak bilangnya, jadi nolak dengan cara halus.
Akhirnya pikiran nekat muncul.
Gimana kalau kusamperin aja langsung ke pabrik. Abis pulang kerja.
======
Yup,
Here I am.
Nungguin dengan santai, tapi aslinya deg-degan juga dengan reaksi dia.
Setengah jam kemudian..
Tuuh. Dia keluar.
Seperti biasa, dengan dibalut jaket katun. Tampak sederhana.
Looh..
Kok dia ga liat aku??
Perasaan tadi dia liat deh..
Tapi dia ga nyamperin..
Hmm.. Panggil ga yah..
Aaaahh.. Dia udah keburu naik angkot.
HPku bergetar. SMS masuk. "Tian"
"Da-in maaf yah. Tadi saya lihat, cuman memang lagi buru-buru Da.."
"Apa-apaan ini??", ucapku dalam hati.
Kubalas,
"Ada apa sih?? Kalau ada masalah bilang aja. Gw tunggu di Lamun Ombak"
Abis itu aku langsung meluncur ke arah Caheum. Tepatnya rumah makan Padang Lamun Ombak.
Terasa getaran. Ada SMS masuk. Sengaja ga kulihat.
Pokoknya aku nunggu disana. Kalau dia ga dateng.
Ya udah.
======
Lamun Ombak Restaurant.
Aku memesan makanan model yang dihidangkan di meja.
Sisanya menunggu.
Lima menit, belom dateng..
Sepuluh menit, belom..
Lima belas menit..
Dua puluh menit..
Dan dia muncul.
"Ayok! Makan. Ga enak klo dingin ntar", aku langsung mempersilakan makan seolah ga terjadi apa-apa.
"Ehh.. Ii.. Iya.. Da..", jawab Tian gugup.
Sambil makan, aku tanya hal-hal ringan.
"Keluarga sehat Yan?"
"Alhamdulillah sehat Da.."
"Kerjaan aman?"
"Aman Da. Cuman ada kabar nanti ga ada shift 2 lagi. Masuk pagi semua"
"Oh gitu.. Kenapa?"
"Orderan dari luar negeri berkurang. Jadinya ga perlu sampai 2 shift"
"Trus karyawannya gimana? Cukup masuk pagi semua?", tanyaku sambil nawarin nasi tambah ke dia.
"Isunya bakalan ada yang diputus Da.. Makanya saya bingung.. Ga tau kerja apalagi kalau kena berhentikan", jawab Tian mengisi piringnya dengan nasi.
"Kerjain yang terbaik aja Yan. Biasanya yang diputus itu yang tidak produktif.
Loe kan orangnya rajin. Engga akan kenalah", aku berusaha menenangkan.
Selepas makan, aku jadi ga enak untuk bahas yang tadi.
Rasanya kok kurang pas momennya.
Dia lagi pusing mikirin yang lebih berat.
“Da-in.. Marah ya sama saya..", tiba-tiba Tian bertanya.
"Hahahaha.. Marah kenapaa? Kalau marah, masa gw ajak makan", gurauku.
"Iya.. Soalnya kan engga pernah lagi.."
"Engga pernah apa.. Nganterin..? Nyante aja Yan. Mungkin loe bosen juga dianter-anterin terus", jawabku masih santai.
"Sebenarnya saya pengen SMS. Tapi takut ga enak nyampeinnya..", kata Tian sambil megang-megang HP nya.
"Udeeh, loe beli motor baru kan? Atau takut gw repot paling?", kataku nebak ngasal.
"Hehehe..", dia cuman ketawa kecil.
"Da.. Kalau saya cerita, janji yah ga menjauh..
Ga marah..
Saya takut Da-in marah-marah trus menjauh lagi kayak waktu itu..", tawar Tian.
"Kenapa sih? Jadi ga enak nih perasaan gw..
Loe kayak orang yang mau pergi jauh aja..
Emang mo dipindah kemana?", tanyaku ga sabar.
"Gini Da..", Tian memulai.
"Orang-orang di pabrik bilang kita pasangan gei Da..", suara dia amat pelan. Namun berasa sangat keras di telinga.
DEG..!! Terkejut aku mendengarnya.
"Ada yang liat kita rangkulan di motor..
Trus gandengan tangan..", lanjut Tian. Masih dengan suara amat pelan.
"Da.. Da-in.. Tuh kan.. Jadi marah..", sahut Tian.
"Heehh.. Apa..?", kataku tersadar.
"Iya.. Da..
Kemaren itu Mandor pabriknya panggil saya..
Kasih nasehat..
Katanya jangan buat aneh-aneh.
Kasihan keluarga di kampung.
Di pabrik ini ga semuanya orang baik.
Kan dia orang Muntilan juga Da..", Tian meneruskan.
"Dia ga ngomong kalau maksudnya yang itu..
Tapi saya tahu, pasti karena omongan-omongan itu..", tutup Tian dengan agak nunduk.
"Omongan orang siapa? Gw kenal ga", tanyaku ga sabar.
"Saya dikasih tau Yeti Da..
Tapi ga mungkinlah dia yang omong-omong.
Saya percaya kalau Yeti Da-in", jelas Tian.
"Tapi kan kita ga pernah gandengan tangan Yan..", aku berusaha memahami semua ini.
"Ga taulah Da.. Saya juga bingung..
Emang kita salah ya Da..?", tanya Tian kembali dengan suara pelan.
"Salah apaan?? Enggalaahh..
Itu temen-temen loe aja yang kurang kerjaan.
Kalau gw tau orangnya, udah gw labrak", jawabku dengan suara agak tinggi.
"Ya itu sebabnya Da.. Maafkan saya Da..
Da-in udah baik banget sama saya..", ujar Tian dengan murung.
"Udeehh.. Apa sih pake maaf-maaf.
Kayak lebaran aja loe. Hahahaa..", kelakarku.
"Nyante aja Yan. Gw gapapa kok.
Loe pikirin aja gimana lancar di pabriknya.
Apalagi tuh katanya mau ada isu PHK.
Kalau urusan yang gw mah cemen Yaann..", aku berusaha tetap membuatnya tenang.
"Tapi Da.. Kan kita ga salah yah..?", Tian terus bertanya dengan bingung.
"Enggaaa!! Udehh.. Loe fokus aja ama kerjaan yah.
Ga usah mikir macem-macem lagi.
Tu liat mukanya tambah murung aja", aku meyakinkan dia sambil memasang wajah senang.
"Trus kita kapan ketemuannya Da.."
"Gampanglaah.. Gw ga akan kemana-mana kok..
Orang pengacara gini. Pengangguran banyak acara.
Hahahaaa..", aku berusaha melucu agar dia ceria kembali.
"Hehehe.. Da-in bisa aja..", kata Tian tertawa kecil.
"Janji yah Da.. Ga menjauh..", Pinta Tian.
"Iyaaaa...!!!", kata dengan agak keras.
"Hehehee", kata dia sedikit cengengesan.
Aahh.. Masih ada getar aneh itu..
"Udah yokk.. Kali ini gw yang bayar ya Yan.
Baru dapet duit neeehh", kataku memamerkan isi dompet yang agak tebal.
"Waaahh.. Udah keluar yaahh uang yang proyek itu Da..??"
"Udeeh doongg.. Yuukk..!"
Dan motor pun melaju menuju rumah Mbak Ina.
Terasa pelukan erat di pinggang.
Aku tahu dia hanya berusaha membuatku tenang.
====
Kamar kos, jam 01.00 dini hari.
Aku masih menimbang-nimbang langkah terbaik yang harus dilakukan..
Yakk. Keputusanku sudah bulat.
Aku harus menjauh.
Lagunya bagus.. Dagh di download tadi..
Thx.. Lagunya hangat,, sehangat hati Da-In dgn Tyan.. Amin#ekh..
Jd akhirnya memutuskan menjauh ya Da..
Ga mo mikir yg aneh2 dulu dgn cerita ini.. Tunggu Da-in lanjutin..
#hati ikut berdebar..