..
Kepala Bidang Propam Polda Jawa Barat Komisaris Besar Sudrajat membenarkan jajarannya telah memeriksa oknum polisi Komisaris Albertus terkait dugaan keterlibatan dalam kasus pembunuhan Sisca Yofie. Pemeriksaan dilakukan sedikitnya dua kali di kantor Propam Polrestabes Bandung.
"Yang memeriksa Propam Polda. Saya ikut saat dia diperiksa pas malam (takbiran) Lebaran di Polrestabe," katanya saat dihubungi Selasa petang 13 Agustus 2013. Ia membenarkan bahwa nama lengkap sang oknum terperiksa adalah Komisaris Polisi Albertus Eko Budi. Sudrajat memanggil Albertus dengan sebutan Kompol Eko.
"Dia sekarang dinas di Bidang Humas Polda Jawa Barat. Sebelumnya dia di Ditkrimsus(Direktorat Kriminal Khusus),"katanya. . Kepada Sudrajat, Albertus mengaku berhubungan khusus dengan Yofie selama 2010 hingga 2012.
Namun sejak putus pacaran, Albertus mengaku tak pernah bertemu dengan Yofie. Hanya memang, kata Sudrajat, Eko mengaku sempat melayat dan 'nyekar' ke pusara Tan Hay Kim di makam Pandu, tak lama setelah ibu kandung Yofie itu meninggal April lalu.
"Eko (Albertus) juga menemui kakaknya Sisca di rumah keluarga di Pagarsih. Tapi Sisca rupanya tidak suka (kedatangan Eko ke makam ibunya). Jadi seperti (tulisan caci-maki) yang ada di facebook Sisca itu juga sekalian konfirmasi ke dia. Dan dia (Albertus) tidak tahu kenapa Sisca marah,"kata Sudrajat.
Terkait tulisan Yofie di Facebook, Sudrajat membenarkan, Albertus pernah meminta polisi memeriksa ibu pacarnya itu. Hal itu terkait laporan kehilangan mobil yang dibuat Yofie atas permintaan Albertus di Polda Jawa Barat. Mobil tersebut menurut pengakuan Albertus adalah miliknya yang dipinjam-pakai oleh Yofie.
"Ibunya Sisca lalu diperiksa sebagai saksi yang menurut Kompol Eko (Albertus) itu memang untuk kepentingan pemeriksaan terkait laporan kehilangan. Tapi belakangan mobilnya sendiri berhasil ditemukan masih ada di Sisca (Yofie) sendiri,"tutur Sudrajat.
Propam, ia melanjutkan, juga telah menelisik keberadaan dan alasan Albertus saat peristiwa pembunuhan Yofie terjadi Senin sekitar pukul 18.00 pada Senin 5 Agustus lalu. "Kepada kami dia mengaku bahwa saat kejadian (pembunuhan Yofie), dia sedang bersama istrinya di Hotel Majesty (The Majesty), di Bandung, dari sekitar jam 18.00 sampai esok harinya,"tutur Sudrajat.
Selama di hotel itu, Albertus juga mengaku tak pernah bepergian. "Untuk ini kami juga sudah mintai keterangan karyawan hotel yang bertugas malam itu, resepsioninya. Dia (Albertus) juga mengaku tak pernah mengontak dengan Sisca atau para pelaku."Kata Sudrajat.
Sudrajat juga menjelaskan, pemeriksa sudah mengecek dan memeriksa ulang pengakuan Albertus dengan memeriksa para saksi dan pelaku pembunuhan yakni Wawan dan Ade. Juga menelisik telefon genggam milik Albertus maupun milik Yofie yang berhasil ditemukan.
"Namun sejauh ini kami belum menemukan bukti keterkaitan Kompol Eko dengan kasus pembunuhan Sisca. Eko dan para pelaku juga tak saling kenal,"katanya.
Comments
Siapa pelakunya..??
Indra Subagja - detikNews
Pembunuhan Sadis di Bandung
Jakarta - Kabid Propam Polda Jabar Kombes Sudrajat mengamini kalau Kompol Albertus Eko Budi sudah diperiksa terkait tewasnya Sisca Yofie. Hasil pemeriksaan pada Albertus yang bertugas di bagian humas Polda Jabar itu tak ditemukan adanya dugaan keterkaitan dengan kasus Sisca.
"Ada hubungan sejak 2010 sampai September 2012," kata Sudrajat saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (14/8/2013).
Albertus diperiksa pada malam takbiran lalu, menyusul ditemukannya foto dia dan surat cinta di kamar kos Sisca. Saat itu penyidik masih mencari pembunuh wanita cantik manajer perusahaan leasing yang tewas diseret dengan motor.
"Diperiksa malam takbiran," jelas Sudrajat.
Dari mulut Albertus diketahui kalau dirinya sempat datang ke makam ibunda Sisca. Kemudian juga menemui kakak Sisca. Apa yang dilakukan Albertus itu tak disukai Sisca. Sehingga muncul status yang mengisyaratkan caci maki. Diduga karena ibunda Sisca pernah diperiksa Albertus terkait kasus mobil.
"Temuan kita nggak terlibat, nggak ada kaitan dengan kasus Sisca," tutur Sudrajat.Tapi Kapolrestabes Bandung Kombes Sutarno menyebut Albertus mengirimkan anak buahnya memata-matai Sisca.
..
TEMPO.CO, Bandung -- Perwira polisi yang dekat dengan mantan model cantik yang tewas dibunuh, Sisca Yofie, ternyata bernama Kompol Albertus Eko Budi.
Sehari-hari perwira ini lebih sering dipanggil dengan nama Eko. Ia lulusan AKABRI angkatan 1997 dan saat ini berdinas di bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Saat ini Eko sudah diperiksa Divisi Propam Polda Jawa Barat karena ada jejak hubungan dia dengan Sisca Yofie, yang terungkap ketika polisi memeriksa rumah Sisca di Jalan Setra Indah, Kecamatan Sukajadi. Ada sejumlah catatan dan surat pribadi korban dan Eko. Juga foto mereka berdua yang diambil menggunakan kamera ponsel.
Menurut Kepala Bidang Propam Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Sudrajat, dari foto-foto yang ditemukan, Albertus diduga berhubungan khusus dengan Sisca. "Hubungan mereka tak tertutup kemungkinan sudah lebih dari teman biasa. Padahal A (Albertus) sudah memiliki istri di Cimahi. Di Polri, itu sudah harus kena pelanggaran disiplin," kata Sudrajat.
Dari pengakuan Eko kepada Sudrajat, hubungan itu terjadi antara 2010 hingga 2012, saat Eko masih bertugas di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Ancaman sanksi untuk pelanggaran semacam ini bisa berupa teguran, turun pangkat, sampai pemecatan.
ERICK P HARDI
...
- Selain menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan Sisca Yofie, Polrestabes Bandung juga menahan 4 orang yang menemukan, menjual dan membeli telepon pintar milik wanita mantan model freelance yang terbunuh sepekan lalu itu. Keempatnya adalah K, D, G dan E.
"Mereka tersangka pencurian dan penadahan, dikenai pasal 363 (KUH Pidana), pasal 480. Sedangkan E dikenai pasal 55 dan 56 (tersangka ikut serta),"ujar Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Sutarno di kantornya, Senin petang 12 Agustus 2013.
Sutarno menuturkan pengungkapan kasus handphone Yofie berawal dari informasi masyarakat pada Rabu malam, 7 Agustus 2013. "Ada informasi penjualan handphone itu (milik Yofie) ke D. Setelah ditelusuri D mengaku beli handphone itu dari E,"tutur dia.
Oleh D, Sutarno melanjutkan, telefon genggam itu dijual ke G. Polisi lalu melacak dan menemui G, warga Tasikmalaya. "Barang buktinya kami dapatkan ada di G yaitu sebuah Blackberry Dakota milik korban (Yofie),"kata dia.
Jajaran reserse kriminal, Sutarno mengatakan, lalu mengamankan E yang sedang berada di Garut. Kepada polisi, E mengaku mendapatkan barang dari K yang ternyata menemukan handphone itu di sekitar jalan di depan rumah kos Yofie di Jalan Setra Indah Utara.
"Malam itu, setelah kejadian (pembunuhan Yofie), K sedang melintas di depan rumah kos korban. Di dekat mobil korban, dia melihat barang dengan lampu menyala berkedip-kedip,"kata Sutarno.
Setelah tahu bahwa barang itu ternyata telepon genggam, K membawanya. K lalu mengontak E dan minta dibantu menjualkan barang temuannya itu. Malam itu juga oleh E barang dijual di rumah D.
"Mungkin handphone itu terlempar di dekat rumah kos itu (saat Wawan mencuri tas milik Yofie),"kata Sutarno.
ERICK P. HARDI
ganteng tuh...
http://1.bp.blogspot.com/-c3wNe7PyUpI/UfnRE0VcIUI/AAAAAAAAANY/kcUlzm5bwvs/s1600/jenderal-agussuryabakti.JPG
http://2.bp.blogspot.com/-PjWcEnnyGAc/UfnRE0N8-9I/AAAAAAAAANc/q-eW-JmIRRw/s1600/foto-jenderalagussuryabakti.jpg
Karir :
Komandan xx
Komandan xx
Komandan Korem 152/bb
Wakil Asisten teritorial Ksad
Biodata Jenderal Asb..
Dari pendidikan dan karir nya terlihat Asb mempunyai spesialisasi intll dan sy. Dengan puncak karir di satuan tempur sebagai komandan grup 3 Kopasus yang bermarkas di cijantung, simana calon anggota gurp 3 ini diseleksi sangat ketat.
http://www.hargaspesifikasi.com/2013/07/biodata-foto-jenderal-agus-surya-bakti.html
...
Penyelidikan terhadap pembunuhan Branch Manager PT Venera Multi Finance Franceisca Yofie mengungkap hal lain. Beberapa bulan sebelum meninggal, Sisca Yofie ternyata punya hubungan spesial dengan dengan perwira polisi berinisial E. Namun, hubungan itu kemudian memburuk. Hal itu terungkap dari setelah tim satuan reserse kriminal Polrestabes Bandung meneliti kamar kos model cantik itu
"Ya betul, ada anggota Polri yang dekat dengan almarhum (Yofie). Ada catatan harian dan surat-surat hubungan pribadi almarhum dengan oknum anggota Polri," ujar Sutarno di kantornya, Senin, 12 Agustus 2013.
Surat-surat itu juga tidak bertepuk sebelah tangan. Ada surat-surat jawabannya dari perwira polisi E dan foto-foto mereka. Surat dan foto itu dibuat sekitar tahun 2012.
Polisi juga menemukan catatan Sisca Yofie di situs jejaring sosial Facebook.com. Di situs itu antara lain juga terdapat ungkapan rasa benci Sisca Yofie terhadap si oknum. "Ada catatan keluhan-keluhan almarhum (Yofie) diperlakukan tidak baik oleh si oknum ini. Dan korban benci, marah, mencaci-maki kepada perwira Polri tersebut," kata Sutarno.
Sutarno memastikan jajarannya pula sudah meminta keterangan sang oknum perwira. "Si perwira polisi ini kini sedang diproses melakukan pelanggaran disiplin oleh Propam Polda. Pelanggarannya melakukan hubungan terlarang dengan almarhum," kata dia.
Sutarno menambahkan, tulisan Yofie dalam catatan harian dan Facebook.com sejauh ini dinilai tak ada kaitan dengan kasus pembunuhannya. "Walaupun ada indikasi hubungan pribadi itu ada, tapi sejauh ini tidak ada kaitan (dengan kasus pembunuhan Yofie). Belum ada fakta dan bukti yang mengarah ke sana," kata dia. Polisi berkukuh bahwa pembunuhan Sisca Yofie pada Senin, 5 Agustus pukul 18.00 itu murni buntut dari penjambretan tas.
Temuan itu dinilai kriminolog mengandung sejumlah kejanggalan. Misalnya, mengapa kedua orang yang sebelumnya meminta sumbangan perayaan 17 Agustus itu membawa golok. Bahkan, kriminolog dari Universitas Padjadjaran Yesmil Anwar menduga Wawan dan Ade itu cuma orang suruhan.
ERICK P
..
Oknum polisi tersebut bernama Albertus Eko Budi, seorang polisi berpangkat komisaris yang bertugas di Bidang Humas Polda Jawa Barat. Namun, informasi yang dihimpun saat pemeriksaan tidak membuktikan bahwa Albertus Eko terlibat dengan kasus pembunuhan yang terjadi pada Senin (5/8) di kawasan Cipedes, Bandung tersebut. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Albertus Eko dan penggeledahan kamar kos Sisca, polisi menduga hubungan gelap Albertus Eko dan Sisca berakhir dengan tidak baik.
Dugaan ini muncul karena polisi menemukan surat-surat dan catatan harian yang berisi makian dan umpatan kepada Albertus Eko. Tak hanya itu, halaman Facebook Sisca Yofie pun dipenuhi gambar berisi kata-kata keras yang ditujukan kepada mantan kekasihnya itu. “Ada catatan keluhan-keluhan almarhum yang merasa diperlakukan tidak baik oleh si oknum ini. Dan korban benci, marah, mencaci-maki kepada si oknum Polri ini,” kata Kapolrestabes Bandung Kombes Sutarno.
Tidak jelas alasan kenapa Sisca marah-marah terhadap Albertus Eko, namun dari tulisan-tulisan yang diunggah ke Facebook patut diduga Sisca marah karena Albertus Eko mengunjungi makam ibunya. Ibunda Sisca Yofie, Tan Hay Kim, meninggal pada April 2013.
Albertus Eko mengaku pernah mengunjungi makam tersebut. Kunjungan ini mungkin membuat Sisca marah. Dalam satu statusnya di Facebook Sisca menulis: “Kurang Ajar! Selagi hidupnyapun pernah mengusirmu dan tidak mau melihatmu! Bahkan 2 Minggu sebelum kepulangannya mencurahkan rasa sakit hatinya padamu dan berpesan untuk tidak didatangi makamnya oleh bangsat seperti kau!!! Sekarang lancar berani-beraninya menghadap ke makamnya!! A****G Biadab!!!”
Sebelumnya Albertus Eko mengaku Sisca pernah melaporkan kasus kehilangan mobilnya. Mobil tersebut milik Albertus Eko yang memang dipinjamkan kepada Sisca. Albertus Eko lalu meminta polisi memeriksa ibunda Sisca sebagai saksi, namun ternyata mobil itu ditemukan kembali di tempat Sisca. (hp)
..
BANDUNG, KOMPAS.com — Kepala Polrestabes Bandung Kombes Sutarno menegaskan, hubungan antara Kompol Albertus Eko Budiarto dan korban pembunuhan di Cipedes, Bandung, Franciesca Yofie telah melewati batas kewajaran.
"Intinya begini, dengan mempelajari surat tiga, tulisan dua, tulisan satu dan foto-foto almarhum itu, patut diduga Kompol A dan almarhum sudah melakukan hubungan di luar batas kewajaran sebagai teman. Padahal kan, Kompol A itu jelas-jelas sudah punya istri," ujar Sutarno, Selasa (13/8/2013).
Sebelumnya Sutarno memaparkan, dalam penggeledahan di kamar kos Sisca di Jalan Setra Indah, Kecamatan Sukajadi, Bandung, Jawa Barat, Satreskrim Polrestabes Bandung menemukan barang bukti berupa tulisan berupa surat dan foto-foto Kompol Albertus bersama Sisca.
"Diduga keduanya saling membalas surat, kita temukan suratnya berikut foto," kata Sutarno.
Dalam surat milik Kompol A yang dilayangkan kepada Sisca, tidak tertera tanggal kapan dibuatnya. "Jadi begini, surat yang petama itu memang saya cari pas penggeledahan itu tidak ada tanggalnya, harinya pun engga ada," katanya.
"Tapi kita memang menemukan surat yang diduga dibuat oleh Kompol A, sebagai jawaban dari surat Sisca. Surat itu memang tidak terlalu bagus, surat yang diduga dibuat oleh Kompol A itu seperti konteks awal, baru draf. Kayaknya, surat itu dibuat dalam surat rapi, setelah rapi baru dikirim ke almarhum," kata Sutarno.
Selain itu, polisi juga menemukan surat-surat jawaban yang dikirim Sisca kepada Kompol Albertus. Surat dari almarhum ini tertera tanggalnya, 3 Juni 2012. "Diperkirakan korban membuat surat sebelum bulan Juni, mungkin bulan Mei, atau bulan April atau mungkin bulan Juni, tanggalnya awal," katanya.
Sutarno mengaku heran setelah membaca surat-surat dari masing-masing pihak, ditambah foto-foto yang ditemukan. Dari situlah muncul dugaan kuat bahwa hubungan keduanya sudah melewati batas kewajaran.
Editor : Glori K. Wadrianto
..
OPINI | 15 August 2013 | 06:20 Dibaca: 1371 Komentar: 4 4
PEMBUNUHAN sadis Fransisca Sisca Yovie telah menyita banyak perhatian sejak terjadi Senin (05/ 08) lalu. Hingga hari ini berbagai komentar dan berita seputar Branch Manager PT Venera Multi Finance itu tidak hentinya mengalir. Polisi sendiri juga sudah bergerak sesuai prosedur dan aturan.
Munculnya informasi lain berkaitan kematian itu menambah keingintahuan masyarakat semakin memuncak. Ketika beritanya menyebutkan bahwa sebelum menemui ajal, Fransisca sempat diseret pelaku dengan menggunakan kendaraan bermotor, naluri kemanusiaan kita berkata, “Begitu tidak berperikemanusiaannya penjahat yang membunuh wanita itu.” Teganya mereka memperlakukan wanita yang tentu tidak akan berdaya menghadapi dua lekaki sekaligus.”
Dan ketika berita itu dibumbui lagi oleh informasi baru yang kemungkinan terkaitnya kematian itu dengan ‘hubungan gelap’ Fransisca dengan seorang perwira polisi di Bandung, maka serta-merta kematian ini kian menarik perhatian. Tidak berlebihan masyarakat mengatakan kalau kasus ini bisa menjadi moment ke sekian bagi Polri untuk mengubah dan memperbaiki imejnya. Komentar Kapolsek Sukajadi, Ajun Komisaris Polisi Suminem yang mengatakan kalau pembunuhan ini mungkin terencana, menambah keinginantahuan masyarakat apakah ada sangkut-pautnya dengan anggota lembaga itu. Inilah yang diharapkan masayarakat untuk digali. Di Viva News Suminem mengatakan, “Diduga pelaku membuntuti k0rban (Siska) sebelum dianiaya yang mengakibatkan k0rban tewas.” Pernyatan ini bisa sebagai indikasi bahwa kematian Sisca tidak sekedar kejahatan biasa. Apakah itu yang dimaksud kematian terencana itu?
Belakangan ternyata penyelidikan dua lelaki terhadap kematian wanita cantik ini menemukan pula surat dan SMS yang mengindikasikan adanya keterlibatan oknum polisi di Jawa Barat ini dalam pusaran kehidupan Fransisca. Apakah sangkut-paut gelap dua manusia ini ada kaitan dengan pernyataan Kapolsek Sukajadi yang menyebut pembunuhan ini tidak sekdar curas biasa tapi kemungkinan sudah terencana, inilah momen dan tugas kepolisian itu.
Namun kita kembali akan merasa pesimis dengan kinerja polisi jika mengacu ke kasus-kasus masa lalu. Selama ini, setiap kasus kejahatan atau pelanggaran hukum yang melibatkan oknum kepolisian, selalu saja harapan masyarakat akan kandas di harapan saja. Kasus rekening gendut jilid pertama yang melibatkan beberapa perwira polisi, bagaikan lenyap ditelan bumi. Hanya rekening gendut yang melibatkan oknum berpangkat rendah seperti kasus Aiptu Labora itu saja kepolisian mau melibatkan KPK. Sementara kasus rekening gendut yang melibatkan banyak oknum perwira polisi itu, entah kemana arah penyelesaiannya. Pihak polisi hanya menyebut ‘tidak ditemukan pelanggaran hukum’ di dalamnya. Dan masih banyak kasus lain yang membawa-bawa nama polisi yang selalu kandas.
Kini ada berita dugaan keterlibatan seorang perwira polisi lagi dalam kematian yang masih anyar ini. Maka tidak berlebihan kalau kita juga akan pesimis akan penyelesaiannya. Walaupun informasi tentang adanya hubungan khusus Kompol A dengan Fransisca itu benar adanya, polisi sudah mengatakan bahwa ’sampai saat ini, belum ada bukti dan fakta kalau Kompol A terlibat pembunuhan Fransisca.” Kononnya, Kompol A dan isterinya sedang berada di salah satu hotel di Bandung ketika pembunuhan Sisca terjadi. Alibi yang akan dijadikan menangkis dugaan itu?
Jika saja polisi (penyidik) menduga, sekali lagi ‘menduga’ perwira itu atau isterinya terlibat dalam kasus ini maka tentu saja akan ada usaha ke arah sana. Misalnya mencari tahu dan menambah informasi melalui balasan SMS yang dikirimkan Faransisca itu. Bukankah ada SMS di HP Fransisca perihal hubungan gelap itu. Cobalah digali semua SMS yang pernah terjadi antara HP Faransisca dengan HP lainnya. Bisa HP sang perwira atau isterinya dan bisa pula dengan HP lainnya. Data ini tentu hanya ada di operator selulernya. Sudahkah kepolisian mengejar ini dengan menyita semua HP yang diduga berhubungan dengan HP Fransisca?
Di sinilah kita agak pesisimis. Usaha-usaha gigih menjawab opini masyarakat berkaitan kematian Fransisca tidak atau belum dilakukan polisi. Penyidik, seperti biasa akan berkutat pada pengakuan dua tersangka yang menyebut bahwa mereka hanya ingin menjambret saja. Tapi karena Fransisca melawan, maka mereka membunuhnya. Polisi tidak mencari tahu beberapa keganjilan fakta pendukung pengakuan kematian dengan modus jambret itu. Rasa-rasanya, moment polisi untuk memperbaiki citra di mata masyarakat dengan kasus ini akan tetap berlalu begitu saja. Polisi memang tidak merasa dicitraburukkan oleh masyarakat. Makanya polisi tidak akan pernah berusaha membuat trobosan dalam penanganan hukum yang melibatkan oknum anggotanya yang sebenarnya dapat menaikkan citranya. Entahlah!***
..
Main Mata SKK Migas
OPINI | 15 August 2013 | 08:12 Dibaca: 777 Komentar: 8 3
Setelah BP Migas dihapuskan dan digantikan dengan SKK (Satuan Kerja Khusus) Migas, ternyata sama sekali tidak memberikan perubahan dalam pengelolaan minyak dan gas negara. Hal ini dibuktikan oleh karena ditangkapnya kepala SKK Migas akibat suap yang diterimanya dari sebuah trader sebesar US$ 400.000.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam operasi tangkap tangan semalam. Ia digelandang dari rumahnya ke kantor KPK bersama dua pejabat PT Kernel Oil. Dari tangan Rudi, KPK menyita uang US$400 ribu yang diduga merupakan suap dari perusahaan asing tersebut. Total ada US$700 ribu yang disita KPK.
Main mata pihak asing dengan beberapa pejabat pemerintah tak lagi dipungkiri. Kernel Oil adalah trader yang cukup sering memenangkan tender yang dilakukan oleh BP Migas sebelum menjadi SKK Migas. Dari keseluruhan terdapat kurang lebih 40 trader yang mengikuti tender yang diadakan oleh SKK Migas dan Kernel Oil sering memenangkan tender tersebut. Namun berbeda tahun ini, Kernel Oil tidak memenangkan satu tender pun.
Suap di Indonesia masih diyakini sangat besar, apalagi di sektor migas yang dapat meraup keuntungan besar. Ibarat tender-tender yang umumnya dilakukakan di dalam negeri, potensi suap terjadi karena para trader asing sangat mengenal karakteristik maupun mental pejabat di Indonesia. Mental korup telah mendarah daging dan beranak cucu.
@dundileo
Baru beberapa bulan kenaikan harga BBM dirasionalkan oleh para pengamat ekonomi mainstream, bau busuk di SKK Migas sudah tercium. Andai saja korupsi dan suap tidak merajalela, yakin dan percaya rakyat tak akan menolak kenaikan harga BBM. Pertanyaannya kemudian, apakah banyak kalangan yang akan berdemo dan menuntut harga BBM diturunkan kembali harganya karena ada suap yang merugikan negara? “Saya rasa tidak, tak ada harga yang turun”.
..
Pemerkosaan Siswi SMP oleh 4 Teman di Gubuk Depan Sekolah
Seorang siswi SMP di Serang, Banten, menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan empat orang kawannya. Parahnya aksi bejat tersebut dilakukan para pelaku di sebuah gubuk depan sekolahnya.
Awalnya korban tak berani melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya. Namun, kabar itu akhirnya sampai ke orang tuanya. Tak terima atas apa yang menimpa anaknya, orang tua korban dan warga tempat korban tinggal langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Serang pada 28 Februari 2013 lalu.
"Warga mengajak untuk di visum, setelah itu bersama warga melapor ke Polres Serang dah sampai sekarang saya belum mengetahui hasil visumnya seperti apa. Semuanya diserahkan kepada polisi untuk diproses lebih lanjut," ujar Hasanudin, orang tua korban, Jumat (1/3).
Gadis berusia 16 tahun itu tinggal di Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang, Banten. Menurut korban, peristiwa nahas itu terjadi pada awal Februari lalu. Saat itu, korban dijemput teman sekolahnya berinisial E, dari rumahnya pada pukul 19.30 WIB, dan diajak ke gubuk depan sekolahnya.
"Awalnya dia SMS ngajak ketemuan sama temannya, karena sudah malam saya tolak. Tapi dia memaksa malah menjemput di depan rumah dan saya diajak ke gubuk depan sekolah," katanya.
Setibanya di gubuk, ternyata sudah ada dua orang yang menunggu. Tak lama kemudian, empat pelaku lain datang ke gubuk yang setiap siang harinya dijadikan tempat berjualan oleh warga.
"Karena sudah malam saya minta diantar pulang. Tapi mereka bilang masih sore. Baru setelah itu dua orang duduk di samping saya dan memegangi tangan saya. Saya berontak tapi tidak kuat," ungkapnya.
Sebelum tak sadarkan diri, korban masih ingat tiga orang yang memperkosanya. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku mengantarkan korban ke rumah teman wanitanya berinisial IS.
"Saya ingat ada tiga orang, setelah itu saya lupa karena tak sadarkan diri," kata @dundileo .
sumber: medeka.com
..
cowok Matre Tidak Dapat Dibeli dengan Dos Pesos Argentina
REP | 15 August 2013 | 08:17 Dibaca: 1
“Om, sekali-kali nulis dong tentang bahasa, jangan cerita jalan-jalan doang!”, seorang teman pernah mengirim pesan kepada saya karena rajin mengikuti tulisan saya di kompasiana yang didominasi kisah perjalanan ke seantero bumi ini.
Perjalanan, baik di dalam negri apalagi ke mancanegara memang banyak memberi kesan dan memperkaya jiwa. Selain beda penampilan, budaya, kebiasaan, norma, kuliner dan seribu satu perbedaan lain, yang so pasti adalah lain negri pasti lain bahasa walaupun kadang-kadang ada juga negri yang tidak punya bahasa nasional tetapi sharing bahasa yang sama dengan negri tetangga ataupun negri mantan penjajahnya.
Saya sendri jarang sekali menulis tentang bahasa, namun ada beberapa tulisan terdahulu misalnya tentang bahasa Persia, Sepanyol dan juga Inggris. Dan tentu saja perjalanan ke suatau negri asing akan menjadi jauh akan lebih asyik kalau kita juga mengerti sedikit banyak bahasa setempat.
Bahasa Sepanyol merupakan salah satu bahasa dunia yang juga digunakan sebagai bahasa resmi PBB selain bahasa Inggris, Perancis, Cina, Arab dan Russia. Dan dengan bisa bahasa Spanyol, bukan saja perjalanan di negri induknya di semenanjung Iberia sana menjadi lebih mudah, namun juga akan membantu perjalanan kita di Nuevo Mundo alias Dunia Baru di Amerika Tengah dan Selatan.
Tentu saja bahasa Spanyol juga mempunya sedikit banyak perbedaan dalam penggunaan istilah, tata bahasa dan kosa kata di setiap negara. Contohnya kata bus yang di Spanyol disebut autobus sedangkan di Argentina menjadi collectivo. Perbedaan ini bisa dirunut dari akar budaya dan juga perkembangan ekonomi negri setempat.
Kalau kita bepergian ke suatu tempat, ada kemungkinan kita hanya akan beredar di tempat-tempat wisata dan bergaul degan wisatawan asing lainnya ataupun dengan pemandu wisata dan para pekerja di bidang pariwisata. Biasanya kehidupan di daerah ini belum mewakili kehidupan masyarakat setempat yang sesungguhnya. Namun bila kita sempat blusukan ke tempat yang jarang dikunjungi wisata, kita dapat lebih mengenal kehidupan yang lebih nyata dari suatu negri atau daerah.
Asiknya dengan belajar suatu bahasa, kita juga dapat sekaligus belajar akan budaya negara tersebut berikut perbedaan yang ada dari sekian banyak negara yang menggunakan bahasa yang sama. Kali ini pembicaraan kita akan membahas tentang kata cowokmatre alias wanita mata duitan yang mungkin saja akan kita jumpai baik di negri sendiri , apalagi di negri asing yang kita kunjungi.
“Mujer interesada”., demikianlah istilah yang pernah saya pelajari ketika sempat berkunjung ke Meksiko beberapa tahun yang lalu. Kata “mujer” sendiri artinya adalah wanita sedangkan ”interesada” bisa diterjemahkan sebagai menarik atau interesting. Selain menarik bisa juga juga diterjemahkan sebagai interested atau yang mempunyai kepentingan. Jadi wanita yang mempunyai kepentingan ketika bergaul dengan pria dan hanya ingin mengeruk harta atau uang teman prianya itulah kira-kira terjemahan kata “mujer interesada’ dalam bahasa Spanyol. Dan istilah ini juga ternyata digunakan tidak saja di Meksiko tetapi juga di Kolombia dan beberapa negara Amerika Latin lainnya.
Lalu yang menarik dari kata mujer interesada ini adalah apakah terjemahannya dalam Bahasa Inggris? . Apakah dapat diterjemahkan menjadi “Interesting man ” atau “Interested man ”? Di sinilah seninya bahasa. Sebuah ungkapan walaupun kadang-kadang dapat diterjemahkan langsung kata per kata namun sebagian besar akan membuat kita terpingkal-pingkal karena lucu dan tidak umum.
Setelah melalui sedikit penelitian akhirnya dapat diketemukan istilah yang lebih cocok untuk cowokmatre dalam bahasa Inggris yaitu “gold-digger”. Kalau diterjemanhkan langsung dalam Bahasa Indonesia jadi penggali emas dan dalam Bahasa Spanyol menjadi buscadora de oro. Namun esensinya juga ketemu yaitu wanita yang penggeretan yang mengeruk emas atau harta teman lelakinya.
Bermain-main dengan ungkapan memang cukup menyenangkan. Ada satu istilah dalam bahasa Inggris “to beat a dead horse” yang kalau diterjemahkan langsung ke dalam Bahasa Indonesia menjadi memukul kuda mati atau dalam Bahasa Spanyol “pegar un caballo muerto”. Namun maksud ungkapan ini adalah semacam pekerjaan yang sia-sia sehingga ungkapan yang digunakan dalam Bahasa Spanyol adalah “arar en el mar” yang artinya “membajak di laut” yang tentu saja adalah perbuatan yang sia-sia. Kalau mau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mungkin yang lebih tepat adalah “menegakkan benang basah”.
Tetapi, jangan terlalu takut dengan ungkapan, karena ada juga istilah yang dapat diterjemahkan dengan langsung dan kebetulan memiliki arti yang sama baik dalam Bahasa Indonesia, Inggris , maupun Spanyol. Contohnya adalah ungkapan “bermain api”, yang bisa dterjemahkan menjadi “to play with fire” dan “juegar con fuego” dalam Bahasa Inggris dan Spanyol.
Ayo kita menggali emas dan siapa tahu menemukan cowokcantik! Sayangnya uang Dos Pesos alias dua Peso Argentina yang ada pada gambar di atas pasti tidak cukup untuk mencari mujer interesada di Buenos Aires.
Buenos Aires, ultimo de mayo 2013
its only you
its only about you...
Sebelum tak sadarkan diri, korban masih ingat tiga orang yang memperkosanya. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku mengantarkan korban ke rumah teman wanitanya berinisial IS.
"Saya ingat ada tiga orang, setelah itu saya lupa karena tak sadarkan diri," kata @dundileo .
gw skrg fans berat @ron89
bodi nya indah bgt
uhh...
i cant stand this feeling inside me...
u re too hot 2 handle...