It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sekitar jam 09.00 pagi keesokan harinya
Suara mesin mobil dan truk kesatuan memasuki perkebunan yang tanahnya begitu lembek saat musim penghujan begini. Roda mobil dan truk terikat oleh tanah tersebut sebagai isyarat jangan pernah masuki daerah ini. Daerah ini tidak diperuntukkan bagi truk tapi hanyak untuk kaki petani yang alami dan sederhana.
Selagi asik makan gorengan pisang dan ketan hitam bertabur kelapa parut kesukaan ku, suara mobil dan truk itu sungguh terasa mengganggu.
“Pak ada banyak musuh datang menyerbu” kata cowok magang pujaan itu agak gugup. Ia meninggalkan goreng pisang dan ketan hitam itu dan memilih berdiri di sampingku.
Tak lama kemudian ke dua temannya juga mengikuti dari belakang
“Jangan kawatir, berusaha tenang ya” saranku dengan bijak dalam menyikapi situasi yang akan bergulir.
Sejurus kemudian, beberapa anak buah berlarian menujuku dari belakang rumah, sepatu di kaki mereka begitu bergemuruh menginjak semen teras belakang rumah yang tidak lagi kuat. Aku perkirakan bunyi gemuruh itu menjadi hebat karena ada semen di teras belakang itu ada yang rubuh. Bruuuuuukkkkkkk .......
“ohhhhhh” ketiga mahasiswa magang itu terkaget dan semakin merapat ke arahku.
Ini adalah hari ke tiga, dua hari yang berlalu mental mereka masih senang-senang melihat hal yang baru dalam hidup mereka, hal-hal yang rusuh dan banyak kesatuan seragam coklat muda bercelana coklat tua yang gagah. Cowok-cowok itu masih muda, dihadapkan dengan suasana rusuh yang sebenarnya saat mereka sudah lelah, rasa takut itu datang juga.
“paaaakkkk” kata salah satu dari mereka
Langkah anak buahku yang tergopoh-gopoh itu berhenti di depan pintu.
“Inspektur, ada pasukan dari Palembang. Sementara pasukan dari Prabumulih sudah ditarik ke kota jam 07 tadi” kata anak buahku melaporkan
“Kanapa ditarik?” aku bertanya dengan datar agar suasana tidak tambah panas karena ada mahasiswa magang ini yang mendengar yang seharusnya mereka tidak pernah tahu strategi tugas pengaman negara.
“ada persemian sekolah pertanian milik pemda sana yang harus dikawal” tabahan dari anak buahku
“idak cak itu Pak, itu sekolah milik istrinyo bukan milik pemda” kata si cowok magang pujaan dengan kalimat sendat-sendat dicekam perasaan yang gugup. Dia tahu pasti, karena dia putra daerah sini dan bidangnya juga pertanian dari universitas terbesar di sumbagsel ini.
Kami berpandangan, beberapa anak buahku ku berkeringat dan gelisah. Sudah jadi rahasia kesatuan kami, program ambil lahan ini adalah program orang kota itu juga dan mereka tidak suka pada kesatuan kami. Sayangnya, teman-teman di kesatuan resor kota sana juga terlalu menuruti. Dalam idealnya hati nuraniku, seharusnya pengaman negara harus punya authority sendiri tidak harus begini jadinya.
“Dak apolah dek, kalo kehadiran kita disini dianggap mengganggu program mereka, maka kita hijrah untuk kehidupan yang lebih baik” saranku untuk menenangkan pasukan dan para mahasiswa itu.
“Kita tunggu saja pak apa maunya mereka” kalimat setuju dari anak buahku
Tooooooookkkkkkk tooooooookkkkkkk ketukan pintu yang begitu kasar, padahal pintu itu sudah terbuka. Apa salahnya langsung ngucapin assalaamu’alaikum saja
Begitulah yang difikirkan para mahasiswa itu dengan tatapan mata kesal. Bagaimana tidak, itu adalah pimpinan pasukan yang berseberangan yang akan memporak porandakan penduduk dan lahannya disingkirkan jauh-jauh karena cadangan minyak dengan pundi-pundi USD. Pasukan yang telah menakut-nakuti mereka dalam dua hari ini.
“Inspektur, diminta menemui kepala pasukan dari Palembang” informasi dari dia
“Sudah mengganggu daerah kekuasaan orang harusnya langsung lapor saja” saran dari anak buahku
“Bukan urusan saudara, harap tutup mulut” balasnya dengan kasar tidak menunjukkan anggota kesatuan yang bermoral
“Ya baiklah. Yang dari ibukota harus dihormati. Paling dia hanya menunjukkan surat perintah bahwa kami harus mundur” nada bicaraku santai tapi penuh arti yang difikirkan kalau mereka bisa berfikir. Aku kira mereka tidak akan berfikir karena dilematis emang sebagai anak buah yang hanya disuruh-suruh. Tapi surat perintah dari siapa ? kan Pak Kapolda sedang di Jakarta. Untuk urusan setrategis ini selama karirku, surat perintah itu benar-benar harus dirembukkan dengan pimpinan.
Sebenarnya aku telah berusaha semampuku dengan prosedur yang baku. Tetapi si investor sungguh licik dan emang dekat dengan pimpinan daerah. Jadi, aku juga harus menggunakan cara pamungkas.
Setelah dia pergi, aku instruksi anak buahku siap-siap karena urusan sudah selesai termasuk para mahasiswa yang tidak beruntung itu. Air mata mereka menetes mengingat program magang mereka tidak tuntas, mengingat asiknya semangka bergeletakkan di tanah, dan mengingat melon mereka masih belum panen dan demikian banyaknya bunga melon yang akan menjadi buah. Aku paham perasaan mereka.
Saat mereka lagi sibuk-sibuk menyusun barang-barang, aku telpon para rekan dan teman-teman wartawan yang sudah begitu antusias dengan kejadian ini diharapkan bisa jadi tameng untuk keadilan berbangsa dan bernegara. Ya masa itu adalah masa permulaan otonomi daerah dan berita tentang itu sangat ditunggu oleh rakyat se antero tanah air.
Dan yang terakhir, aku telpon orang yang sangat melindungi aku waktu di muara enim dulu yaitu pak kepala daerahnya, sudah saatnya beliau mengingatkan yang dikota tetangganya itu.
“Waalaikum salam Inspektur Subangun Jayadi” balas beliau suaranya padat buat bulu kudukku bergidik, bukan bulu yang lain
“wadoh panggil yang biaso bae pak cak dulu-dulu lah” balasku dengan kekeluargaan
“aku dapat kabar dari Hafizt, kau minggu depan lah di Jakarta yo ?” kata beliau lagi yang manggil pak kapolda begitu mereka emang dekat dari dulu saat bupati ini masih jadi pejabat dulunya di pemda sumsel yang kantornya di palembang.
“iyo pak, hahah itupun diceritokan, weleh” balasku
“apopun cerito tentang kau tu selalu menarik jadi hati-hati bae kau kalo ado rahasio kami bongkar agek” canda orang ku hormati itu
“Pak, hemmm sengajo idak ku bals SMS bapak kareno aku berusaha dengan caro yang formal, tapi pagi ini lah kelewat batas pak. Ado surat perintah saat Pak Hafizt lagi di Jakarta” kataku dengan seadanya
“haaa ? pacak pulo dio gunakan caro-caro itu. Jingok siapo yang ttd kan tu surat” emosi beliau meluap
“aiiihhh lesu ah pak, paling wakil bidang bla bla bla yang masih sedulur dengan dio tu” kataku tidak terpancing untuk emosi
“sabar yo NGun, yo lah pergilah cepat-cepat, cepat pulo balik. Perbaharuan ado pado kau” balas beliau yang juga terlatih untuk segera mengontrol emosi
“amiiiinn mohon do’a nya Pak, aku mohon diri yo Pak” demikianlah kata-kata akhir telponan itu.
Aku tidak ada mood untuk bertemu dengan orang tidak ku kenal itu yang berseberangan dengan prinsipku. Disamping dari segi kepangkatan aku lebih tinggi dari nya, dari segi wajah pun aku pasti lebih cakep dari dia (smile). Hmmm ga sepenuhnya begitu sih, tapi yang benernya aku memantau semua anak buahku dan para masiswa pujaan hati itu (smile). Sehingga pas kami meninggalkan dusun itu tidak ada lagi yang harus difikirkan dalam artian semua beres tersusun dengan rapi semua dokumen, pakaian, barang-barang praktikum, dan kelengkapan camp anak buahku.
Lumayan juga lama anak buahku membantu para mahasiwa itu. Terasa damai, para penduduk tidak terlihat satupun. Sepertinya mereka lagi dikumpulkan oleh kepala dusun dan pihak pemerintah setempat, syukurlah. Maka satu jam kemudian, kami sudah beres.
Aku melongokkan kepala ke luar, pasukan itu sudah tidak ada.
Mata yang bertanya dari mahasiswa itu, kira-kira menanyakan kemana para pasukan itu.
“Jangan kawatir, mereka lagi bergabung dengan pasukan lain itu untuk mengepung penduduk” kata salah satu anak buahku pada mahasiswa tersebut.
“ciaaahhh, guman mahasiswa pujaan hatiku (smile)” bergidik juga lihat dendam dalam sanubarinya, semoga dia paham manusia itu selalu dua type, ada yang serakah ada yang berwawasan. Jadi tidak boleh mendiskreditkan salah satu institusi. Aku lebih bilang oknum saja, kata-kata oknum lebih sesuai sepertinya.
Tuiiittttt...... tuuiiiittttt....... tuuuuiiiiiittttt
Dua mobil sirine polisi memasuki halaman rumah. Para mahasiswa langsung berhamburan ke anak buahku dari perlengkapan barang-barang mereka itu. Kasihan sekali mereka, baru dan hanya tiga hari, ketenangan sanubari mereka terusik sangat dalam.
“Oh Kak Ajunkms, selamat datang kak. Cuti-cuti masih kesini” kata anak buahku menyambut tamu.
Oohhhh, ajudan ku ! kan dia lagi liburan di banyung lencir ? ada apa ? seribu tanya
“Pak inspektur, saya dapat telpon dari bla bla ba bi bu.....” kata dia dengan tidak enak kerena surprise yang dia buat. Intinya dia dapat info dari pak bupati bahwa aku dalam masalah
“Kalau bisa ke muara enim saja, dari sana sama-sama bergerak ke Palembang besok ada dua orang yang diutus pak bupati” info dari ajudanku sambil membentangkan tangan untuk memelukku karena kangen, biasanya juga begitu.
Tapi aku baru sadar ketika melihat mata mahasiswa pujaan membulat dan juga mata anak buahku yang lain. Sehingga hanya tempelan dua telapak tangan yang kuberikan sambil menggoyang-goyangkankan tangan dia tanda aku juga kangen dan bahagia ketemu dia lagi, jadi tidak ada pelukan.
“tidak usah, kita antar yang satu ini ke kota, dan mobil yang lain mengantar dua anak ini” perintahku
Ajudanku setuju
“Kita ketemu Bapak saat kita besok pagi bersiaga di simpang dan sama-sama ke arah Palembang” kataku dan dua orang dari muara enim itu juga mengerti, karena banyak barang-barang yang harus ku persiapkan lagi tentunya. Agak repot, padahan seminggu yang lalu aku telah merapi-rapikan semua untuk pulang ke palembang dan liburan ke banyung lencir
Para teman-teman wartawan berdiri di kawat pagar yang membatasi kebon itu dari rumah yang kami tumpang, mereka senyum dengan info yang aku sampaikan
Tuiiittttt...... tttuuuiiiittttt......... tttuuuiiiittttt berjalanlah mobil sirine yang menuju dua arah yang berbeda serta iringan truk yang membawa anak buahku pulang ke kesatuan
Ada perasaan sedih juga dan kecewa hari ini. Kita selalu tertuntun untuk menghormati peraturan yang dibuat oleh para petinggi. Apapun itu semoga tidak terjadi pertumpahan darah dan para penduduk yang mulai mencintai pohon semangka semoga bisa bersabar dan menemukan lahan subur yang tidak ada minyak-minyakan tidak ada tambang-tambangan.
Akan ada kebon semangka lainnya, tentunya kebon semangka yang tidak ada pistol
bersambung ............................
@agung_dlover @asik69 @jkt69 @mahardhyka @SanChan @sickk86 @Monic @yeltz @Dhika_smg @arieat @rey_drew9090 @treezz @Rivaldo_Nugroho @an_d1ka @darkrealm @boljugg @dundileo @WYATB @nes16 @tazbodhy @woonma @Daramdhan_3OH3 @blackorchid @Brands @tigerGAYa @OlliE @noveri_saja @tjah_ja @gyme_sant @nest16 @anan_jaya @caetsith @trace_tri @masdabudd @joenior68 @gymue_sant @anan_jaya
@farizpratama7 @juki_cakep @emnn @lu_lingqi
Harus sabar emang kalo kalimat sebanyak ini di upload, akhirnya. Moga hari Minggu hari yang menyenangkan
Selamat membaca ya
ciyus lohh?
ganti nick?
ada apah dgn muhh?
.
Lanjut terus bang, jangan menghilang lagi
Heheh mas Boljugg, apa kabar ? waahhh akun yang lama ga bisa dibuka di putra111 sejak bertemu dg masalah koneksi internet jadinya bikin akun yang mirip2 biar teman2 ga pangling dan untungnya fotonya masih sama
Aku juga lagi baca-baca cerita adek (bagus loh teringat tante Sri di New Orleans) sambil ngedit script yang mas NGun sudah tulis
mari sini mas Arieat kita pelukan
iya dedek Rey, ini pelukan san sun nya eeemmmmmuaaahhh
selamt datang kembali mas @Putraokputra111
comebacknya sangat ditunggu2 seperti comebacknya artis2 korea yg lagi ngeluarin album baru
TS all :
@agung_dlover @asik69 @jkt69 @mahardhyka @SanChan @sickk86 @Monic @yeltz @Dhika_smg @arieat @rey_drew9090 @treezz @Rivaldo_Nugroho @an_d1ka @darkrealm @boljugg @dundileo @WYATB @nes16 @tazbodhy @woonma @Daramdhan_3OH3 @blackorchid @Brands @tigerGAYa @OlliE @noveri_saja @tjah_ja @gyme_sant @nest16 @anan_jaya @caetsith @trace_tri @masdabudd @joenior68 @gymue_sant @anan_jaya
@farizpratama7 @juki_cakep @emnn @lu_lingqi
(Masuk sudah adegan kebutuhan biologis mas NGun)
selamat membaca,
Letih nian tubuh si cowok itu. Namun bau badanku lebih dari siapapun (smile) kusut masai istilah orang sini. Mobil yang mewah untuk ukuran polisi dan rasanya mobil ini ga ada dulunya waktu aku dinas di kabupaten muara enim dulu
“baru diadakan ya mobil ini ?” tanyaku pada si ajudan
“kurang tau Pak, saya disuruh nyetir saja jemput Bapak” katanya
“kamu jadi kurang ngomong, risih ya dengan bauku yang aduhai ?” godaku
“hmmmmmm” katanya balas menggoda dengan pura-pura memegang hidung
“iyo bau bapak itu pulo yang tingkat memprihatinkan” kata si mahasiswa
“iyo apo ? perasaan baru duo hari idak mandi” pura-pura aku heran sambil mengangkat-angkat ketiak tinggi-tinggi aku arahkan ke ajudan yang sedang nyetir
“hahahahh jangan lah pak iyo agak sangar aromanyo” pengakuan jujur dari ajudanku
Jalan mobil jadi mengangguk-angguk karena ulahku yang mencairkan suasana jelang masuk kota Prabumulih.
“kalo aku dak mandi duo hari apo kau mandi ?” tanyaku polos pada si mahasiswa
“Idak mandi jugo pak beruwudhuk bae di mushola, aku takut peluru nyasar” kata dia
“aiiihhh kau tu, samo bae kau idak mandi jugo, mano bau kau cak mano !” perintahku untuk dia angkat keteknya. Tapi dia malu dan merasa kegelian sendiri. Ku akui aroma tubuhnya maskulin sekali tapi tidak busuk. Sambil menggelitik perutnya agar tangannya sedikit terangkat dan keteknya terbuka, ku gesek gundukan celana levisnya. Celana itu berisi daging gemuk dan agak kenyal di dalamnya. Dia beringsut tambah geli
“idak terlalu bau dibandingin Bapak, buktinyo bapak betah-betah dekat dengan aku” katanya dengan jujur dan sekarang giliran mata ajudanku yang membulat menyelidiki dan tidak setuju aku dekat-dekat dengan mahasiswa incaranku.
“sumur mandi tidak ada ya pak di dekat rumah ?” tanya ajudan heran karena biasanya mereka tahu aku sangat bersih
“ado dekat mushola, tapi lesu. Pengenyo mandi bareng, tapi dio sibuuuukkk bae di kebon semangka !” kataku sekenanya
“siapa ?” kata dan tanya mereka serempak
“adolah, mau tau bae kalian tu” candaku membuat penasaran
“aiihhh menunggu yang di amerika ? kejauhan pak lah kiamat juga dunia pak karena menunggu” kalimat yang tidak senonoh dari ajudanku yang masih menyimpan rasa penasaran pada putra.
“itu urusanku, jangalah kau ikut campur” suaraku menutup canda ini dan supaya si ajudan tidak kebanyakan keceplosan di depan orang yang ku incar ini.
Ajudanku kembali serius dan merasa lancang sementara si cowok ini mengerinyitkan mata dan merekam kalimat yang diucapkan si ajudan itu yang memaksa aku bersuara dengan nada tinggi.
............
“aduuuhhh capek nian” lenguhku dengan agak manja di dekat dada si cowok incaran
“iyo pak lah sempurna nian aroma nyo, hahahah, mandi langsung pas tibo di rumah ku” tawaran si dia. Tangannya masih betah di atas gundukannya sejak aku remas dan gelitik tadi, sepertinya dia terangsang atau darahnya lancar menuju kontol.
“nian apo ?” pancingku
“walah ntar marah lagi, jangan dipancing-pancing lah” balas si ajudan dengan tidak mau kalah
“makonyo kau jangan ikut-ikut nyetir bae, nyetir yang baik ye. Kaco spion diputar jangan intip kami” kataku dengan nada canda
“aiihh siapa pula yang suka orang yang belum mandi dua hari” kata si ajudan merajuk hahaahh ada aja
“benaran kok pak, orang tuaku lagi di Lampung, ado pembantu dan duo adik cewek yang lagi sekolah sepertinyo. Sikok SMP dan sikoknyo lagi SD.” Info dari si incaran
“Aku pengen dipijit dulu” permintaan sexi dariku
“banyak benar permintaannya, hanya orang wangi yang boleh meminta” masih saja si ajudan itu nyerempet pembicaraan orang lain
“sabar pak, orang cemburu tanda tak mampu” hibur si impian
“anak kecil yang manja, jangan belagu” protes si ajudan
“sabar yo dek, orang yang baru naik pangkat emang cak itu suko ngardik” hiburku pada si impian hahahahh
“hahahhh habis buah saya pak, gini dek bersitegang dengan pak inspektur ga akan menang kita dek” kata si ajudan
“cak baru tahu bae kau” kataku
“agek bapak kalo lah sepangktan Bapak ini pasti sama-sama hebatlah” puji damai dari si impian ini
“amiiinnn makasih, tapi jangan kamu anggap kita teman, ga level” kata si ajudan
“sombong, kalo gitu do’a ku berubah, moga jadi ajudan selamanya” kata sidia
“hahahahahhhh sadis nian kau dek. betul itu, kalo balek ke rumah dinas lah rame lah para teman-teman kesatuan dan teman-teman wartawan” kataku seadanya pada mereka, dan mereka diam merasakan posisiku dan keletihan luar biasa yang ku alami.
Sampailah mobil itu pada sebuah halaman yang luas dan super moderen untuk sekaliber kota kecil ini. Rumahnya tidak lagi terlihat disain rumah panggung atau rumah-rumah tradional. Ada beberapa rumah di bandung yang kulihat dulu dengan putra yaitu rumah dengan grafis ala jepang banyak garis-garis tegak lurus warna dasar putih. Garis-garis hitam itu tegak lurus beraturan dan salah satu dinding dipoles dengan warna merah maron. Gentengnya juga bewarna hitam. Betul-betul baru dan cocok mataku yang menyukai warna warna hitam (smile).
“wooohhh keren amat dek” kesan pertamaku, dia tidak menjawab
Kesan kedua lebih mencengangkan, ada sesosok wanita anggun yang cantik nurut mataku lebih cantik dari marlen istriku
“wiiihhhh cantik amat dia dek” takjubnya si ajudan
“ciiuuuhhh tadi marah-marah sekarang mau ngajak damai, jangan berharap kau kak. Balas si dia dan ajudan itu hanya senyum miris mengingat kelakuan dia tadi dalam mobil
Tanpa basa-basi baaaa biii buuuu deh si ajudan minta ini inta itu sama si mbak itu (smile)
Kami langsung bergerak menuju kamar si dia. Sebuah kamar yang rapi dan besar di lengkapi dengan kamar mandi. Lumayan mewah untuk seukuran penduduk.
...........................
Dia langsung mebaringkan tubuh di kasur karena kecapekan, tetapi tangannya masih rejin terletak di atas gundukan celana levisnya.
“heh pemalas ayo mandi, habis mandi aku pengen di pijit” kataku
“jangan sama si bibik itu ye Pak, dia agak genit” pinta si dia
“terserah kaulah, yang penting pijitannya enak, ayo bangun mandi, ayooooo” kataku propaganda untuk bergerak nuju kamar mandi
“huuaaammmm” hanya itu yang keluar dari mulutnya
“ayo pemalas....” kubuka sepatunya, kaos kakinya, celana levisnya yang tidak ada sabuk, dan celana dalam gt-men nya kubiarkan seolah aku ga nafsu banget, dan terkesan wajar
“haahhhh aku juga pengen dipijit Pak” pinta manja ketika celana levisnya terbuka, gundukan daging yang padat dalam gt-men itu. Baju dan singletnya dibukanya sendiri saat kata-kata bau terucap dari mulutku.
“Pemalas nian kau nih” ku gendong paksa tubuhnya dan spontan dia meronta
“aiihhh aku pacak ke kamar mandi sendiri pak, lepas lah” pinta dia
“kau tuh ye, lebih bau dari aku, penuh agek kamar ini dengan bau kau, makonyo kumandikan kau cepat, biar aku pacak santai dipijit” alasanku
“ehhhh sudah pak, kito semprot bae dengan by fesh air cool” ajak dia
“idak mepan, bau kau tu lah tingkat siaga IV” kataku dengan tegas
“hahahhhhh sadis nian Bapak itu, padahal awak yang bau, auuuwwww sudah sudah jangan disiram, tuh basah kan” protes dia
“iyo.... tuh kau lihat bajuku jugo basahkan gara-gara kau ?” pura-pura ku buka baju, singlet, dan celana dinas ku, tinggalah sempak bapak-bapak keren dengan daging yang menggumpal.
Saat giliran bersabun tiba, gerakan tangan erotis pada ketiak dan puting susunya membuat badanya menggigil menahan nafsu birahi yang terbangun.
“tau kau dak, sumber bau tuh datang dari sini” teoriku sambil memasukkan sabun mandi cair pada cd nya, dan kedua tangan ini leluasa membersihkan batang dan kentang kontol itu. Benda ajaib itu membesar sempurna dalam tangan ku. Kepala si dia sudah lemah lunglai bersandar di dadaku, entah apa kalimat yang keluar dari bibirnya menahan nikmat dunia ini. Dengan semangat 45 dia membuka cd itu secepat kilat dan menendangnya jatuh ke atas wastafel.
Tubuhku menjadi bersabun juga akibat gesekan yang dibuatnya acak dalam menahan kenimatan dunia tersebut.
“bisa diam dak tuh mulut kau ?” aku marah dalam amuk birahi
Mulutnya terus meracau ga karuan, untuk keran air menyamarkan bunyi dan tidak terdengar ke luar kamar.
“Bisa diam ga ? “ hardikku pura-pura padahal dah pengen melumat bibir yang meracau itu hehehh
“aasshhhhh paaakkkkk, assshhhhhhhh hmmmmhhhhh” malah makin vulgar hehehh
“Jangan salahkan aku ye, hanyo caro ini bikin mulut kau diam” dan kutempelkan mulutku pada bibirnya, “ihhhh, ini rasakan ye” .... ciplok mmuaahhhhhccchhhhhssshhhhhhhh
Padat mulut ini mengunyah bibir dia, sehingga suaranya masuk dalam mulutku. Tanganku sudah tidak manpu menampung kontonya yang menegang mengerang. Tubuhnya tersandar pada dinding kamar mandi.
Tidak ada cara lain, kugunakan selangkangku yang masih terbungkus cd basah. Ku tempelkan pada kontolnya. Ku sodok-sodok dan ku buat gerakan: satu, dua, tiga, empat lambaaatttttt dan ku sedooootttt nafasnya. satu, dua, tiga, empat agak cepat dan ku sedooootttt nafasnya. Hingga berkali-kali. Makin lama makin cepat satu, dua, tiga, empat cepaaattttttttt dan ku sedooootttt nafasnya muaaaccccchhhhssshhhhhhh. Kain bahan cd ku agak kasar dan licin oleh sabun memberikan sensasi yang wow untuk kontolnya ditambah dengan irama goyang sunami itu. Cepaaatttttt uugghhssssshhhhhhh dan kupepet hingga semapuuuttttt gak ada ampuuunnnn ku betot dan lebih ku pepet.
Serta merta tubuhnya kembang dan meronta dari dinding kamar mandi untuk melepas hasrat nikmat dunia ini. Terasa sekali kontolnya membatu dan meledak dengan erangan orgasme “paaaaakkkkkkkkk ooogghhhsssssshhhhhhh keluar nih pak, keluaaarrrrrrr ooohhhhhhhh” kalimat minta ampun pada kenikmatan yang dia peroleh.
“iya dekkk terussshhhhh...... oh.....terusshhhh keluar kan hingga plong dek” bisikan sange penyemangat pada telinganya.
Crrrroooooooooottttttttttttt ccccrrrooooooottttttttt crrrooooootttttttttt .........
...............
Ada wajah malu-malu dan plong di hadapanku di atas kasur yang bersih ini.
Wajah polos dan bersahaja belum terlibat oleh urusan kepalsuan dunia. Wajah yang sedang mencari identitas cinta. Minimal wajah itu kembali ceria setelah peristiwa yang tidak mengenakkan bagi dia pribadi dan bagi urusan magang sebagai salah satu syarat lulus jadi sarjana.
Mengenai perasaanku, aku tidak pernah bohong, saat aku ngaceng berada di dekat seseorang artinya aku suka sama dia dan sama hormon penyebab ngaceng yang dia sebarkan. Cukup jarang aku bertemu dengan orang-orang yang pas. Apa aku melupakan Putra ? tidak lah. Namun ini kebutuhan biologis yang sudah bertahun-tahun di tinggal Putra. Saat itu masa depanku dengan Putra juga masih abu-abu, apa iya Putra mau kembali ke tanah air atau tidak sama sekali. Atau sekarang Putra lagi asik sama bule hebat dalam segala hal.
bersambung ................
hahahh iya nih perasaan ini POV gue ya ternyata masih script dari mas NGun yang dirapikan, Tuh udah gue edit Wya, makasih banyak ya
Sekarang ? hehehh dah tua bangka kami dek. Semoga masih berguna untuk bangsa dan negara
Wah?? Tapi masih barengan apa jadi sodaraan?