It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Angga... dapet peran apa yah di hati sang tokoh utama? ;;)
next mention lagi ya
Aku suka setting tempatnya..
Desa..
lanjutin ya @arixanggara
Andre POV
sedari pagi kemarin saat aku bangun tidur, aku selalu semangat karena disampingku ada sahabatku yang sudah menemaniku selama hampir lima tahun ini. Dia selama ini sangat banyak berpengaruh dalam hidupku, dahulu aku seorang yang sangat tertutup bahkan pada orang tuaku sendiri, setelah kehadirannya, semuanya berubah aku yang pendiam menjadi lebih aktif walau awalnya hanya kedia saja, namun semakin lama aku bersamanya aku yang dulu hanya memiliki beberapa teman saja. Sekarang menjadi tak terhitung lagi
dulu saat pertama masuk SMA, aku pernah menghindarinya karena aku mengetahui siapa Alan yang sebenarnya. Aku sempat syok akan kenyataan itu, teman yang sudah dua tahun menjadi sahabatku ternyata menyimpan sedikit keanehan di dalam dirinya
dulu saat malam pengukuhan pramuka. Aku tak sengaja mendengar perbincangan Alan dengan Dewi sepupunya yang kebetulan senior kami di organisasi pramuka ini, mereka membahas soal rencana Alan untuk PDKT dengan Tito kakak kelas kami sekaligus teman Dewi, aku syok sekali saat itu. Hingga dengan membabi buta aku memarahi Alan dan Dewi untungnya saat itu hanya ada kami di belakang tenda itu
sayup aku mendengar suara Dewi "ohh Lan, tau gak Tito, itu tuh temenku yang kata kamu manly itu lohh"
"Tito...?" sejenak kulihat Alan masih berusaha mengingat "ohhh kak Tito yang kelas XI Ips 3 itu Wi...?" tanya Alan sambil mengambil ranting karena memang kami berdua di suruh mengumpulkan ranting yang ada di belakang tenda
"iyaaa, tau gak Lan dia itu abis putus sama Jeny kemaren. Jadi kamu bisa tuh PDKT sama Tito...!" jawab Dewi dengan semangatnya
"ahhh masa sihh, kan Yuk Jeni cinta mati tuh sama kak Tito....?" reaksi Alan tak percaya namun membuat pipinya yang langsat itu sedikit merona
"lahhh, ngak percaya ni orang. Tito tuh udah bosen sama Jeni yang suka ngatur-ngatur terus" sambung Dewi sambil membantu Alan mengikat ranting
"ohhh, lampu ijo nih hehehehe" jawab Alan nyengir kuda
"gihhh sono, deketin Tito, biar aku aja yang nge-handle ranting-ranting ini" usir Dewi pada Alan sambil ngambil sisa ranting yang masih berserakan
saat Alan hendak menuju kerumunan kak Tito dia terperanjat. Karena melihatku berdiri di balik tenda yang mereka belakangi tadi, saat itulah aku langsung menarik keras tangan Alan kembali ke belakang tenda, seketika yuk Dewi nampak kaget karena aku menarik tangan Alan dengan sangat kasar hingga Alan terjatuh di depan yuk Dewi
"oeee Ndre, ada apa nihh....?" tanya yuk Dewi kaget
"ada yang pengen Andre omongin sama kalian" jawabku geram "apa sih maksud pembicaraan kalian tadi...?" tanyaku dengan menatap mereka bergantian
"maksudmu....?" yuk Dewi agak bingung. Sedangkan Alan hanya diam karena ia tau, akan ke arah mana pembicaraan ini
"aku tadi denger kalian bilang tentang kak Tito, dan aku mengerti apa yang kalian bicarakan" kataku sembari menarik nafas dalam agar emosiku redam namun tak kunjung redam "aku kecewa sama kalian, kamu lagi sebagai kakak, malah mendukung adiknya yang menjijikan seperti ini" lanjutku dengan nada merendahkan. Kulihat mata yuk Dewi mulai menunjukan amarah
"apa kamu bilang tadi...?" tanya yuk Dewi geram "kamu gak mikir apa hahh, apa yang di rasakan orang yang kata kamu sahabat ini" bentak yuk Dewi dengan menariku dan menunjuk Alan, yang masih saja duduk diam dengan muka yang tertunduk
ku tatap mata yuk Dewi dengan tajam, kulihat amarah di matanya "aku akan gagal menjadi sahabat yang baik, kalau aku tak melakukan ini yuk. Alan akan jatuh semakin dalam yuk, kalau aku diam saja dia akan semakin menjadi hal buruk, baik bagi dia dan kita semua" sambungku tetap dengan nada merendahkan
sesaat yuk Dewi membalas pandanganku, seolah mencari sesuatu di mataku "tau apa kamu hahh tentang hal buruk itu...?" tanya yuk Dewi meningi "apa kamu sudah merasa baik dengan hidupmu...?"tanyanya lagi "apa kamu merasa sudah jadi sahabat terbaik dengan berkata sesperti tadi...?"tanya yuk Dewi menyudutkanku
sejenak aku berfikir akan pertanyaan yuk dewi, namun langsung di kagetkan dengan setmentnya yang mengatakan siapa diriku sebelumnya jauh sebelum kukenal Alan "aku tau kamu itu seperti apa Ndre, tau segalanya kamu bukan siapa-siap tanpa Alan, siap yang menerima kamu pertama sekali menjadi sahabat....? Siapa hahh, semua orang menjauhimu karena tingkah buruk bapakmu itu, semua orang membencimu, semua orang Ndre semuanya" bentak yuk Dewi mengingatkanku pada bapak yang kubenci
"sudahh yuk, sudahhh jangan terusin" bentak Alan pada yuk Dewi yang mengagetkan kami
"gak lan, orang kayak dia gak pantes kamu bela. Lihat saja dia se enaknya saja membentakmu tadi, apa itu yang namanya sahabat hahhh" jawab yuk Dewi tetap menatapku dengan penuh benci
"semua yang dibilang Andre bener yuk, gak akan ada yang bisa terima kepribadianku ini. Termasuk Andre, jadi tolong yuk jangan marahin Andre. Cuma dia temen yang bisa buat aku nyaman yuk" timpal Alan dengan nada sendu dan menatapku, sejenak aku kaget melihat tatapan matanya yang mulai berair. Selama ini aku gak pernah lihat Alan ,meneteskan air mata
"gak bisa Lan, temen kayak dia ini... gak pantes kamu bela" yuk Dewi menunjuk mukaku "masih banyak Lan orang diluar sana yang butuh kamu. Kalau di benar sahabat yang baik semestinya dia bisa nerima kamu, kamu saja bisa nerima dia yang udah hancur karen...." yuk Dewi terdiam karena di tampar Alan "Alaaaan, aku berusaha bantuin kamu, tapi kamu aghhhh, urus saja hidupmu sendiri" lanjut yuk Dewi yang kaget akibat tamparan Alan yuk Dewi pun meninggalkan kami
"maafin yuk Dewi ya Ndre, aku tau dia cuma emosi aja. Besok pasti baik lagi" Alan memegang tanganku untuk mewakili yuk Dewi meminta maaf
kutepis tangan Alan "udahlah lan, jangan sok melas kamu. tinggalin aku sendiri lan, kamu sudah terlalu mengecewakan aku lan" bentaku pada Alan yang kemudian dia meninggalkanku dibelakang tenda ini, sejenak kulihat dari sudut mataku Alan memandangku dengan pandangan sendunya
setelah malam pengukuhan itu, hidupku kembali seperti sebelum aku bertemu Alan, aku kembali sibuk sendiri, aku tak lagi berteman dengan banyak orang, terutama yang ada hubungannya dengan Alan. Awalnya aku berfikir, inilah hal terbaik yang harus aku lakukan. Aku tak akan bisa melihatnya di sisinya yang asli ini aku terlalu takut dengan orang sepertinya. Iyaa dulu aku sempat mengalami traumatik terhadap orang berorientasi sex menyimpang, dulu pamanku pernah mencoba mencabuliku saat kami bertandang ke rumanya di Bengkulu sana, aku sempat disekap, namun akhirnya selamat karena di selamatkan bik Enah istri pamanku ini.
Hari ini tepat 1 bulan aku tak menegur Alan, aku mulai merasa kehilangan, tapi aku selalu berusaha menepisnya. Aku bisa hidup tanpa Alan, aku sanggup membangun pertemanan baru dengan orang yang lebih normal, aku sanggup...!!! aku sanggup....!!! selalu kata itu yang ku ucap dalam hati untuk menyemangati diriku yang mulai rapuh, semakin aku berusaha membangun pertemanan baru kenanganku selalu terbang jauh kemasa dimana kami pertama bertemu, saat itu kami masih kelas 2 SMP. Alan mendapatiku sedang menangis karena di olok-olok teman kelasku, awalnya aku kaget karena baru pertamakali bertemu dengannya, dan dia sudah berani merangkulku untuk menenangkanku saat itulah aku merasa nyaman dengannya dan berniat menjadikannya teman, namun kenapa setelah aku mengetahui siapa dia sebenarnya, aku malah menjauhinya, meninggalkannya, dan mempermalukannya seperti saat ini saat dia mencoba mnjengukku dikelasku
"ada Andre gak Jo di kelas....?" samar kudengar Alan menanyakanku pada Johan di depan pintu kelas
"kayaknya ada Lan, udah sebulan jarang keluar dia. Apa kalian berantem yaa" jawab Johan heran
"ohhhh, enggak kok. Kita nggak berantem" kilah Alan
"udahhh deh, aku tau lan" sanggah Johan "kalian kan akrab banget, kalian itu udah kayak pacaran aja. barengan mulu dari SMP dulu hehehehe" lanjut johan sambil terkekeh
"ehhhh, kamu Jo ngada-ngada aj...." jawab Alan terpotong oleh kataku
"kalo ngomong tu di Jaga Jo, jangan asal aja. Kamu pikir aku sakit haahhh sampek pacaran sama cowok" kataku dengan nada tinggi "kamu bisa ngomongin dia gitu, tapi aku nggak kayak dia ingat itu yahhh" sambungku dengan nada lebih tinggi, hingga semua orang yang duduk didepan kelas dan didalam kelas mendengar
"kamu kenapa sih Ndre, aku kan bercanda" jawab Johan gak mengerti, dengan apa yang baru ku katakan
"apa yang kamu bilang itu benar Jo, tapi buat dia" timpalku masih meninggi dan menunjuk muka Alan yang diam saja tiap aku membentaknya
"maksud kamu...?" Johan bertanya dengan mengangkat tangannya, membentuk tanda kutip "alan sakit...?"
"huhhhh, iya dia sakit. aku tau dari malam pengukuhan kemarin, makanya aku jauhin dia dan kamu sebaiknya juga menjauhinya" jawabku melihat Johan lalu mendorong Alan yang menghalangi jalan keluar. Akupun meninggalkan Alan dikelasku
***BERSAMBUNG***
@Boyz888
@jokerz
@rudi_cute
@iansunda
@Gabriel_Valiant
@arieat
@Klanting801
@the_rainbow thanks, baca yahh hehehe
@4ndh0 sipppp
@Ricky89 thanksss, pesen kopi gak hehehe
@Tsu_no_YanYan lihat nanti saja yahhh @chandisch ini pas liburannya aja di desa, abis itu ke kota kecil setingnya hehehe
@agungrahmat sippp baca yahhh hehehe
Minta dipatahin kali idungnya yak..
Ayo ayo lanjut lanjut...