BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Different

Selamat malam. Hehehe
Ini saya mau nyumbang satu cerita untuk bahan bacaan rakyat Boyz Forum , hehehehe
Ini cerita nya aneh sih. Agak fantasi gitu. Semoga suka deh.
Kalo suka dan banyak respon, saya bakal cepet lanjut nya. hihihihih


Kali ini benar-benar mimpi.
Mimpi yang membuat aku melihat apa yang seharusnya tidak pernah ku lihat.
Yang membuat aku menyentuh apa yang seharus nya tidak boleh ku sentuh.
Yang membuat aku mencintai siapa yang seharus nya bahkan tidak boleh aku kenal.
Kamu.
Tapi kenapa ini terasa begitu nyata?


***


Kilatan cahaya membuat sepasang mata itu menyipit menghindari silau. Kilatan yang berasal dari cahaya kamera terus terjurus ke arah nya.
Adalah Jim snoward, seorang artis yang sedang begitu banyak di perbincangkan karena akting nya yang memukau.
Dia sebenar nya bisa dibilang adalah artis yang baru menginjakkan kaki di industri hiburan. Ini belum genap setahun semenjak ia memiliki debut nya. Tapi ia berada di sebuah agensi besar yang bisa membuat nama nya bersinar dengan mudah dan tentu nya cepat.

“Jim, bisa kau lihat kesini?”

“Jim, tolong lihat kesini!”

“Jim, kau akan membintangi serial tv baru. Benarkah itu?”

“Jim?”

Suasana di bandara itu pun sangat ricuh, banyak sekali kerumunan wartawan dan penggemar yang berusaha mengambil gambar Jim. Tapi Jim terlihat enggan menanggapi.

“Lindungi aku!” Perintah nya kepada menejer nya.
Jim membenarkan letak kaca mata nya sambil menyunggingkan sedikit senyum dari bibir nya.

Menejer Jim sibuk menjaga artis nya dari kerumunan. Ia terus mengatakan permohonan maaf kepada pers bahwa Jim tidak bisa meladeni wawancara untuk saat ini.
Kerumunan wartawan dan penggemar terus mengikuti Jim yang berjalan dengan kurang lebih 8 pengawal di sekeliling nya, itu untuk menjamin keselamatan Jim sampai ia masuk ke mobil nya.

Jim memasuki mobil nya dengan gerakan elegan, terlihat sangat berhati-hati. Untuk sesaat ia melambai kan tangan kepada para wartawan dan penggemar nya ‘plus’ sebuah senyum simpul yang manis.
Jim sudah ada di dalam mobil nya. Ia menghembuskan nafas berat, sangat menggambar kan bahwa susana seperti tadi benar-benar membuat nya tidak nyaman.
Ia membuka mata nya dengan sedikit kasar.

“Kamu bilang sudah di urus. Mana? Kau lihat tadi? Seharus nya mereka tidak tahu jadwal kepulangan ku.” Ucap Jim bersungut kepada menejer nya.

Menejer nya hanya menunduk sambil tersenyum canggung. “Maafkan aku, tapi aku sudah berusaha. Seperti nya ada yang membocorkan informasi.” Ucap nya hati-hati.

Jim memandang kesal pada menejer nya. Alis nya bertaut. “Aku tidak peduli apa usaha mu, yang jelas aku tidak suka seperti tadi.” Ia membuang muka nya kesal.

“Baik.” Jawab menejer nya pelan. Mata menejer nya diam-diam terus melirik pada Jim. Ada sesuatu yang ingin ia katakan sebenar nya, tapi ia sedikit memiliki keraguan di hati nya. “Anu, mm.” Ia bergumam gugup.

Jim mengerut kan dahi nya bingung. “Kau kenapa?” Tanya nya dengan nada malas. “Jangan melihat ku seperti itu, kalau ada yang mau di ucap kan, tinggal kau ucapkan.” Lanjut Jim sambil perlahan memejam kan mata nya.

“Mmm,” Menejer Jim masih ragu untuk mengatakan nya. Ia merasa ini bukan waktu yang tepat, melihat keadaan Jim yang terlihat lelah. Tapi jika tidak di beritahu lebih sekarang, perlahan karir Jim akan merosot. “Kau sebaik nya lebih ramah.” Ucap menejer Jim akhir nya.

Jim mengerut kan kening nya kembali, ia merasa bahwa kata-kata menejer nya sedikit menggantung. “Mmm?” Gumam nya tidak mengerti. Sementara mata nya tetap terpejam.

“Aku banyak menemukan artikel dari blog yang kebanyakan berasal dari blog milik penggemar mu. Disana mereka menulis bahwa kau tidak ramah pada mereka. Kau harus merubah itu. Aku khawatir jika kau terus melakukan ini, stigma public pada mu akan jadi buruk. Mereka sedang meng-elu kan mu sekarang. Jangan jadi tinggi hati Jim.” Ucap menejer Jim dengan suara di buat lembut. Ia tahu betul bagai mana sifat dan karakter Jim, dia bukan orang yang bisa di beri tahu dengan cara keras.

Sebenar nya Jim adalah orang yang baik. Yah itu yang di katakan rekan sesama artis. Dan memang itu benar.
Jim orang yang baik, dia tampan, sekarang berkat ketenaran nya ia bertanformasi menjadi remaja yang mapan. Itu terdengar sempurna bukan? Tapi, yang perlu di ingat, Jim juga seorang public figur. Semua gerak-gerik nya adalah makanan publik. Jim tidak bisa mengerti itu. Menurut dia, kerumunan wartawan dan penggemar sangat mengganggu. Mereka seperti lalat.

Jim hanya masih baru dan belum bisa beradaptasi. Bagi remaja 18 tahun dengan aktivitas nya sebagai entertainer yang sangat sibuk mungkin sudah sangat berat. Apalagi harus menjawab pertanyaan wartawan atau memberi tanda tangan pada fans?
Ya, Jim hanya belum mengerti.

“Aku ngantuk. Kita langsung ketempat pembacaan naskah saja! Ini akan terlambat.” Ucap Jim mengalih kan pembicaraan. Mata nya ia tutup rapat-rapat. Ia terlihat seperti tidak mau perduli apa yang di katakan menejer nya. Tapi jauh di dalam fikiran nya. Perkataan menejer nya itu sangat mengganggu. ‘Aku khawatir jika kau terus melakukan ini, stigma public pada mu akan jadi buruk.’
Jim tiba-tiba merasa takut.


***

SRAKK

Daun-daun yang berserakan di tengah hutan itu terlihat berhamburan bagai di tiup angin. Mereka berterbangan saat kilatan hitam melintas dengan kecepatan yang luar biasa.
Saat ia melintas, seperti menghasil kan angin besar yang dapat dengan mudah menerbangkan daun-daun tadi.
Memang kecepatan nya luar biasa.

Kilatan hitam itu perlahan memelan kecepatan nya, sampai akhir nya ia benar-benar berhenti di bawah sebuah pohon besar di tengah hutan itu. Ia tersenyum puas sambil mengelap bibir nya yang berlumuran darah dengan tangan kanan nya. Ia tampak begitu senang.

“Hari ini aku minum darah 4 rusa sekaligus. Hahahaha aku tidak percaya.” Ucapa nya monolog di ikuti tawa dari mulut nya. Terdengar sedikit menyeram kan saat dia tertawa, ia seperti agak mengaum. “Seperti nya aku tidak perlu ‘makan’ dua hari kedepan.” Gumam nya lagi sambil tersenyum puas.
Ia kembali tertawa sebelum akhir nya ia kembali berlari di tengah hutan yang di penuhi pepohonan rindang itu. Dan harus di ingat denga kecepatan yang sangat sulit di percaya. Itu bukan seperti manusia. Ia berlari cepat tanpa terlihat menabrak pepohonan yang notabene hampir memenuhi hutan ini.

Dia itu apa?


***


Jim baru saja tiba di lokasi pembacaan naskah pertama. Ini dalam rangka rencana produksi sebuah serial televisi yang akan di bintangi nya. Di dalam serial itu ia akan berpasangan atau beradu akting tepat nya, dengan seorang artis yang kebetulan juga seorang pendatang baru. Bisa di bilang, dia itu rival nya Jim. Mereka mempunya Fandom dengan jumlah anggota yang hampir sama besar.

“Seperti nya kita tidak telat. Justru kita datang paling awal.” Ucap menejer berbisik. “Tunggu di sini sebentar, aku akan menghubungi kru produksi.” Lanjut nya seraya meninggalkan Jim di ruang tunggu sendiri.

Jim mendengus sebal. Ia merasa tidak suka jika harus menunggu seperti ini, sangat kentara bahwa dia pendatang baru. Jim bertanya-tanya di dalam hati nya, ‘mengapa artis-artis itu tidak profesional?’
Jim semakin kesal saat ia menyadari bahwa sekarang sudah lewat 30 menit dari waktu yang di tentukan.

Ia hanya bisa memilih untuk menunggu. Jim duduk di sebuah sofa yang di siap kan untuk artis. Di depan sofa itu ada sebuah meja di mana terdapat banyak majalah dan surat kabar yang terletak di atas nya. Jim terlihat seperti memilih-milih sebelum akhir nya ia mengambil satu majalah remaja.

‘AKTOR INI SEPERTI SEORANG VAMPIR’

Jim tersenyum meremeh kan saat membaca Tag Line majalah yang di cetak tebal. “Vampir? Bukan kah itu hanya mitos?” gumam nya meremeh kan. Ia melanjut kan membaca isi artikel itu walau ia sedikit geli. Jim bukan tipe yang percaya mitos. Tapi ia sedikit terkejut saat menyadari bahwa aktor yang di maksud artikel ini adalah aktor yang akan menjadi lawan main nya.

“Jadi aku akan beradu akting dengan vampir?” Gumam nya pelan sambil tertawa kecil.

Jim kembali meneruskan bacaan nya. Ia melihat juga foto-foto yang menyertai artikel itu. Termasuk foto yang menjadi pembuktian mengapa aktor itu di sebut vampir. Foto itu menunjukan aktor yang akan berlawan akting dengan Jim di sejajarkan dengan foto yang seperti diambil dari tahun 70-an. Dan aneh nya wajah di kedua foto itu benar-benar mirip.
Jim tersenyum simpul.
Apalagi saat ia melihat foto aktor itu. Di foto itu dia begitu tampan.
Memiliki wajah yang terlihat campuran barat dan asia. Dengan mata yang tidak terlalu lebar, garis rahan tegas, hidung yang mancung dan runcing, alis nya yang tebal dan berwarna coklat sama dengan rambut nya. Pria di foto ini benar-benar sempura tampan nya.

Ya, Jim memang seorang gay. Dan itu sudah cukup lama, semenjak awal SMP. Menejer nya sudah tahu akan hal itu.
Menyukai sesama pria memang sulit, terlebih bagi seorang aktor seperti Jim. Apalagi sekarang, ia akan di dapuk untuk berlawan akting dengan aktor yang tampan. Akh.

“Apa kau sudah menunggu lama?” Suara seseorang terdengar bertanya dari arah belakang Jim.
Jim dengan cepat menengok, dan sedikit terkejut, bahwa orang yang bertanya itu adalah orang yang sedang ia lihat foto nya.

“Ah. Tidak terlalu.” Jawab Jim sedikit canggung.
Pria itu tersenyum dan perlahan menarik diri untuk duduk di sebelah Jim. Mata pria itu terarah pada majalah yang sedang di baca Jim, alis pria itu sedikit bertaut tapi tidak lama kemudian ia tersenyum lebar.
Jim menyadari hal itu, dia dengan cepat menutup majalah yang sedang ia pegang seraya tersenyum canggung pada pria di hadapan nya.

“Aku sedang membaca artikel mu. Mereka memang suka asal kalau bikin berita.” Ucap Jim akrab, mencoba memecah kecanggungan.

Pria tadi hanya tersenyum menanggapi perkataan Jim, “Maaf sebelum nya aku tadi terlambat.” Ucap pria itu.

Jim terpana. Di lihat secara langsung seperti ini, wajah pria ini berubah jadi semakin tampan. Dan suara yang keluar dari mulut nya, benar-benar membuat Jim merinding. Suara nya terdengar berat, tapi sexy dan begitu jantan.

“Tidak apa-apa.” Jawab Jim setelah sebelum nya ia sempat terdiam tanpa tau harus mengucap kan apa. “ Aku Jim.” Ucap Jim memperkenal kan diri, tangan nya ia ulur kan kepada pria itu.

“Kris” jawab pria itu singkat sambil tersenyum. Tangan nya menggapai tangan Jim yang terulur.
Wajah Jim sedikit memerah. Entah lah, apa ini karena diri nya yang merasa gugup atau karena alasan lain. Tapi ia merasa bahwa tangan pria ini…..sedikit dingin.

Comments

Sign In or Register to comment.