December 21, 2013
Kita. Seberapa sering kalian bicara "kita" dengan partner (atau gebetan, atau suami, atau teman tapi mesra, atau teman satu kosan, atau apalah itu) dalam satu harinya? Seberapa saktikah kata "kita" dalam sebuah hubungan?
For me, saya jarang menggunakan kata ini. Yang ada cuman aku dan kamu.
Selfish? Idealis? You name it.
Let me count I use this word, dan saya nggak ingat.
Bukan karena sering, tapi nggak pernah sengaja buat bilang "kita".
Kita makan disini ya!
Saya lebih sering pakai "Aku mau bubur ayam, kamu?" Atau "Mau makan apa?"
Pakai aja, aku sengaja beli buat kita kok!
Hell no, this is my thing and I will not touch yours, kecuali memang dia yang minta.
Uang ini memang sengaja aku sisihkan buat nonton malam ini.
Oh thank you, tapi untuk tiket seharga 50 ribu? I can pay it by myself.
I don't like "us" word. Okay, I say it.
In my very humble honestly opinion (and yes, siapa saja boleh menyanggah. THAT'S WHY WE CALL IT OPINION.) salam sebuah hubungan harus ada batasan-batasan pribadi.
I love me and you versus the world rather than we are the lovey dovey of the world.
Batasan-batasan pribadi? Yaaa, selain barang pribadi dan uang.
Agak gengges ngga sih kalau harus berantem sama partner gara-gara nggak mau pakai kaos samaan berdasarkan "kita"?
Saya mengetik pesan singkat ini karena teringat pada satu adegan di Sex and the City 2, ketika Carrie memberi hadiah Mr. Big sebuah arloji vintage dengan grafir "Me and You, just us two."
Me and you. Bold, underline, highlight.
Saya masih berencana, memiliki aset-aset pribadi. Walaupun mungkin nantinya partner saya dengan sukarela memberi seluruh gaji bulanannya untuk saya alokasikan. We are not woman. Perempuan sekarang saja sudah cerdas, mereka sudah berpikir untuk harus punya aset pribadi. Buruknya, kalau pasangan ada apa-apa kita nggak jadi kasta terendah di hadapan penguasa bumi.
Saya sedang tidak membahas materialistis, please don't do OOT later. Buang energi untuk ngetik eh tapi OOT. Yasaliiimm...
Yuk ah buhbye, let's hit the bed. Tomorrow is weekend darliiinnggg!
Comments
Tapi gue juga gak suka pakek kata "kita". Lagi pula, ngapain pakek kata kita... Toh mereka cuman pacar, belum jadi bagian yg terlalu penting di hidup. Sigh!
Urusan apapun termasuk keuangan & hal-hal pribadi sudah tidak ada batasan dalam hubunganqu. Komitmen awal emang sudah terbentuk seperti itu, ada perselisihan itu sih wajar tp bisa diatasi selama ini.
Kata kita itu malah lebih cocok buat kami, karena disaat ada penggunaan aq & qm itu malah membuat gap antara kami, tentunya butuh proses sih krn emang menuntut saling memahami & pengertian yg tinggi dg pasangan. Mereka sudah menjadi bagian penting dalam keseharianqu. Percaya deh, saat menjalani hal sedalam ini semua sangat menyenangkan
FYI : BF1 udah jalan 4 taonan & BF2 baru 2 taon kurang
temporary sependapat utk hubungan instan.
utk hubungan jangka panjang.. beda.