It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@wpee sip deh kk
Walau terasa monoton, ini tdklah semonoton menonton wayang kulit di teater kemarin.
Throw back.
Beberapa kali aku sempat berpapasan dengan lelaki itu. Aku hanya dapat mengelus dada ketika melihatnya berjalan bak seorang tentara. Sangat tegap.
Ketika itu hujan kembali turun. Membasahi lapangan sekolah yg biasa digunakan untuk kegiatan pelajaran olahraga. Terpaksa kami berolahraga di aula terbuka sekolah yg letaknya tepat di tengah tengah sekolah. Aula terbuka ini menghubungkan antara kelas XI dan kelas X yg diakhiri dengan kantin di ujung sana. Materi kali ini adalah lompat tinggi. Cukup menantang namun penuh resiko, sepertinya. Aku mendapat giliran ke tiga untuk melompati tiang besi itu. Pelompat pertama adalah Josh. Yang kemudian di susul oleh sepupunya. Di percobaan pertama kami semua mampu melompati tiang besi yg disandarkan horizontal berjarak 110cm dari tanah. Belum terlalu tinggi sih.
Semuanya berjalan dengan lancar sampai guru itu menaikkannya menjadi 145cm. Ini sdh cukup tinggi untuk merobek selangkanganku. Di saat Josh akan melompat, lelaki itu muncul dari balik tembok kls yg sdh tdk terpakai itu. Dia berjalan serius dengan memegang buku lks geografi ditangan kanannya. Apakah dia sepintar itu ? sampai bukunya saja dibawa kemana mana -_-. Sepertinya dia akan ke kantin. Lelaki itu tdk memperdulikan kami, khususnya aku yg akan melompati tiang besi itu. Lelaki itu akhirnya menghilang yg terlihat hanya punggungnya dari antara tembok tembok usang disana. Akhirnya dia semakin menjauh, jaraknya sdh terlampaui olrh mata.
Giliranku.
Tanganku mulai dingin. Sedikit sensasi getaran timbul dari lututku. Dapatkah aku melompati tiang besi itu ? bahkan tingginya 30cm lagi menyamai tinggiku.
"Plaaak". Tiang besi itu terjatuh. Kejadiannya hanya berkisar 2 detik. Percobaan pertama, aku gagal. Sempat desperado sendiri soalnya ini telah pengambilan nilai Walau masih ada 2 kali percobaan.
"SEMANGAT !!!". Teriak suara dari sana. Dan...
Itu adalah lelaki tadi. Ternyata dia melihatku tadi melompati tiang besi itu.
Satu Kata itu sdh cukup membuatku kembali terbakar. Kata itu telah mensugesti tiap sel ku untuk tetap optimis.
"Kaki, kaki. Kakinya diangkat". teriak suara itu ketika aku akan hendak melompat.
Ternyata benar support dari dia membuahkan hasil yg cukup. Aku lalu menoleh kpdnya. Dia hanya tersenyum simpul kpdku kemudian berlari kecil menuju kelasnya. Di percobaan selanjutnya dengan tinggi yg terus dinaikkan. Aku tdk pernah berhasil lagi. 145cm itu sdh cukup bagi pelompat pemula sepertiku. Pujiku.
Itulah sedikit ceritaku mengenai dia waktu itu. Sekarang aku sudah bisa menaikkan sedikit peluangku menjadi 0,1 dengan senyum simpul yg mendukungnya dari belakang.
****
Selama seminggu ini. Aku tdk pernah melihatnya lagi. Hidungnya yg mancung serta tulang pipinya yg hampir tirus tdk pernah terlihat lagi.
"Kemana dia?". Tanyaku dlm hati. Ingin rasanya menanyakan kabarnya kpd tmn2 kelasnya. Aku takut mereka akan curiga terhadapku. Namun aku bahkan tdk tahu siapa dia. Lelaki itu tdk terlalu banyak bicara sehingga namanya jarang terdengar di telingaku. Dia bahkan tdk memakai papan nama dibaju, yg telah menjadi peraturan dasar di sekolah itu. Aku hanya dapat mengenangnya dlm mimpi, memperhatikan wajah rupawannya di dlm dunia halusinasi yg kubuat sendiri. Memegang tangannya, merasakan hembusan nafasnya yg hangat bersamaan dengan debaran jantungnya yg seirama dengan detakan jantungku. Yang tiap getarannya menggambarkan betapa bahagianya diriku berada disisinya. Bersandar di pundaknya sambil menunggu senja tiba, muncul dari balik laut lepas disana. Tatkala sesekali ia membelai nakal rambutku. Sambil mencium mesra keningku. Mimpi yg indah.
Sejak dari tadi aku telah berdiri di bawah pohon ketapang ini. Memandangi lapangan sepak bola di sport center itu. Sambil menggendong tas ransel yg berada di pundakku. aku mangamati setiap pemain yg berada di sana. waktuku tidaklah banyak. Aku harus mengikuti ekskul english club. Dia tdk ada di sana, benar dia tdk masuk sekolah seminggu ini.
Aku terlambat lagi. Sial. Kali ini sudah tdk ada lagi tatapan sinis tergambar disana. Josh hanya tersenyum kecil melihatku yg terburu buru. Tentang Josh, selama ini aku blm pernah mengungkit ungkit masalah dia yg telah membohongi tentang kelas pidato yg ingin ku masuki itu. Karenanya aku blm mengetahui apa alasan utama josh melakukan ini, aku jug terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba debat di salah satu universitas negeri di kota itu.
Mungkin ini saat yg tepat untuk menanyakannya pada Josh.
@animan @wpee @jacksmile
yg merasa trganggu di mention tinggal coment aja
huhu penasaran nih apa ya alasan si Josh, tetap semangat ya
Kok sepi sihh????
-di tunggu nih