It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Makasih banyak kak @exel_badboy dan kak @sinjai atas pendapatnya
Gw homo,diminta pendapat tentang pro dan kontra!
Ntar di bilang pembelaan diri!
Sooook idem jawaban exel badboy atjah
Mereka manusia,, selama mereka melakukan kewajiban sesama manusia n g merugikan, mereka berhak mendapatkan hak yg sama..
Masalah orientasi n hubungan dgn agama n Tuhan, itu urusan pribadi mereka, ,
Bagiku agama ku, bagi mu agama mu..
Kalo berbicara tentang penerimaan masyarakat, pandangan saya sebagai Caleg Dapil Jateng-5, bahwa apa yang terjadi pada LGBT di negara kita ini merupakan cerminan dari kusutnya pola pikir mayoritas masyarakat kita. Jangankan penerimaan dari lingkungan, penerimaan dari diri sendiri saja masih belum banyak terlihat. Saya yakin, banyak sekali jumlah LGBT di negara kita yang masih belum mau menerima keadaan diri mereka sendiri, karna berkonflik dengan apa yang sejak kecil mereka yakini dan mengalir dalam darah mereka. Jadi, untuk bisa diterima oleh masyarakat, kita harus mulai dari penerimaan diri sendiri dulu. Tidak hanya dalam hal mengatasi konflik batin saja, tapi turut aktif juga memberikan awareness tentang LGBT di lingkungannya. Apa artinya penerimaan masyarakat kalo ternyata LGBTnya itu sendiri memang menolak untuk diterima dengan menjalani hidup sebagai straight. Bahkan lebih parah lagi jika mencitrakan diri mereka sebagai straight homopobik.
Bukan mau menyudutkan teman2 yang diskrit, karna ketika berbicara penerimaan, secara otomatis ya berhubungan juga dengan seberapa jelas orang-orang melihat jati diri kita yang sebenarnya. Saya sendiri masih fifty-fifty untuk membuka diri. Di lingkungan pertemanan saya agak terbuka, tapi di keluarga sebisa mungkin saya harus menjadi straight. Karna ortu saya sangat sangat relijius, dan saya gak mau menyakiti perasaan mereka juga gak mau membangun jembatan untuk mengajak mereka berkompromi atas keadaan saya. Karna bagi mereka, tidak ada yang perlu dikompromikan dari homoseksualitas. Maka saya memilih lingkungan pertemanan yang sedikit lebih bisa mentoleransi, untuk memberikan pemahaman tentang isu homoseksualitas ini. Harapan saya, mereka bisa memahami dulu saja. Soal menerima atau tidaknya, bukan goal utama saya. Karna bikin mereka mengerti saja cukup sulit, apalagi menerima. Ya, bertahap lah. Sedikit demi sedikit.
kyknya niat banget
kesian coy, orang mau bikin essay..
hish mulut caberawit
@dioradio