It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku Cuma dia terpaku
Riri sudah mulai siuman
Bibirnya meringis seperti akan menangis tapi tak keluar suara apapun dari mulutnya.
Dokter disertai perawat…sibuk mengurusnya…
Memasang infus…dan mengecek di seluruh badannya.
Aku lega…
Bagaimanapun keadaan riri saat ini
Aku lega…
Melihatnya mulai berontak ketika selang infus di pasang di lengannya yang mungil.
Kulihat…tanda tanda kehidupan mulai tampak padanya.
Aku keluar dari ruang UGD
Kulihat bu har dengan bapak-bapak penolongku…. duduk bersebelahan
Disampingnya anak muda yang mmungkin itu anaknya.
Wajah bu har masih kalut dengan keadaan riri.
“gimana keadaan riri jar?”
“sudah sadar kok bu…tadi nggak sadarkan diri karena demam yang terlalu tinggi dan kehilangan banyak cairan kata dokter”
“alhamdulillah…” kata bapak bapak itu dan bu har hampir bersamaan.
Aku baru sadar…
Aku belum berkenalan dengan bapak-bapak yang telah menolongku tadi
Usianya mungkin usia pensiunan…
“mohon maaf…saya saking paniknya…malah belum berkenalan dengan bapak…nama saya fajar pak…saya anak dari bu hartini” ujarku menyalami beliau
Beliau tersenyum..
“saya sujono…sebenarnya bu har bukan asing bagi saya kok…mendiang suaminya dulu….teman saya”
“ohhh….kebetulan kalau begitu”
“iya…saya sendiri sudah dengar kalau bu har pulang kampung tapi belum sempat berkunjung, oh ya…kenalkan…ini andi, anak saya…kuliah di jogja” beliau mengenalnya pemuda yang duduk disampingnya.
Aku juga menyalaminya
Cowok berusia dua puluhan tahun tersenyum ramah menyalamiku
Dia yang tadi menyopir mobil
“baru libur ya?” tanyaku
“iya mas…”
Selanjutnya kami ngobrol banyak dengan pak sujono, andi dan bu har
Kebanyakan tentang masa lalu…
Jadi mirip reuni antara bu har dan pak sujono
Aku dan andi kebanyakan hanya sebagai pendengar saja.
Tiba-tiba namaku di panggil masuk ruang UGD
Aku meompat dan berjalan cepat masuk
Kudengar riri menangis…
Dan…
Ternyata riri mau dipindah ke ruang perawatan
Aku harus mengurus berbagai administrasi
Mulai dari pemilihan ruang dan tanda tangan beberapa lembar kertas yang tak kubaca tulisannya
Semua beres…
Dan…
Akhirnya riri dipindah ke ruang perawatan
Kami semua mengikutinya.
Malam sudah larut…
Jam 12 malam lebih..
Pak sujono dan andi pamit diri
“aku langsung mengambil uang..
“ini pak…terima kasih sekalia bantuan pak sujono…ini sekedar pengganti bensin” ucapku ramah sambil menyodorkan uang
“hehehhehehe…nggak usah nak fajar…kayak sama siapa to? Yahh….hanya ini yang dapat saya bantu buat nak fajar dan bu har, moga cepat sembuh”
“ohh…wahhh…ini saya jadi ngerepotin pak sujono, sekali lagi terima kasih pak”
“nggak apa-apa…..sudah selayaknya kita saling menolong”
Akhirnya beliau pulang..
Aku mengantar sampai tempat parkir
Hmm…inilah yang tak kudapatkan di tangerang
Suasana kekeluargaan
Tak materialistis…
Dan uang bukan segala galanya…
Mobil pak sujono keluar dari rumah sakit
Aku menghela nafas panjang
Kutatap langit hitam di atas sana
Gelap…
Seperti otakku saat ini
Gelap..
Kelam…
Dan tak mampu lagi untuk sekedar berfikir.
Yaahhh tujuh hari…
Praktis awal hidupku di magelang hanya tinggal di rumah sakit
Tak lagi kuurus usahaku
Tak lagi kuurus kehidupanku…
Rumah baruku…
Masa depanku…
Semua tercurah pada satu hal…
Nyawa anakku.
Tabunganku terkuras untuk kesehatan riri…
Aku sendiri tak peduli lagi
Yang penting nyawa riri tertolong.
Ada satu hal yang menarik…
Beberapa tetangga baruku bergantian menengok riri di rumah sakit
Aku sendiri nggak menyangka
Ada rasa terharu bahwa awal kehidupanku di kota kecil ini di terima warga sini.
Walau bagai manapun juga….aku pantas bersyukur
Terdampar di sini
Di antara penduduk yang peduli dengan sesama.
*****************
Seminggu setelah riri kembali dari rumah sakit aku mulai menyadari
Aku harus menata kembali hidupku
Tapi bagaimana?
Uang tabunganku hampir habis
Gubug tambal ban kembali kudirikan…
Tapi tetap saja…
Usahaku macet
Hampir tak ada yang menambal ban disini.
Malam ini…
Aku terpekur sehabis sholat malam.
Menatap langit di teras rumah
Menatap bintang bermilyar di sana
Mengagungkan kekuasaan Tuhan
Betapa kekayaanNya yang luar biasa…
Menguasai jagat raya ini
Seluruh alam semesta ini….
Dan…
Betapa kecillnya aku ini…
Miskinnya aku ini…
Lemahnya aku ini
Dan hanya diuji dengan ujian sekecil ini saja aku sudah kebingungan
Bingung menatap masa depan disini
Bungung
Dan baru menyadari…
Betapa lemahnya aku
Aku menarik nafas panjang
Kuhisap rokok ini kuat-kuat
Sekedar menghilangkan gundah di hatiku.
“jar…”suara bu har mengagetkanku
Aku menoleh
“ya bu”
“ibu mau bicara…kesini bentar”
Aku mengikutinya..
Duduk di ruang tamu
Kupandang wajah bu har
Wajah yang penuh keteduhan…
Beliau orang yang yang bijak
Penuh pengalaman menghadapi permasalahan kehidupan ini.
“Ini jar” ujarnya singkat sambil meletakkan amplop tebal di meja
Aku bingung
Dan…Cuma kupandangi amplop itu
“apa ini bu?”
“gunakan untuk mulai usaha baru…kurasa kamu harus punya bengkel baru…lebih dari sekedar tambal ban…untuk tempat ibu sudah matur ke pak sujono yang kemaren nganter kita….dia punya lahan tak jauh dari sini…pinggir jalan yang lumayan ramai dibanding disini, sudah setuju kalau disewa untuk bengkel”
“maksud ibu?” aku masih bingung
“jar….aku tahu uang kamu sudah habis untuk berobat riri, ini …aku ada uang…pakailah untuk mulai usaha baru”
Aku kaget..
“uang?” gumanku tanpa sadar
“iya…uang…emang kenapa?”
“buu…beneran…aku tak ingin ngrepotin ibu lagi”
Kulihat bu har malah tersenyum
“kalau kamu nggak pakai uang ini….justru akulah yang bakal ngeropotin kamu jar”
Kupandang amplop tebal di meja
Aku semakin bingung
Aku tak ingin merepotkan bu har di hari tuanya
Beliau sudah sangat banyak membantuku
Sungguh sudah sangat banyak…
“Ambillah…pakailah….hanya ini yang dapat kubantu untukmu jar dan untuk riri” ujar bu har tenang
Aku tak tahu harus bagaimana lagi
Aku Cuma menggeleng dengan mata berair…
Dan langsung bersimpung dihadapannya
“makasih bu…makasih….” Ucapku sambil terisak.
trims untuk yang dah baca dan nulis koment.
Akhirnya….
Akhirnya…………..
Aku dapat kembali menata usahaku
Semua karena bu har
Ini semua karena bantuan tulus dari bu har
Uang dari beliau cukup banyak…
Sembilan juta lebih…hampir sepuluh juta ditambah sisa uang tabunganku
Lebih dari cukup untuk sekedar mendirikan bengkel kecil sepeda motor.
Kami menyewa tanah dari pak sujono seluas 5 x 5 meter
Sebenarnya ini hanya pekarangan kosong yang ditumbuhi pohon pisang
Ketika kutanya berapa sewanya …pak sujono hanya terkekeh
Beliau bilang…pakai saja…toh hanya pekarangan seluas gitu
Tapi aku tetep aku minta kejelasan sewa…karena ini untuk usaha
Aku tak ingin nantinya timbul masalah di kemudian hari
Akhirnya ….disepakati sewa pertahun terhadap pekarangan ini.
Sangat murah….
Aku menyewa untuk dua tahun sekaligus…
Kudirikan sebuah bangungan mirip rumah…
Dibagian depan kubuat tanpa pintu..
Terbuka…
Di bagian belakang ada satu kamar untuk penyimpanan barang serta satu kamar mandi kecil
Untuk keamanan…bagian depan dibuat pintu dari potongan papan papan yang tertata saling berkait.
Sebuah bangunan bengkel berhasil kudirikan…
Rencanannya aku mau mendirikan tambal ban serta servis ringan terutama ganti oli
Di depan bengkel kubuat tulisan…”tambal ban dan ganti oli”
Sebenarnya mau kutulis…”bengkel”
Tapi…
Jujur keahlianku untuk servis belum begitu tinggi
Yahhh…sekedar servis ringan…membersihkan karbulator nggak masalah sih.
Letak bengkel ini lumayan strategis
Di pinggir jalan yang lumayan ramai
Walau ini bukan di pinggir jalan raya
Dibanding di depan rumah bu har yang ada di gang…tempat ini jauh lebih ramai
Yang pasti….
Ada optimisme terhadap usaha bengkel ini.
Aku juga membeli peralatan yang lumayan lengkap
Dan…
Aku juga membeli sepeda motor tua…
Sepeda merk honda keluaran tahun 1991
Harganya juga murah Cuma dua setengah juta
Tujuanku…sepeda ini selain untuk transport juga sebagai ajang latihan aku dalam perbengkelan
Rancanaku…
Sepeda motor ini tiap hari aku bongkar…kupasang kembali
Kuamati letak kerusakan dsb
Intinya ini sebagai sepeda motor praktek.
Bu har sama sekali tidak ikut campur dalam usahaku
Tapi sesekali memberi ide terhadap usahaku
Usul sepeda motor praktek juga dari bu har…
Dan…
Yang pasti aku akan berusaha keras untuk mempertanggungjawabkan uang beliau yang kugunakan untuk usaha
Suatu saat jika usahaku berhasil…
Akan kukembalikan semua yang telah dipinjamkan bu har untukku.
Akhirnya bengkel siap…
Setelah seminggu menyiapkan tempat dan peralatannya.
Esok hari akan kubuka
Dalam setiap tarikan nafasku selalu teriring doa…
Moga usahaku sukses.
Benar saja…
Benar saja dugaanku
Bengkel ini jauh lebih ramai dibanding usahaku dahulu.
Dihari pertama buka saja
Aku sudah mendapatkan lima orang yang tambal ban…dua orang yang ganti oli serta satu orang yang servis ringan
Aku lega..
Ini adalah awal yang baik untuk usahaku
Tak ada rasa lelah…
Aku benar benar bahagia untuk semua ini…
Hari hari berikutnya tambah ramai…
Jika ada sela-sela waktu…kubongkar sepeda motorku…
Kuservis…kuamati….
Jika ada yang belum kumengerti…aku bertanya ke bengkel yang lebih besar
Ini merupakan ajang kursus otodidak bagi diriku.
Bertambah hari…aku mulai berani menservis sepeda motor dengan kerusakan yang lumayan berat
Walau…memang betuh waktu lama
Bahkan kadang aku nginep di bengkel…
Lembur untuk menservis sepeda motor yang rusak berat
Ada satu hal yang kukagumi di kota ini…
Yaitu…keamanan
Menurutku…
Ini kota ter-aman di Indonesia
Walau magelang kota yang lumayan besar
Tapi suasana alami sangat terasa
Ditunjang dengan banyaknya komplek militir di daerah ini
Ada RINDAM 4 Diponegoro, SCABA, AKMIL..
Makanya ini menambah amannya kota ini.
Selama ini bengkel selalu kutinggal kalau malam hari
Cuma kugembok dari luar saja
Dan selalu aman
Tapi….
Bagaimanapun juga aku mulai waspada akhir-akhir .
Peralatan bengkelku semakin lengkap apalagi amu mulai menyediakan sparepart sepeda motor.
Makanya kemaren aku memperkerjakan satu orang untuk tidur di benkel ini ketika malam hari.
Namanya mas wiwid…sebenarnya nama aslinya widodo dan dipanggil wiwid.
Kulitnya hitam..
Tubuhnya gempal dan gendut
Bertatto…
Wajahnya mirip preman
Dia pengangguran dan hampir tiap hari nongkrong di bengkelku.
Hampir tiap hari dia nongkrong di bengkelku.
Tiap hari juga selalu kuberi rokok dan kutraktir makan…
Mungkin ini yang menyebabkan dia akrab banget denganku.
Kadang di kala aku sedemikian sibuk…dia membantuku juga menambal ban…
Aku paham betul…
Orang orang seperti wiwid jika diakrabi…akansangat setia.
Yaahhh…seneng juga sih punya temen ngobrol tiap hari.
Dan genap dua bulan bengkelku berdiri…aku memperkerjakan mas wiwid untuk menunggu bengkelku di kala malam hari.
Aku percaya….
Dia kelihatannya juga sangat bahagia ketika kutawari pekerjaan ini…
Rencanaku ke depan…mas wiwid akan kujadikan pegawaiku di bengkel
Tapi ini perlu latihan dulu.
************************
Tanpa kusadari…
Benar-benar tanpa kusadari sudah enam bulan aku di magelang
Usaha bengkelku boleh dibilang maju pesat
Sudah lumayan banyak pelangganku
Mas wiwid juga sudah mulai bisa menservis walau dalam sekala servis ringan.
Rumah mas wiwid tak terlalu jauh dari bengkel sehingga kadang siang malam mas wiwid tidak pulang.
Faktor mas wiwid juga menambah banyak pelangganku
Maklum…
Sosok seperti mas wiwid banyak teman
Dan…sebagian besar temannya menservis motornya di bengkelku
Akupun berusaha akrab dengan teman-temannya.
Dalam usahaku aku mengutamakan pelayanan…
Aku ingin setiap orang yang menservis motornya di bengkelku menjadi pelanggan tetap.
Dan benar saja….
Beberapa pelanggan rutin menservis motornya di bengkelku.
Di sisi lain…
Kehidupanku menjadi lebih baik..
Riri semakin lincah saja
Wajahnya cantik..
Kulitnya putih
Dan rambutnya lurus…hitam dan mulai tebal
Tambah cantik apalagi ketika diberi bando atau aksesoris rambut oleh bu har…
Cantik banget anakku.
Perpaduan suku dayak dariku dan sunda terjadi pada ririku…
Beneran…
Setiap pelanggan bengkel yang lihat anakku selalu gemas ingin mencium atau mencubit pipinya.
Tiap siang bu har selalu datang…membawakan makan siang untukku sambil mengasuh riri.
Dan…disini riri bisa bebas bermain dengan peralatan bengkel atau berlaian di samping bengkel
Sesekali…
Bu har menata kamar belakang tempat mas wiwid tidur
Tentu saja sambil ngedumel karena berantakan hehehehe.
Aku bahagia…
Bahagia…
Dan benar benar bahagia…
Bukan karena uang yang mulai mengalir dari usahaku
Tapi…
Aku mulai merasa hidupku sedikit sempurna.
Suatu sore..
Hujan turun deras
Sudah hampir jam enam.
Aku sudah bersiap-siap untuk menutup bengkel
Menata peralatan bengkel yang berantakan setelah selesai digunakan.
Mas wiwd belum datang
Tadi dia nelpon kalau mau datang jam delapan malam karena ada keperluan.
Aku iya in saja….
Lagian hari ini bengkel juga tak terlalu ramaai seperti biasanya.
Ketika aku akan menutup pintu depan
“kulonuwuuuunnnn” suara perempuan keras
Aku mendongak keluar
Seorang cewek sedang menuntuk sepeda motor yang kelihatannya ban belakangnya bocor.
“gimana mbak?” tanyaku keras
“mas…tulungi mas…banku bocor” ujarnya
“oh ya mbak….bawa masuk saja…
Duh…
Ada-ada saja
Udah sore gini ada ban bocor.
Dia menuntun sepeda motornya amsuk ke bengkelku
Basah kuyup
Nih cewek…hujan hujan gini nggak pakai mantol.
“duh mas….bocor je..”ujarnya mengguman
“oh ya…mbak…mau tambal atau ganti ban mbak?”
“monggo mas…periksa dulu…eh…ganti ban saja mas…daripada nanti bocor lagi”
“oh ya…silakan duduk dulu mbak”
Aku mengambil peralatan bengkel
“mau irc atau federal mbak?”
“waduh mas…terserah masse sajalah”
“yang federal saja ya…” ujarku memberi solusi
“monggo mas…aku nggak paham merk ban”
Aku keluar dari kamar sambil membawa ban dalam
Dan…
Jleb…
Aku terpaku…
Ketika kusadari…
Nih cewek beneran seksi banget.
Bukan cewek sih…tapi mbak-mbak gitu.
Umurnya mungkin sekitar tigapuluhan
Nggak begitu tinggi
Putih…
Dan…
Yang kusuka darinya…
Dia montok banget
Dadanya membusung besar
Woww…kaosnya yang basah menambah seksi pemandangan.
Payudaranya nyeplak terpampang jelas
Wowww….
Ranum banget.
“ada apa mas? Kok memandangku gitu?” tanyanya keheranan
Aku kaget…
“ohhh nggak apa apa mbak…Cuma…” aku bingung sendiri mau bilang apa
“ada apa mas?”
“mbak’e nggak pake mantol?’ tanyaku beralasan
Padahal mataku tetap tertuju pada dadanya yang membusung montok
Duhhh…godaan besar nih.
“ iyo he mas…ketinggalan…lha tak kiro nggak ujan je” ujarnya dengan nada manja bikin aku gemas.
“basah gitu…entar masuk angin lho mbak”
“lha piye mas…trus gimana lagi…lha wong memang nggak bawa mantol” ujarnya sambil melirik genit
Duhh…lirikannya
“nanti kupinjami mantol ya “
“nggak usah mas…nggak ada gunanya..lha wong udah basah gini”
“hmmm…saya ada kaos kering mbak…pakai saja…” ujarku menawarinya kaos
Dia menyibakkan rambutnya yang basah
Tetes air ujan seperti bintik embun di pipinya
Cantik banget…
“akhhh…mosok pinjem kaos to?” dia bingung
Aku masih berdiri
“emang napa?”
“yaa…hmmm…eh masse punya panu nggak…aku takut kalau entar ketularan hehehehe” ujarnya genit
“yeee….nih lihat..periksa saja” ujarku menarik kaos ke atas hingga terpampang badanku
“walahh masse ini lho…aku kan Cuma guyon…beneran nggak apa-apa kalau aku pinjem kaos?”
“iyaaa…silakan ganti di kamar”
Aku kembali masuk kamar
Kuambil beberapa kaos bonus pembelian spare part dan oli..
Kuletakkan tiga buah diatas kasur biar dia milih sendiri
Tuh mbak…silakan ganti…kaos ada diatas kasur mbak”
Dia sedikit ragu..
“jangan khawatir mbak…nggak akan kuapa-apain…kamar nanti dikunci dari dalam saja mbak” ujarku menjawab keraguannya
“yo wis….tapi beneran lho…ojo ngintip”ujarnya genit
“iyaaaaa….”
Dia masuk ke dalam kamar
Kudengar mengunci kamar dari dalam
Dadaku bergemuruh
Membayangnya tubuhnya yang polos ketika berganti baju
Huh…sudah lama sekali syahwat ini tak tersalurkan
Akhhh…membayangkan wajahku dicelah payudaranya yang montok..
Perlahan …celana dalamku sesak..
Ada yang keras disana.
Kudengar puntu terbuka perlahan
“duh mas…kaosnya kekecilan mas…duhh…yang penting kering ya”
“ohhh..” aku Cuma melongo menelan ludah memandangnya
Kaosnya sesak dipakainya
Kaos merah dengan tulisan merk oli
Seperti tak muat menampung payudaranya yang super montok.
“Masse namanya siapa?”
“fajar…mbak’e?”
“aku sarinten mas…eh ada kresek nggak mas…mau minta untuk bungkus kaosku yang basah ini”
Sekali lagi
Sekali lagi….
Aku menelan ludah
Memandang terpaku
Di telapak tangannya ada kaos basah..
Dan…
Dan….
Beee…Haaaa….BH?
Ditelapak tangannya ada BH
Beneran nih?
Aku seperti tak percaya
Berarti dia tidak pakai BH
Duhhhh….pusing nih kepala
Kembali kuamati dia
Payu dara montok menyembul di dadanya…
Dan…
Dan…
Duh…sarinten….puting payudaramu nyeplak…
Menyembul di kaosmu
Menampilkan bulatan jelas sebesar kelereng
Ohhh…sarinten…jangan godain aku…sarintennnnn
Beneran…
Dibalik celanaku.
Aku ngaceng keras!
Sekeras-kerasnya….
@ularuskasurius
@masbadudd
@3ll0
@adinu
@erickhidayat
@YANS FILAN
@mustaja84465148
@agungrahmat
@sindu
@aa_akew
@arieat
@ramadhani_rizky
@imt17
@Agova
@hikaru
@sandy.buruan
@angelsndemons
@akukamukita
@denizputera
@arjuna150586
@yunjaedaughter
@pria_apa_adanya
@joenior68
@ukhty
@mumura
@DavidLiu
@cute cowo
@AbnerLeo19
@cloverxander
@Sonny77
@Hiruma
@hananta
@zeva_21
@tarry
@Afhand
@d_cetya
@raka rahardian
@egosantoso
@heavenstar
@Ian_sunan
@adhiyasa
@babayz
@kojul
@eka-januartan
@fends
@4ndh0
@DickDevil69
@Fino_DeAustin
@edmun_shreek
@Mr_makasar
@wooyoung
@sandalrusak
@euy_aing
@wita
@bodough
@yansah678
@sulastri
@daniel007
Segini dulu yaaa…
Maaksih ya untuk yang dah baca dan kirim koment.
Sorry nggak bisa balas koment satu-satu…..