BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Sudah Sebaik Apakah Kita Memperlakukan Orang Tua?

Halo member BF semua..
Mohon maaf mengganggu sebelumnya..
Hal ini tiba-tiba aja terbersit di pikiranku setelah membaca materi mengenai Usia Harapan Hidup Manusia..
Semoga bisa membantu kita saling mengingatkan diri kita akan orang tua ya.. :)

Malam ini, ketika facebook kubuka, puncak news feedku adalah life expectancy masyarakat Amerika menurut data dan perhitungan CIA untuk laki-laki adalah 76,19 tahun, sementara untuk perempuan adalah 81,17 tahun (sumber di bawah)

Lalu sebuah pertanyaan iseng dari rasa ingin tahu muncul menggantikan informasi yang kudapat. Kalau Amerika segitu, berapakah Indonesia?

Bukan CIA namanya kalau nggak kepo sama negara-negara lain. Berdasar data yang bersumber dari instansi ini juga, angka harapan hidup masyarakat Indonesia untuk laki-laki adalah 69,33 tahun sementara wanita 74,59 tahun. Data ini diambil dari sensus 2000 dan trend dari generasi ke generasi biasanya bertambah dari tahun ke tahun.

Lihat perbedaannya. Lumayan jauh ya. Sekarang dari data, kita analisis faktor lain yang mempengaruhi angka harapan hidup dari berbagai faktor. Antara lain angka kematian bayi dan anak, keberadaan populasi berusia lanjut dan akses pada kesehatan yang memadai. 3 faktor ini yang mempengaruhi perhitungan secara statistik, tapi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung seperti pendapatan, jumlah keluarga, pola makan, gaya hidup (merokok tidak, olahraga tidak, dsb).

Faktor yang mempengaruhi panjang pendek usia sudah diketahui, sekarang kita lihat ke realita yang terjadi di Indonesia. Ketimpangan ekonomi, maraknya gerai fast food, praktik penggunaan berbahaya dalam makanan sehari-hari, akses pengobatan yang semakin buruk oleh karena SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) yang memang mengasuransikan tiap individu namun pada batas yang amat rendah, dsb.
Ya bersyukur kalau keluarga kalian nggak termasuk keluarga dengan kriteria yang perekonomian kurang.

Baik sudah cukup teorinya. Sekarang apa yang terlintas di pikiran kita? Apakah data tahun 2000 di atas akan valid? Atau makin berkurang? Data tersebut untuk generasi 2000 ke atas. Bagaimana dengan orang tua kita yang kelahiran sebelum itu dan saat ini terpapar pada kondisi2 seperti di atas ketika di usia rawannya? Yakinkah dapat berusia 60++ ? Ambillah garis rata-rata pada 60 tahun.

Sekarang buang alasan logis di atas, masuk ke pemikiran nurani.

Berapa usia orang tua kita? Berapa kira-kira sisa usia mereka? Bagaimana selama ini kita memperlakukan mereka? Apa yang sudah kita perbuat untuk membahagiakan mereka? Sekedar membalas kebaikan mereka yang merawat dan membesarkan kita hingga akhirnya kita dapat menjadi seorang pengacara, pegawai bank, jurnalis, polisi, dokter, pemuka agama, pengusaha sukses, dll. yang tentu saja tidak akan dapat membalas setitik pun pengorbanan mereka..

Renungan ini sebenarnya adalah kisahku sendiri, yang menamparku sekencang-kencang tamparan jiwa.. Lebih dari apapun.. di usia senja orang tuaku. Abah 54 tahun dan Bunda 55 tahun. Sebagai anak bontot aku belum bisa memberikan apa-apa.. Ketika orang tuaku seharusnya sudah menikmati masa senjanya bersantai-santai, aku masih menginjak semester 3 di sekolah yang paling lama masa studinya.. memaksa mereka untuk tetap membanting tulang mereka yang telah rapuh.. terus berkutat dengan ilmu-ilmu dunia.. kecewa dengan hasil.. selalu mengejar perbaikan nilai.. jarang sekali menyempatkan menelepon.. memang semua ini kutujukan untuk menyenangkan orang tuaku, niat awal masuk jurusan ini juga murni ingin dapat merawat ortu kelak karena tak ada keturunan hawa di keluarga kecilku.. Aku merasa memperlakukan mereka semena-mena.. Di saat kebanyakan orang sudah mendapat penghasilan dan dapat memberikan gaji pertama mereka pada orang tuanya kelak, yang saat itu kulakukan mungkin masih menjadi "kain pel" di "gubuk obat" sementara orang tuaku masih bekerja membayar uang kuliah, kos, uang praktikum, uang makan, dsb.. Akankah sampai usia mereka hingga saat puncak karirku? Akankah waktu mereka menyaksikanku terjun di masyarakat tiba? Akankah mereka bahagia memilikiku?..

Bagaimana kehebatan seorang ayah membanting tulang mencarikan nafkah agar kita bisa dilahirkan dengan bantuan tangan terampil dan keahlian dokter obgyn terhebat yang ada, membelikan pakaian yang menghangatkan badan kita dari bayi hingga dewasa, menyekolahkan kita di sekolah terbaik, membelikan rumah untuk berteduh, mengajarkan kita ketegaran, menjadi suporter ketika semangat kita luntur, pelindung setia lini pertama ketika kita dalam bahaya...

Bagaimana ibu kita saat melahirkan merasakan sakit derajat 9 dari 10 ketika berusaha melahirkan kita dengan resiko perdarahan hebat, emboli, robek tulang pubis yang mengancam nyawanya namun bahagia tak terkira terpancar menyilaukan dari wajahnya ketika kita merangkak ke dadanya menyusu air susu kekuningan yang memberi ketahanan tubuh pasif dari sang ibu pada anaknya, bagaimana ia selalu bangun paling awal ketika kita mengompol atau buang kotoran dan menangis siang sore malam tak kenal waktu, memasakkan makanan favorit kita, selalu memberi dukungan pada kita walau keadaan seburuk apapun yang menimpa kita, bagaimana ia mengorbankan diri menggantikan tugas ayah ketika ayah telah tiada, bagaimana ia selalu berdoa di tengah ibadah malamnya pada Tuhan memohonkan kesuksesan bagi anaknya dengan berlinang air mata...

Aku disini mengajak kita untuk saling mengingatkan menyisihkan waktu untuk ayahanda dan ibunda tercinta kita.. Pun mereka telah tiada, jangan lupakan sesekali mendoakan mereka agar siksa kubur mereka diperingan, agar mereka ditempatkan di tempat baik yang terbaik di sisiNya.. Bagaimana jika di tengah kesibukan kita dan kesenangan kita setelah mendapat promosi ketika pulang mendapati panggilan yang tidak kita inginkan? Atau lebih buruk.. langsung menyaksikan dipancangnya bendera kuning di pelataran rumah orang tua kita?..

Ini memang mainstream, ini memang sepele, tapi hal yang sepele jika terus disepelekan akan membuat penyesalan..
Sayangilah orang tua kita sepenuh dan setulus hati, manja mereka di usia tua adalah bagian dari proses turun dari piramida kehidupan.. ia adalah pertanda semakin dekatnya mereka pada garis finish..

Semoga membantu mengingatkan dan terima kasih sudah menyempatkan diri untuk membaca :)

====================================

Sumber data:

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/us.html

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html

https://www.aihw.gov.au/deaths/life-expectancy/
«13

Comments

  • Like this.
    Km gak sendiri, aku masih mengandalkan orang tua ku yang sudah renta dan sakit sakit an, poor me!
    jika ngomongin ortu ku ingat kamu @yuzz
  • Sudah Sebaik Apakah Kita Memperlakukan Orang Tua?

    Tidak jauh lebih baik dari kata 'baik'.
  • ahahaha mas @sinjai :D

    belum, masi belum berguna buat orang tua, belum sempet nyenengin ibu, belum nyenengin ayah..
    tapi Insya Allah berlaku baik meski kadang nakal dan bla bla bla :-<
  • Sebaik apapun kita memperlakukan orang tua itu belom bisa menggantikan kasih sayang yang telah beliau curahkan, , , melahirkan, membesarkan dan merawatnya, ugh .. Itu tak bisa dilukiskan !


    Bagiku, selama aku masih bernafas. Aku akan berusaha membuat mereka senantiasa tersenyum dan mendapatkan sesuatu yang layak.

    Memang usia adalah misteri, belom tentu mereka duluan bisa jadi ....

    Tapi, untuk melakukan hal baik tak perlu menunggu nanti atau besok, tapi sekarang .
    Agar tak menyesal belakangan.


    Colek : @mendeleev
  • Mas @sinjai mas @yuzz mas @Tamma sama mas @elsa (?)

    Ya, bener banget.. Sebanyak apapun kita mencurahkan perhatian pada mereka nggak akan cukup dan nggak akan pernah bisa membayar sedikit pun guratan-guratan garis usia yang terpatri di kulit mereka untuk kita.. tapi ada yang aku senengin dari mbaca komentar mas2 semua. Di situ tersirat a will. A good and precious one :) Nggak ada keraguan atau denial seperti :

    "oh, aku udah ngucapin ultah kok"
    "Iya, udah nelpon tadi malem"
    "Klo Mama butuh apa-apa biasanya aku beliin"
    Dsb.

    Nggak ada arogansi seperti itu terdapat di komentar kalian mas dan itu kebaca murni. Dengan senang hati kalian mengakui "aku tidak akan pernah bisa membalas kebaikan mereka. Jika aku bertindak saja tidak bisa menggantikannya, apalagi tidak bertindak?"

    Tanda cinta tulus untuk orang tua masing2. Aku senang. Banget :)
    Tugas kita berarti tinggal saling mengingatkan :

    "Hai, sudah sempet meluk ayah belum hari ini?"

    "Ibumu ultah kan? Udah siapin surprise?"

    "Udah sempet ngucapin terima kasih?"

    "Udah ngucapin betapa sayangnya kamu sama mereka belom?"

    "Udah bilang gimana bersyukurnya kamu dilahirkan dan dirawat sama orang tuamu?"

    :) :) :) :) :)

    It doesn't need a valentine's day, mother's day, father's day, children's day or a birthday to convey a love. Everyday is a day full of love
    :)

    Mau mengadakan usaha untuk membahagiakan. That's all what it takes :)

    ==============================

    So Rek, yuk saling mengingatkan ketika kita sudah terlalu jauh terombang ambing dalam belenggu duniawi. Utamanya yang punya BF ni. Yang diinget jangan dunia ini milik berdua, yang lain ngontrak aja dong. Hehehe. Ingetin BFmu hari-hari spesial orang2 dekat mereka juga :)
  • Nggak punya Bf
    *sekedar catatan untuk te es*
  • Ayo2 yang cari pacar yang cari pacar !! :D
  • setitikpun belum ada. . .
    menurutku.


    gak tau menurut org tuaku.











    semoga kau selalu mencintaiku pak, tenang disana yah.






  • hmm...
    baru hari minggu kmrn aku pulang kampung.
    dan aku tertegun melihat ortuku
    sekarang dah renta dan masih tetep kerja jd petani
    kutanya usianya dan bikin aku kaget, beliau dah 86 tahun, sedang ibuku 78 tahun
    dan kemaren beliau bilang, dah siap jika dipanggil Yang Kuasa, sebab semua teman sejawtnya sudah mendahuluinya
    untuk perjuangan hidupnya Nggak bisa lagi kugambarkan, bayamgkan, aku anak ke 7 dari 10 bersaudara
    dan saat ini boleh dikata, semua anaknya berhasil
    trims untuk dua sosok yang selama ini membentukku hingga aku jadi seperti saat ini
    pelukcium dan sujud sungkem dari anakmu
  • hadeuh.. jd terharu nih...
  • Dan, bgmn klo ibu mau liat qt menikah Dan punya cucu Dr kita ?? Sdh siapkah kita??
  • elsa wrote: »
    Sebaik apapun kita memperlakukan orang tua itu belom bisa menggantikan kasih sayang yang telah beliau curahkan, , , melahirkan, membesarkan dan merawatnya, ugh .. Itu tak bisa dilukiskan !


    Bagiku, selama aku masih bernafas. Aku akan berusaha membuat mereka senantiasa tersenyum dan mendapatkan sesuatu yang layak.

    Memang usia adalah misteri, belom tentu mereka duluan bisa jadi ....

    Tapi, untuk melakukan hal baik tak perlu menunggu nanti atau besok, tapi sekarang .
    Agar tak menyesal belakangan.


    Colek : @mendeleev

    Mom... @elsa u successfully make my tears drop on my bed :(
    U know why lah...
  • Subhanallah... jiwa-jiwa baik mulai berkumpul di sini.. Alhamdulillaah jika thread ini memberi manfaat..

    Thread ini kubuat tidak ada maksud SARA atau apa.. Alangkah baiknya jika kita rehat sejenak sesekali dari hal2 seperti nafsu semata untuk melihat sekeliling dan dalam diri kita.. :')

    Beberapa hari yang lalu aku sempat kalap oleh yang namanya cinta.. perhatian berlebih, terombang ambing penuh semangat hingga aku melupakan cinta utamaku yang harus kucurahkan pada jiwa yang lebih tinggi derajat dan jasanya..

    Alangkah baiknya jika di forum ini tidak hanya dihiasi oleh nafsu namun juga nilai kehidupan, cara menghargai sehingga menjadi penyeimbang dan kembali pada hakikat manusia yang terlahir dalam keadaan baik sehingga tidak kalap sepertiku sebelumnya..

    Alangkah baiknya pun jika kehidupan pribadi mendominasi, kita sisakan waktu kita (dan pacar jika ada) untuk kegiatan positif. Saling mengingatkan hal2 seperti ini diluar romance matters.. 10% saja.. dalam 10% waktu itu terkandung 100% kebahagiaan orang tua kita ketika kita menjenguknya.. bercengkrama bersama.. memijatkan pundak dan kakinya ketika lelah.. berbagi waktu untuk mereka.. hanya dengan kehadiran kita disana bisa merubah segalanya..

    Kawan.. pada detik ini aku menangis.. akan bagaimana lalimnya aku pada mereka.. Sudah setahun aku tak mengunjungi mereka oleh karena urusan kuliah.. urusan nilai.. walau amat sangat ingin aku pulang.. betapa renyuh hatiku saat mengabarkan ketidak berdayaanku untuk pulang menemui mereka.. dan porak porandalah sudah ketika beliau berkata..

    "oh.. ya sudahlah.. mau gimana lagi.. memang Bunda dengar dari teman-kedokteran itu susah.."

    Nada kecewa dan rindunya terdengar di ujung sana.. tak satupun dari bakti di atas mampu kujalankan.. :'(

    Janganlah teman-teman sepertiku.. ketika ada kesempatan bersegeralah ya? :')
  • belum baik.
Sign In or Register to comment.