BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Post Exposure Prophylaxis (PEP) untuk orang yang beresiko terkena HIV/AIDS

edited February 2014 in BoyzRoom
Halo, sebelumnya aku lihat di Boyzforum belum ada wacana tentang ini, jadi aku buat sebisaku ya. Mohon buat sesepuh @dr_gonzo , @tinea_incognito dkk untuk mbantu melengkapi dan mungkin membantu menjawab pertanyaan2 nantinya :)

Oke, sebelum bahas lebih dalam, kita ketahui dulu apa itu Post Exposure Prophylaxis (PEP) ya.

+) PEP adalah usaha pengobatan pasca infeksi agen asing ke dalam tubuh yang biasanya berbahaya. PEP ini ada yang untuk Tetanus, Hepatitis A B C, Rabies dan juga HIV

Nah karena mbahas HIV nih, kita lanjutkan ke PEP untuk HIV ya

?) Apakah yang PEP HIV itu?
+) PEP untuk HIV adalah pemberian obat anti retrovirus pada pasien dengan kemungkinan terkontaminasi oleh virus HIV sebagai upaya pencegahan penularan HIV dari ODHA, sex, alat2 transmisi cairan, jarum suntik, dsb untuk menghambat proses penyebaran virus sebelum menjadi terlalu banyak dan susah dihandle

?) Bagaimana mekanisme PEP HIV?
+) Dengan mengkonsumsi obat anti retroviral seperti AZT (Zidovudine) dan kombinasi obat antiretroviral seperti Combivir dan Trizivir.

Obat2 ini nama merk dagangnya Retrovir. Obat ini berfungsi menghambat enzim yang bertugas membentuk DNA Virus

?) Apakah pasti menyembuhkan?
+) Tidak pasti, tapi menurunkan kemungkinan infeksi cukup besar

?) Berapa lama waktu yang diperlukan sebelum terapi ini tidak efektif?
+) 72 jam. Setelah lewat 72 jam, terapi menjadi tidak begitu efektif lagi karena virus sudah berkembang biak

?) Berapa lama waktu terapi dilakukan?
+) sekitar 1 bulan

?) Apakah ada efek samping?
+) Tentu ada. Umumnya pasca terapi pasien akan mengalami rasa tidak enak badan, capek, diare, sakit kepala, mual dan muntah

?) Apa obat ini mudah didapat?
+) obatnya agak mahal aslinya. Dan untuk bisa dapat obatnya harus konsul ke dokter dulu. Karena nanti baru ditentukan apa mas2 bener2 membutuhkan obat ini

Semoga upaya pencegahan ini dapat membantu. Hal yang perlu ditekankan adalah metode ini TIDAK PASTI menyembuhkan. Jadi tetap safe sex ya semuanya. Makasih :)

=================================
Sumber :

http://aids.gov/hiv-aids-basics/prevention/reduce-your-risk/post-exposure-prophylaxis/

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Post-exposure_prophylaxis (sitasi jurnal lengkap)

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Zidovudine (sitasi lengkap)
«13

Comments

  • Better safe than sorry.

    Thread nya bagus, memberitahu org supaya lebih berhati-hati. Tapi gue bingungnya, thread berguna kayak gini kok nggak laku ya ketimbang curhatan menye yg aduh, dodoe, mata gue terbakar, terbakar!!!
  • Ngga apa2 mas. Tetep ada yang baca dan info valid yang penting. Tujuan ke BF emang untuk refreshing kan. Untuk main dan ngobrol :)

    Ini selingan untuk pengetahuan dan kebutuhan klo memang ada yang kena aja, bukan untuk sebanyakan komen kok. Mumpung punya ilmu yang bisa dibagikan, sebisa mungkin aku bagikan. Karena dengan membagikan ilmu, aku juga memperkuat ingatanku :)
  • CMIIW
    bknnya obat2 diatas itu diberikan setelah dapat info ttg status pasiennya ya? kl ga positif kan ga dikasih

    trs biasanya kan infeksi HIV baru bisa kedeteksi dlm jangka 3-6 bln? berarti terapi ini tetap terlambat donk biar bagaimanapun?
  • edited February 2014
    Untuk penilaian pasti dari dokternya gimana aku belum begitu paham. Monggo mas @dr_gonzo sama mas @tinea_incognito mbantu

    Untuk yang 3-6 bulan, dari jurnal benar bahwa baru kedeteksi waktu segitu. Oleh karenanya terapi ini lebih digolongkan sebagai precaution, bukan pengobatan. Dia dilakukan ketika belum diketahui akan adanya HIV, tapi penyebab orang tersebut ke dokter sudah diketahui.

    Makanya nanti pada 3 bulan dan 6 bulan setelah terapi diminta kontrol ke dokter lagi untuk periksa ulang keberadaan virusnya mas @copisor

    Misalnya dia korban sex abuse oleh pelaku yang HIV +, pasangan yang punya partner HIV +, tenaga medis yang sedang menangani pasien HIV + dan tertusuk jarum suntik bekas penderita, dll.

    Kata terapi di medis lebih cenderung ke tindakan yang akan dilakukan ke pasien terkait penyakitnya, bukan menyatakan kesembuhan pasti
  • LOL

    saya bukan dokter mas @RifqiAdinagoro
  • Oh iya ta mas? Salah dong ya berarti. Hehe. Tapi mas @tinea_incognito beneran dokter klo ga salah liat bahasannya di suatu thread :)
  • dr_gonzo wrote: »
    LOL

    saya bukan dokter mas @RifqiAdinagoro

    tapi pekcun???


    lols
  • Better safe than sorry.

    Thread nya bagus, memberitahu org supaya lebih berhati-hati. Tapi gue bingungnya, thread berguna kayak gini kok nggak laku ya ketimbang curhatan menye yg aduh, dodoe, mata gue terbakar, terbakar!!!

    hari gini serius,ntar kaya candil ,bubar




    gud trit
  • rigil wrote: »
    Better safe than sorry.

    Thread nya bagus, memberitahu org supaya lebih berhati-hati. Tapi gue bingungnya, thread berguna kayak gini kok nggak laku ya ketimbang curhatan menye yg aduh, dodoe, mata gue terbakar, terbakar!!!

    hari gini serius,ntar kaya candil ,bubar




    gud trit

    hahahaha =))

    tapi yg menye kadang bisa menghibur kok.
  • edited February 2014
    sedikit OOT tapi tidak keluar-keluar banget.

    artikel menarik dari kompas.
    http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/geranium-kunci-pengobatan-hiv-generasi-baru

    GERANIUM, KUNCI PENGOBATAN HIV GENERASI BARU
    Tanaman geranium (Pelargonium sp.) umumnya dimanfaatkan sebagai anti nyamuk. Namun sebuah studi baru dari German Research Centre for Environmental Health di Munich mengindikasikan, tanaman ini juga dapat menjadi kunci pengobatan generasi baru HIV.

    Studi tersebut menemukan, ekstrak dari tanaman geranium memiliki kemampuan untuk menginaktivasi HIV-1 dan mencegah virus untuk masuk ke sel manusia. Seperti yang diketahui, HIV dibagi menjadi dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 merupakan tipe yang paling bertanggung jawab atas kasus AIDS.

    Para peneliti mengatakan, ekstrak dari tanaman geranium berpotensi menjadi pengobatan baru AIDS karena mengandung senyawa anti-HIV-1 kelas baru. Khususnya pada bagian akar, tanaman geranium mengandung senyawa yang menyerang HIV-1 dan mencegah virus untuk berreplikasi dalam tubuh manusia.

    Mereka juga menemukan, senyawa tersebut dapat melindungi darah dan sel imun dari infeksi virus. Caranya yaitu dengan menahan partikel HIV pada sel manusia, sehingga secara efisien mencegah virus tersebut masuk ke dalam sel.

    Sejumlah uji klinis telah menunjukkan bahwa tanaman tersebut aman digunakan pada manusia. Bahkan di Jerman, tanaman tersebut sudah mendapatkan izin penggunaan sebagai obat herbal.

    Ketua studi Profesor Ruth Brack-Werner mengatakan, ekstrak geranium sangat menjanjikan sebagai pengembangan pengobatan yang berasal dari tumbuhan, khususnya untuk melawan HIV-1. "Ekstrak melawan HIV-1 dengan cara yang berbeda dengan obat-obat HIV-1 sebelumnya dalam penggunaan klinis, sehingga ekstrak pun bisa dikatakan sebagai jenis terapi yang bernilai," jelas Brack-Werner.

    Menurut dia, ekstrak geranium merupakan kandidat yang menjanjikan untuk perbaikan pilihan pengobatan anti-HIV-1. Bahkan ekstrak memiliki beberapa keunggulan, antara lain menggunakan sumber daya terbatas, mudah diproduksi, dan tidak butuh pendinginan.

    "Selanjutnya, kami harus menguji keamanannya sebagai pengobatan HIV-1 pada manusia," ujarnya.

    Menurut WHO, lebih dari 35 juta orang di dunia terinfeksi HIV, khususnya HIV-1. Tanpa terapi, HIV dapat merusak sistem imun yang kelamaan menjadi AIDS. Kondisi tersebut diketahui mematikan karena pasien sangat mudah terkena penyakit lainnya.
  • Mas @dr_gonzo , interesting !! Aduh ga ada emot yang sesuai buat nggambarin yang kurasakan. Haha
    Seriusan keren banget ! Jadi pengen kepo lebih jauh :)
    Mahasiswa pre klinik kudu numpuk ilmu
  • emang yang dirasakan apa? berbunga-bunga geranium kah? haha @RifqiAdinagoro
  • Lho ganti nick.. maaf mas.. :(

    Perasaanku gimana ya. Ya gitu deh. Hahaha ;)
  • ohh gtu
    basically PEP ini kondisional donk, ga bs ditreat utk semua org, hny kasus tertentu dan bisa jadi lebih kepada sifat vaksin
  • edited February 2014
    Yup. Bener mas @copisor . Sifatnya kayak vaksin yang harus cepat ditransmisi sesaat setelah adanya kontak pada benda2 yang melukai jaringan tubuh dan diperkirakan mengandung bibit penyakitnya
Sign In or Register to comment.