It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Nyesek juga liat cerita yg gk ada bhagianya...
knapa di bf, selalu ceritanya sad ending..
#jadi kebayang masa dpan..
Cerita ini diambil berdasarkan cerita nyata yg dialami TS. Cerita ini menceritakan ttg terjadinya ciuman pertamaku. Tidak romantis, tapi... Berkesan.
Dira dan teman-temannya kini sudah tiba di mesjid agung Sumedang. Mereka melepas lelah sambil menikmati lontong sayur.
"enak banget sayurnya, nggak salah nih milih tempat," ucap Feri sambil melahap dengan rakus lontong sayurnya.
"ah... Lo'nya aja yg rakus. Makanan apa aja lo lahap," cibir Dani.
Dira hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Nggak disekolah, nggak di luar sekolah, adu mulut mulu. Kalo mereka beda kelamin, udah dijodohin deh biar akur.
"masih jauh nggak mir?" tanya Dadang sambil menyeruput teh tawarnya.
"sekitar satu jam berjalanan lagi. Kita nanti lewat jalan sana..." ucap Amir sambil menunjuk kearah jalan yang berada diseberang mereka.
Karena hari sudah gelap, suasana jalan tersebut tidak jelas terlihat. Dira melanjutkan makannya hingga tak tersisa.
Setelah menghabiskan makanan, Dira dan teman-temannya melanjutkan perjalanan. Udara malam di daerah itu semakin dingin. Suasana gelap, tak ada cahaya bulan malam itu, mungkin sedang mendung.
Dira samar-sama melihat mereka melewati jalan hutan dan jalan menanjak. Beberapa menit kemudian, mereka melihat sudah banyak yang diam dibeberapa saung dipinggir jalan.
"disini banyak saung-saung tempat menyimpanan teh, jadi kita cari saung yang kosong untuk tempat kita istirahat malam ini," ucap Amir sambil tetap mengemudikan sepeda motornya.
Dira lihat, semua saung sudah terisi. Giliran kosong, kondisi saungnya sudah rusak. Akhirnya kami semakin jauh melajukan sepeda motor.
Amir menghentikan sepeda motornya di depan sebuah saung yang terletak paling ujung. Suasana sangat gelap.
"kita bakar-bakar disini saja," ucap Amir sambil turun dari sepeda motor setelah Dira turun duluan.
Semuanya menurut. Satu persatu mengeluarkan perlengkapan masing-masing. Amir siapkan tempat pembakaran yang terbuat dari logam yang sering digunakan untuk membuat sate. Budi mengeluarkan toples besar berisi daging ayam yang sudah direbus dan direndam dalam larutan kunyit. Amir dan Budi bertugas membuat ayam bakar, Feri dan Dani menjaga sepeda motor yang kami parkir di dekat saung, sedangkan Dira dan Dadang bertugas membereskan saung yang akan digunakan, mereka singkirkan ranting-ranting dan daun-daun yang berserakan, lalu menggelar tikar.
30 menit kemudian, makanan sudah tersaji. Mereka berkumpul di saung dengan penerangan hanya lilin yang ditaruh diatas botol. Mereka mulai mencicipi makanan buatan Amir dan Budi.
"wuidih... Enak juga," komentar Dani.
"siapa dulu yang bikinnya..." ucap Budi 8erbangga hati.
"kayaknya yang ngebumbuinnya deh yang paling berjasa," ucap Feri sambil melahap nasi timbel dan ayam bakar.
"mamanya Amir dong..." ucap Dani puas.
Selanjutnya, terjadilah adu guyonan masing-masing, yang membuat suasana sunyi menjadi ricuh.
"thanks, teman-teman malam tahun baru ini sangat berkesan bagiku," ucap Dira tulus.
"dengan modal sedikit, kita bisa membuat acara yang berkesan... Semoga tahun yang baru ini kita semua mendapatkan peruntungannya masing-masing," ucap Amir.
"semoga kita masih bisa bersama-sama terus sampai kakek-kakek," ucap Dani.
"semoga kita secepatnya menemukan cinta sejati kita," ucap Dadang.
"semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung," harap Feri.
"aamiin,"
suara letusan tiba-tiba terdengar. Semuanya langsung beranjak keluar.
Ternyata kembang api. Letusan kedua, langsung diiringi suara riuh terompet. Mereka menikmati pendaran kembang api diangkasa. Begitu indah.
Malam tahun baru ini begitu indah dan mengesankan.
mendekati jam 2 pagi, tiba-tiba hujan turun dengan deras, Dira, Amir dan Feri yang sedang asyik bermain gitar sambil bernyanyi segera masuk kedalam saung. Karena tergesa-gesa dan suasana saung yang gelap, Dira tiba-tiba terjatuh dan menimpa sesuatu.
"aw...," suara seseorang. Sepertinya Dira menindih tubuh seseorang. Entah posisi seperti apa, karena suasana begitu gelap.
"siapa?" tanya Dira sambil berusaha bangkit, namun kembali terpeleset dan untuk kedua kalinya menimpa tubuh yang sama.
"Dadang," ucap seseorang langsung ketelinganya. Sepertinya wajah mereka saling berdekatan. Sesuatu yang lembut menyentuh bibir Dira.
Apa ini?
"sorry..." ucap Dira sambil bergeser ke samping kanan. Setelah memastikan tidak ada orang disana.
"ya, tidak apa-apa," ucapnya.
"hujannya deras ya?" seru Dadang.
"iya. Tambah dingin aja,"
"tidur aja biar besok fit," saran Dadang.
Dira menoleh kearah Dadang. Tapi dia tak bisa melihat apa-apa. Hanya gelap. Dira menyentuh bibirnya masih terasa benturan dibibirnya.
* * *
betul, betul. Hari ini kuran greget update cerita yg ini. Moga besok bisa lebih baik.
issss ciuman gelap2 aw aw aw><
lanjuuutt
hahaha.... Salah ketik. :-D
dira itu cowok.
Sinar matahari membangunkan Dira. Ia buka perlahan matanya. Ia menoleh kesamping kanan dan kiri. Teman-temannya sudah tidak ada.
Kemana ya mereka?
Dira bangkit. Ia kumpulkan kesadarannya sebelum berdiri. Ia rasakan udara pagi ini begitu menyegarkan. Udara pegunungan yang belum terjamah polusi.
Dira melangkah keluar dari Saung. Ia temukan kelima temannya sedang bercanda ria di depan saung sambil menghangatkan tubuh dengan berjemur dibawah sinar matahari pagi.
"nyenyak banget tidurnya bro..," ucap Feri sambil meregangkan tubuhnya.
Dira hanya tersenyum. Ia masih terlihat mengantuk.
"kita foto-foto yuk...," seru Budi sambil mengeluarkan camera digitalnya.
Dengan sigap mereka mengambil posisi diberbagai tempat. Didepan saung dan dihamparan pohon teh.
"ternyata ini adalah perkebunan teh?" ucap Dira terlihat bego. Maklumlah baru bangun tidur.
Semuanya tertawa... Dira pun hanya bisa tersenyum malu. Hari itu hari yang paling menyenangkan. Dira merasakan kebersamaan yang sangat erat diantara mereka.
Dira merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ia masih menatap Foto yang sejak tadi dilihatnya. Seperti sedang mencari sesuatu dari balik foto tersebut.
Besok hari penikahan Dia. Haruskah aku datang? Atau menjadi pengecut yang menghindar dari kenyataan...
Dia memang pernah menjadi orang yang begitu mempesona. Tapi... Itu sudah berlalu.
Dira menatap langit-langit kamarnya. Bayangan kejadian disaat Dadang mengecup bibirnya diantara pohon teh, disaat mereka berdua menjelajahi kebun teh tersebut.
Pada saat itu Dira sangat terkejut.
"Dang...,"
"maaf...," ucapnya seakan menyesal.
Pada waktu itu aku hanya diam. Masih belum percaya rasanya pada kejadian tersebut. Begitu cepat terjadi...
"dan malam tadi... Sepertinya bibir kita juga bersentuhan,"
Dira tambah terkejut. Ciuman pertamanya ternyata dengan cowok?
Gila!!!
* * *
Dira memejamkan mata. Ia mencoba menguatkan diri untuk memaafkan apa yang telah terjadi antar dia dan Dadang. Mencoba melupakan apa yang terjadi dan angan-angan yang salah...
Aku bisa! Ucap Dira dalam hati.
Dira melangkah menuju pelaminan Dadang.
Ia tampak bertambah tampan. Ah... Aku rasanya akan sulit melupakan kejadian ini, ucap Dira dalam hati.
Dira melangkah semakin dekat, hingga akhirnya saling berhadapan. Dadang langsung memeluk Dira.
"terimakasih sudah datang,"
"selamat menempuh hidup baru. Kau memang pantas bahagia..."
"aku harap kau juga merasakan kebahagiaan yang sama," ucap Dadang sebelum melepas pelukannya.
Dira hanya tersenyum.
Hidup memang kadang tidak adil, kenapa harus ada yg terluka disaat seseorang merasa bahagia? kenapa harus ada yang kehilangan disaat ada yang menemukan cinta? Kenapa cinta kadang datang diwaktu yang salah, pada orang yang salah?
Ah... Cinta.
Apa yang aku rasakan ini cinta?
Coba rasakanlah apa yang aku rasakan saat ini.
Dira meninggalkan gedung resepsi. Ia rasanya tidak bisa bertahan lama-lama disana. Dira berjalan menuju halte bis terdekat. Ia ingin segera pergi jauh dari tempat ini.
"mas, jam berapa sekarang?" tanya seseorang.
"jam 1 lewat 10 menit,"
"owh... Terimakasih,"
Dira hanya tersenyum. Mereka pun kembali tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing.
*TAMAT*
Aku kan baru ngeh kalo dira itu cowok
harusnya ada flasback dan flasback end jadi gak bingung masa dulu dan masa sekarang