It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Biasa nya kalau kuliah, keseringan nyusun skripsi yah ?
*kepo dikit
saatnya kembali melanjutkan kisah "true love" ini..
untuk plotnya sih sudah fix.. tapi jangan terlalu berharap kisah ini akan mainstream yah..
seperti tulisan-tulisan penulis lainnya, kisah ini :
- tidak akan ada adegan sex yang rinci (paling yang nyerempet atau kentang)
- tidak akan happy ending maksa kaya FTV
- tidak akan sad ending maksa kaya drama korea.
semua diusahakan mengalir seperti kehidupan manusia, bukan drama.
tunggu updatenya yah.
@diyuna
@dimasalf @bponkh @3ll0 @dafaZartin @Princearga @YogaDwiAnggara @adacerita @telur_ungu @boy_filippo
@zazu_faghag @agova @dimasalf @reenoreno
@angelsndemons @amira_fujoshi @bayumukti @wook15
@d_cetya @tigergirlz @yogadwianggara @tarry @jony94 @tsunami
Udah update, selamat membaca
chapter kali ini akan menjadi misteri dan kunci siapa yg punya cinta yg tulus di cerita ini.. selamat penasaran..
maaf jika ada yang gak berkenan di summon..
Seorang lelaki sedang duduk di gazebo yang terletak di pinggir sebuah taman. Taman yang sangat luas. Taman yang sangat asri. Terdapat area bermain anak, tempat batu refleksiologi yang dibuat mengelilingi taman, lapangan basket mini, serta tempat terbuka berbentuk seperti tempat pertunjukan mini.
Ada yang unik di taman tersebut. Taman taman tersebut sangatlah simetris. Taman tersebut memiliki empat pintu masuk sesuai dengan empat arah mata angin. Disetiap pintu masuk terdapat tiga pasang pohon palm raja yang ditanam berhadapan. Disetiap sudut taman ditanam sebuah pohon trembesi yang sangat besar berbentuk payung, seolah memayungi dan memberikan keteduhan bagi setiap pengunjung di tempat itu. Ditepi-tepi taman dibelakang gazebo, dibuat bunga kertas berwarna ungu berderet seolah memagari taman tersebut. Terdapat delapan gazebo yang masing masing dapat menampung delapan orang ditaman tersebut. Disela-sela antar gazebo terdapat pohon akasia yang menambah kesan keteduhan taman ini.
Memasuki taman, setiap penggunjung langsung dapat melihat sebuah monumen berbentuk bola dunia yang dikelilingi oleh delapan air mancur yang menyiram bola tersebut dan membuat bola dunia itu berputar. Dibawah monumen terdapat kolam minimalis yang ditumbuhi oleh bunga-bunga teratai kecil nan sangat indah.
Namun seorang pemuda lelaki tersebut duduk di sebuah gazebo istimewa. Laki-laki tersebut duduk di satu-satunya gazebo yang menghadap ke pohon kembang sepatu di taman ini. Memang didepan masing-masing gazebo ditanami satu buah pohon yang berukuran sedang. Tapi entah kenapa hanya pohon bagian ini yang tidak memiliki pasangan, ya, pohon kembang sepatu. Seakan pohon tersebut berdiri sendiri, tiada yang menemani, sepi, berada di pojok sebuah taman yang terkucilkan dari keramaian dan keceriaan taman tersebut.
Lelaki tersebut terlihat sangat cantik, kulit putih mulus dan tubuhnya yang tidak gemuk tapi tidak juga kurus dibalut dengan kaus putih polos dengan celana olahraga pajnang berwarta putih polos. rambut hitam lurus yang dipotong pendek rapi serta gigi yang sangat rapi dan putih yang selalu terlihat dari bibir tipis dan merah alami, membuat semua yang memandangnya akan terpesona.
Dari arah gerbang masuk taman, terlihat seorang pemuda tampan, dengan tubuh proporsional, menggunakan setelan kemeja, jas, pantofel, lengkap berwarna putih dengan aksen perak, serta dasi kupu-kupu berwarna perak yang menegaskan penampilan pemuda tampan tersebut. Pemuda itu berjalan ke arah lelaki yang sedang memandangi kembang sepatu tersebut dengan membawa rangkaian bunga lily putih serta kembang sepatu merah ditanggannya.
“dari pada memandangi bunga dipohon terus. Ini, rangkaian bunga kakak kasih untuk adek ku yang tersayang.” Kata pemuda tersebut sambil memeluk lelaki itu dari belakang.
“eh, kakak.” Kata lelaki tersebut sambil berbalik badan dan memeluk pemuda itu dengan erat. “kakak ngapain kesini kak?” ucap lelaki tersebut membenamkan wajahnya pada dada bidang pemuda tampan tersebut.
“kakak mau ketemu adek lah. Kakak kangen sama adek.” Kata pemuda tersebut. Mereka pun melepaskan pelukan mereka.
Kini mereka duduk di gazebo, ditengah gazebo terdapat meja yang berisi berbagai camilan serta terdapat sebuah wadah berisi air yang diatasnya terdapat bunga.
“ini apa dek? Kok aromanya harum sekali dek.” kata pemuda tersebut ke lelaki yang dipanggilnya adik.
“ini teh chrysanthemum kak. Adek udah tau kakak mau dateng, jadi adek siapin untuk kakak. Sekarang lagi musim hujan juga kan kak, biar kakak gak gampang flu, masuk angin, demam, jadi adek sengaja bikinin teh chrysanthemum buat kakak. Kakak mau adek sajiin tehnya sekarang?” tanya lelaki yang sangat menawan tersebut.
“waaah, kamu baik banget dek. Gak salah kakak punya adek sepeerti kamu, udah baik, pintar, ganteng, sempurna lah.” Jawab pemuda tersebut.
“kakak, tehnya mau pakai gula pasir, gula batu, atau madu kak?” sambil menyiapkan alat minum.
“emmm, pakai madu aja deh dek. Biar lebih sehat.” Jawab pemuda tersebut.
“mau pake air lemon juga gak kak?” tanya lelaki tersebut sambil menuangkan madu ke gelas lalu air dari teh chrysanthemum.
“gak usah deh dek. Tadi pagi kakak udah minum jus wortel pake jeruk nipis soalnya.” Jawab pemuda tersebut sambil tersenyum dan pandangannya tidak pernah lepas dari lelaki yang sangat rupawan yang sedang menyajikan minuman untuknya.
“ini kak teh-nya. Kakak mau camilan apa? Puding, brownis, kastengel, apa gorengan?” kata lelaki tersebut menawarkan camilan yang telah tertata rapih diatas meja.
“emm, puding aja deh dek. Lebih bagus buat pencernaan.” Kata pemuda tersebut.
“cieeeee, mentang-mentang kakak udah bagus nih badannya. Jadi gak mau sembarang makanan. Dulu aja, Kevin masih inget tuh, dulu kakak kalo ditanya pasti milihnya brownis, dan satu kotak pasti kakak abisin sedirian. Hahaha.” Jawab lelaki tersebut diiringi tawanya yang sangaat manis.
“hehehe, itu kan dulu dek. Lagian kan kakak kaya sekarang juga karena adek” jawab pemuda tersebut.
“heh, gak boleh ngomong gitu kak. Kakak kaya gini itu, biar badan kakak sehat, fisik kakak sehat. Bukan karena adek. Yah, yah, yah.” Jawab lelaki tersebut sambil mengambil tangan pemuda itu lalu menggenggamnya.
“iya, adeeek jeleeeeek” balas pemuda tampan itu sambil mengacak-acak rambut orang yang dipanggilnya adek.
“hehehe, kak, adek kangen masa-masa kaya gini. Becanda, genggam tangan kakak, ya walau dulu tangannya lebih gemuk dan berlemak sih. Terus nyender dibahu kakak, rambut adek diacak-acak kakak. Adek kangen kak, disini adek kesepian kak.” Jawabnya
“yaudah, sekarang kan kakak disini. Kalau kamu mau kakak akan nemenin kamu disini selamanya” jawab pemuda tampan tersebut.
“gak, gak boleh. Adek gak mau. Adek maunya kakak pulang. Kakak belum waktunya ada disini kak. Masih ada disana yang menunggu kakak.” Jawab lelaki bernama Kevin tersebut.
Lama mereka saling bersendagurau melepaskan rasa rindu mereka satu sama lain. Satu persatu tetes air mulai turun dari langin membasahi taman tersebut. Tik... tik.. tik.. suara air perlahan terdengar menimpa atap gazebo yang mereka tempati. Lama kelamaan ritme air yang jatuh pun semakin cepat, udara pun semakin terasa sejuk. Burung-burung berterbangan kembali ke sarang mereka. Tetes air hujan membasahi dedaunan dan bunga-bunga ditaman. Menambah keindahan sore hari seakan alam merestui kemesraan mereka.
Lama hujan tersebut turun, dan kini senja telah datang menjemput sang fajar. Rembulan pun perlahan sudah tampak meski masih samar-samar, bersiap menggantikan sang fajar untuk menerangi alam.
“kak, kakak harus pulang sekarang. Adek juga harus kembali ketempat adek kak.” Ucap Kevin membangunkan pemuda tampan tersebut yang sedang berbaring di pahanya.
“emmm,, kakak harus pulang yah dek? Tapi kakak mau ikut kamu aja dek.” Jawab pemuda tersebut.
“gak bisa kak. Kakak belum saatnya. Mungkin ini pertemuan terkahir kita kak. Adek gak mau kakak kesini lagi, walau adek kangen banget sama kakak. Adek mau kakak kembali dan menata hati kakak lagi kak.” Jawab Kevin
“tapi dek...” potong pemuda tersebut yang terhenti ketika melihat kevin perlahan keluar dari taman dan telah dijemput dua orang yang tidak bisa dia liat wajahnya.
“gak pake tapi kak. Pokoknya kakak harus nurut kali ini sama adek kalau kakak sayang sama adek. Adek sayang banget sama kakak. Tapi gak sekarang waktunya kita untuk bersama kak.” Katanya sambil keluar dari taman tersebut. Perlahan namun pasti, bayangan Kevin pun hilang dari pengelihatan pemuda tersebut.
**
“Keviiiiiiiin” ucap pemuda keras meneriakan nama seseorang. Pemuda tersebut tersentak dari tidurnya. Keringat mengucur deras dari tubuhnya, tergambar dari tanda air yang ada membasahi pakaian pemuda tersebut.
“Keviiin, kenapa kamu nyuruh kakak untuk lupain kamu dek. Apa kakak bisa melupakan kamu sedangkan sekarang ada seseorang yang terus membuat kakak ingat kepada kamu dek.” Ucap pemuda tersebut sambil memegang foto yang selalu ada disamping tempat tidurnya. Kini pemuda itu pun kembali melanjutkan tidurnya dalam isak tangis dan memeluk foto seseorang yang dia sebut ‘adek’.
*bersambung*
soalnya semua halang rintangan telah dilalui.. jadi ada sedikit waktu luang buat nulis cerita lagi.. hehehe..
semoga bisa cepet tamat sebelum kembali sibuk..
baca dari awal juga gpp..
siapa tau tokoh baru.. #eh