It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tapi ini soal teknis aja, alur cerita yang saya mau dan alur cerita yang dibuat. Setiap orang bisa bikin fan fiction sendiri. Dan ya, pembuat Conq berpegang teguh pada pesan keberanian yang mereka sampaikan dan saya mengapresiasi itu.
Soal kebahagiaan, saya punya pandangan sendiri dimana tak ada jalan tunggal dalam merasakannya. Bisa dengan membahagiakan diri sendiri dulu, bisa pula bersumber dari memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Untuk rujukan film, dapat merujuk pada film Monalisa Smile untuk contoh sebuah pengorbanan diatas keinginan pribadi, dimana Joan, seorang siswi yang berhasrat untuk menjadi seorang pengacara namun memilih untuk menikah dan jadi ibu rumah tangga. Saat Katherine (sang guru yang punya pola pikir non konservatif dan selalu suportif agar siswi perempuan tak ujung-ujungnya nikah sama pria dan berakhir jadi ibu rumah tangga saja) mendatangi rumahnya dan bertanya kenapa ia meletakkan hasratnya menjadi pengacara, Joan dengan tegas menjawab; ya, saya mungkin akan menyesal kelak tidak menjadi pengacara, namun tidak sebesar penyesalan kalau kelak saya mendapati diri saya tidak punya keluarga, tidak mengurus anak-anak, menikmati hari bersama mereka.
karya seni kan bukan iklan layanan masyarakat. lo hampir tidak bisa berangkat menonton karya seni film, pertunjukan, pameran lukisan atau apapun bentuknya dengan ekspektasi akan pulang dengan pesan moral tertentu. lo mau dengar apa yang lo mau dengar, bukannya mendengarkan apa yang si pembuat karya ingin sampaikan (betapapun pada akhirnya lo tidak setuju dengan pembuatnya).
lo sendiri bilang, homo yg mendahulukan kebahagiaan diri sendiri kurang mulia dibanding dengan yg melakukan pengorbanan tulus untuk orang lain. bukannya sama aja ya? itu judgement juga kan? that's just society being society. sekarang tunjukkan realitanya, terutama di indonesia, maho mana yang menikahi cewek dengan kesungguhan itu dihakimi oleh homo lain/pihak lain.
if anything, orang-orang sangat menentang praktik homo menikahi cewek yang tujuannya untuk kedok, istrinya have no idea lakinya seperti apa, ujung-ujungnya sang suami tidak setia pada istrinya dan masih cari-cari laki di luaran.
lagipula pilihan menikah atau tidak menikah tidak melulu berkaitan dengan seseorang itu gay atau tidak. pria straight yang memutuskan untuk tetap melajang itu banyak, ada juga gay yang memilih untuk tidak menikah dengan alasan tidak memiliki kepercayaan pada institusi pernikahan.
Sukak yg panjang2 kan???
Sepertinya salah memahami apa yang saya post sebelumnya. Saya tidak mengatakan yang mana yang lebih mulia, saya bilang kalau ingin merasakan kebahagiaan itu ada banyak caranya. Ada yang dengan membahagiakan diri sendiri dulu ada yang mendahulukan orang lain. Pada postingan sebelumnya, saya bilang demikian sebagai respon postingan kamu yang mengatakan tanpa ragu kalau kebahagiaan itu dapat dicapai dengan membahagiakan diri sendiri dulu, inilah yang saya koreksi dengan mengatakan kalau kebahagiaan bisa saja datang dengan membahagiakan orang lain dulu.
Untuk paragraf terakhir postingan kamu, saya ucap terima kasih karena telah berbicara seirama dengan esensi yang selama ini saya ekspektasikan untuk disampaikan atau bahkan disebarluaskan, yaitu bahwa pernikahan tak ada hubungannya dengan orientasi seksual. Ya, terima kasih karena telah bersuara sama dengan postingan-postingan saya sebelumnya.
your welcome.
edit: also, gue gak ngomong pembuktian.
ya ga bertentangan lah. paham artinya 'tidak melulu' kan?
gue bilang, pria dewasa tidak menikah alasannya tidak melulu soal orientasi. kalau bentuk diagram venn dengan judul 'alasan pria tidak menikah', 'alasan orientasi' jadi salah satu lingkaran di dalamnya. so, nope, tidak menyindir.
nope, juga tidak ada gue bilang seperti yang di-italic.
paham gak frase 'dapat dicapai'? itu membuka kemungkinan bahwa ada alternatif lain. kecuali saya menutup kemungkinannya dengan sisipan kata 'hanya'. --"kebahagiaan HANYA dapat dicapai dengan membahagiakan diri sendiri dulu.
Tetap saja bersinggungan dengan pesan untuk come out yang disuarakan oleh Conq. Saya tidak akan berbelit-belit menyampaikan kritik saya seandainya Conq tidak mengatakan kalau pernikahan itu 'dilarang' bagi seorang Timo hanya karena dia gay. Pembuat Conq bisa membuat Timo tidak menikah, tapi kalau dibuat karena alasan orientasi seksual dia yang gay.. ah, ternyata Conq masih di tahap itu.
Nah, kalau pernyataan kamu dibuat komprehensif begitu kan jadi jelas. Haha.
Clay Aiken, seorang gay yang meinkahi cewek dan punya anak, semua orang tahu dia gay. James Franco yang mengemuka dengan imej biseksualitas yang kuat. Josh Hutcherson yang straight tapi berpikiran sangat terbuka dengan mengatakan kalau mungkin saja kelak ia jatuh cinta dengan seorang pria. Ya, inilah yang belum coba untuk disampaikan oleh Conq.
gue jawab begini:
lah ujung-ujungnya kok malah situ defensif bilang bahwa:
yg nuduh lo ngomong gitu juga siapa?
lo bisa cek ulang ya postingan gue. tapi jangan diubah frasenya secara gila-gilaan.
nih gue kutip pernyataan gue yg bener :