It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Yohan_Pratama , @dafaZartin, @tarry , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @admmx01 , @bumbellbee , @Adra_84 , @haha5 , @3ll0 , @LastBreath , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @TonySasmita , @astlyo
Jika Daya yang menang berarti Jala masochis... senengnya disakitin terus~
Salam untuk kawan-kawan semua.
Pada kesempatan ini aku akan melanjutkan aliran cerita ini.
Mohon untuk tidak men-skip part ini ya kawan-kawan, mohon sekali. Karena ini adalah benang merah cerita kita.
Aku tahu kalian sangat membenci diriku seorang Daya Volta.
Tetapi, seperti yang telah ku ungkapkan, aku telah terlalu banyak menimbang perasaan orang lain sehingga perasaan Jala dan perasaan kawan-kawan pembaca malah tidak ku timbang.
Semoga selalu ada ada pintu maaf untuk diriku
Jika ku fikir, pada awalnya, Jala lah yang setuju Perpisahan Sementara ini.
Sekarang semua pihak menyalahkan diriku, ya aku terima.
Kawan-kawan mungkin belum pernah ketemu dengan cewek sekaliber Natasya.
Kepala sekolah, wali kelas, beberapa guru, dikontrol oleh orang tua Natasya.
Jala didukung oleh semua anggota kelas XI IPA, sementara tidak seorangpun yang mendukungku.
Itulah kondisi yang sebenarnya.
Seolah-olah semua teman kelas dengan sengaja menjauhiku dan menyerahkanku pada Natasya hingga terpuruk.
Seandainya air mata ini masih ada. Namun biarlah semua ini aku pendam sendiri.
Aku hanya mengurut dada, terima kasih untuk perlakuan teman kelas padaku sebagai bentuk simpati mereka pada Jala.
Masih mengucap syukur atas do'a mama Jala dan do'aku tiap malam serta tindakanku memperhatikan Natasya, sehingga dia tidak mengasut guru-guru lain untuk memencilkan Jala ataupun diskriminasi yang dibuat oleh pengurus adm sekolah yang aku tahu sekali adalah orang-orang kepercayaan orang tua Natasya. Jika semua itu terjadi, akan memberi beban berat bagi Jala sebagai anak baru di sekolah kami.
Logikanya, dalam keterbatasan ekonomi Jala yang mengandalkan penjualan kue, tetapi adiknya juga sakit-sakitan, maka Jala bertambah susah kiranya jika dia bermasalah di sekolah.
Semua kesakitan yang dirasa Jala, murni dari tangan Natasya tidak dibantu oleh guru-guru, kepala sekolah, ataupun adm sekolah. Meski hanya itu, Jala kelihatan sangat menderita.
Aku paham, semua itu menjadi semakin berat karena Jala fikir aku pembohong cinta.
Ditambah lagi bahwa, papa baru melihat aku akrab dengan seorang gadis. Orang tua mana yang tidak bahagia melihat anak putranya akan melanjutkan keturunannya.
Aku liburan ke Phuket karena desakan papa. Papa juga menyarankan kok ajak jugalah Jala.
Emang jala ga ada paspor saat itu.
Kalau ku ajakpun, apa Jala mau mendengar ajakan ku ? melihat wajahku saja Jala takut ketahuan Natasya.
Kepulangan jala ke surabaya tidak pernah kuperkiraka sebelumnya.
Padahal seminggu sebelumnya, aku dan papa telah menolong pendaftaran ulang Jala pada SMA ini.
Makanya aku sangat kecewa dengan dedengkot adm sekolah ini yang masih kerabat dari Natasya. Mereka sengaja tidak memberitahu Jala.
Sehari sebelum demonstrasi besar-besaran itu, baru aku tahu masalah sebenarnya dan papa naik pitam.
Hingga papa dan ikatan wali murid termasuk mama da papa Dika memfasilitasi usut-usut kasus ketidak jujuran dalam sekolah itu.
Akhirnya kebongkar juga
sejak saat itu aku tidak pernah takut lagi pada tindakan Natasya
karena tindakannya yang sudah sangat kejampun sudah dilakukannya yaitu memisahkan aku dengan jala.
papaku sudah menutup pintu rumah untuk si Natasya dan keluarganya.
Sebulan belakangan ini, Natasya tidak pernah datang lagi ke sekolah, semata-mata karena sekarang sedang bergulir sidang kasus dugaan KKN yang ditujukan pada kepala sekolah.
Kawan-kawan mungkin beranggapan aku memanfaatkan kedaan ini untuk kembali pada Jala.
Bukanlah begitu,
ku perkirakan sebentar lagi jika kasus persidangan ini selesai, Natasya akan balik dan kembali membuat hidupku menderita.
Baguslah, karena kesempatannya untuk menyakiti Jala tidak ada lagi karena Jala sudah pindah ke surabaya.
Kali ini aku hanya ingin bertemu jala untuk minta maaf sambil memastikan bahwa jala baik-baik saja di surabaya sana.
Setelah itu beban fikiran dan kesakitan ini akan hilang dan aku kembali siap menghadapi masa akhir dunia SMA.
Hari ini terasa damai.
Sejak tadi malam aku sudah berberes, terutama menyiapkan pakaian selama berkunjung ke surabaya.
Dika begitu perhatian dengan kunjungan ini, hingga ia berjuang untuk mendapatkan alamat keluarga jala di surabaya sana
kerena Dika telah menjadi teman baik Jala selama kami dipisahkan oleh kehadiran Natasya
hari pertama saat badanku limbung hingga sekarang ini, dalam gamang aku berucap pada papa, bagaimana nasib Jala ?
papa selalu berkata, Jala akan baik-baik saja
mungkin papa telah melakukan sesuatu, akupun tidak tahu pasti
semua akan jelas jika aku ketemu Jala di surabaya sebentar lagi
Saatnya merapikan pakaian yang dibutuhkan papa
sejak dari tadi papa bertelponan dengan rekan bisnisnya di surabaya, samar-samar ku dengar kata-kata : bandara juanda, kedung baru, bubutan golden junction, dan krembangan, semua baru ku dengar, kecuali bandara juanda yang sering ada di liputan tv
sekarang papa bertelponan dengan seseorang yang sudah akrab sepertinya, bukan rekan bisnis
setelah itu
"Daya, papa si Dika juga mau ke surabaya loh esok lusa" kata papa
"Oh ya, asik amat tuh pa ! kok Dika ga mau ku ajak sekarang ya pa ?" kataku
"terus yang nunnjukin alamat Jala siapa ? lucu aja mereka pergi tanpa anaknya" argumen papa
"wah asiklah ! tapi Dika kok ga pernah bilang mau ke surabaya juga ya ? dia malah bantuin aku nyiapain segala hal" keteranganku untuk papa
"itu artinya dia benar-benar seorang pemimpin yang baik tidak ingin melihat kamu dan Jala menderita" kata papa
"ia pa, Dia mimipin orang jago amat" kataku
"manusia itu kelebihannya beda-beda, ada yang jago memimpin, ada yang jago nyanyi, dan jago bikin naskah drama. Jala jago yang mana ya ?" kata papa
"Jago nyanyi dunk, masih nanya papa ini padahal menangis bersama di malam perpisahan itu" kataku
"hehehe iya dong, papa mau lihat Jala perform di surabaya ah" kata papa
"perform ??????? papa terlalu banyak rahasia ya ??????? cerita lah pa" sentakku
"kalau iya, mungkin juga tidak ! curiga amat kamu ?" balas papa
"aku pernah lihat Jala perform di bandung loh pa" kataku pada papa
"kapan itu ? kok ga ada rekaman untuk papa ?" kata papa
"beberapa hari sebelum Jala balik ke surabaya pa" kataku jadi agak kelu mengingat kejadian yang sangat aku sesali seumur hidupku kalau terjadi apa-apa pada Jala
"oh pantesan, setelah itu kita dah sibuk dengan demonstrasi" kata papa
"yah pa, cukuplah sekali itu ! jangan ada Jala yang lain" pintaku
"betul itu nak ! jiwa sosial diperlukan untuk mengankat bangsa yang terpuruk ini" saran papa
"kurang ngerti pa masalah politik, hehehhe. Udah siap berangkat kan pa ?" tanyaku
"kamu turun dulu ya, bawa semua barang nunju pak Tamam, papa mau nelpon bibimu dulu tentang kita beberapa hari di surabaya" jawab papa
"sambil bisnis kan ? kalau ada titipan bisnis dari bibi kan ?" tebakanku ga meleset-meleset amat heheh
"kira-kira begitulah" jawab papa santai sebagai seorang pebisnis
kedamaian perasaan ini tetap kupelihara, indah sekali hari terasa saat ini
aku mohon pamit sama bi surti dan bi ijah, serta beberapa penjaga di depan rumah
selanjutnya pak supir datang memasukkan beberapa tas dalam mobil
munculah bi surti
"den, jangan banyak forsir tenaga ! ingat masih lemah !" saran orang tuaku ini
seolah-olah dia merasakan bahwa aku akan pergi jauh untuk selamanya
bi surti telah mengangap aku adalah anaknya yang sudah diasuhnya sejak kecil
sedih juga harus meninggalkan bi surti
Kemudian aku dan papa menuju Terminal 2F Bandara Soeta tempat maskapai udara kebanggan nasional.
Sektar jam 9 an pagi ini, kami akan mengangkasa menuju surabaya.
Jika terjadi apa-apa pada perjalanan ini, berarti Tuhan tidak sudi melihat aku dan Jala bertemu lagi untuk membuat kesepakatan happy ending, akan ku terima dengan lapang dada.
Aku akan merasa tetap bahagia, karena aku telah menemukan dan menempuh jalan yang benar !
Aku tidak takut lagi oleh ancaman siapapun.
Selama ini aku tidak melawan, toh ada saja orang-orang telah berbuat hal yang paling menyakitkan dalam hidupku sehingga aku jadi limbung jauh dari Jala.
Terjadilah apa yang akan terjadi, aku lebih dari siap.
Mohon do'a restu dari kawan-kawan semua. Daya sekarang bukanlah Daya yang dulu, boleh kita buktikan.
Mohon beri kesempatan untuk Daya ya kawan-kawan. Makasih
@Yohan_Pratama , @dafaZartin, @tarry , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @kimo_chie, @admmx01 , @bumbellbee , @Adra_84 , @haha5 , @3ll0 , @LastBreath , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @TonySasmita , @astlyo