sebelunya saya minta maaf jika cerita saya ini tidak sebaik yang kalian pikirkan.!!
Cinta datang dan pergi ( new story )
Cinta adalah sebuah anugerah dari tuhan, maka dari itu kita dituntut untuk menjaga cinta kita.
Sudah sekian lama gua mengabdi sebagai pencari cinta dengan warna tinta yang tak pernah pudar. Tak pernah gua menyangka akan bernafaskan kata-kata hingga saat ini.
Ketika nada-nada cinta masih terekam dengan jelas di memorry ingatan gua, kini semua telah menjadi kegetiran dan penderitaan yang sangat.
Ditambah lagi dengan dirinya yang tiba-tiba saja menghilang meninggalkan kerinduan yang mendalam selama ini.
Sebenarnya gua masih bingung untuk menerjemahkan rasa ini, rasa yang muncul pertama dan mungkin untuk yang terakhir kalinya, sebagai kegelisahan yang belum pernah gua rasakan sebelumnya.
Kali pertama rasa ini muncul saat tanpa sengaja tatapan kami ~ gua dan dia Sian Zakiyah namanya beradu di sebuah pagi yang indah, saat itu gua sedang menjalani test medical di salah satu Rumah Sakit di Bekasi.
Di kedalaman matanya, gua temukan cahaya ketulusan dan kejujuran disana, juga sebuah bintang yang terus saja bersinar pada sebuah senja yang menguning di antara pematang hati gua.
Disinilah rasa ini mulai bergejolak dan semakin kuat saja ketika hari demi hari saat kerja gua lewati begitu saja dengan hanya memperhatikan bintang itu ~ cahaya cintaku. *lebay banget kan* Namun sengaja gua simpan rapat-rapat semua rasa itu, tanpa sedikitpun gua ungkapkan padanya, juga pada sahabat gua disana.
Dengan sedikit keraguan gua coba untuk menghubungi dia, gua ambil ponsel jadul gua lalu gua kirim sms padanya.
“Sian Zakiyah?” tanya gua saat itu.
“Iyah, ini siapa?” jawab cowok cantik dan imut disana.
“Aku Arif Rahman yang kerja di PT Muramoto juga, sama kaya kamu. Masa gak tau” jelas gua padanya.
“Arif yang mana, aku nggak tau” jawab dia.
Sakit memang hati ini, gua berpikir bahwa dia juga suka merhatiin gua.
Tapi nyatanya? Ohhh tuhan kuatkan aku. *ngenes banget kan. Prett ah*
Gua menghela nafas yang dalam untuk memulihkan semua pikiran-pikiran neagatif yang ada diotak gua, *huhhh*
Dan dengan tekad yang kuat dan dibarengi dengan niat yang sudah bulat, gua terus mencoba mendekatinya, tapi apa yang terjadi?
Semua perhatian dan perlakuan gua sama dia terlalu berlebihan, yang akhirnya menyebabkan gua bersikap Over Protektif padanya.
Bodoh banget ya, pacar juga bukan tapi kenapa bisa gitu coba?
Jelaslah itu semua karena gua sayang sama dia, tapi kalau dipikir-pikir memang salah juga sih kalau kita bersikap gitu sama pasangan. Hehe
Tapi enggak apalah semoga dia ngerti dengan sikap gua seperti ini dia bisa merasakan betapa gua sayang sama dia.
Tanggal 3 Oktober
Dengan diawali membaca basmalah gua berniat untuk mencoba nembak dia. *bukan nembak mau ngebunuh, tapi mengutarakan isi hati. Pada tau kan lu semua bro, sist?*
BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM. Hehe
“Zaky, aku sayang sama kamu, aku cinta kamu. Kamu mau jadi pacar aku?” tanya gua penuh harap.
“Iya aku juga sayang kamu, aku juga mau kok jadi pacar kamu” jawab cowok lucu yang katanya mirip panda disana. Haha
Horeee, hati gua bersorak bisa dapetin cewek secantik dia. gimana gak seneng coba, secara dia tuh idola banget di PT kita kerja *pretttt ah*
Sejak itu kita resmi jadian, hari-hari gua menjadi lebih berwarna karena gua dibuat bahagia dengannya.
Tapi..
Tapi.. Mhhh
Tapi.. Heuheu
Hubungan kita cuma berjalan dua hari aja, gara-gara gua nunjukin catatan gua selama gua masih pacaran sama mantan gua. Bego banget ya gua malah nunjukin catatan yang gak penting kaya gitu. *ngenes banget kan*
Tanggal 5 Oktober 2013 kita PUTUS alias END alias BUBAR alias BERSAMBUNG. Heuheu
Gua nangis deh tuh semaleman, gua telepon dia malah ditolak sama dia. Gimana gua bisa jelasi kalau gini caranya coba.
Dan setelah gua coba lagi ternyata dia mau nerima telepon gua juga.
“Apa sih maksudnya nyuruh aku baca catatan kamu, bikin nyesek tau sumpah sakit banget” kata dia.
“Nggak ada maksud apa-apa, aku nggak ada maksud buat nyakitin hati kamu” jelas gua sambil gemeteran. Hehe
“Udahlah, aku juga tau maksud dari catatan itu, kamu masih sayang kan sama mantan kamu” timbal dia.
“Enggak, aku cuman sayang kamu” jawab gua.
“Udahlah kita emang gak cocok” timbal dia lagi.
Sedih banget hati gua saat dia bilang gitu, sumpah sakit.
Gua tulis coretan ini bersama derai air mata yang terus mengucur dari kedua mata gua, tanpa bisa gua seka untuk sekedar menghapusnya.
Karena memang dengan mengungkit kembali kisah ini sama halnya dengan mencakar kembali luka yang telah terkubur sekian lama bersama abu, mengembalikan gua pada masa buram yang sebenarnya telah lewat bersama angin lalu.
Namun begitu, tetap harus gua rampungkan cerita ini agar menjadi sintesa waktu tentang kerinduan yang tak bertepi, dan sebuah penantian abadi.
Meski jari jemari gua mulai lemah kini untuk merangkai kalimat-kamilat mutiara, sebab mata gua yang selalu saja nanar sembab oleh air mata.
Sejak itu hidup gua berubah!!
Hari demi hari kian berat gua jalani, yang berdapak pada keaktifan gua di tempat kerjaan.
gua lebih memilih berdiam diri di rumah sambil menumpahkan kekecewaan gua pada selembar kertas yang kemudian gua sobek.
“Percuma gua hidup kalau tanpa dia di samping gua, haruskah gua mati?” pikir gua dalam hati.
Nggak. Hidup gua belum berakhir, gua harus bangkit dari keterpurukan ini. Pokonya gua harus bisa nunjukin sama dia kalau gua bener-bener cuman sayang sama dia.
Semoga allah mengabulkan semua doa gua, dimana gua ingin duduk berdua dengan dia di pelaminan cinta, dimana kita memadu kasih sebagai dua sejoli yang tak akan pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Aamiin..
Comments
cuman copas heheheh.
@octavfelix
@bayumukti
@titit
@tarry
@angelsndemons
@alvaredza
@TigerGirlz
@Zazu_faghag
@arifinselalusial
@FransLeonardy_FL
@haha5
@fadjar
@zeva_21
@YogaDwiAnggara
@inlove
@raka rahadian
@Chy_Mon
@Cruiser79
@san1204
@dafaZartin
@kimsyhenjuren
@3ll0
@ularuskasurius
@Zhar12
@jujunaidi
@edogawa_lupin
@rickyAza
@rebelicious
@rizky_27
@greenbubles
@alfa_centaury
@root92
@arya404
@4ndh0
@Angello
@boybrownis
@jony94
@Sho_Lee
@ddonid
@catalysto1
@Dhika_smg
@SanChan
@Willthonny
@khieveihk
@Agova
@Tsu_no_YanYan
@elsa
@awangaytop
hati gua bersorak bisa dapetin
"cewek secantik" dia.
-> Seharusnya Cowok cantik
Makasih Summonnya.Ditunggu cerita selanjutnya
Mau serius mlh ada bercanda nya..jdi kurang sesuatu gtu
Ini cerita cowok ma cowok atau cewek ma cewek
Sorry salah ketik
dan untuk komrntar kalian : saya sangat berterimah kasih karana kalian mau memberikan koment kalian baik itu yang menyengat hati tapi dari itu dapat aku jadikan sebagai pelajaran untuk lebih bik kedepan.
oke thak's atas partisipasi kalian smuah atas komentarnya.
karya : willtonny.
Kurasakan hawa dingin ketika kulihat dia berada di depan kelasku. Si biang onar Rawson yang nyebelin. Sayangnya ternyata di dunia ini tidak hanya ada 1 Rawson, tapi 2! Bayangkan deh, punya kenalan orang gila yang berlipat ganda.
Tapi aku pura-pura saja tak melihatnya, itu jalan terbaik menurutku. Dan bisa ditebak Nick Rawson gemas. Digenggamnya tanganku dengan kuat, aku pun terseret ke dekatnya.
“Well, kunyuk, makasih, ya. Berkatmu aku jadi terlambat hari ini. Kau lupa kemarin kubilang akan menjemputmu pergi sekolah?” sindirnya sambil memiringkan senyum yang membuat banyak gadis kelepek-kelepek.
“Aduh, ada ya kau bilang begitu? Salah orang mungkin?” kilahku cepat, berusaha keluar dari cengkeraman tangan atlit baseball yang kuat itu.
“Tidak mungkin. Aku tak sudi mengajak cowok lain boncengan motor denganku.”
Aku kalah telak. Aku tahu dia hanya melakukan itu padaku. Spesial? Istimewa? Begitulah menurut teman-teman lainnya. Tapi jujur saja, aku merasa terusik. Dia bagai badai yang datang di senja hari yang nikmat untuk menikmati metahari terbenam.
Berkali-kali temanku mengingatkan bahwa Nick bisa saja kalap dan menyekap atau menyiksaku kalau terus-terusan mengabaikannya. Dia jadi posesif, sensitif terhadap semua keseharianku – dan menurutku, tak perlu ia pusingkan sama sekali.
“Ya ampun Nick, lepaskan Freno. Dia kesakitan, tuh,”
Ah, suara itu. Astaga, kenapa aku bisa masuk ke dalam situasi yang tak enak begini. Semakin ramai orang yang memperhatikan kami dan aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak meledak dan menghamburkan semua kekesalanku pada orang-orang ini.
“Diam, Sam. Cowok kunyuk ini lagi-lagi mengelabuiku!” tukas Nick tak gentar, menunjukku dengan telunjuk tangannya.
“Eh, siapa yang menipumu! Salahmu sendiri, aku kan tak pernah memintanya!” seruku kesal, Nick tersentak kaget.
“Duh kunyuk! Judes amat deh kamu!”
“Hei, kalian ini menghalangi jalan, tahu. Miss Genai mau lewat,” kata Sam mengingatkan.
Genai adalah anak konglomerat dan borjuis. Dia dihormati karena harta keluarganya yang sangat berlimpah. Semua itu membuatnya merasa memiliki pengaruh besar karena sering mendermakan hartanya untuk sekolah. Dan lebih parah lagi, dia meng-makeover habis-habisan fisiknya untuk mendekati – yah – si kembar Rawson.
“Hah, buat apa aku kasih jalan dengannya! Kan masih banyak jalan lain!” kata Nick cuek, ceplas-ceplos tepat ketika Genai yang berdandan menor berada 5 meter darinya.
Mata gadis itu berang, tapi ia hanya menatapku. Dia berasumsi akulah yang membuat si kembar Rawson menjauhinya.
“Cowok kuper disini, hush!” katanya memerintah dengan kasar padaku.
Nick jadi emosi dan lepas kendali. Hampir saja Genai mendapat tinjunya kalau Sam tak segera menarik tangan kembarannya.
“Hati-hati kalau ngomong, dasar tante-tante!” maki Nick keras.
“Idih, kamu yang hati-hati! Siap-siap pergi dari sekolah ini!” balas Genai tak mau kalah, meskipun hatinya kebat-kebit mengingat ia bicara dengan orang yang ditaksirnya diam-diam (meski itu sudah menjadi rahasia umum).
“Aku nggak takut uang keluargamu!” seru Nick lagi.
Nah, inilah giliranku. Secepat kilat aku berlari ke dalam kelas, dan menutup pintunya. Nick sadar dan ngamuk kembali. Dia menggedor-gedor pintu seperti kesurupan.
“Fren! Oi, Freno! Lihat aja! Kau takkan lolos dariku!!” ancamnya menakutkan.
Aku menggigil di balik pintu. Sedangkan teman-teman sekelasku yang dari tadi menyaksikan peristiwa itu hanya bisa tertawa dan menabahkanku. Beruntung aku tak sekelas dengan Nick dan bel berbunyi. Sam duduk di sebelahku – hal yang paling membuatku merasa risih. Dan saat-saat paling mengesalkan di dalam kelas adalah duduk di dekat Sam.
“Kamu jauh-jauh deh, aku lagi malas nih!” kataku merengut.
“Hei, aku murid kelas ini. Terserah dong mau duduk di mana,” Dia tetap tak peduli sejelek apa pun ekspresi yang kupasang dan mengeluarkan buku-bukunya. Alasan aku tak senang dengan Sam yang bak pangeran ketimbang Nick yang dewa kematian? Wah, di dekatnya kau serasa seperti lumut kecil yang tak berharga dan dia adalah bunga indah yang selalu mekar. Sam si juara kelas, penerima beasiswa prestasi, juara olimpiade sains dan lain-lain. Meskipun enak mendapat guru les gratis di sampingmu, tapi sangat tak enak ketika gurumu hanya memandangnya sementara kau sudah menunjuk tangan untuk menjawab. “Frena, kurasa aku harus bicara baik-baik dengan Nick. Dia itu terobsesi padamu.”
“Aku tidak mau. Bagaimana caranya bicara dengan orang kasar seperti dia?”
“Dia itu menunggumu tahu, kau saja yang tak peka.”
“Menjemputku?” mataku membesar, baru sadar.
Sam mengacak rambutku dengan gemas. Sebagian cewek di kelasku memandang dengan cemburu. Aku akrab dengan si kembar Rawson yang populer. Yah, kisah cinta tak pernah terjadi untukku, tapi Nick salah paham dengan sikapku sebagai teman dekat cowok satu-satunya ketika masih kecil. Dia yang dulunya sakit-sakitan dan lemah selalu dikucilkan dan ditindas. Lalu akulah yang datang sebagai penyelamat, seperti superhero. Seperti cerita-cerita di komik Jepang. Tapi ini sungguhan. Kami berada di TK dan SD yang sama hingga akhirnya pisah SMP dan SMA. Tak heran bahwa meski rumah jauh, kami tetap sahabat dekat.
Nick berjanji untuk menjadi kuat dan melindungiku kelak, dan aku akan menjadi dokter yang mengobatinya. Sedangkan Sam akan menjadi peneliti handal yang diidam-idamkannya; kerja di laboratorium.
Duh, cita-cita anak kecil yang mengubah segalanya. Nick serius dan berjuang keras, tapi kabar yang kudapat dari Sam, setelah 3 tahun SMP berbeda denganku (aku dan Sam selalu bersama karena nilai Nick tak mencukupi untuk masuk SMP kami berdua) maka dia berjuang sekuat tenaga dan belajar dengan Sam agar bisa satu sekolah denganku.
Dan hasilnya membuatku kecewa berat, disamping aku bangga padanya yang telah berubah menjadi atlet tim baseball yang cukup terkenal. Dia selalu mendekatiku tak tanggung-tanggung, membawakan segala macam hal yang sangat memalukan dan membuat semua orang jadi tahu hubungan kami (yang sepertinya memang tujuannya).
Dan parahnya, aku selalu menghindarinya. Klimaksnya, dia jadi frustasi dan mendapatkan segala cara agar aku mau menatapnya, sekali saja.
“Oke, aku akan bicara padanya,” kataku pasrah. Memang inilah jalan terbaik.
“Oke, nanti aku akan sampaikan,” sahut Sam seraya mengerjakan soal-soal di buku.
“Dan bilang jangan norak! Kalau tidak, aku tak mau bertemu dengannya.”
Sam terkekeh dan mengangguk lagi. Untuk urusan hubunganku dengan Sam, semua berjalan lancar. Aku tak pernah punya rasa apa pun selain kagum pada kejeniusannya. Dan aku tahu dia menikmati itu.
—
“Aku tidak terima,” jawab Nick segera ketika kukatakan aku menganggapnya teman saja.
“Oh, Nick…” aku mengerang lemas. Gawat kalau orang ini emosi kembali.
“Tidak, Fren. Kau yang membuatku mempunyai tujuan hidup. Dan tak lengkap hidupku bila kau tak bisa kumiliki. hanya sekedar dipandang saja!” Dia menatapku nyalang dari mata elangnya yang tegas. Aku gemetaran. “Kau tahu, bertahun-tahun aku memendam kesal dan iri pada Sam yang selalu bersamu, dan seakan aku tak tahu saja kalau dia juga menyukaimu, tahu!”
Petir menyambarku begitu saja di tengah terikanya cuaca siang ini. Masa sih? Pasti ini cuma alasan yang dibuat-buat Nick agar dia mendesakku untuk memilih antara dirinya dan Sam. Tapi dia tak melakukannya. Dia hanya memberikan sekotak kecil bingkisan dengan pita emas yang indah.
“Aku memutuskan untuk ikut sekolah akademi di luar kota minggu depan.”
“Kau diusir karena menentang Genai?” mataku membelalak kaget.
“Tidak mungkinlah! Aku tidak cocok belajar di sekolah kalian yang kelewat rapi dan bersih itu!”
Kami tertawa bersama. Kuperhatikan matanya yang cerah dan menerawang ke depan. Ke arah matahari yang terbenam. Sekarang dia bukanlah badai, tetapi burung yang hendak terbang bebas, mencari tempat tinggal baru sebelum malam mendekapnya tanpa cahaya.
—
“Frenooo!! Sudah kubilang jangan begadang!” seruan Sam mengagetkanku yang sedang terburu-buru memeriksa jadwal praktek hari ini. Dia membuka pintu kamarku dan menerobos masuk. “Kau jangan terlalu baik, menggantikan shift temanmu! Jadinya kau sendiri yang susah, kan?”
“Aduh Sam, bisa enggak kamu menolongku di sini daripada ngomel-ngomel nggak jelas di sana?” sahutku kesal menyibakkan rambut lurusku yang panjang.
Sam mengambil pita dan menggenggam rambutku, kemudian mengikatnya dengan perlahan sementara aku memasang benda berkalung dingin di leherku. Liontin berbentuk stetoskop yang indah.
“Masih disimpan ya mainan itu?” oloknya.
Wajahku memerah. “Ini bukan mainan, tahu.”
“Terus?”
Aku tak menjawab dan menghempaskan bantal ke Sam yang berhasil dilewatinya.
“Oh no, Miss Rawson, jangan kasar. Bagaimana kekasihmu nanti tahu kau berubah ganas dalam 7 tahun terakhir ini?” tawanya berderai-derai di kamarku. Itu ejekan maut, aku tak pernah bisa melawannya, dan hanya akan semakin memalukan saja. “Dia akan menghukumku yang tak mendidikmu menjadi laki-laki baik-baik!”
“Aku masih Mr. Frena, tahu!”
“Dan sebentar lagi, Freno Rawson!”
Ketika aku ingin membalas, ibu memanggil kami, mengingatkan bahwa hampir tiba waktunya pesawat yang membawa kembali orang yang akhirnya kucintai itu dengan selamat hampir tiba. Kami bergegas ke garasi dan Sam menyetir. Ketika sampai di bandara, kulihat dia sudah ada di sana. Kulitnya agak gelap terbakar, otot-otot lengannya tampak jelas. Rahangnya tegas dan terbentuk semakin sempurna. Gayanya masih sama seperti dulu, ketika menungguku datang. Tak peduli betapa banyak wanita-wanita cantik meliriknya, dia hanya menatapku, menembus orang-orang.
Aku berlari memeluknya dengan haru. Dia tertawa, aku tertawa, dan Sam tertawa. Kami tiga sekawan yang tak terpisahkan. Menjadi satu dan bersama hanya karena impiandan cita-cita konyol yang indah.
END
@tigergirlz, @sho_lee, @arifinselalusial, @FransLeonardy_FL, @3ll0, @TARRY
maaf yang ku mention hanya yang kasih komentar.
jadi yang pengen di mention pm aja.
Awalnya ngira si Aku tu cewek,namanya ada yg Freno n ketulis Frena..
btw Freno tu Cowok cantik ya?