It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
nunggu moment yang pas. . .
selamat menunggu. . .
@mustaja84465148
@adinu
@Tsu_no_YanYan
@reenoreno
@elul
@san1204
@alfa_centaury
@3ll0
@d_cetya
@rezadrians
@Gabriel_Valiant
@kimo_chie
@bodough
@rezka15
@Xian_Lee
@DM_0607
Sipppp ditunggu.
feb 2017
:v
sedikit bocoran lek
Ditunggu dah updatetannya n moga lancar.
by : imt17
"rahasia"
Sepekan sudah kepergian kak Nissa ke mangga dua, dan selama itu pula aku dan bang Ihsan menghabiskan waktu bersama, mulai dari membereskan rumah sepulang sekolah atau sekedar acara masak-memasak bersama, Setelah deklarasi bahwa aku resmi menjadi 'adik'nya minggu lalu, kami semakin intim saja, bukannya seperti 'adik-kakak', aku dan bang Ihsan malah seperti pasangan homo, seperti saat ini, bang Ihsan sedang sibuk memasak, sementara aku mempersiapkan meja makan dengan piring, sendok, serta gelas untuk kami pakai sarapan pagi ini.
"ambilkan abang mangkuk itu di" tunjuknya ke arah rak piring, aku bangun dari kursi tempat ku duduk, dan mengambil mangkuk yang ditunjuknya, bang Ihsan tampak serius memindahkan isi wajannya ke dalam wadah yang ku berikan tadi, 'bapak rumah tangga idaman semua wanita' pikirku dalam hati.
bel rumah di depan berbunyi, ada tamu sepagi ini, aku beranjak mau membukakan pintu, tapi bang ihsan lebih dulu,
"biar abang saja" bang ihsan menyerahkan spatula dan mangkuk yang membuatnya sibuk,
dan bergegas ke pintu depan, kuperhatikan bang Ihsan dari belakang, sambil berjalan dia mengusap-ngusap tangannya yang berminyak di belakang celananya.
Tak lama bang Isan kembali bersama tamu kami, dia adalah Ilham, yaaa ilham si tukang ojek siapa lagi, tampaknya acara sarapan pagi kami nan romantis akan terganggu dengan makhluk si jari kriting, aku menyumpahi nasi goreng yang baru saja ku letakkan di atas meja 'semoga situkang ojek jari kriting itu sakit perut setelah selesai sarapan, atau semoga saja dia keracunan' walaupun aku tau di nasi goreng masakan bang Ihsan sama sekali tak pernah ada racun,
'semoga' sekali lagi harapanku entah kepada siapa, tuhan jelas tak mau mengabulkan doa jahat ini.
"wahhh so swiiiit, yay, ehhh bang Ihsan masak khusus buat aku ya?" ilham unjuk gigi, jarinya mungkin sudah wisuda dua kali sepanjang sejarah hidupnya dengan gelar jari S2(jari susi-sebutanku untuk para banci) luwes menunjuk ke arah meja makan, langsung duduk, mengambil piring dan sendok nasi, sungguh dia mengabaikan kode etik bertamu, atau dia memang tak punya rasa malu, rasa kesalku bertambah, sejak sebelum nasi goreng di sajikan aku sudah lebih dulu berniat menyendokkan nasi ke pirng bang Ihsan agar dapat mempertahankan gelarku sebagai adik yang 'baik', tapi buyar, sebelum aku melakukannya jari S2 telah lebih dulu melakukan peranku, bahkan sebelum mengambil nasi untuknya, piring yang sudah terisi nasi dia berikan kepada bang Ihasan dengan senyum genit, hissssh menjijikkan, selera makanku langsung hilang.
***
Aku sedang mencuci piring sekarang, piring kotor sisa sarapan pagi ini, sementara bang Ihsan sedang berbincang-bincang dengan tamunya di beranda depan rumah, sedikit kesusahan aku memutar keran untuk mematikan aliran air yang selesai ku gunakan, sejak tiga hari yang lalu, tiga kali juga aku menghubungi tukang ledeng untuk memperbaikinya, bukan tukang ledeng yang datang, malah tetangga yang tak di harapkan yang hadir sekarang.
selesai membersihkan dapur aku aku langsung ke depan, ke beranda dimana bang Ihsan dan jari S2 berbincang, tapi langkah ku terhenti di depan pintu, ku sembunyikan badanku di balik pintu, penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, karena nama ku dan kak Nissa di sebut-sebut,
di samping kiri pintu ada jendela nako yang berjejer rapi, di sana lah aku menguping pembicaraan mereka, mengendap-ngendap seperti maling.
"apa tidak keterlaluan ham?" bisa ku bayangkan wajah bang Ihsan saat bertanya, kedua alisnya akan bertaut, dan tampang itu akan terlihat lucu, aku jadi ingat wajah itu pertama kali ku lihat di terminal pinang baris
"yayank Ican tak usah takut, semuanya biar iam yang atur yang" aku tau ilham yang aku tau melambai memang, sangat melambai, tapi suaranya kali ini sangat-sangat melambai, bahkan tante girang saja lewat, dan apa itu tadi? yayang ican, ya tuhan, semuga otak kotorku tak pernah merangkai cerita bahwa jari S2 ada sesuatu dengan bang Ihsan, betapa menggelikan saat bang Ihsan di panggil yayang, bukannya terdengar mesra, menjijikkan, iya!, dan 'iam'? cukup, aku mau muntah.
Aku tak berniat melanjutkan acara menguping pembicaraan mereka, sebentar saja mendengar, perut ku sudah mulas di buat si jari S2,
Ada nama Rio di layar hape ku, sebuah pesan masuk
"hai dias, sudah sarapan?" begitu pesan ku buka, bayangan senyumku di cermin begitu lebar, jika wajah ku sejelek joker di film batman, kami pasti terlihat serupa, ku alihkan perhatian dari si joker, fokus kembali ke balasan pesan bang Rio, harus ku balas tak kalah perhatian,
"udah bang, kalu bang rio?" pesan terkirim, berapa kali ku ketik kata-kata yang panjang, dan dengan perhatian berlebih, ku hapus, dan kembali ku ketik pesan serupa yang berbunyi sama, akhirnya pertanyaan berbalik lah yang bisa ku kirim, aku mengutuk diriku yang kurang lihai dalam mengolah kata
"sudah, btw ada rencana kemana hari ini?" cuma butuh waktu menunggu sepuluh detik, balasan langsung ku terima, aku terkagum-kagum dengan kecepatan dia mengetik pesan, sepertinya dia tak perlu berpikir, tak perlu salah tingkah sepertiku
"gak ada, free " pesan terkirim, aku lupa bertanya, mungkin dia berniat mengajakku jalan-jalan hari ini, tak ada salahnya iseng bertanya, ku ketik lagi pesan kedua,
"kenapa? mau ngajak jalan?" pesan ke dua pun menyusul, terkirim
"hehe iya " kali ini pesannya masuk di detik ketiga setelah pesanku terkirim, ya, chat pesan pun berlanjut
"kemana?" pesan terkirim, aku berharap Rio menjawab 'kemana saja asal bersamamu',
aku kembali melirik cermin di tempat ku berdiri sejak tadi, kini bayangan itu tak seperti joker, lebih mirip ilham si S2, jalang.
kali ini aku menunggu sedikit lama, mungkin dia sedang melakukan sesuatu disana, hingga pesan balasan harus ku tunggu beberapa menit kemudian,
suara tv terdengar sayup-sayup, Raffy Ahmad dan nagita slavina sedang berbincang, sesekali suara teriakan para alay menyambut di sela joke-joke yang di sampaikan oleh raffy dan denny, bang Ihsan nonton Dahsyat rupanya, mungkin sijalang S2 sudah musnah dari rumah ini, aku lebih setuju jika dia musnah dari muka bumi
"keliling kota medan, mau?" kalau tadi aku senyum-senyum sendiri, sekarang aku sukses lompat-lompat, kakak kelas itu mengajakku berkeliling hari ini
kali ini tanpa pikir panjang, ku ketik 'mau bang', tapi ku ralat, terdengar seperti bocah mau-an,
"ide yang bagus", ku tekan tombol kirim
"oke, siap-siap ya, sebentar lagi aku jeput" aku senyum lagi
"siap boss!" pesan terakhir terkirim yang membuat ku tak sengaja meremas-remas guling, aku juga tak sadar sejak kapan aku berada diatas tempat tidur, bukannya tadi aku senyum-senyum di depan cermin, benar yang dikatakan afghan, sms-mu mengaklihkan dunia ku.
***