It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jngan lupa mention gue
oya , klo udah updet tolong di mensen ya aku??
sorry klo SR..
"Gak apa-apa ya tidurnya sempit-sempitan," kata Kang Leo.
Gue lihat kasur milik Kang Leo itu tipe single. Haha, gue malah seneng kali, Kang, bisa tidur dempet-dempetan bareng lo.
"Duh, Kang, Audy jadi ngerasa gak enak. Audy balik ke kamar aja deh," kata gue berbasa-basi, tentu aja gue gak mau balik ke kamar, tidur sendirian sambil nunggu di gangguin setan hiii
"Gak apa-apa kok, Dy, nyantei aja," katanya.
Yes, emang itu yang gue harapkan hehe
Kang Leo pergi ke kamar mandi, katanya mau cuci muka dulu. Pantes ganteng, ternyata dia rajin merawat diri. Ah, suka deh sama cowok yang bersih kaya Kang Leo.
Gue naik ke ranjang duluan, tiduran sambil membiasakan diri di atas tempat tidur yang menurut gue asing. Gue orangnya emang agak susah tidur kalau di tempat baru.
Tapi kasur Kang Leo ini empuk, enak kayanya buat di pake ml haha. Gila, baru tiduran di kasurnya aja gue udah ngebayangin yang enggak-enggak.
Otak gue emang mesum, tapi itu cuman sebatas fantasy doang. Gue belum berani buat ngepraktekin ide-ide binal gue di kehidupan nyata huhu
Kamar Kang Leo ini bersih dan wangi, beda kaya kamar gue yang bersihnya cuman sehari eh besok dan seterusnya malah kaya kapal pecah haha
Tiba-tiba Kang Leo masuk dengan wajah yang fresh. Ia lalu menutup pintu kemudian menguncinya. Tak lupa ia juga mematikan lampu sehingga ruangan menjadi gelap.
Gue deg-degan. Kok gue berasa mau di perkosa ya hehe.
Adegan ini tuh mirip kaya adegan-adegan orang yang mau ml.
Gue menggeser tubuh gue ketika Kang Leo naik ke atas ranjang. Bahu kita saling bersentuhan, tapi tidak sampai berhimpitan. Wangi sabun pencuci muka tercium oleh hidun gue. Aromanya begitu maskulin dan laki bangetlah pokoknya.
"Dy, ntar bangunin Akang jam setengah lima ya," kata Kang Leo.
"Nyubuh amat, Kang. Emang ada kuliah pagi ya?" tanya gue penasaran.
"Ah, enggak. Kan harus sholat subuh dulu," jawabnya.
"Oh, kirain hehehe" gue tersipu malu.
Kang Leo memang orang yang religius. Di kampus dia termasuk anak rohis sehingga dia begitu rajin beribadah. Meski begitu, Kang Leo bukan termasuk umat garis keras. Ia masih bergaul dengan baik seperti anak muda lainnya.
Terkadang gue ngerasa minder jika berdekatan dengannya, entahlah gue ngerasa kotor aja gitu.
"Yaudah, Akang tidur duluan ya, Dy,"
Gue merengut, "Yah, kok tidur sih. Audy gak belum ngantuk nih, temenin ngobrol dulu lah," pinta gue.
"Udah malem, dy, tidur sana!" perintahnya.
Gue melirik Kang Leo yang tidur terlentang di sebelah gue. Matanya sudah terpejam, tapi gue yakin dia masih terjaga. Yah, kecewa deh gue, padahal gue masih pengen ngobrol-ngobrol banyak hal dengannya. Banyak yang belum gue tahu tentangnya, termasuk apa dia sudah punya pacar atau belum.
Hening, hanya suara jarum jam yang terdengar. Sesekali suara kendaraan yang melintas di jalan raya sayup-sayup terdengar.
Gue masih menatap wajah Kang Leo yang terlihat damai itu.
Shit, rasanya gue pengen langsung mencumbu bibirnya, kemudian memeluk dan menikmati setiap jengkal tubuhnya. Tapi gue harus tahan hasrat terlarang ini. Gue gak mau hubungan gue dan Kang Leo rusak karena gue gak bisa menahan nafsu bejat ini.
Ternyata setan memang mempunyai caranya sendiri untuk menggoda manusia. Kendati tak ada Kuntilanak atau hantu lain yang menganggu gue, nyatanya godaan setan dalam diri gue memanfaatkan nafsu birahi gue pada Kang Leo. Dan untunglah saat ini gue masih mampu untuk menahan godaan itu.
Cahaya rembulan yang masuk lewat celah jendela tampak menyinari wajah tampannya. Kang Leo, sejujurnya gue memang ada sedikit rasa pada Akang. Tapi gue ngerasa gak pantes karena sudah menyalah artikan perhatianmu padaku.
Pada kenyataannya gue lebih nyaman dengan hubungan Kakak-Adik ini. Yah, meskipun terkadang sempat terbesit rasa ingin menjamah dan di jamah oleh Kang Leo. Tapi selama gue tahu batasan-batasan yang harur gue jaga, sepertinya itu bukanlah masalah besar kan hehehe
==========
==========
Keesokan paginya gue terbangun saat cahaya matahari sudah mengintip dari balik jendela. Gue tersentak ketika menyadari kalau matahari sudah meninggi di luar sana.
Gue telat ngebangunin Kang Leo buat sholat subuh, ahh mampus gue.
Keterkejutan gue belum usai pagi itu. Gue menyadari kalau Kang Leo ternyata sudah tak ada di samping gue lagi.
Dan oh my god, ternyata cowok ganteng itu lagi berdiri di depan lemari sambil membelakangi gue, sepertinya dia baru selesai mandi.
Kang Leo hanya memakai celana dalam segitiga berwarna biru muda yang menutupi bokongnya yang berisi dan padat itu. Punggungnya yang kekar tampak sexy dengan keadaan setengah basah. Ahh Kontol gue langsung ngaceng saat melihat pemandangan langka itu. Sial, baru semalam gue bertekad untuk menganggap Kang Leo sebatas abang gue sendiri.
Tapi sekarang dia seperti memancing-mancing monster di dalam diri gue yang meraung-raung ingin menyantap tubuhnya. Gue terus memperhatikan Kang Leo yang saat ini sedang memakai celana jeansnya. Damn, his so fucking sexy.
Setelah Kang Leo berganti pakaian, gue langsung memejamkan mata, berpura-pura kembali tidur.
"Dy, bangun, dah siang," gue ngerasa Kang Leo mengguncang-guncang tubuh gue dengan lembut.
Gue menggeliat erotis sambil menguap layaknya orang yang baru saja bangun.
"Nggh, jam berapa sekarang, Kang?" tanya gue seraya mengucek-ngucek mata gue.
"Udah jam 8 nih. Kamu ada kelas gak?"
Gue menggeleng pelan sambil memicingkan mata ke arahnya.
"Akang mau pergi ya?" tanya gue.
"Iya, Akang mau ke kampus dulu," jawabnya.
"Ah, yaudah atuh, Audy pindah ke kamar Audy dulu," kata gue seraya menegakan tubuh gue.
"Kalau kamu masih betah gak apa-apa kok. Kalau nanti kamu pergi, kuncinya bisa di titipin di warnet,"
Gue menggeleng dengan cepat, "Ah, gak usah. Audy balik ke kamar aja deh," kata gue buru-buru. Udah nginep semalam di kamar Kang Leo aja udah bikin gue ngerasa gak enak. Setidaknya gue harus tahu diri lah.
Kang Leo kemudian mengacak-acak rambut gue dengan gemas. "Yaudah sana cepat mandi, kayanya harus ada yang di tuntaskan tuh," katanya.
Gue mengkerutkan dahi karena tidak mengerti dengan perkataan Kang Leo barusan. "Maksudnya?" tanya gue heran.
Kang Leo tersenyum simpul. "Burung kamu berdiri tuh, dy. Pasti abis mimpi jorok ya, udah sana tuntasin dulu haha" ungkapnya sambil tertawa.
Gue reflek menoleh ke arah selangkangan gue. Mata gue membulat ketika melihat kontol gue yang menegang tampak tercetak jelas dari balik celana boxer yang gue kenakan. Dan parahnya, Kang Leo menyadarinya. Ahh, kampret.
"A-apa sih, Kang. S-siapa juga yang mimpi jorok yee..." seru gue berkilah, meskipun dengan nada gugup. Ahh, gue malu banget sumpah.
Kang Leo tidak berkata apa-apa, melainkan melirikku dengan pandangan tidak percaya. Sial, dia pasti sedang menggoda gue.
"Kok ngeliatnya gitu sih, Kang. Sumpah, Audy gak mimpi jorok ih!" kata gue bersikukuh, namun Kang Leo malah menyeringai nakal.
Ahh, malu banget, sumpah. Pasti sekarang muka gue merah banget. Kurang ajar lo, Kang.
Gue buru-buru bangkit sambil mencoba membetulkan letak celana gue agar kontol gue yang lagi ngaceng tidak kentara. Dan tanpa sepatah katapun, gue langsung ngacir keluar dari kamar ini. Sayup-sayup gue ngedenger tawa Kang Leo yang menggelegar, terdengar tampak puas. Ahh, Kang Leo kampret....
===========
===========
Sore itu gue baru pulang ngampus. Gue pulang ke kostan bareng Icha yang maksa pengen berkunjung ke kostan baru gue. Miris, padahal dia sendiri yang nemenin gue nyari kostan seharian, tapi dia malah belum pernah berkunjung ke kostan gue.
Waktu gue dan Icha balik ke kostan, kita gak sengaja ketemu Tyo yang lagi nyapu teras warnet. Oh, ayolah, gak sengaja dari hongkong, padahal kita tinggal satu atap hehe
"Hallo, dy, baru balik lo?" sapa Tyo pada gue.
Gue tersenyum sambil mengangguk, mengiyakan pertanyaan Tyo.
"Hehe iya, Yo," balas gue. "Warnetnya rame ya, Yo?" kata gue berbasa-basi.
"Ah, nggak kok, biasa aja. Mau mampir dulu gak? Ngadu PB yok?" katanya menawarkan.
"Kapan-kapan aja deh, Yo. Lagian gue lagi ada tamu," tolak gue secara halus. Sebenernya bukan karena gue gak mau nerima tawaran Tyo, tapi guenya aja yang gak bisa maen game adu strategy itu hehe
Gue lihat mata Tyo melirik Icha yang berdiri di samping gue. Duh, jangan sampe si Tyo naksir ama si Icha. Gak boleh itu, gak boleh. Apalagi kalau di depan cowok cakep si Icha emang suka ngedadak jaim dan feminim, jangan sampe si Tyo kepincut deh.
"Sapa tuh, dy? Pacar lo ya?" tanya Tyo sementara matanya masih melirik Icha. Sial, kok gue gak suka ya ngeliatnya.
"Bukan kok, cuman temen," jawab gue. Tadinya sih gue pengen bilang kalau Icha itu cewek gue biar mata Tyo berhenti jelalatan. Tapi kan gak mungkin juga gue ngomong gitu di depan si Icha.
"Cha, kenalin ini Tyo, temen SMP gue," gue memperkenalkan Icha pada Tyo dan begitu sebaliknya, "Yo, kenalin ini Icha, temen sekampus gue,"
Tyo dan Icha saling berjabat tangan sambil memperkenalkan diri masing-masing. Entah kenapa ada rasa kesel dan gak suka saat melihatnya. Egois? Yah, anggap aja kaya gitu.
"Yaudah, kita masuk dulu ya, Yo," kata gue pamit pada Tyo dengan ketus karena udah kepalang badmood.
"Iya, silakan," katanya mempersilakan. "Oh ya, dy. Di sini gak boleh mesum ya!" bisik Tyo pada gue.
Gue berdecak kesal, "Ya enggaklah, emangnya gue cowok apaan?!" protes gue gak terima.
Kurang ajar si Tyo, bisa-bisanya dia nuduh gue mau mesum ama si Icha. Gue kan bukan orang semacam itu, maksudnya kalau ama cewek. Kalau mesumnya ama cowok... Yah, bisa di negolah hehehe
"Bercanda kali, gitu aja marah hehe" balasnya, sementara gue tetep memasang wajah bete.
Tanpa berbasa-basi lagi, gue langsung mengajak Icha masuk ke dalam rumah. Gue gak mau ngebuat dia dan Icha berlama-lama ngobrol, jahat banget ya gue. T.T
Selama perjalanan ke kamar, gue dan Icha gak saling membuka suara. Gue juga ogah sih, maklum gue orangnya emang mood-moodan.
"Wah, kostan lo adem ya, dy," ucap Icha ketika kami sudah sampai di kamar.
"Iya dong, siapa dulu yang milih..." kata gue bangga.
Icha langsung duduk di atas karpet plastik, sementara gue langsung tiduran di atas kasur busa gue, yah gak senyaman kasur spring bed milik Kang Leo sih, tapi lumayanlah dari pada harus tidur di lantai.
"Berapa nih sebulannya?" tanya Icha.
"Mintanya sih 500 ribu, tapi gue tawar jadi 450 ribu," jawab gue.
"Ohh, lumayanlah..." si Icha bergumam sambil memperhatikan setiap sudut kamar Gue.
Wah gawat nih kalau si Icha betah, bisa dateng tiap hari dong entar. Dulu sih si Icha jarang ke kostan gue karena jauh, tapi sekarang kostan gue ama kostan si Icha cuman beda RT RW doang.
"Ngomong-ngomon temen lo cakep juga yah," kata Icha tiba-tiba.
Deg, akhirnya si Icha membuka topik yang sebenernya males gue bahas. Gue emang semacem males gitu ngedengerin orang lain ngomongin orang yang gue suka dengan berbinar-binar seakan-akan gak peduli gimana perasaan gue.
"Siapa maksud lo?" kata gue dengan malas, pura-pura gak ngeh.
Icha merengut, "Ihh, itu loh cowok yang tadi... Tyo!!" serunya.
"Ohh..." gue bergumam acuh tak acuh. "Sorry, temen gue yang cakep kan banyak," kata gue asal.
"Lagian ngapain lo nanya-nanya tentang Tyo? Lo naksir ya?" tanya gue.
"Ya gak apa-apa sih, cuman nanya doang kali. Lagian gue juga udah punya orang yang gue taksir," ungkapnya.
"Wah, siapa tuh orang yang sial karena di taksir cewe kaya lo?" tanya gue penasaran. Gue kok jadi kepo ya, tapi gak apa-apa deh, siapa suruh dia gak pernah cerita sama gue kalau dia lagi naksir seseorang.
"Mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Gak jadi deh, gak penting juga buat gue," balas gue sehingga membuat Icha merengut kesal.
"Ihh, Audy, gak seru banget sih lo!" protesnya. Dalam hati gue ngikik, dia pikir gue anak alay yang bakal kejebak pertanyaan semacam kaya gitu. Apapun jawaban gue, ujung-ujungnya pasti gue di ledekin kepo, trik lama hihihi
"Ya kalau lo mau ngasih tahu ya sukur, nggak juga gak masalah buat buat gue," kata gue beralasan.
"Yaudah gak usah aja ya. Toh baru naksir juga, kalau udah jadian baru gue kasih tahu deh," katanya.
Gue mendesis, kirain dia bakal nyerah terus ngasih tahu siapa gebetannya. Kan gue jadi makin penasaran huhuhu. Tapi yasudahlah, gak penting juga buat gue.
"Terserah lo aja deh, Cha, yang penting jangan lupa traktirannya," kata gue dengan males.
"Sip deh. Lagian kalau gue gak jadi jadian ama dia, kan gue masih punya cadangan lain,"
"Siapa? Gue ya?" tanya gue dengan pedenya. Yah, bukan geer sih, tapi kan sapa tahu aja sebenernya si Icha itu diem-diem naksir gue juga. Toh, gue gak gak jelek-jelek amat, masih gak malu-maluin deh kalau di bawa ke kondangan hehe
"Uh, sorry ya, siapa juga yang suka sama lo. Tipe cowok gue itu yang macho dan laki banget tahu!" sergah Icha.
"Hey, maksud lo gue gak macho dan laki banget gitu?!" protes gue tak terima.
Icha tampak berpikir, kemudian menjawab. "Gak gitu juga sih. Tapi lo mah lenjeh sih kaya cewe!" ujarnya.
"KAMPRET!" seru gue kesel, masa gue di katain lenjek kaya cewe, jelas gak terima dong gue.
"Maksud gue, lo itu terlalu lemes, gak cocok deh buat di jadiin pacar mah hahaha" ledeknya sambil menertawakan gue.
"Kata siapa gue gak cocok di jadiin pacar? Lo gak tahu ya di kampus banyak cewek yang ngantri pengen jadi pacar gue!" sahut gue bersikeras.
"Iya deh yang ganteng..." katanya menyerah. Sementara gue langsung mengangkat dagu dengan bangga.
"Terus cadangan yang lo maksud itu siapa kalau bukan gue?" tanya gue kembali ke topik semula.
"Cadangan gue si Tyo. Kalau gue gak jadi ama gebetan yang sekarang, gue deketin dia aja ah." ungkap Icha dengan santainya.
"Kurap, dasar cewek gatel!" umpat gue tanpa sengaja. Mungkin dia nganggep umpatan gue ini cuman becandaan, tapi sorry Cha, kata-kata gue barusan itu murni dari lubuk hati gue yang terdalam hahaha
Gue jadi kesel lagi sama si Icha, padahal tadi gue udah lega kalau si Icha gak ada rasa ama si Tyo. Ehh, sekarang dia malah ngomong kalau si Tyo itu cadangan gebetannya. Duh please deh, emangnya my lovely Tyo itu ban serev ya di jadiin cadangan segala. Pokoknya gue gak akan biarin si cewe rempong itu ngerebut Tyo gue hehehe
=============
=============
@3ll0 @Shimizu_Gyoda21 @san1204 @d_cetya @bumbu @ularuskasurius @Tsu_no_YanYan @arieat @kucingnekat @Hiruma @animan @aicasukakonde @dafaZartin @arGos @yuzz @edwardlaura @PahlawanBertopeng @chasper @miw @Xanderz @Xian_Lee @Fuumareicchi @ALEXANDERDINATA @Jean_Grey @ying_jie @mikaelkananta_cakep @reza_agusta89 @rakayofn @DimasAnjas @arifinselalusial
Serta turut mengundang penghuni BoyzStories lainnya :
- Gak jadi turut mengundang deh, entar di sangkanya SKSD hha
Sorry ya updatenya agak lama, lagi kena penyakit males nih hhe
kira-kira alur ceritanya terlalu lambat gak ya? kalau iya di usahain next update di percepat aja alurnya hhe
Udah tidur bareng aja semua hahaha
Ya seganteng2nya setan tetep aja serem kali, paling terhipnostis kali ya hha
namanya juga bot jarang di belai hha
belum kelihatan sih sebenernya siapa aja yg mulai ada rasa ama audy, si audy aja yang kegeeran hahaha
hahaha fans kang leo mulai hadir
gak kuat di apain tah hha
makasih yaaa
justru gara2 si kunti makanya si audy harus tidur ama salah satu cowok kece itu, kayanya audy harus say thank you ama si mba K hha