It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Suarakita.org- Di Indonesia sebagian kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender LGBT masih banyak yang mengalami diskriminasi.
Sebuah laporan tentang kondisi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Indonesia. Yang diinisiasi oleh Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani pembangunan (United Nations Development Programme/UNDP), Diluncurkan pada Selasa (17/6/2014). di Menara Thamrin, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat. Yang dihadiri oleh, Komisioner Komnas Ham, Komisioner Komnas Perempuan, Pejabat Kementerian Hukum dan Ham, aktifis LGBT, akademisi dan media.
Beate Trankmann, Country Director UNDP Indonesia, mengatakan laporan yang telah dihasilkan ini mengkorfimasikan bahwa LGBT seringkali tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam menikmati pembangunan di Negaranya sendiri. Karena masih adanya perlakuan diskriminasi.
Dalam kesempatan yang sama Dede Oetomo, akademisi dan aktifis yang memperjuangkan kesetaraan bagi kelompok LGBT mengatakan bahwa laporan ini merupakan hasil dari dialog forum LGBTIQ se Indonesia tahun 2013 di Bali. Pada pertemuan tahun lalu itu, ada 71 peserta dari berbagai organisasi hadir untuk membahas permasalah-permasalah yang dialami oleh LGBTIQ di Indonesia, hingga kemudian jadilah laporan ini.
melalui pres rilisnya UNDP Indonesia menuliskan beberapa temuan diantaranya :
Perundangan-undangan. Perundangan-undangan nasional umumnya tidak mengenali atau mendukung hak-hak kaum LGBT, meskipun homoseksualitas tidak dikriminaslisasi. Tidak adanya undang-undang anti-diskriminasi yang spesifik yang berkaitan dengan orientasi seksual atau identitas gender (SOGI). Karena perundang-undangan Indonesia hanya mengakui jenis kelamin laki-laki dan perempuan, kaum transgender yang tidak memilih untuk menjalani operasi pergantian kelamin dapat menemui masalah dengan dokumen identitas dan hal-hal terkait. Homoseksualitas dikriminalisasi dalam peraturan daerah di mana hal itu digambarkan sebagai perilaku tidak bermoral, meskipun empat dari lima peraturan yang relevan tidak menyatakan hukuman secera eksplisit.
Diskriminasi. Diskriminasi terhadap kaum LGBT ditempat kerja tidak mendapatkan perhatian yang signifikan. Dan tidak ada undang-undang anti-diskriminasi maupun kebijakan atau pernyataan yang jelas yang melindungi hak-hak pekerja LGBT. Sebagian besar diskriminasi diarahkan pada perempuan transgender, yang menghadapai tantangan pekerjaan yang stabil, diskriminasi perumahan dan kartu identitas, baik untuk mendapatkan maupun untuk tidak menyatakan pilihan jenis kelamin.
Sikap sosial dan Budaya: Terdapat kesenjangan antara mereka yang progresif dan menerima kaum LGBT dan sebagian besar masyarakat yang tidak tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan orientasi seksual atau identitas gender. Kaum transgender memiliki visiblitas yang tinggi. Kebanyakan orang tidak tahu tentang LGBT secara terbuka. Masyarakat menunjukan toleransi, bukan penerimaan, terhadap orang-orang dengan orientasi seksual dan identitas gender yang beragam. Meskipun demikan, hal ini tidak terjadi dalam satuan-satuan keluarga.
Keluarga: Penerimaan oleh keluarga dibatasi oleh tekanan tradisi dan budaya yang kuat untuk memasuki pernikahan heteroseksual dan membentuk keluarga, serta interprestasi konservatif dari teks-teks agama.
Kesehatan: Informasi dan sumberdaya kesehatan untuk kaum LGBT sebagian besar berkaitan dengan HIV dan infeksi menular seksual. Layanan seksual dan reproduksi ditujukan kaum heteroseksual. Terdapat kebutuhan untuk konseling dan perhatian terhadap permasalah-permasalahan psikoseksual dan kesehatan seksual bagi semua kaum LGBT, informasi dan dukungan bagi kaum transgender dalam kaitanya dengan terapi hormon, dan untuk memperluas dan membangun pelatihan bagi petugas kesehatan sensitivitas mereka terhadap permasalahan-permasalahan kaum LGBT.
Pendidikan dan Kaum Muda: Kurangnya pendidikan tentang seks dan seksualitas di sekolah-sekolah, dan hal-hal khusus yang berhubungan dengan seksualitas LGBT, dikombinasikan dengan kurangya informasi dan bimbingan dari orang tua, berbahaya bagi rasa percaya diri kaum LGBT muda. Pelecehan (Bullying) siswa LGBT juga menjadi perhatian.
Kapasitas Organisasi Akar Rumput: terdapat cukup banyak organisasi LGBT di Indonesia: dua jaringan nasional dan 119 organisasi di 28 dari 34 propinsi, dengan susunan, ukuran dan usia yang beragam. Mereka aktif dalam hal-hal kesehatan, publikasi dan penyelengaraan kegiatan-kegiatan sosial dan pendidikan. Organisasi-organisasi yang diservei berpendapat bahwa akses mereka terhadap sumber-sumber pendanaan pada umumnya lemah, dengan berbagai tantangan dalam manajemen sumber daya manusia dan organisasi. Mereka menghadapi tantangan dari segi pengetahuan untuk mendaftarkan organisasi secara hukum, menyelengarakan kegiatan dengan menghadapi oposisi keras, dan kurangnya dukungan dan perlindungan pemerintah.
Media: Kualitas media tentang isu-isu LGBT di Indonesia bervariasi, mulai dari mendukungg sampai bermusuhan. Teknologi komunikasi informasi digunakan kaum dan organisasi LGBT untuk menyebarkan informasi, dan mengembangkan dan mempublikasikan materi-materi budaya.
Yuli Rustinawati, sekjen Arus Pelangi. Mengatakan bahwa UNDP sebagai sebuah lembaga Internasional telah memberikan ruang bagi kelompok LGBTIQ untuk bersuara akan hak-haknya, dan ia berharap pemerintah Indonesia juga melakukan hal yang sama terhadap kelompok LGBT, karena walau bagaimanapun LGBTIQ adalah warga negara yang wajib mendapatkan hak yang sama seperti warga negara yang lainya. (YatnaPelangi).
Suarakita.org- Lebih dari dua puluh calon Romo (Frater) hadir berdiskusi bersama Hartoyo, direktur Suarakita dan Yulianus Rettoblaut ketua Forum Komunikasi Waria di Asrama Xaverian, Jakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah ingin membangun kesadaran Frater agar lebih sensitive lagi akan keadaan kelompok minoritas khususnya LGBT.
Dalam acara yang berlangsung 10 Juni 2014 ini menceritakan tentang pengalaman dua aktivis LGBT akan orientasi seksualnya. Yulianus mengungkapkan pengalamannya sebagai seorang waria dari Maluku Utara yang hijrah ke Jakarta karena mendapatkan diskriminasi dari keluarga. Sesampai di Jakarta waria yang akrab disapa Mami Yuli ini juga mendapatkan diskriminasi karena penampilannya yang jauh dari “cantik” dan dianggap waria tidak layak mangkal. Mami Yuli juga sempat beralih profesi menajdi gangster yang sampai akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan hak-hak waria dengan membantu pendidikan berwira usaha dengan dibantu beberapa gereja di Jakarta.
Hartoyo, direktur Suarakita juga berbagi kisah hidupnya sebagai seorang homoseksual. Dimana Toyo, panggilan akrabnya dibesarkan dari keluarga islam yang fundamentalis sehingga menjaga jarak orang dengan keyakinan yang berbeda. Jarak tersebut mulai memudar disaat Toyo bekerja di LSM Heiver yang focus memberdayakan petani di Indonesia. Tasir agama islam yang melarang homoseksual sempat membuat pergulatan batin Toyo.
Setelah sesi diskusi Joni, salah satu frater berpendapat waria yang penampilannya feminine bisa diubah menjadi rambut pendek seperti laki-laki, disini Hartoyo mengajak para pastor untuk mendalami lagi teologi dan filsafat dari pemikiran postmodern yang mempertanyakan kembali tentang konstruksi gender bahwa pakaian tidak berkelamin setiap orang memiliki hak untuk berekspresi. Dalam diskusi yang berlangsung tanggal 10 Juni 2014 ini juga mengisahkan berbagai diskriminasi yang terjadi pada waria dan gay di Indonesia. (Rikky)
Jerman telah memberlakukan hukum bagi bayi-bayi yang lahir dengan jenis kelamin ke tiga, yang disebut Intersex.
Jenis Kelamin ditentukan dari perkembangan alat kelamin. Tetapi nyatanya, jenis kelamin bisa saja tak jelas. Bagaimana jika Anda bukanlah seorang perempuan dan bukan juga seorang laki-laki? Itu artinya Anda memiliki jenis kelamin ke tiga, atau Intersex, sebuah jenis kelamin yang hanya diakui di beberapa negara.
Pertanyaan pertama yang diajukan oleh orang tua saat anaknya lahir adalah apakah anak mereka laki-laki atau perempuan. Akan tetapi, di satu kasus dari beberapa ribu kasus kelahiran, dokter atau bidan bisa saja kesulitan untuk menentukan jenis kelamin seorang bayi. Apakah bayi itu laki-laki, perempuan atau Intersex.
Jika organ kemaluan luar seorang bayi terlihat ambigu, yakni jika penisnya terlalu kecil atau klitorisnya terlalu lebar- maka bayi tersebut bisa disebut sebagai bayi Intersex, sebab bayi tersebut telah mengalami gangguan atau kelainan perkembangan seksual, disebutnya: Disorders or Differences of Sexual Development (DSD).
Jerman akhirnya memberlakukan sebuah undang-undang yang mengakui keberadaan orang-orang Intersex. Undang-undang ini memberikan pilihan bagi orang tua untuk membiarkan keterangan jenis kelamin anak-anak mereka di sertifikat kelahiran serta dokumen-dokumen lain tetap kosong, sehingga anak-anak bisa memilih sendiri jenis kelaminnya nanti.
Merasa Aneh Tapi Tak Tahu Kenapa
Reinie Bloemendaal adalah seorang ibu yang mempunyai anak dengan kelamin Intersex. Ia mengatakan ada sesuatu yang aneh pada anaknya tapi, ia tak tahu apa. Sewaktu lahir dokter memberitahunya bahwa anaknya adalah laki-laki dan memiliki penis. ”Saya tak pernah mendengar tentang ‘interseksualitas’. Tak seorangpun berbicara soal itu.” Ada laki-laki dan perempuan dan tak ada lagi jenis kelamin selain itu, sambungnya.
Kini anaknya, Maya Posch yang berkelamin Intersex telah berusia 30 tahun. Kini, dari luar Posch terlihat seperti seorang perempuan yang sempurna. Ia memiliki panggul perempuan dan tak punya jakun. Meski demikian, ia adalah seorang hermaprodit. Ia memiliki keduanya, baik organ seks perempuan maupun organ seks laki-laki. Ia juga memiliki kromosom XX dan XY akibat penggabungan embrio kembar di rahim.
Fenomena interseksualitas sebenarnya lebih sering terjadi dari yang dilaporkan oleh statistik kelahiran bayi. Ini adalah akibat dari kenyataan bahwa keadaan interseksualitas sering kali tak muncul sampai si anak mencapai masa pubertas, seperti Posch misalnya, yang baru sadar bahwa ia tak pernah menentukan jenis kelaminnya sendiri sampai ia berusia 21 tahun.
Awalnya Semua Wanita
Dr. Olaf Hiort, seorang profesor di universitas klinik Lübeck menjelaskan, kita semua memulai hidup sebagai wanita, sampai alat kelamin kita berkembang. Tapi ketika alat kelamin sebuah embrio, yakni testis untuk laki-laki dan ovarium untuk perempuan, gagal berkembang, maka embrio tersebut akan tetap berkembang sebagai perempuan.
Ia melanjutkan, karena embirio ini telah tumbuh menjadi seorang perempuan, tak akan ada hal yang tampak aneh, sampai ia mencapai pubertas. Keanehan baru muncul saat pubertas, ketika si perempuan tersebut tak bisa mengalami menstruasi atau tak bisa mengembangkan atribut kedua keperempuannnya seperti misalnya payudara dan panggul.
Orang-orang Intersex biasanya sehat jasmani, akan tetapi secara alamiah mereka biasanya mandul. “Banyak sekali wanita di dunia yang sempurna sebagai seorang perempuan. Satu hal saja, mereka mandul, karena mereka mempunyai kromosom XY, ” kata Posch.
Beberapa kondisi Intersex bisa ditelusuri kembali lewat gen-gen tertentu yang sering diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Orang-orang Intersex seringkali mempunyai kedua jenis organ kelamin, baik organ kelamin wanita maupun laki-laki. Di kasus lain, konsidi “interseksual” bisa disebabkan oleh mutasi yang terjadi secara spontan. Apa penyebab terjadinya mutasi ini, belum diketahui.
Disamping Jerman, negara-negara lain yang mengakui jenis kelamin ke tiga adalah Austria, New Zeland, India, Pakistan, Banglades dan Nepal. Bagi mereka yang bekerja di bidang kedokteran, hukum mengenai Intersex telah menghilangkan tekanan bagi para dokter untuk melakukan operasi alat kalamin yang tak diperlukan untuk membuat seorang anak sesuai pada satu jenis kelamin tertentu. “Kami tak melakukan campur tangan yang tak bisa diubah jika hal tersebut secara medis memang diperlukan. Kami akan memberikan pilihan tersebut pada anak tersebut untuk memutuskannya (jenis kelaminnya – red) nanti,” katanya.
Maya Posch sudah melakukan operasi untuk mengangkat buah pelirnya. Akan tetapi ia akan tetap membiarkan vagina dan penis berada di tubuhnya. “Saya akan membiarkannya karena saya dilahirkan dalam keadaan itu,” katanya.
Sumber : DW Bahasa Indonesia
http://bilangsiapa.com/pers/blog/2014/02/09/hukum-untuk-jenis-kelamin-ke-tiga-di-jerman/
oh baru tau kalo queer itu maksudnya itu..
Merdeka.com - Meskipun mendapat banyak kecaman di luar sana, tingkat pertumbuhan jumlah pasangan lesbian memicu lahirnya aplikasi 'nyeleneh' ini.
'Dattch' adalah aplikasi perangkat komunikasi mobile pertama yang memfasilitasi kencan khusus untuk pasangan sejenis. Berbeda dengan online dating lain, Dattch dibuat eksklusif untuk wanita saja, atau lesbian. Lewat Dattch mereka bisa saling berkenalan sebelum bertemu langsung.
Aplikasi ini nantinya juga bisa digunakan untuk menampilkan profil diri lewat proses sinkronisasi dengan jejaring sosial lain seperti Facebook dan Instagram. Foto-foto yang ada di Facebook dan Instagram dapat dibagikan secara langsung di Dattch untuk di-Like oleh pengguna lainnya.
Aplikasi Dattch dapat di download secara gratis di Google Play Store dan membutuhkan akun Facebook untuk proses pengecekan agar tidak ada laki-laki yang bisa dengan sengaja mengakses Dattch.
Aplikasi Android yang kemungkinan mendapat banyak kecaman di Indonesia ini hingga saat ini masih tersedia di Inggris dan Amerika Serikat saja. Tetapi nampaknya Dattch masih akan terus dikembangkan untuk pasar global di luar Amerika, mengingat hingga saat ini perusahaan pembuat Dattch telah mendapat sumbangan dana hingga miliaran rupiah untuk pengembangan lebih lanjut.
http://www.merdeka.com/teknologi/aplikasi-kencan-khusus-lesbian-hadir-di-gadget-android.html
Merdeka.com - Meskipun mendapat banyak kecaman di luar sana, tingkat pertumbuhan jumlah pasangan lesbian memicu lahirnya aplikasi 'nyeleneh' ini.
'Dattch' adalah aplikasi perangkat komunikasi mobile pertama yang memfasilitasi kencan khusus untuk pasangan sejenis. Berbeda dengan online dating lain, Dattch dibuat eksklusif untuk wanita saja, atau lesbian. Lewat Dattch mereka bisa saling berkenalan sebelum bertemu langsung.
Aplikasi ini nantinya juga bisa digunakan untuk menampilkan profil diri lewat proses sinkronisasi dengan jejaring sosial lain seperti Facebook dan Instagram. Foto-foto yang ada di Facebook dan Instagram dapat dibagikan secara langsung di Dattch untuk di-Like oleh pengguna lainnya.
Aplikasi Dattch dapat di download secara gratis di Google Play Store dan membutuhkan akun Facebook untuk proses pengecekan agar tidak ada laki-laki yang bisa dengan sengaja mengakses Dattch.
Aplikasi Android yang kemungkinan mendapat banyak kecaman di Indonesia ini hingga saat ini masih tersedia di Inggris dan Amerika Serikat saja. Tetapi nampaknya Dattch masih akan terus dikembangkan untuk pasar global di luar Amerika, mengingat hingga saat ini perusahaan pembuat Dattch telah mendapat sumbangan dana hingga miliaran rupiah untuk pengembangan lebih lanjut.
http://www.merdeka.com/teknologi/aplikasi-kencan-khusus-lesbian-hadir-di-gadget-android.html
Q stands for questioning, bukan queer.
Yg kami maksud LGBTIQ Q: Queer orang yg tidak mendefinisikan orientasi seksual nya.