It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
I adore you bro, coba orang kita semuanya pemikiriannya seperti kamu, kita tidak memihak, cuma realitas aja, Dan perlu diingat, ini ga ada hubungannya sama agama, ini pure udah Hamas yang chicken itu, penduduk islaer hidup berdampingan, Islam or yahudi.
pray for the best.
emang kamu paham akar masalah konflik israel-palestine yg sebenarnya?
menurut sumber yang saya temukan, dalam (Mamin dkk, 2003) menyebutkan bahwa Latar belakang utama konflik Israel-Palestina awalnya adalah
1) konflik agama yang melebar menjadi konflik ideologi
dan politik
2)Perang terjadi karena tidak adanya
kesepahaman untuk mendirikan negara dengan satu etnis, dan kebijakan Israel yang selalu memperluas pembangunan pemukiman di wilayah Otoritas
Palestina;
(3) Solusi saat ini; adalah pengakuan bersama dua negara, dengan melibatkan beberapa pemangku kepentingan,
termasuk AS dan Mesir yang dianggap mampu tampil dalam memediasi konflik kedua negara.
Pelaksanaan Kongres Zionis pada tahun 1897 di
Basel Swiss yang menelorkan resolusi sebagai berikut:
1.Orang orang Yahudi, dimanapun berada, di negara manapun akan tetap sebuah “bangsa” yang tunggal.
2.Orang-orang Yahudi selamanya dan dimanapun selalu menjadi korban pengejaran.
3.Orang-orang Yahudi sama sekali tidak diasimilasikan oleh negara-negara dimana mereka berada.
Herzl menegaskan bahwa Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Gerakan ini ingin mengeaskan kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan oleh Yahudi sendiri. Herzl berkata di depan kongres bahwa dalam 50 tahun ke depan akan ada negara Yahudi. Rencana ini akhirnya terwujud pada 1948 ketika Israel mendapatkan wilayah atas mandat Inggris atas Palestina.
Awalnya, kongres Yahudi menetapkan Uganda atau Amerika Latin sebagai wilayah hunian Yahudi di seluruh dunia. Setelah Herzl meninggal, kesepakatan itu berubah, Kongres Zionis selanjutnya memilih Palestina. Kesepakatan
tersebut didukung oleh Yahudi sekte Zion yang merupakan sekte Yahudi radikal pecinta tanah sejarah Mesir, Kan’aan (Palestina), dan daerah sekitarnya.
Selanjutnya, terjadi perjanjian rahasia Sykes-Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, dan Rusia) saat meletusnya Perang Dunia (PD) I pada tahun 1916.
Tujuan pertemuan tersebut untuk menekan dan menggerogori wilayah-wilayah Arab dan Kekhalifaan Utsmaniyah (Kepemimpinan Islam di Turki), sekaligus
sebagai upaya untuk membagi daerah-daerah jajahan. Kemenangan sekutu pada PD I menyebabkan Inggris mendapat mandat penuh atas Palestina. Pada masa
inilah terjadi kelompok Yahudi Jerman dengan restu Inggris mulai mempersiapkan pembentukan negara Israel di wilayah Palestina.
Setahun setelahnya, menteri Luar Negeri Inggris keturunan Yahudi, Athur James Balfour mengumumkan Deklarasi Balfour yang melegitimasi dukungan kepada pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild. Dengan demikian, Inggris akhirnya bertekad mendukung pembangunan Pemukiman Yahudi di Palestina sekaligus membantu pembentukan tanah air Yahudi di daerah tersebut. Lima tahun setelahnya, melalui mandat Liga Bangsa-Bangsa (Awal PBB) Inggris
akhirnya memegang kontrol penuh Otoritas Palestina.
Pada Perang Dunia II (1938), gerakan Nazi Jerman menganggap bahwa Yahudi Jerman telah melakukan penghianatan. Mereka dianggap sebagai biang keladi kekalahan Jerman pada PD I. Jerman akhirnya memutuskan menempuh langkah “penyelesaian terakhir” (andivsung) dalam masalah tersebut.
Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi dan sebagiannya dideportasi ke luar negeri. Di kamp konsentrasi, para Yahudi Jerman dibantai, namun tidak semuanya.
Cerita pembantaian tersebut akrab disebut “Tragedi
Holocoust.
Setelah partai buruh Inggris berkuasa pada tahn 1944, kebijakan politiknya secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Imigrasi Yahudi ke Palestina. Du
kungan ini menimbulkan polemik, khususnya dengan dunia Arab yang telah lama mendiami wilayah Palestina.
Kondisi ini makin memanas, pada tahun 1947
PBB akhirnya mengeluarkan rekomendasi untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua, yaitu Arab dan Israel.
Konflik berdarah akhirnya terjadi. Israel yang merasa telah memiliki mandat atas wilayah ini melakukan operasi senjata untuk menghalau gerakan perlawanan Palestina. Namun, kondisi ini sangat tidak seimbang, menyebabkan banyak warga Palestina mengungsi ke berbagai negara, Libanon, Yordania, Syiria, Mesir, dan negara lainnya.
Pencaplokan wilayah Palestina atas restu PBB bagi Israel dianggap sebagai langkah tepat. Israel menilai bahwa pendudukannya atas wilayah Palestina adalah upaya dalam rangka memajukan wilayah tersebut. Namun
pendudukan ini tidak berjalan mulus karena mendapat perlawanan dari bangsa Arab.
Namun perlawanan tersebut terasa sia-sia, karena Israel terlalu kuat dengan sokongan sekutu.
Nasib Palestina makin tidak menentu. Imigrasi besar-besaran Yahudi menyisihkan pemukiman-pemukiman pribumi Palestina. Riak ini menyebabkan aksi perlawanan Palestina terorganisasi secara kuat. Hal ini terbukti dengan
munculnya faksi perlawanan utama Palestina. Faksi-faksi tersebut adalah PLO, Al-Fatah, Harakah Al-Muqawwamah Al-Islamiyah (Hamas), dan Jihad Islam Palestina (JIP).
Setiap faksi memiliki karakteristik perlawanannya sendiri. PLO dan Fatah cenderung menggunakan langkah diplomasi dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, sedangkan Hamas dan JIP memilih perawalanan bersenjata dan tidak
mengakui Israel sebagai negara. Namun demikian, karena besarnya dukungan luar negeri utamanya negara sekutu yang dipelopori oleh AS terhadap Israel, menyebabkan suara perlawanan dari Palestina seolah tak terdengar.
diunduh:
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIS/article/view/3109
1)bukankah ini bisa disebutkan kalau israel sebetulnya melakukan penjajahan terhadap palestina sejak tahun 1948, mereka tidak memiliki homeland karena diruntut dari sejarahnya mereka (bangsa israel) adalah bangsa nomaden?
bukannya teori negara menyebutkan syarat berdirinya sebuah negara harus mencangkup unsur ada:
1)memiliki wilayah
2)memiliki rakyat
3)pemerintah berdaulat (de facto)
4)pengakuan negara lain (de yure)
*israel tidak memenuhi poin pertama (masih dalam kontroversi)
*palestina (poin 1,2,3 memenuhi tapi dalam poin 4 pihak palestina selalu dijegal untuk maju ke forum pbb)
2) mengapa amerika dan sekutunya selalu memihak israel ketika israel selalu menginvasi palestina, seperti kita tau jika negara palestina adalah negara yang tidak memiliki armada perang yang sebanding dengan israel. Bukankah itu sangat tidak adil dan tidak menghargai HAM rakyat palestina?
3)menurut dunia internasional, bisa dikatakan juga israel memakai senjata-senjata yang dilarang dunia internasional (setau saya israel juga tidak memperbolehkan IAEA datang ke israel, dan israel juga tidak menandatangani konvensi jenewa).
a) bisa dikatakankah israel penjahat perang dan melakukan genosida secara tidak langsung? mungkin israel lebay dan paranoid dalam melindungi wilayahnya. Toh, mereka punya anti rudal juga.
b)senjata yang dilarang:
-Dense Inert Metal Explosive (DIME)
-bom armour piercing
-fosfor putih
bandingkan palestina hanya berbekal ak-47, roket berdaya ledak kecil, kerikil, alat rumah tangga, ketapel dll.
4)ketika HAMAS dan paksi lain menyerah kepada israel apakah bisa dijamin bahwa pemerintah israel tidak akan lagi mencaplok/melanggar batas negara israel-palestina yang baru?
5)kamu mengatakan kalau sudah berjalan-jalan (liburan) ke daerah timur tengah tapi yang anda sebutkan adalah daerah kaya, damai, dan hampir tidak ada konflik. kalau kamu mengatakan hubungan yahudi-islam-kristen itu baik-baik saja, ya bisa jadi seperti kamu menyalakan api dalam sekam. lama-lama kebakar juga.. karena hubungan yahudi kepada kedua agama tersebut merupakan isu yang sensitif terutama di palestina/israel. Sedangkan, seingat saya orang non-yahudi untuk bekerja di sektor-sektor israel sangatlah dipersulit.
regards
pemerhati konflik
mr_anamnesis
Apa sih yg membedakan masa pemerintahan Bush & Obama dr segi militer ?
Kok zamanx obama malah pd menarik semua militernya dr Irak yak ?