It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Minta di mention yee kalau update =D>
@Tsunami @Unprince @eggbenedict @azura @octavfelix @faisalrayhan @Gemblong19 saya kembaliiiii!!!! jreeeng... jrengg...
---------------------------------------------------------
Chapter III: Bonding Time With My Enemy
"Buonasera" seorang resepsionis menyambut gw saat memasuki ruangan. Gw mengunjungi kantor Om Daniel setelah jam kerja gw mengasuh kedua anaknya selesai.
Om Daniel menyuruh gw ke kantornya untuk mengambil sebuah buku yang dia beli buat gw berjudul "Capital in the Twenty-First Century"
Dia salah satu orang yang perhatian sama pendidikan gw selain bokap. Sudah beberapa kali dia memberikan gw buku-buku tentang ekonomi milik dia dan ini pertama kalinya dia membelikan gw sebuah buku. Sebelumnya dia pernah cerita kalau dia senang dengan dunia ekonomi. Pembuka obrolan kita selalu yang berbau-bau ekonomi ataupun bisnis.
Sebenarnya gw agak males ke kantor Om Daniel karena gw udah capek banget dan bisa aja gw ambil bukunya besok saat di rumah tapi karena Om Daniel malam ini akan pergi ke Roma untuk bisnis trip, jadi untuk beberapa hari gw gak akan ketemu dia sampai senin depan dan juga ada perasaan gak enak soalnya Om Daniel udah baik banget mau repot-repot beliin gw buku.
“Mi scusi signorina… ah… emm… buonasera!” gw langsung grogi.
“posso aiutarla?” tanya wanita itu sambil tersenyum. “Non posso parlare italiano. Parla lei Inglese?” seperti biasa gw berkata ke resepsionis itu kalau gw gak bisa bahasa Italia, daripada nantinya gw ribet pakai bahasa tubuh.
“ah… Si” dia mengangguk
“I’d like to meet Mr. Ricci. Is he in the office right now?”
"What is your name?" Tanya wanita itu dengan aksen Italia-nya.
"My name is Vini"
"Well... well... looks who came"
Raut wajah gw yang tak berdosa langsung berubah menjadi kesal setelah mendengar suara yang sangat familiar itu di kuping gw. Gw menoleh ke asal suara itu dan Jazz berdiri melihat gw sambil meletakkan tangannya diatas pinggang.
Yaelah....... lo lagi lo lagi!
Perhatian gw langsung kembali ke resepsionis dengan model rambut bob tersebut. "Could you please tell Mr. Daniel that i'm here"
Jazz berjalan dan berdiri disamping gw. Kita saling melihat. Gw melihat dia dengan raut wajah geram. Dia menoleh ke arah resepsionis itu dan langsung berbicara memakai bahasa Italy. Jazz berbicara dengan cepat. Satu patah kata pun gw tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Tetapi gw bisa menilai dari ekspresi wajah si resepsionis yang memerah, senyum malu-malu sambil kedua tangannya memegang pipinya. Jelas sekali makhluk ini sedang flirting!
“hello… excuse me… I’m still here” gw menyadarkan si resepsionis itu dari bualan si Jazz.
“I’m sorry” Si resepsionis sudah kembali ke alam sadarnya. “you can follow Mr. Costa” lanjutnya.
“no way!” balas gw cepat.
“just go with me” Jazz berjalan menuju lift. “Hurry!!!” katanya sambil menekan tombol keatas.
“if I’m not coming back within 15 minutes, please call the police” pesan terakhir gw ke si resepsionis, lalu gw berjalan menghampiri si Jazz.
Gw berdiri di belakang Jazz. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kita sampai akhirnya pintu lift pun terbuka dan kita masuk ke dalam.
Jazz menekan lantai 3. Saat tombol menyala di lantai 2, tiba-tiba lift berguncang. Lampu di dalam lift menjadi remang-remang dan pendingin ruangan tidak sedingin sebelumnya. Kita panik!
"What the fuck!" Gumam gw sambil mencoba menekan semua tombol tapi tetap tidak berfungsi.
Gw dan Jazz saling berpandangan “IT’S ALL YOUR FAULT!” kita teriak bersamaan. “WHAT?! ME?!” Jazz dan gw saling menyalahkan sambil teriak secara bersamaan. Jazz menyalahkan gw kalau saja gw tidak datang ke kantornya, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Gw sendiri juga tidak mau disalahkan. Gw menyalahkannya karena dia telah menyuruh gw untuk mengikutinya.
Setelah kita berargumentasi, gw menekan tombol alarm dan mendekatkan mulut gw ke intercom "help! The elevator suddenly stop! I'm stuck!"
Jazz menarik lengan gw hingga gw berdiri dibelakangnya. "Aiuto!" Jazz mendekatkan mulutnya ke intercom.
“Signor $%#^&%@!” Tidak lama kemudian seseorang merespon Jazz. Lalu, bercakaplah mereka dengan bahasa Italy.
"What did he say?" Tanya gw setelah mereka menyudahi pembicaraan mereka. Makhluk ini mengabaikan pertanyaan gw. Dia malah duduk dilantai sambil melepas dasinya.
"Dude!!" Kata gw dengan raut wajah kesal.
Gw menelan ludah saat Jazz melihat gw sambil melepas kancingnya sampai dada. Gw bisa melihat dadanya yang bidang dan juga… ehm… putingnya. Okey... sepertinya dia rutin olahraga.
"What?" Dia melihat gw dengan tatapan aneh
"What did he say?!"
"Calm down they will fix this elevator, but they don't know how long they will fix it" jawab Jazz santai
"Argh meeeen!!" Gumam gw dan akhirnya gw pun duduk di seberang dia tepat dibawah tombol-tombol lift.
Suasana pun menjadi hening. Gw menyenderkan kepala gw sambil melihat langit-langit di dalam lift. "What exactly are you doing in here?" Jazz memulai pertanyaan.
"Kill you" jawab gw singkat sambil mengeluarkan hp dari dalam kantong celana. Meskipun terjebak di dalam lift, untungnya gw masih menemukan sinyal walaupun hanya dua garis. Gw melihat Jazz yang juga sedang memainkan Hp-nya dengan case bergambar Batman.
Moment seperti ini bagus banget untuk saling mengenal. Tapi kalau tiba-tiba gw nanya tentang hidupnya si Jazz nanti dia pikir gw kepo atau lebih parahnya dia jadi geer. Gw tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau saat ini tidak ada hp atau sesuatu yang bisa menyibukkan gw.
Tatapan mata gw terus tertuju pada layar hp sambil menunggu refresh timeline twitter selesai. Maklum sinyal cuma sedikit jadi loadingnya lumayan lama. Terakhir gw buka twitter itu tadi pagi saat gw berada di dalam bus menuju ke kampus. Seperti biasanya tweet yang gw tunggu-tunggu adalah ramalan bintang dan gossip.
"#Virgos always have their walls up, even in a relationship sometimes"
Gw asik membaca tweet VirgoNation setelah refresh timeline selesai. Tweet tersebut langsung muncul di deretan paling atas.
Gw senang membaca ramalan bintang di sela-sela waktu senggang gw. Bintang gw Virgo sama seperti Vanessa. Kita berdua sama-sama lahir di bulan Agustus. Gw lahir 27 Agustus, sedangkan Vanessa yang setahun lebih tua dari gw lahir pada tanggal 26 Agustus.
"You won't be able to handle of what runs through a #Virgo's mind" gw lanjut membaca dalam hati.
“egggh my phone dies” keluh Jazz.
“I’m bored!” lanjutnya. Gw tidak memedulikan perkataan Jazz dan terus membaca. "You look serious. What are you reading?" Jazz penasaran
"Horoscope" jawab gw datar
"Do you believe that kind of stuff?" Jazz tertawa
"I believe everything except you" sindir gw dan membuat dia berhenti tertawa
"What about Cancer?" Tanya Jazz
"Your sign?" Gw balik bertanya. Jazz hanya mengangguk. "Why?"
"Emm... never mind" kata gw. Raut wajahnya terlihat penasaran. Tadinya gw pengen bilang kalau Virgo cocok sama Cancer. Tapi gw mengurungkan niat gw karena itu bukan sesuatu hal yang penting untuk dikatakan.
"Let's see... Cancer..." kata gw sambil asal scrolling biar di kira gw lagi cari apa yang dia mau.
"Cancer is a very arrogant zodiac sign. They full of themself, evil, snob, annoying" Sebenarnya gw lagi baca twitternya Ian Somerhalder yang baru aja post selfie dengan caption yang isinya "...to help a good cause" wait... what?
Sambil tertawa gw melihat Jazz. Gw heran kenapa tiba-tiba raut wajahnya terlihat agak sedikit melas. Entah apa yang ada di pikirannya.
"Is that how you think about me?" Tanya dia. "Why do you hate me so much Vini?"
YEEEE.... MENURUT LO??!! Pertama kali ketemu aje kita udeh berantem!
Kita saling berpandangan. Gw melihat Jazz dengan raut wajah heran "Listen man.... I don't hate you..." kata gw. "I just don't like you"
"Why? is it because of Vanessa?"
"What?!! Why you suddenly bring her into the table? Do you like her?" Tanya gw dengan heran
"Of course not! She is not my type" katanya. "I thought you hate me because you like her and I'm close with her"
"Hell no!! she's not my type either and also she's kinda like a cousin to me" kata gw
"Oh... and by the way she is closer to me than you" lanjut gw gak mau kalah
"No... we are closer. She is my childhood friend... remember? " balas Jazz
"We shared secret and protect each others" kata gw dengan gaya gw yang sotoy
"She told me that you love Ian Somerhalder"
"Dammit that bitch!" gw refleks teriak.
"So, It's true?! Ooooh... that's why you like watching Vampire Diaries" katanya sambil tertawa.
Oke gw akuin kalau gw suka banget nonton Vampire Diaries dan gara-gara nonton serial vampire itu gw jadi suka sama Ian Somerhalder. Bisa dibilang Ian adalah salah satu Guilty Pleasure gw. Tapi itu seharusnya gak boleh ada yang tau! Bahkan gw gak pernah cerita ke Vanessa tentang hal ini.
"No... i am not! I like Nina Dobrev" gw menyangkal
"Really? When is her birthday?" Tanya Jazz
"January" jawab gw dengan wajah datar.
"Damn, I wish I knew if that was right" gumamnya dan raut wajahnya agak kesal.
"I'm fucking right man!!!" Kata gw dalam hati. Untungnya gw masih inget tweet-nya Ian ngucapin ultah ke Nina dan timeline twitter gw saat itu memang lagi rame diserbu fanpage-fanpage Vampire Diaries bikin trending #HappyBirthdayNina.
"Vanessa cried watching Jersey Shore" Jazz tertawa terbahak-bahak mendengar salah satu rahasia Vanessa.
"One day she told me that she had a wet dream about 'The Situation'" kata gw dan Jazz semakin terbahak-bahak.
"You know about two years ago, we went to Disneyland. She ate two corn dogs. There was a cute guy. When Vanessa flirted on him suddenly she threw up" Gw tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Jazz. "I called it 'The Corn Dog Incident'" lanjutnya
"Ah... that's why she hate Corn Dog very much" kata gw sambil tertawa.
Setelah kita tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba suasana menjadi hening. Sesaat gw merasa bersalah ngomongin sahabat gw yang paling baik dibelakang dia.
"She told me you lived in New York" kata Jazz dan gw hanya mengangguk
"There is my favorite restaurant, do you know Little Owl?"
"I used to work in there" kata gw. "Really?!!" Balasnya
"After I was graduated. I was worked for almost 5 months"
Little Owl adalah salah satu restaurant di New York yang terletak di Bedford St. Setelah lulus sekolah sambil menunggu panggilan beasiswa kuliah di luar, gw kerja sampingan di berbagai tempat. Little Owl tempat pertama kalinya gw bekerja menjadi waiter. Gw kerja disana selama hampir 5 bulan.
"Where is your high school before?" Tanya Jazz
"Collegiate School" jawab gw singkat
"My best friend's brother was school there too!" kata Jazz dan membuat gw agak sedikit kaget. "Do you know Flynn? Muscular..."
"Jock, handsome, popular" gw memotong pembicaraan Jazz
"Yeah... you know him?" Tanya Jazz
"I punched him in the face" Jazz tertawa mendengar perkataan gw. "What?! How? I know that he kinda pain in the ass" katanya.
"Just gave him a lesson" jawab gw
Suasana pun tiba-tiba kembali lagi menjadi hening. "Is that really hard to take law school? Vanessa told me you just got your master" Gw memecahkan keheningan
"It was pretty hard actually. With so many distraction finally I made it” jawabnya dan gw mengerti betul sama apa yang dia bilang.
"You just got your master but why do you want to work as an assistant?" Tanya gw
"What? Assistant? Who told you that?" Dia langsung kaget
"Alfred?" Jawab gw.
"That old man! I'm a lawyer... a serious professional lawyer. I have opening case next week" Jazz menjelaskan dengan kesal
"Okay, I believe you dude" kata gw. "He is messing with my head again. Don't take it seriously" kata gw sambil tertawa
“are you in a relationship right now?” gw langsung berhenti tertawa. “what?!”
“I’m just asking okay… I know it’s none of my business” kata Jazz
“No, you?”
“me too” balasnya.
Gw kembali melihat timeline twitter gw. “OH MY GOD!!” teriakan gw mengagetkan Jazz.
“Ed Sheeran will have a concert in here!!” gw melihat Jazz dengan raut wajah melas.
“when? I like Ed Sheeran too!” kata Jazz excited. “November 20, in Alcatraz” jawab gw.
“I want it so bad but I don't have any money" kata gw sambil meratapi layar hp.
"If you want..."
Pembicaraan Jazz terputus. Tiba-tiba lift berguncang membuat gw dan Jazz langsung bangun dari duduk kami. Gw dan Jazz saling melihat. Tidak lama kemudian akhirnya lift pun kembali menyala dan langsung bergerak ke lantai 3.
"Argh finally" kata gw berjalan keluar lift.
Jazz berjalan di depan dan gw mengikutinya dari belakang. Dia mengarahkan gw hingga keruangan Om Daniel.
Karena ruangannya berbentuk kaca, dari luar gw bisa melihat sesosok pria bertubuh tinggi atletis. Menurut gw Om Daniel itu masuk kategori 'Hunky Dad'. Matanya yang biru kehijauan dan jenggot tipisnya mengingatkan gw sama Tom Hardy.
"Vini finally you here!" Sapa Om Daniel sesaat gw memasuki ruangannya. "I heard you guys stuck in the elevator" kata Om Daniel dengan logat British-nya
"We were stuck about 20 minutes" kata Jazz. "But both of you are fine, right?" Tanya nya khawatir.
"Don't worry we are fine" jawab Jazz dan gw mengangguk setuju.
Beberapa menit berlalu membicarakan kejadian di lift sore ini. Akhirnya Om Daniel memberikan buku dengan sampul berwarna putih bertuliskan “Capital in the Twenty-First Century”.
Gw mulai menjamah buku super tebal tersebut. Gak heran kalau buku ini berat, ternyata buku yang dikarang oleh Thomas Piketty ini ada 685 halaman. Ini buku 2x lebih berat dari The Hobbit.
“thank you for buying this book” meskipun buku ini bakal menyusahkan gw pulang nanti tapi gw tetap berterima kasih sama Om Daniel.
“actually I didn’t buy this book” kata Om Daniel dan membuat gw penasaran. “Thomas, the author, he is my close friend and he personally gave me this book a few days ago" katanya
"You should read this book, Vini. This book is great and rational! It is illustrate historical points that manages to shed light on economics and history at once" dia menjelaskan dan membuat gw kagum.
"It might change the way you look about political economy and economy history itself" lanjutnya.
Buku yang bikin gw terkesima hingga beberapa menit yang lalu adalah buku Intermediate Accounting yang dibuat oleh Kieso. Gw pinjam buku itu sama teman gw yang memang anak akunting sebagai bahan referensi aja. Katanya buku itu pegangan para akuntan dan mahasiswa. Bukunya gak hanya mengajarkan tentang neraca ataupun laporan keuangan baris demi baris tetapi juga detail dan menggali lebih dalam. Buku ini cocok bagi orang yang senang untuk menambah pengetahuan karena buku ini menekankan standar akuntansi internasional yang pastinya banyak teori kasus dan menyangkut peraturan-peraturan. Gw pernah liat buku Kieso yang sebelumnya berjudul Accounting Principles tapi belum pernah baca bener-bener sih cuma intip-intip bentar di toko buku. Kok gw jadi promosi...
"Wow I can't wait to read this book" kata gw sambil menatap buku yang ada di tangan gw.
"After you finish, I wanna borrow this book" gw menoleh ke arah Jazz yang ada di samping
"I have for you too Jazz" kata Om Daniel. "This book is like Harry Potter of economy for me" candanya dan membuat gw dan Jazz tertawa.
"Oh yeah one more thing Vini" Om Daniel membuka laci mejanya. "This is for you as a thank you that you want to stay in our house when we are on trip this weekend" kata Om Daniel sambil menyerahkan dua buah TIKET KONSER ED SHEERAN!!! WHAAAATTTTTT.......?!!!
"OH MY GOD IS THIS REALLY FOR ME?!!" Gw tidak bisa menyembunyikan rasa gembira gw sampai-sampai volume suara gw naik.
"This is Adriano's idea. He remembered that you said you like Ed Sheeran. So... this is as a thank you gift"
"You guys has been so nice to me and this is too much. I... I I just don't know what to say" gw speechless
"You deserve this" kata Om Daniel sambil tersenyum
"Thank you very very much!!! Oh my God i'm so happy that i want to hug you"
"Of course you can hug me" Gw langsung memeluk Om Daniel tanpa ragu.
"I'm sorry but you have to go now. I still have meeting before I go to Rome" kata Om Daniel sambil melihat kearah jamnya.
Gw berjalan menuju lift diikuti Jazz yang berada dibelakang gw. Gw sendiri pun heran kenapa dia ngikutin gw. Gw pikir dia ikutan meeting juga bareng Om Daniel.
"What are you doing?" Tanya gw sesaat gw berhenti tepat di depan pintu lift dan menekan tombol ke bawah.
"You have two tickets. Do you wanna bring Vanessa?" tanya Jazz dan dia tidak menjawab pertanyaan gw dan gw hanya membalas dengan senyuman.
Pintu lift akhirnya terbuka dan gw langsung berjalan masuk ke dalam lift. "Then who would you bring?" Tanya Jazz
"Someone... my friend" jawab gw sambil menekan tombol lantai 1.
Gw melihat Jazz yang hanya berdiri di luar lift sambil melihat lurus kearah gw hingga akhirnya pintu lift pun tertutup.
Ini bocah agak aneh...
*Apartemen Vanessa*
Gw memasuki apartemen Vanessa sambil menenteng buku yang beratnya minta ampun ini. Sepertinya Vanessa baru selesai mandi. Rambutnya masih basah dan dia hanya memakai jubah mandi.
"Why do you tell anyone that I like Ian Somerhalder?!" Kata gw kesal. "gw gak suka" gw menyangkal
"Oh my God who told you that?!" Vanessa langsung kaget. "Is it Marleene?"
"bukan... hah?? how many people who listen to your lies?" Kata gw
"It's definitely Marleene. Argh that witch!" Gumam Vanessa dan dia tidak menjawab pertanyaan gw.
"Only Marleene" katanya dengan raut wajah memelas
"Really?" Raut wajah gw semakin curiga
"You like watching Vampire Diaries. I mean it's ok if you like Ian. I think that's really cute" katanya
"What if I told people that you love Miley Cyrus?" Gw mengancam Vanessa.
"You know exactly that I really really hate her!" Wajahnya langsung berubah kesal
"Lucky you! i'm not in the mood to fight. My mood is really great right now and I don't want to ruin it" kata gw.
"I will let this go"
duh Kieso, jadi bahan bacaan? hahah... ga sekalian Accounting Theory-nya Godfrey? haha... *ngawur*
Seperti biasa, gw nikmatin alur ceritanya, tulisannya rapih dan asik dibaca... Thanks mentionnya, bro @frodobrodo
Udah mulai membaik nih hubungan Vini dan Jazz.
Ditunggu kelanjutannya
TSnya ngerjain neh, gw musti baca sekilas awalnya duluu ...
lanjuuut^^/
Iya nih kebetulan si penulisnya abis beli buku si kieso. Hahaha
pernah intip bentar punya si Godfrey tapi kayaknya lebih detail dan kasus nya lebih byk si Kieso deh. Bab2 nya aja masih to be continue ke jilid berikutnya.. hahaha
thanks supportnya broh
Thank youuu...
Meskipun grammar gw gak tau bener ape salah.. hahaha
Maap yah klo lama penulisnya lagi dikejar2 tugas nih (
gpp baca dari ulang biar terngiang ceritanya hahahha