It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sinjai don't you dare!
masih ada tiga kemungkinan sih sejauh ini..
lanjut...
thank's summonnya my baby unyu @3ll0 ma ko @Tsunami *cipok atu2
buat koko, aku masih sexseh ya jdi jgn bilang sepuh lgi *jitak koko @Tsunami :P
@Tsunami jiaahhh sesepuh,,, aq masih bayi tau,,,masih batibul(bawah tiga bulan)
ikut nyimak aja dulu..
ceritain tentang papanya sam juga ya
#pencintadaddy
@3ll0 bakasih ya beib :-*
*kecup pipi embemnya*
Gue melihat ke arah tangga dan menyipitkan mata.. 'Kayak kenal' batin gue
"Bang Johan" gumam gue
Dia pun mengedarkan pandangan ke seluruh sudut restoran ini. Buru2 gue alihkan pandangan gue dari dia dan berharap dia tidak menyadari adanya gue. Gue lagi ga mau diganggu.
Untunglah dia ngga menghampiri gue. Dia ga nyadar atau sebenernya sadar tapi pura2 ga nyadar? Bodoamat lah..
Lagu demi lagu melow diputar di resto ini dan tiba2 aja resto ini memutar Extreme - More Than Words, gue inget betul lagu ini.. Lagu yang pernah dia mainkan bareng gue.. Gue tersenyum.. Senyuman getir yang membuat hati kembali terasa sesak karena mengingatnya.
#Flashback
"Gue pulang gimana dah nih..?" Tanya gue memasang muka memelas
"Derita lu" Jawabnya datar memandang layar hapenya. Gue tau sebenernya dia peduli.
Gue ga menanggapi perkataannya dan memilih untuk menikmati suasana pada saat ini..
Kami berdua diam.
Sebuah mobil Jazz memasuki lapangan sma kami.
"Tuh udh dateng. Yuk ikut gue" katanya yang langsung menarik tangan gue, memaksa gue untuk ikut.
"Eh eh? lu gila? Ujannya masih deres. Kesono walaupun bentar bakalan basah." Kata gue menarik kembali tangan gue.
Dia nampak berpikir, lalu membuka jaketnya dan memasangkan ke kepalanya.
"Ayo berdua." Ajaknya
"Hah?" Kata gue ragu.. Karna suasana sekolah waktu itu masih ramai.
"Buruan! Itu nyokap gue kasian nunggu dia ga bawa payung." Katanya
Gue pun dengan terpaksa mengiyakan ajakannya. Kami berlari menerobos derasnya hujan.
Sorakan pun berdatangan kepada kami.
"Cieee cieee" "Prikitiw" Sorak mereka
Ini yang gue ga mau.. Malu banget rasanya.. Disisi lain gue seneng dapat perlakuan seperti ini dari dia.. Hehehe
Sesampainya di rumah dia, dia meminjamkan bajunya, dan kami makan siang. Dia juga berjanji akan mengantarkan gue pulang jika hujan sudah reda. Sayangnya, sampai saat ini hujan tak menunjukkan tanda2 akan berhenti.
Kami kembali ke kamarnya dan gue melihat sebuah gitar disudut ruangan kamarnya. 'Gitar? Sejak kapan dia main gitar?' batin gue
"Lo sejak kapan main gitar?" Tanya gue sambil mengambil gitar yang ditaruh di sudut ruang kamarnya.
"Udah lama kok. Siniin gitarnya" Katanya menghampiri gue dan mengambil gitar itu.
Dia lalu duduk di kasur dan gue ikut duduk disampingnya.
"Coba main!" Tantang gue
"Hahaha.. Gua belom jago2 amat. Tp gua bisa lagu ini."
Jari jemarinya mulai menari2 dan senar demi senar dipetiknya, memunculkan irama yang indah dan tak asing di telinga gue..
"Gue tau lagu ini!!" Kata gue
Dia hanya tersenyum. Senyuman yang entah mengapa bisa membuat gue merasa damai bila melihatnya.
"Saying I love you.. Is not the words I want to hear from you.." Dia mulai menyanyikan lagu itu.. Gue tersenyum mendengarkannya.
"It's not that I want you. Not to say, but if you only knew.." Lanjutnya
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me....
Tiba2 dia berhenti bernyanyi dan berhenti memainkan gitarnya lalu mata kami bertemu, dia tersenyum kepada gue lalu melanjutkan lagunya..
"Cos I'd already know.." Lanjutnya lalu tersenyum
Deg.. Jantung gue mau copot rasanya.. Buru2 gue alihkan pandangan gue dari tatapannya dan berharap dia ga melihat muka gue yang udah pasti memerah.
Dia terus2an tersenyum. Entah apa yang ada dipikirannya.. Sementara gue harus bersusah payah menetralkan kembali diri gue.
"Ngape lu drtd senyam senyum kek orang gila?" Tanya gue
"Ah? Gpp." Jawabnya yang masih tersenyum.
"Beneran udah gila lu gue rasa!"
Gue mengambil bantal lalu melemparnya.
#EndOfFlashback
Gue melihat jam di tangan gue, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Duduk berjam jam disini menumpahkan segala kerinduan akan dirinya. Bahkan gue bisa merasakan kehadirannya..
Bang Johan ternyata udah ngga ada di saung yang tadi dia tempati. Yaudahlah.
Gue bergegas meninggalkan saung ini dan berjalan menuju kasir. Pelayan itu pun menatap gue dengan tersenyum dan bilang bahwa makanan gue udah dibayar oleh seseorang. Gue balas senyum sekedarnya karna perasaan gue yang masih gak karuan. Siapa lagi yang mau bayar makanan gue kalo bukan dia? Ternyata bang Johan sadar kalo ada gue.. Gue menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Gue berjalan dengan langkah gontai menuju parkiran dan mengendarai motor sampai rumah. Sesampainya di rumah, gue memakirkan motor di pekarangan rumah dan langsung menuju kamar.
"Gimana tadi?" Tanya abang gue tiba2 yang gue ga tau sama sekali apa maksud dari pertanyaannya
"Maksudnya?" Tanya gue balik keheranan
"Lah kan..." Dia berhenti dan terlihat seperti berpikir "Ga jadi dah" Lanjutnya lalu kembali menatap layar ponselnya.
Gue ga mau terlalu ambil pusing.
"Bang, bilangin makasih dong ke bang Johan udah bayarin makanan gue tadi."
"Iye"
Gue merebahkan diri gue di kasur dan tertidur.
TBC.
Maap ya kakak2 )
Masih pemula.. Bener dah..
Itu Abangnya mau jodohin Sam ama Bang Johan (namanya seperti seseorang)?