It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Terimakasih sudah baca
Terimakasih sudah baca
Terimakasih sudah baca
Terimakasih sudah baca
Menetap di Rusia? kita lihat nanti ya hahaha
Terimakasih kalian sudah baca
Terimakasih sudah baca
Terimakasih sudah baca haha
@ReyhanZa puji syukur atas pujiannya dan pasti bakal di mention
@cute_inuyasha siap siap deh
Terimakasih kalian sudah baca
semoga ni cerita sampai tamat..
Moskow, 29 Oktober 2013.
*Author pov*
Московский аэропорт Домодедово.
Constantine berdiri di sisi bandara seraya membaca huruf sirilik yang terdapat di ataanya.
"Moskovsky Aeroport Domodedоvo" ucapnya perlahan.
Bandara Domodedovo Moskow, hari ini tanggal 29 Oktober 2013, pukul 14.59 waktu Moskow. Tentu saja semuanya akan terekam jelas dalam ingatan Constantine. Situasi bandara itu sangat ramai. Orang-orang berambut coklat ataupun pirang,dengan kulit putih seperti es berlalu-lalang disekitarnya.
Constantine merapatkan Sweater berwarna biru laut yang ia kenakan. Suhu kota Moskow diakhir bulan Oktober terbilang cukup rendah.
Constantine mencoba membaca suhu yang ditulis dengan huruf sirilik dimana-mana.
Suhu 7 derajat Celcius.
Membaca tulisan itu membuat Constantine merasakan dingin yang menusuk hingga tulangnya. Refleks, tangannya memeluk tubuhnya sendiri.
"Sial. Andai saja Handphone ku tidak mati" keluhnya dalam hati. Saat ini ia sedang menunggu Sofia atau mungkin Yulia. Entahlah, ia benar-benar lupa apa yang Dad bilang tadi, yang ia ingat hanya mengenai Yulia itu tantenya sementara Sofia itu sepupunya, anak dari Yulia.
Constantine tidak peduli, yang ia ingin hanyalah salah satu dari wanita itu segera menjemputnya. Constantine tidak ingin sampai ditemukan mimisan atau bahkan mati karena hipotermia, walaupun dirinya memiliki darah Rusia dan lahir di kota ini tapi tetap saja, Jakarta yang tropis cenderung panaslah yang membentuk kebiasaan dalam dirinya. Tak heran, Constantine benar-benar terkena Jet Lag serta kaget dengan perbedaan ekstrem ini.
"Mana sih Yulia atau Sofia? Apa orang Rusia lebih ngaret daripada orang Indonesia?" gerutunya dalam bahasa Indonesia. Tak ada satupun yang melihatnya berbicara bahasa lain.
Constantine melirik jam tangannya yang sudah ia sesuaikan dengan waktu setempat.
Pukul 15.50.
"Argh...lama sekali sih" katanya dengan suara gemetar. Waktu yang mulai memasuki sore hari di awal musim dingin membuat udara semakin menusuk di kulit Constantine.
Akhirnya, Contantine berjalan menggeret koper besarnya. Ia berniat mencari sesuatu yang dapat menolongnya, Telfon umum misalnya.
Tapi ia merasakan dirinya sudah berjalan cukup jauh dan kelelahan menengok ke kanan dan kiri untuk mencari benda yang dimaksud. Tidak ada yang bisa ia gunakan untuk menelfon. Tiba-tiba terlintas dipikirannya untuk bertanya pada Security disekitar bandara.
Contantine melangkahkan kakinya dengan cepat ketika melihat seorang pria paruh baya bertubuh tambun yang menggunakan seragam Security, dengan canggung Constantine mencoba memanggilnya.
"Hello! Mister.....Nicholas" ucap Constantine dengan Bahasa Inggris dan mencoba membaca namanya. Contantine memilih bahasa inggris karena dirinya merasa canggung menggunakan bahasa ibunya itu.
Bukannya menjawab, Security bernama Nicholas itu malah memicingkan matanya seolah menyuruh Constantine melanjutkan kalimatnya.
"Hem..May can you help me? please.." tanya Constantine dengan wajah ragu. Security itu menilai penampilan Constantine sejenak, lalu neminta maaf dan pergi meninggalkannya.
Constantine saat itu hanya bengong melihat tingkah security itu hingga ia teringat sesuatu.
"Dasar orang Rusia. Seacuh itukah mereka?" ucap Constantine dengan Bahasa Dad nya, kali ini dengan suara yang tinggi. Tidak ada pula yang melihatnya. Constantine kembali menggeret koper besarnya.
Constantine berjalan sedikit keluar bandara yang langsung disambut angin musim dingin yang kembali menusuk kulitnya. Ia melihat beberapa supir taksi disisi bandara yang tiba-tiba menimbulkan sebuah ide.
Constantine melangkahkan kaki bersama koper besarnya ke arah kumpulan taksi itu.
"Excuse me. Hem, May can you help me? I need a phone for..." ucapnya dengan suara ragu yang dipotong oleh supir taksi itu.
"Asian? Need a phone?" kata supir taksi itu sambil menilai penampilan Constantine hingga setiap detail wajahnya seraya merogoh sakunya dan menyodorkan handphone nya.
Wajah Constantine langsung cerah saat melihat benda itu. Ia langsung menjulurkan tangannya untuk menerima handphone itu. Tapi...
"With 300 rubel Mister" ucap supir taksi itu sambil menarik kembali handphonenya.
"Ah dasar. Gue kira tulus nih orang" ucap Constantine kesal, sementara supir taksi itu melihatnya dengan tatapan aneh.
Setelah berfikir sejenak akhirnya Constantine mengeluarkan dompetnya dan mengambil sejumlah uang rubel sesuai yang diminta supir taksi itu.
Dengan cepat supir taksi itu menerima rubel yang disodorkan Constantine, kemudian menyerahkan handphonenya.
Dengan cepat Constantine mengetikkan sejumlah nomer yang tertera diatas secarik kertas dari Dad nya.
Terdengar nada sambung di ujung sana...
belum ada jawaban..
Ayolah angkat telfonnya, gumam Constantine yang dilirik oleh si pemilik handphone.
masih terdengar nada sambung
"Constantine!" tiba-tiba sebuah suara wanita terdengar memanggil namanya. Constantine mengira suara itu bersumber dari handphone.
"Hallo...Hallo.." ucapnya berusaha berbicara dengan seseorang diujung sana, tanpa ia sadari suara itu bukan berasal dari handphone. Ia kelewat senang.
Seorang wanita muda berdiri disebelah Constantine diikuti pria muda dibelakangnya.
"Constantine?" ucap wanita itu dengan suara riang.
Refleks, Constantine menengokkan kepalanya cepat kearah samping kanannya dan melihat seorang wanita muda bersama pria muda dibelakangnya.
Belum sempat otaknya untuk mencerna siapa orang itu, namun wanita muda itu langsung menarik Constantine kedalam pelukannya seolah menjawab wajah kebingungan darinya.
Supir taksi itu pun tak mau kalah, ia dengan cepat merebut handphonenya dari tangan Constantine yang dibalas dengan tatapan sengit oleh Constantine.
Wanita muda itu melepaskan pelukannya,seorang pria dibelakang wanita itu mengulurkan tangannya, Constantine menerima uluran tangan tersebut. Dingin.
"Maksim" ujar pria itu.
"Constantine" balasnya.
"Sofia?" tebak Constantine dengan yakin.
Wanita muda yang bernama Sofia ini memiliki wajah yang sedikit lebih hangat dibanding orang Rusia kebanyakan. Matanya berwarna biru muda dengan rambut Coklat muda yang amat lurus,kulitnya pun seputih salju, dengan tinggi sekitar 176 cm.
Sofia tersenyum hangat dan membimbing Constantine untuk melangkah, sementara Nicholas mengekor dibelakang mereka dengan membantu membawa koper besar milik Constantine.
*Constantine pov*
Ah, untung saja anak tante Yulia ini cantik dan berwajah ramah,membuat ku urung untuk memprotes kecerobohannya karena terlalu lama menemui ku.
Saat ini aku duduk dibangku depan bersama Sofia, sementara Nicholas duduk dibangku belakang.
"Jadi baru saja aku tiba di Moskow tapi sudah mengeluarkan uang 300 rubel. cukup buruk" ujarku mengingat kejadian tadi dengan bahasa rusia berdialek Jakarta.
"Wah...untuk apa kamu mengeluarkan uang 300 rubel?" tanya Sofia seraya menyalakan mesin mobilnya.
"Untuk menyewa handphone supir taksi. Aku mencoba menelfonmu" ucapku
"Ah! Aku meninggalkan handphone ku dirumah" jawab Sofia yang membuatku langsung lemas merasa sia-sia.
Sofia menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Meninggalkan bandara dan mulai memasuki Kota Moskow yang sangat kekinian.
"Jadi, bagaimana penerbangan mu?" kali ini Maksim tiba-tiba mengeluarkan suaranya dan bertanya.
"Hem..biasa saja. duduk terlalu lama membuatku bosan. aku bahkan menghabiskan baterai iPhone ku untuk mendengarkan musik" kataku, Berbicara bahasa rusia dengan kalimat terpanjang membuat lidahku sedikit aneh.
Kemudian Maksim kembali diam. Dingin.
Sementara aku disibukkan melihat pemandangan Kota Moskow. Teratur. Itulah kata pertama yang melintas dipikiranku.
"Bagaimana dengan Moskow? kamu suka?" tanya Sofia.
"Hem..aku baru 3 jam lebih sedikit disini. Tapi yang kulihat dari kotanya sangat bagus, berbeda jauh dari Jakarta." ucapku, masih asik melihat keluar jendela.
"Benarkah? Lalu apa lagi?" tanya Sofia lagi.
"Ah..Sofia, kenapa orang-orang Rusia begitu dingin? Bahkan petugas imigrasi dan security di bandara tadi" tanyaku.
"Wajahmu terlalu Asia Tenggara" tiba-tiba Maksim menjawab yang langsung membuat ku menoleh kearahnya.
"Benarkah?" tanyaku penasaran. Rasanya aku ingin bercermin sekarang.
"Iya,mungkin dari warna rambutmu yang hitam dan kulitmu yang sedikit gelap. Ras melayu kah?" ucap Maksim lagi.
"Bukan. Ras Jawa" ucapku seraya melihat lenganku dan membandingkannya dengan Sofia.
Maksim benar. Aku terkesan lebih eksotik dari kulit mereka yang seputih dan sedingin salju. Padahal di Jakarta, kulitku sudah sangat putih jika dibandingkan.
"Ya walaupun bola matamu berwarna hijau seperti orang Rusia" tambah Maksim.
"Lalu kenapa mereka tak mau menjawabku ketika bicara?" tanyaku teringat Nicholas si security,dan si supir taksi serta sedikit dengan petugas imigrasi.
"Kau berbicara dalam bahasa apa? Indonesia?" tanya Sofia.
"Tidak. Aku bicara bahasa inggris dengan mereka. Tapi mereka terlihat sinis"ucapku.
"Hahaha. Kamu harus mulai membiasakan diri dengan orang-orang asing di Rusia yang akan bangga menggunakan bahasa rusia dibandingkan bahasa lain" ucap Sofia sedikit tertawa.
"Aku mengkhawatirkan tata bahasa rusia ku" ungkapku.
"memang kamu dibesarkan dengan bahasa apa?" tanya Maksim. semacam pertanyaan bodoh menurutku.
"Dad berbicara bahasa indonesia,dan rusia. sementara disekolah aku berbahasa inggris. tentu bahasa rusia yang Dad ajarkan tak banyak. bahkan aku baru menghafal sirilik sekitar bulan lalu" ucapku mulai sedikit tersendat.
"Pantas dialek mu aneh" ucap Maksim sarkas. Terserah lah,batinku.
"Kalau begitu nanti pun kamu terbiasa. Mungkin kamu juga harus mempertebal R dalam vocal mu" ucap Sofia. Aku hanya mengangguk. Aku tidak terlalu memperdulikan soal dialek atau apapun itu, apalagi soal lidah ku yang cadel. Aku lebih memilih sibuk melihat jendela.
Mobil yang dibawa Sofia memasuki sebuah apartemen tinggi menjulang. lebih tinggi dari apartemen ku di Jakarta. Aku sedikit kagum tapi juga sedikit bosan. Apartemen di Jakarta serta di Moskow sangat monoton. Bisakah Sofia membawaku ke komplek perumahan disisi kota? batinku.
Seolah bisa membaca fikiran ku. Sofia menjelaskan kepada ku untuk hari ini lebih baik beristirahat di Apartemennya dan Maksim, sementara besok kita baru kerumah Yulia dan ke St.Petersburg tempat Mom.
Karena masih terkena Jet Lag, aku mengiyakan saja apa yang ia katakan. Demi apapun aku mengidamkan sebuah kasur saat ini.
"Selamat datang Cosya!" ujar Sofia riang. Dia benar-benar orang yang riang.
"Cosya?" tanya ku sedikit heran.
"Oh ya. Kita orang Rusia memiliki kebiasaan memanggil seseorang yang sudah akrab dengan nama kesayangan" ucapnya seraya menutup pintu.
"Dengan cara memenggal suku kata pertama ataupun terakhir dan menambahkan imbuhan -sha atau -ya" sambungnya.
"Sebab itu nama akrabmu Cosya. lagipula Constantine itu terlalu panjang" ujar Maksim, ada benarnya juga.
"Iya dan panggilan akrab Maksim adalah Masha dan aku Sofia menjadi Soya" ujar Sofia sambil tersenyum.
Aku membereskan beberapa bajuku dari dalam koper. Sofia bilang, Selama aku di Moskow aku akan tinggal di Apartemennya. Jadi aku harus mulai menata baju dikoperku kedalam lemari. Melelahkan. Kepala ku terasa berat serta perut yang bergejolak sedari tadi tak menyurutkan niat ku untuk membereskan ini, karena tidak mungkin aku menyuruh Maksim membereskannya seperti membawakan koper tadi.
"Cosya. Keluarlah, aku sudah nembuatkan makan malam" suara Sofia terdengar membuatku menyudahi aksi beres-beres ini. Lagipula tak bisa dipungkiri kalau aku lapar.
"Duduklah Cosya dan cobalah makanan khas Rusia yang pertama" ajak Sofia dengan semangat, lalu menaruh semangkuk hidangan dengan asap mengepul.
"Apa ini Soya?" tanyaku penasaran, aromanya yang mirip sup di Indonesia namun lebih lembut minim rempah.
"Уха (Ukha) ini terbuat dari ikan salmon yang kucampur dengan ikan surgeon. Sengaja kubuatkan kamu hidangan hangat karena sedari tadi habis mandi kamu selalu menggunakan kaus kaki. Sepertinya sangat kedinginan" kata Sofia, sepupu ku ini sangat bisa membaca sikap ternyata.
"Kau lebih suka Vodka atau apa?" tanya Maksim.
"Hem.. Jika kalian punya Cokelat, Aku akan senang jika dibuatkan cokelat panas" jawabku. Aku tak ingin menyentuh Vodka untuk pertama kali dalam hidupku dalam kondisi Jet Lag.
"Kamu yakin meminum cokelat panas saat makan Ukha?" tanya Maksim heran.
"Hem...tentunya aku akan minum air mineral dulu Masha" jawabku.
"Benar-benar khas Asia Tenggara ya" ucap Maksim.
Tak lama kemudian, aku,Sofia dan Maksim larut dalam kelezatan Ukha. Aku sempat menanyakan adakah sesendok nasi putih yang langsung direspon dengan gelak tawa mereka berdua. Jujur saja, aku belum kenyang dalam makan malam ini. Tapi kehangatan Ukha buatan Sofia lumayan mengurangi rasa dingin dan gejolak diperutku.
"Jadi Soya dan Masha, apa kalian berpacaran? lalu tinggal bersama?" tanyaku.
"Hahaha Aku tidak mungkin mau dengan pria seperti Masha" ucap Sofia sambil tertawa lepas.
"Hey. kau pikir aku mau dengan wanita heboh sepertimu?" Maksim membalas ucapan Sofia dengan tatapan mengejek.
Lalu kami bertiga larut dalam tawa malam itu di meja makan. Ternyata Maksim adalah teman kuliah Sofia, mereka memutuskan untuk membeli apartemen bersama selama kuliah. Hari pertama ku di Rusia membuatku cukup nyaman karena Soya dan Masha.
Aku melanjutkan membereskan isi koperku yang sudah sampai titik terakhir yaitu menyusun frame foto disisi tempat tidur ku. Foto Dad,Fred,dan Alex.
Namun, aku lebih memilih menyimpan foto Alex didalam laci. Selama dipesawat tadi sedikit demi sedikit rasa kesal ku padanya meningkat pesat.
Pria egois yang seharusnya tak ia kenal itu. Dia bisa melupakan ku, aku pun bisa melupakannya. Makan semua janji mu Lex, batinku.
Lalu aku merebahkan diriku diatas ranjang empuk. akhirnya aku bisa meluruskan tulang-tulangku.
Aku mematikan lampu tidur disisiku, menarik selimut bersiap untuk tidur. Soya memberiku dua buah selimut karena takut melihatku mati membeku besok pagi.
Gadis itu sangat riang,hangat,dan memiliki selera humor yang bagus. Cocok memang bersahabat dengan Maksim yang dingin dan cenderung sarkas. Aku yakin mereka saling melengkapi.
Aku membalikan tubuhku dan menatap keluar jendela. Lampu-lampu kota Moskow, walau tak seterang benderang Las Vegas ataupun Tokyo. Tapi percayalah ini salah satu yang terindah.
Besok aku akan ke rumah tante Yulia, aku bahkan tidak tau wajahnya seperti apa, aku bisa menebak hanya warna matanya yang sebiru mata Soya. Dan yang terpenting adalah St.Petersburg dan Mom.
Ingat. Tujuan ku kesini untuk mu Mom. bukan untuk liburan. Aku sangat merindukan mu Mom... selalu kukatakan itu sebelum menutup mataku.
@bram94
@Abyan_AlAbqari
@callme_DIAZ
@kutu22
@Dltyadrew2
@Monic
@0003xing
@Beepe
@Bintang96
@Rikky_kun
@Dimz
@Snowii_
@Gabriel_Valiant
@indoG
@n0e_n0et
@Cheesydark
@Venussalacca
@jokerz
@bponkh
@laikha
@foursquare
@Ian_McLaughlin
@alexwhite
@Archiez
@dionville
@mahardhyka
@sandy .buruan
@DiFer
@obay
@egalite
@Jhoshan26
@adinu
@tyo_ary
@ananda1
@adilope
@dannyfilipe1
@exxe87
@cassieput
@bi_men
@lintang1381
@aldi_arif
@hikaru
@harya_kei
@YuuReichi
@Tsu_no_YanYan
@No_07021997
@yubdi
@wisas
@bladex
@tohartoharto
@cmedcmed
@CoffeePrince
@wandi_aja
@faradika
@adre_patiatama
@hwankyung69
@Adam08
@haikal24
@bebong
@DM_0607
@raka_okta
@arifinselalusial
@sky_borriello
@tamagokill
@Rizal_M2
@angelofgay
@pokemon
@FauziNIC
@lasiafti
@Éline
@MikeAurellio
@anjinganjing
@DanniBoy
@mamomento
@kimo_chie
@Sefares
@Rez1
@newsista
@Kim_Kei
@the_angel_of_hell
@rafky_is_aldo
@alexrico
@kimsyhenjuren
@rickyAza
@rizky_27
@Ervfan55
@marvinglory
@Flowerboy
@emoniac
@Taylorheaven
@Onew
@Anju_V
@VBear
@kangmas1986
@FISE
@mikaelkananta_cakep
@arwin_syamsul
@caetsith
@davey88
@vasto_cielo
@GeryYaoibot95
@voldemmort1
@galihsetya14
@abiDoANk
@trinity93
@farizpratama7
@OlliE
@nand4s1m4
@rarasipau
@NielSantoso
@Yongjin1106
@tsu_gieh
@esadewantara88
@Putra_17
@diditwahyudicom1
@ikmal_lapasila
@kikyo
@MErlankga
@ElninoS
@edwardlaura
@putra_ajah
@arieat
@Ariel_Akilina
@rey_drew9090
@ddonid
@joeb
@elul
@andra99
@TigerGirlz
@irfan295_
@pria_apa_adanya
@balaka
@kevinlord7
@Chachan
@_newbie
@raffi_harahap
@deph46
@ichafujo97
@Lonely_Guy
@abang_jati
@zephyros
@chandisch
@tialawliet
@blackshappire
@Adra_84
@Tamma
@icha_fujo
@Key_Zha
@boy_filippo
@hantuusil
@diyuna
@yuzz
@pyolipops
@AvoCadoBoy
@aldyliem
@Arjuna_Lubis
@yooner5
@ryanjombang
@Irfandi_rahman
@RezaYusuf
@i_am
@diandasaputra
@khaW
@Zazu_faghag
@pradithya69
@san1204
@bapriliano
@Ranmaru
@Anggoro007
@3ll0
@Remiel
@Fae91
@gege_panda17
@d_cetya
@zevanthaikal
@tarry
@unknowname
@adjie_
@keanu_
@bell
@lulu_75
@3ll0 @abiDoANk @jacksmile @tsunami
@Aghi @caetsith @TigerGirlz @fiofio
@Ardhy_4left @uci14 @uci @NielSantoso
@Aji_DrV @Zazu_faghag @cute_inuyasha @new92
MERRY CHRISTMAS!!!
Selamat membaca dan jangan lupa respon ya hehe isi kolom komen ya. Kritik dan Saran sangat dibutuhkan hehe
Terimakasih