It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Salamaik sore dan malam teman semua. Ini ambo lanjutkan sedikit lagi ya dan semoga ada pov tautan lainnya setelah ini. Ambo raso bang Turney lebih dari pandai untuk menggabungkan beberapa pov dan mengacak-acak perasaan para pembaca.
Cerita kemaren intinyo ambo lah sampai di kota Jambi dan siap untuk memulai peruntungan baru pada pekerjaan yang benaran keahlian ambo dari pada mengelola koperasi. Tapi mengelola koperasi ok juga lah kalau itu ada Rusli yang menemani ambo di Bungus tu. Tapi nyatanya Rusli tak mungkin datang lagi ke Bungus, jadi ambo lah yang menyusul dia kesini. Apa nanti Rusli ambo bawa kembali ke pantai Bungus pelabuhan cinta kami atau tidak, hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Itu terasa masih sangat jauh, bertemu sama Rusli saja entah bagaimana caranya. Jadi ambo lahap sajalah makan siang ini dulu. Ini adalah mall yang small hihihi dibandingkan mall di Jakarta ya ini pusat perbelanjaan yang small.
Ambo duduk di food courtnya dan ambo pesan gado-gado yang jarang ambo makan di Bungus sana. Hanya dan selalu masakan ikan dan udang segar, jadi kini ambo pengen sayuran.
Banyak pasangan mata yang memandang curiga bahwa ambo adolah jomblo tanpa pasangan, semua duduk dah berpasangan semua dan abg. Ini rupanya lokasi kencan bagi kawula muda kota Jambi, ihhh kalo di Padang ndak adolah, karena di Padang tuh pacaran dilarang hahahah tidak segitunya tapi ya kota kami ketat dengan aturan adat dan agamanya. Pintar-pintar cara ngakali saja dan syukur-syukur tidak terlihat oleh anggota keluarga sanak saudara.
Ambo kira akan asik saja sendiri melahap gado-gado ini, kiranya ada tepukan di bahu ambo :
plaaaakkk
ambo hentikan suapan, hmm padahal ambo sedang menikmati enaknya gado-gado
"kaaaan tuh waang, sangajo mancari aden kasiko !!!!!" ...
i'ewoiii ini ternyata si supir travel itu hmmm sok akrab amat dia nih, lalu ambo jawab saja seperti ini
"eh ambo lagi makan siang, kan kosan ambo dakek siko. Ado apo ?" ...
"hehehe menjemput penumpang, tuh dia lagi makan ! hari ini aden dapat tugas ke muaro bungo" ...
"oh travel ini ado jugo yang ke muaro bungo ?" ambo sekedar bertanyo
"ke seluruh kota di provinsi Jambi" jawab dia
"Ohhhh kapan balik ?" tanyo ambo ala kadarnya tapi dia menanggapi dengan semangat
"oooohhh lah ndak sabar ya nunggu den balik ? besok subuh lagi, karena malam dari muaro bungonyo" balas dia
waduh kuat sekali nih fisik orang ini kapan tidurnya ? ambo rasa tadi pagi dia juga tidur karena tugas siang. Kalau difikir berat juga pekerjaan supir.
"heheh hati-hati sajo di jalan" balas ambo
"demi ang den akan hati-hati di jalan" ...
langsung saja mabo tersedak,
"uhuk uhuk uhuk, ambo ndak ado maksud, jadi jangan ditanggapi berlebihan" ...
"haihaihaaaayyyy, ang nih bisa sajo, ok lah tuh penumpang dah bersiap. Berangkat dulu yo" kata dia
Ambo lanjutkan saja makan gado-gadonya
"ondeh abang, lah ado yang baru, ganteeeeeeng tuh bang bagi-bagilah tu" kata dua orang penumpang
sontak saja ambo jadi tertarik untuk melihat seperti apa raih si penumpang
nanum hanya punggung yang terlihat, hmmmm dua orang laki-laki mudo, hahahaha ambo kira yang makan disini tadi lah berpasangan cowok-cewek tapi ado jugo yang cowok-cowok, hmmm begitulah zaman sekarang ndak di Padang ndak di Jambi apa lagi Jakarta.
Setelah menghabiskan gado-gado itu, ambo teringat kartu nama si supir itu dalam kantung celana yang ambo pakai ini.
hmmm
sepertinya si supir ini hanya ramah, atau hanya menganggap buyonan homo adalah hal menarik bagi dia, atau mungkin juga dia ini mulai tertarik dengan dunia homo atas pengalaman penumpang yang bermacam-macam yang pernah dia supiri, maybe, ambo tidak paham.
tertulis sebuah nama
Erik Piliang
waw orang Padang asli dengan nama suku, setahu ambo hanyo dua suku yang bangga mencantukan pada nama
Erik
senyumnya manis, tapi bau rokok
uhuk uhuk uhuk hahahahha rokok
kapan-kapan asik juga nih mulai merokok, ndak kena marah sama amak
padahal apak dan suami si cinta tu merokok, tapi kalau ambo merokok kena marah sama amak lain orang lain pula tuntutannya.
Ambo lupokan orang itu, sekali lagi dia bukan tipe ambo samo-samo garang ndak mungkin bersatu di atas tempat tudur, malah main tinju nantinya hihihi bukan main 69.
Setelahnya ambo sekedar jalan-jalan keliling mall lihat-lihat aneka jualan, hanya bisa lihat. Duit di kantong hanya cukup untuk makan bukan untuk beli aneka barang hahahahah, jadi ambo putuskan hingga ini saja, karena hanya panas rasa di hati ga dapat membeli.
kalau gajian nanti ambo akan cicil satu-satu belinya.
Sontak saja ambo ke base parkir mobil, wahahahahahah serasa sama Rusli dengan Brio hitamnya, tapi ini bukan seperti dulu lagi. Di Padang dulu kemana-mana ambo yang nyetir tuh si Brio.
Ambo keluar dari pintu samping dan menuju gerbang depan mall ini
seeerrrrrrrrrrrrrrr
terdengar bunyi hujan
anak-anak muda lah mirip anak monyet kehilangan induk, duduk dan bergayut di pintu masuk pusat perbelanjaan ini nunggu hujan reda. Rata-rata mereka naikin motor atau nunggu angkot
Penuh dan sesak tuh pintu masuk pusat perbelanjaan ini
Tidak ambo fikirkan, ambo kembangkan si payung hitam dan ambo melangkah nuju kosan ambo yang tidak begitu jauh dari sini.
Asik sekali bebas sendiri menikmati sepinya hari tanpa kabar yang pasti dari pujaan hati, Langkah ambo terasa ringan mengayun. Setiap ayunan ada desiran air dari ujung sepatu yang ambo pakai, basah lah,
sebasah bumi yang selalu bahagia disiram hujan,
esok pagi ambo yakin hari akan cerah dan dalam luangan waktu kerja, ambo akan cari info tentang Rusli. Rasanya tidak sulit
Tapi terlebih dahulu ambo pelajari dulu liku-liku jam kerja, kalau sudah paham maka ambo akan tahu kapan itu waktu senggang untuk tujuan ambo yang sebenarnya datang ke kota Jambi nih, mencari Rusli.
"oh nak Fikri, dari jalan yo ???" kata si ibu kos
ketika kaki ambo menyentuh halaman kosan ini
"iyo bu" balas ambo
"Fikri, kanalan ini keponakan Ibu, namonyo Tia lagi kuliah di STIKES" kata dia yang rasanya sudah yang hebat sekali hahahaiiii
stikes suasta menjamur di Padang sana
ambo senyum
"Bang Fikri dari mano asalnyo ? sepertinyo dari muaro bungo yo ?" kata di cewek manis sih hahaha
"bukan, ambo dari Padang" ...
"wow Padang ? kuliah dimano ?" balas dia, dan Ibu kos nampak menyimak serius
"ambo ndak kuliah hahahah hanyo tamat SMA" kato ambo berbohong biar ndak panjanga buntut, kalau dibilang anak kampus limau manis, jadi ndak bisa tenang ambo dikejar hahaha
"ohhhhh ndak level kalau ndak kuliah" kata si cewek hmmm
ya sudah anda juga ga level bila stikes swasta
"ondeeehhh Fikri ganteng-ganteng idak kuliah, tapi keponakan Ibu hanya mencari anak kuliahan" ...
"hahaha Ibu lagian siapa yang mencari keponakan IBu, saya disini bayar kos untuk bekerja, bukan cari keponaan Ibu" .... hihihihihi dah kota ini loh, di Padang jarang yang beginian
to the point benar orang-orang sini
tapi ambo selamat, hahahaha
dengan mengaku tidak kuliahan
mereka nyelongsong pergi balik kanan masuk rumah dan ambo juga nuju kamar kosan ambo
ketika buka kamar
ada lagi tegur sapa yang lain
"kerjo di mall yo tamat SMA ? anak Padang emang ganteng-ganteng untuk kerja si mall" ...
maksud nya ???? hehehe seorang mas di kamar hadapan ambo bertegur sapa
dia lebih lagi
nguping omongan orang
hahahahhaha lebih dak sopan pastinya dan kota ini menarik ada doni dengan sifatnya begitu, ada ibu kos dan keponakannya dan ini si mas
ambo kembali senyum tidak menjawab
Udara makin dingin saat waktu sholat Isya ini dan sebelum kebablasan tidur, ambo tunaikan dulu sholat Isya
setelah itu baru mabo benaran tidur dalam penatnya badan dan rindu yang makin dalam untuk minta maaf sama Rusli dan memeluknya.
zzzzzzzzz
Ambo tertidur lelap, tapi ndak ingat mimpi apo saking letihnya nih badan. Mimpi tidak begitu penting dibandingan hari pertama kerja. Makanya ambo segera tunaikan sholat Subuh dan menguatkan mentak dengan mengingat kekuasaan Sang Pencipta.
"bagus irama baca AlQur'annya dek, adek kerja di mesjid ya ?" kata simas itu lagi yang masih penasaran dan juga membuka pintu kamar untuk mulai hari untuk bekerja
"hahaha mas ini, kalao kerja di mesjid ya tinggal sekalian di mesjid kan mas ? ngapain ambo kos disini?" balas ambo dengan ramah
"heheheh terus adek kerja dimana ? rapi amat penampilannya?" ...
"di Jambi Express mas, ini hari pertama, dulu-dulu pernah di media Indonesia" ...
"Oh yho ? tamat SMA bisa opo di surat kabar?" ...
"hahah mas bisa saja" ...
"hahahah akhu jugha kerjha sinono dhek, lah piye iki" ...
"hahaha mas juga kerja disana ? pantesan kos disini" ambo begitu terkesima, namun jadi biasa lagi ketika ingat kata Doni emang ini kosan karyawan perusahan itu.
"iya dhek, aku dari Purwokerto" ...
"alangkah jauhnya mas" ...
"ini jalan hidup dhek, namaku Kardhi" ...
"wah mas Kardi namo ambo Fikri mas" ...
"Kalo githu ayho dhek kitha berengan" ...
"ayo mas" persetujuan dari ambo.
Kami berjalan dalam pagi yang mendung entah kapan hujan ini berakhir. Ambo simpulin ini kota ndak terlalu besar emang, jam sibuk gini masih ok dibandingkan Padang yang ga terlalu besar, Padang kalau jalam kerja dan pulang kerja sangat macet.
Di pintu masuk ambo disambut oleh seseorang
"nah ini pak Fikri sudah datang" ...
Dari dalam ruangan muncul Doni
"buat dia betah disini Pak" kata si Doni
"harus itu untuk kemajuan semua" ...
Si mas Kardi tampak melotot, kalau lihat begini, jabatan mas Kardi hanya biasa saja, karena pimpinan staf tidak memperhatikan dia. Posisi wajah si mas juga agak menunduk, berarti si mas hanya anak buah.
Lalu si mas berlalu
Dia menuju posisi kerjanya
Duh jadi ndak enak sama mas Kardi.
Ambo menempati posisi Editor bareng sama Doni, menaungi sekitar 12 orang wartawan. Dari rekam jejak posisi, hanyo ambo yang pernah pada harian nasional bereputasi, jadi sangat banyak pertanyaan.
Intinya mereka ok saja kalau itu melirik ke latar akadekim ambo yang anak sastra dari universitas besar, yaaahh selesailah masalah kabar mengabari hahahahahah.
Si pimpinan tahu pasti itu, dengan melihatkan beberapa headline yang mana yanga kan ditampilkan hari ini, hanya sekitar 2 menit ambo baco cepat, ambo bisa memilihkan
dan tertarik untuk mengeditnya.
Semua melotot
"wooooh Fikri kancang nian kau niiiiihhhh" oh Fikri kencang kali kau nih
komen mereka
Tiga jam ambo habiskan waktu asik memanjakan diri dengan editan bahasa penuh adab dan pekerti. Si Doni banyak senyam-senyum secara dia bukan dari sastra. Si Doni bisa sampai sejauh ini karena pengalamannya selama ini besama-sama dengan anak limau manih mengurus mahasiswa se sumatera barat. Tapi untuk pertalian kalimat dan peristiwa si Doni banyak belajar dari anak sastra, bisa aja.
"Ok Fikri ?" kata pimpinan
"Tiga ini perfek pak, dah jam makan siang. Lepas zuhur saya editin nanti pak covernya" ambo kasihkan print dari artikel yag diheadlinekan untuk besok.
Mereka diam
"sampai ke cover, pak Fikri bisa ?" tanya staf pembantu pimpinan
"Siiip lah Pak, kemampuan komputer yang update lumayan ado niih" jawab ambo santai apa adanya
"itu kata saya tadi pak, buat dia betah disini, kalau tidak dia akan lari ke Jakarta" kata si Doni
"heheheheh" kata mereka dan kami sepakat untuk manfaatin jam istirahat
Ambo nuju resepsionis dan tanya dimana posisi mas Kardi
Mas Kardi bagian cetak
Berarti di lantai dasar
Ambo segera kesana untuk sekedar ngajak makan siang, biar ndak dikata sombong. Kurang enak saja karena sekosan begitu.
Banyak pasangan mata menatap ambo sebagai makhluk baru, namun ambo anggap itu salam perkenalan saja hahahah
jadi santai sajo
hingga menapaki tempat mas Kardi
"heeeeeeiii pak bos, ngaku tamat SMA" guyon si mas
"hahahah masih ingat aja si mas inieee" ...
"Jadi sebagai ucapan selamat datang, aku yang traktir ya dhek makan siang nya" ...
"walah, jangan mas, ambo ada uang sendiri" jawab ambo
"lah iyo tuh mas, gaji dia jauh lebih tinggi dari gaji kito"
kata beberapa rekanan mas Kardi
ambo hanya tersenyum lepas asik juga suasana disini
Menuju kantin depan gedung ini kami masih saja buka pembicaraan perkenalan karena ambo orang baru yoooo jadi bahan pertanyaan
ternyata ada sekitar tiga orang lagi yang karyawan sini sama kosan dengan ambo menurut informasi mas Kardi.
Dalam makan siang nie ambo milih menu nasi lah hahahaha lemah juga tubuh kalau gado-gado terus.
Di ujung kunyah ambo kepikiran untuk menelpon orang tua seperti niat kemaren hihihihi, dan ambo tuntaskan niat itu. Sepertinya untuk beberapa masa ambo siap disini mencari Rusli dan menimba pengalaman baru di tempat kerja yang juga baru.
"pak, sadang istirahat kan ?" ...
"dah puas ang ngilang ? dimano ang kini ?" ...
gheeemmmm apa yah kalo jujur nanti malah Rusli yang ikut rembesan masalah, ambo putar otak
"adolah" ...
"adolah apo ? dimano ?????" gertak apak
"di Pekan Baru" kato ambo lagi bohong untuk melindungi orang yang ambo sayang
"hmmm den kiro mancari Rusli tu lah" ...
"indak lah Pak, sejak apak menghina dia, mana berani lagi ambo bertemu" ...
"menghina apo ? apak hnaya nasehati, baliklah ke Jambi keluarga dia lebih butuh daripado ikut ang ke Bungus" ...
"iyo pak" ...
"Iyo pak apo? akhirnyo ang malah pergi dari Bungus" ...
"artinyo ambo ndak cocok dengan pekerjaan tu pak, ambo senang mulai kerja disini" ...
"yolah hati-hati sajo jago diri, tapi den percayo kemampuan ang" ...
ambo senyum dengar doa tersirat dari apak, apopun itu mereka akan merelakan anaknya. Mungkin yang keluar dari mulut saja, dalam hati amak dan apak ambo ndak tahu. Ini hanya sementara amak dan apak, suatu hari nanti kami akan balik untuk memajukan Bungus pada hamparan laut biru yang sealu disuka Rusli.
"mokasih yo pak" balas ambo
Ambo kahiri percakapan dalam telpon itu dan ketika itu hari sudah menunjukkan untuk kembali bekerja.
Karena ini yang pertama ya belum bosan jadi ambo ilustrasikan satu gambar untuk headline dan untuk headline lain ambo hanya susun beberapa foto dari wartawan hingga menariklah ala ilmu secara nasional begitu. Semoga ini akan mengangkat kualitas surat kabar harian ini, semoga !.
Jam setengah empat datang seseorang ke meja Doni
"salamualaikum" kata si orang
"alaikum salaam" balas si doni
terbersit saja ambo ingin meoleh, ya Tuhan, pak Supir papa si Rusli ??????????? supir papa si Rusli dulu ?????? supir pajero kata ambo dulu waktu di Padang
"pak supir si Rusli ????? hahahahah" sorak ambo
dia bingung
dan berfikir
siapa ya, adalah kata yang ada dalam benaknya seperti itu adanya
"ooooooo ka..... kawan Rusli ??????????" kata dia terbata-bata
"Iyo Pak, kawan sekamar Rusli, ambo Fikri" .....
"hahahahha Fikri, ingat sekarang jadinyo" kata si bapak
Orang-orang tercengang terutama si Doni dan beribu tanya mungkin akan terucap setalah pak supir si Rusli ini pergi meninggalkan kami
duk duk duk ....
suara sepatu
mendekat
makin mendekat
"Pak Fikri kenal Rusli ? dimana ?" sebuah suara
yaaah kebiasaan orang sini menguping hahahahahha
ga ibu kos, ga mas Kardi, ga pimpinan, wahahahahah menarik nih kota kecil
"iya dia teman baik saya" jawab ambo dengan pasti
semua bengong
"sebaik apa ? hahahahhahaha" tanya pembantu pak pimpinan
"Kami ada usaha percetakan Prisma di Limau Manih" kata ambo
"wow bukan kah itu percetakan punya organisasi masal pimpinan Buya Pd Panjang ?" tanggapan Doni
"ya tapi kami berdua yang mengelola, kebetulan" kata ambo
Tampak yang lain makin bingung, sepertinya Rusli memang tingkat populeritasnya tinggi disini.
Ambo lanjutin tugas hingga titik akhir jam hari ini
Mereka asik merumpi dan berdecak, decak ...
Salah satunya ada yang menelpon ke Pd Panjang
"Pak ada anak bah apak yang bergabung bersama kami" ...
....
"Fikri pak kawan Rusli katanya dulu mengelola Prisma di limau manih" ...
....
"Yo tu pak, anaknyo rajin dan punya kemampuan tinggi bidang artikel, ternyata pernah juga kerja membantu apak" ....
.....
"Betul tuh pak, di media Indonesia berrati sebelum bergabung di percetakan Prisma ?" ...
kira-kira begitulah mereka sedang menyelidiki ambo hahahah
ambo lirikkan mata ke meja Doni
artikel dari Rusli
berupa pendapat dari buya nya
hebat nih bukan main nih harian ini, Rusli mencontohkan yang di Padang. Ambo makin bersemangat hari ini, setidaknya sedikit lagi ambo akan bertemu Rusli.
"hmmmm jadi selamo ini ang yang negdit artikel dari Rusli ?" ....
"fungsional, tapi biasanya ndak perlu diedit dah rapi oleh Rusli" ....
"wahahaha lagak ang, pernah ambo ingin cari salahnyo waktu di Prisma, iyo susah ! anaknyo tageh" ...
"ha ?? ang kenal betul sama dia ? mencurigakan!" ...
"hahahah apo pulo urusan ang ????? sok tahu" balas ambo menghentikan si Doni
duk duk duk langkah itu mendekat lagi ada saka langkah sejak ambo mengaku kenal Rusli, apo masalah kalian ? heheheheh rusuh sajo !
ambo cuek
sekarang mulai rapi-rapiin laci untuk bersegera pulang
"nih ada telpon dari Rusli Pak, akrab ya sama dia, hebat Bapak ini, tidak salah kami menerima Bapak" kata si pembantu pimpinan, kalau dia ini Rusli pasti dah ambo cipok tuh bibir, pok pok, tapi ini bukanlah Rusli jadi ambo ndak mau.
Mulailah pertelponan itu, apa yang ditelponkan ?
Rahasia,
wkwkwkwk sabar yaaaaaa
P. O. V dari RUSLI MANSUR
Nah itu om-tante, abang/mas/uda/kakak/akang, uni-mbak dan rekan semua aku hadir ya setelah bertahun menghilang, hahaha iya aku juga kangen sama kalian.
Keadaanku ? ya bisa saja lah, jauh dari yang difikirkan orang. Aku bahagia di dusun sama keponakan yaitu anak Nanda dan almarhumah kak Nisa serta anak bang Mustafa sang garin mushola kepercayaan bapakku dan papa Ridwan.
Nanda kembali ceria dan dengan pikiran positif menyongsong hari-harinya sebagai penjahit pakaian. Abangnya yaitu bang Jasri masih berjuang menyelesaikan pendidikan dokter spesialisnya di Palembang.
Sudah semua garis besar aku review ya ? dan sengaja tuh aku tulis Rusli Mansur, bukan Ridwan karena aku adalah anak pak Mansur. Apa aku marah pada papa Ridwan ? hahahha tidaklah, berdosa melawan orang tua.
Di kota Jambi, bang Ulzam mantap pindah dari Jakarta dan sudah memulai usaha keluarganya yang makin berkembang. Bang Ulzam itu lagi sakit para pembaca, jadi selalu di bawah perawatan Uwo dan para dokter dan aku cereweti untuk kedisiplinan berobat, selama ini dia fine saja dan sepertinya dia mau membuktikan dia sayang dengan yang namanya si Rusli. Uwo perkirakan umurnya ga akan panjang, mengapa bang Ulzam juga harus menyusul Putri ????????????
Bingung sekali om-tante, abang/mas/uda/kakak/akang, uni-mbak dan rekan semua dengan perasaanku dan perasaan bang Ulzam, untuk kebaikan semua pihak aku selalu menahan diri dan berbuat yang terbaik saja.
Dari luar sepertinya teduh, tapi kalau malam, aku sangat bekerja keras membenahi lancarnya arus uang nenek dan papa Ridwan. Jadi om-tante, abang/mas/uda/kakak/akang, uni-mbak dan rekan semua aku tidak pernah mulai main hati atau apalah dulu. Untuk amal ibadah dan kesalamatan umat sekali seminggu aku muat pendapat buya pada harian terkenal di prov Jambi ini.
Oh ya papa Ridwan, kembali kumat, kembali perang benaran dengan nenek, papa lebih memilih mengembang usaha yang di Serpong.
Mas Wiji dua bulan yang lalu melangsungkan pernikahannya, ini mungkin yang membuat papa Ridwan tidak kunjung tenang. Mas Wiji sih, sudah tahu papa Ridwan sayang sama dia, tapi dia nya hanya sayang pada diri sendiri, itulah mas Wiji.
Hanya kabar orang yang di Padang yang ga ku ketahui.
Apa kabar dia ?
Dalam persoalan ini kalau kurenungi kami berdualah yang paling tertindas, mengalah demi orang-orang. Aku ga habis pikir orang tuanya akan menyindir seperti itu.
Tidak disindirpun pastilah aku akan pergi dari anak mereka.
Bukan berarti pada dulunya aku suka sama bang Ulzam, itu hanyalah sepenggal masa lalu. Aku beranggapan diriku adalah sendiri, dan selamanya akan terus sendiri.
Maaf ya om-tante, abang/mas/uda/kakak/akang, uni-mbak dan rekan semua kita janji tahun 2017 ini tak ada lagi yang boleh menangis. Semua kuhadapi dengan senyuman.
Aku kuat kok, seberapa berat akan ku hadapi, hingga maut datang menjemput.
"apo kabar nak ?" sapa papa Ridwan pada telpon malam itu
"baik pa, kabar papa gimana ?" ...
"Baik juga Rus, nenek kau masih marah-marah ?" ...
"dak ado papa, dak marahlah nenek tu" aku stabilkan emosi papa, ini tandanya papa Ridwan sayang sama mamak nya hanya takdir hidup yang jauh berbeda dibenturkan dengan kaidah yang berlaku di tengah masyarakat.
"kalau lah ndak marah, ke Jakartalah anak papa tu" ajak si papa
"nih cucu papa yang tiga orang ini gimana ? tambah satu anak bang mustafa" ...
"hahaha mak mano kaba mustafa ? dah selasaikan Rus pagar tebing tuh ? mesjidnyo lah menggantikan mushola ?" ...
"sudah pa, mokasih yo pa" ...
"buka itu nak bukan papa, tapi itu jatah bapak kau" ...
"iyo pa" agak gimana gitu, kalau iya dia ingat bapak ku ? papa Ridwan.... papa Ridwan
"iyolah Rus, papa mungkin agak sibuk nyanggupi permintaan mini market untuk memasok minyak goreng curah jadi kemasan bungkus plastik" kata si papa
"siip pa, tapi jangan hanya aku yang papa telopon, nenek lah pasti beliau kangen papa" ...
"ah idak diangkat telpon ku" ...
"aku hari Sabtu ini ke rumah nenek, maka papa telponlah malam hari, agek aku kasihke samo nenek" ...
"hahaha mokasih yo Rus, kau nih yo pacak nian" ...
Aku akhiri bertelponan sama papa dan menuju ruang tamu ada bang mustafa dan istrinya, si kecil sudah tidur. Anak-anak Nanda dan kak Nisa juga sudah tidur di kamar yang lain
Aku sapa orang kepercayaan Bapakku dan Papa Ridwan ini
"Capek bang dari kota Jambi ?" ...
"idak Rus lah kerjaan. Kapan Buya bisa ke mesjid kota Jambi Rus ? itu selalu pertanyaan imam mesjid tuh" ...
"Perasaan itu terus pertanyaan mereka" balasku
"habisnyo anak didik buyanyo jugo dak mau membesarkan mesjid sano" ...
"hahahah idaklah bang, nolong nenek dan papa adalah fokusku, lagian aku dak ado waktu untuk adu argumen dengan mereka, bagusnyo yo Buya lah yang pertamo datang dan mencerahkan mereka" ....
"tuh mauksud abang kau" kata istrinya
"hahha ayuk nih, mana pula buya ado waktu ayuk" ....
"kalau anaknyo yang minta, pasti beliau mau" ....
"wkwkwk adonyo aku yang disuruh balik ke Pd Panjang" ...
"aaaa kalo tu yo idak boleh" kata istri bang mustafa
Aku kembali ke kamar untuk melanjutkan mengalisa data flow cash perusahaan nenek, apa yang bisa lagi dikembangkan.
Hingga jam satu malam biasanya, sebelum aku tunaikan sholat malam dan istirahat dengan rileks melepaskan beban duniawi.
Itulah rutinitasku sehari-harinya.
Dusn ini sudah bertambah maju, tebingnya sudah diperkokoh oleh ide papa Ridwan. Musholanya sudah berganti dengan mesjid. Hutan belantara di belakang sudah kami buka jadi kebon sawit dan karet yang lebih produktif.
Karena penduduk juga semakin banyak, maka perahu peyeberangan sudah tiga jumahnya. Dulu hanya satu, bapak lah yang mengomandoinya. Hari ini bapak akan senyum melihat daerahnya sudah makin berkembang.
Perusahaan yang dibangunnya dulu dengan ikhlas dengan nenek juga sudah makin besar. Papa Ridwan meskipun sukak ngambek, urusan bisnis dia tiru sekali bakat bapak. Jadi aku tak ragu akan kemampuan papa dbalik kelemahannya sama cowok muda, selama ini tidak terlihat papa menghamburkan uang untuk kegiatan pribadi terselubung hanya konsumsi bulannan. Tapi iya tingkat konsumsi bulanannya adalah tinggi untuk ukuran papa-papa hihihi itu dengan anggapan gaji papa. Tidak seberapalah dengan harta kekayaan nenek.
Beberapa bulan lagi kaka akan masuk SMA, dan Tito akan masuk SMP. Mereka itu adalah adik bang Ulzam. Hari begitu cepat berlalu dan semakin kencang meninggalkan semua kemalasan. Semua keponakan sudah ku apeli, satu lagi yaitu Rizki, keponakan bang Fikri. Tentunya Rizki sekarang sudah berumur tiga tahun. Kangen sekali samudra biru di depan rumah bang Fikri.
Segera aku bersiap untuk bermimpi bertemu mereka semua
trrrrtttttttttt
berderak lagi nih HP adooohhhhh
"iyo nek" ....
hmmm nenek lagi kangen, kangen cucu atau kangen anak ? hahahahah mereka ini benaran lucu nurutku, kalo marah sama aku juga gitu. Heboh seluruh dunia, tapi ini bukan dendam ya, aku sudah meninggalkannnya pada cerita masa lalu, harus bisa melihat ke depan.
"jadi ye kau ke sini Sabtu ?????" ...
"hmmmmm" ....
"Hmmm bae ! apo kau nie ? aku carikan jugok pengasuh untuk anak orang tak tahu untung tu, kau balik kesini keterlaluan kalian" ....
"hahaha bisalah nek, tapi siapa yang bantu pelajaran mereka ? siapa yang terima setoran uang perminggu dari kebon hutan belakang ?" ...
"hahahah" ...
"iyo hahaha sajo nenek tuh, nenek kan percayo samo orang lain" sindirku
"hihihi ang nih lah hebat nian imam Jambi nih, tapi imam yang tuo lah sombong nian" ...
"nenek nih napo ? imam tuo ? papa ? hahahahah" ....
"siapo lagi ? kalau bukan itu"...
"kalau dekat papa nenek tuh marah terus, yo pergi papa nyo" ...
"kalau aku marah samo kau, pergi jugo ? kabur jugo ?" ...
"Iyo aku pergi" ...
"makonyo aku dak marah" ...
"hahahha yo tidurlah nenek yo, moga Sabtu papa menyapa amak nyo yang sayang samo papa" ...
"amin Rus, kau jugo tidurlah yo" ...
"Assalamualaikum" ...
Ada deburan ombak pantai Bungus dalam anganku dan fikiranku terbang oleh hembusan angin laut. Dulu kami sering duduk berdua memandang burung camar yang lagi pacaran dan bernyanyi merdu tida henti menyambut ombak mebawa ikan-ikan kecil untuk dimakan.
Sudah banyak yang terjadi, tentunya bang Fikri juga sudah banyak memaknai peristiwa selama dia tidak lagi disamping ku.
Kalaupun sudah kawin, setidaknya surat undangan dia kirimkan ke mantannya ini. Iya tidak ada surat undangan. Kalau itu terjadi, berarti dia tidak menganggap apapun tiga tahun kami menyelesaikan kuliah.
Bang Fikri, we will do it all
Everything, on our own
We don't need
Anythin or anyone
If I lay here
If I just lay here
Would you lie with me and just forget the world ?
Abang, I don't quite know
How to say
How I feel
Those three words
Are said too much
They're not enough
If I lay here
If I just lay here
Would you lie with me and just forget the world ?
Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden that's bursting into life
Let's waste time
Chasing cars
Around our heads
I need your grace
To remind me
To find my own
If I lay here
If I just lay here
Would you lie with me and just forget the world ?
Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden that's bursting into life
All that I am
All that I ever was
Is here in your perfect eyes, they're all I can see
I don't know where
Confused about how as well
Just know that these things will never change for us at all
If I lay here
If I just lay here
Would you lie with me and just forget the world ?
Ini cerita TEBING TERJAL kalau bro banaaanaaa berkenan menyimak, tapi butuh perjuangan untuk menyelami budaya Jambi dan Padang, itu tantangannya
Jangan lama2 bang, itu lagu apa ya bang, q kalau ndak dikasih tau kurang tau lgu yang inggris, semangat ya semuannya...
Iya mas Kikyo dan untuk bro Agus Siswanto selamat menempuh hidup baru ya semoga bahagia from now on and forever. Kebetulan sekampung dengan leluhur keluarga Rusli di Pd Panjang yang indah mempesona.
Itu lagu bro all, chasing cars oleh snow patrol, sepertinya lagu bagus aku belon pernah dengar hihihihi Rusli hobbynya kan yang rock pedih dan perih
Dah disampaikan belom...?
Hehe
Sudah bro Kim, ini abang lagi tugas di Kota Jambi
Perahu itu makin lama makin terlihat kecil ketika sampai di tebing seberang, ada semilir angin menerpa rambut Rusli
bro @balaka , mba' @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @NanNan , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C , bro @raka rahadian , bro @alvin21 , bro @rama_andikaa , bro @gelandangan, bro @susukucing , bro @bagastarz , bro @omega_z , bro @arieat , mbak @gadismanis2010 , @Akang_Cunihin , bro @touch , bro @hendra_bastian . bro @new92 , bro @prasetya_ajjah , bro @gravitation , bro @Otsutsuki97S , bro @restu648 , bro @Adiie , bro @teknikteknik , bro @WYATB , bro @bi_men , bro @be_double , bro @2mocin , bro @akhdj , bro @dodielycious , bro @Dannamaku84 , bro @ngehaha , bro @vanilla_latte25 , bro @rulli arto , bro @cabemerah , bro @kikyo , bro @yansah678 , bro @jksty , bro @asik_asikJos , bro @handikautama , bro @Adieestu , bro @abbyy , bro @marul , bro @joenior68 , bro @lucifer5245 , Bro @ebi_ura , Bro @soratanz , Bro @rk_sendiri , Bro @marobmar, bro @adhiasmoro1 , sista @febyrere , bro @Black_Red , bro @Rajin , bro @ramadhani_rizky , bro @andy_nugraha , bro @jjk_mod_on , bro @siluetz , bro @arhies , bro @eljo , sista @Rhein.a , bro @Yangmerindu , bro @awi_12345 , bro @Riyand , bro @cevans , bro @dimaspranata42 , bro @eshanadhikajaya13 , bro @Arrrrdi , bro @QudhelMars , bro @dimaspranata42 , bro @Wpeee , bro @vELo , bro @banaaaaanaaaa , bro @locokol . bro @Yadim6595 , bro @R11_4DI , bro @LostFaro , bro @Satria91 , bro @Abdulloh_12 , bro @abuabutoska