It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Biasanya saya kalo dalam situasi demikian, saya umpetin kasetnya, pindahin ke bagian belakang, dan balik lagi nanti. Biasanya masih ada, biasanya udah diatur lagi, biasanya udah ga ada sama sekali. lol
Saya mengenal lagu ini di zaman SMP. Gegara di pelajaran bahasa Inggris, guru kami meminta kami di lab bahasa untuk mendengarkan lagu dan menuliskan liriknya, guna mengasah kemampuan listening kami.
Tentu saja awalnya saya merasa heran dg pilihan lagu ini, lagu yg teramat jadul untuk selera remaja kami--saat itu saya masih menganggap Linkin Park dan RHCP adalah band terkeren yg pernah ada, haha-- Tetapi, setelah diputer terus selama lebih dr 10 kali saya mulai menikmatinya.
Dan ketika liriknya sudah kami berhasil tuliskan, saya merasa kaget. Saya berseru, 'Bu, bukannya ini lagu buat orang yang mau bunuh diri?'. Si Bu Guru hanya tersenyum simpul dan bertanya balik, 'enak kan lagunnya?'. Kalau saya bersekolah SMP zaman sekarang, mungkin guru bahasa Inggris tsb bisa masuk kategori guru galau. Lagu-lagu lainnya yang dia putar murung semua. Haha.
Untungnya, semua murid dan guru tsb, tidak ada yang sampai bunuh diri.
Skeeter Davis, The End Of The World
Stormy Weather
Don't know why there's no sun up in the sky. Stormy weather..
Saya selalu suka baris pembuka lagu ini. Walaupun banyak nama populer seperti Frank Sinatra dan Etta James yang nyanyi lagu ini, versi Ms Horne bagi saya tetep yang paling maknyus. Suara lebih lembut ketimbang Ms James yang bersuara berat.
Liriknya.. ya seperti lagu-lagu pada masa itu; dengan indahnya mengawinkan kondisi alam dengan suasana hati. Sejak yang dicintai pergi, tak ada lagi hari yang cerah dan hangat. Saya pribadi kalau sama lagu-lagu begini, gak bisa merasa sedih mau sesedih apapun liriknya dan semelow apapun melodinya. Mungkin karena telingan saya udah cocok sama liukan emosi yang membaur dalam akrobasi vokal seperti cara nyanyi Whitney Houston. Kalau mau dibandingkan, lagu galau ini semacam I Have Nothing-nya Ms Houston, yang intinya kepergian orang yang dicintai. Tapi dengan vokal yang akrobatik dan musik yang dramatis, I Have Nothing jelas lebih emosional.
Dan entah kenapa lagi, kalau dengar musik dari dekade tahun kemerdekaan negara kita, selalu terbayang rumah bergaya art deco di musim panas atau merasa sedang duduk dibawah pohon di sebuah pantai saat musim panas. Sambil minum es kelapa muda lebih asyik kali yah.. hehe
Stormy weatheeeer..
Haha. Aduh, kalo denger lagu ini jadi inget kejadian konyol tahun lalu.
Jadi, ada seseorang teman meminta saya untuk menuliskan lirik lagu buat client sebuah perusahaan yg ingin menampilkan sebuah video presentasi keselamatan, yang lagunya diambil dr video keselamatan kerja di youtube.
Saya yang cuma muter gak sampai seperempatnya, langsung mengenali musiknya diambil dr lagu Walk on By. Jadi, tanpa mendengarkan secara utuh, saya langsung googling lirik lagu Dionne Warwick tsb. Dia mengedit ulang untuk dijadikan lirik lagu ala karoke di video keselamatan kerja perusahaan tsb. Dua hari kemudian, saya harus mentraktir dia seporsi dim sum, ketimbang saya diomelin dan dijitak bertubi-tubi karena kemurkaan dia. Siyal, yang tadinya mau minta traktiran malah balik mentraktir.
Syahdan, lagu video keselamatan yg diambil dari youtube yg dijadikan OST video keselamatan perusahaan tsb ternyata sudah dimodifikasi dan diplesetkan liriknya agar sesuai dg pesan keselamatan. Saya yg memang gak ngeh dg perubahan lirik tsb (tidak mendengar/melihat video sampel secara full) mengira liriknya masih original. Jadi, ketika video tsb dipresentasikan di acara presentasi resmi di perusahaan tsb, terjadi ketidaksinkronan antara lirik yg muncul dan lagu yg terdengar. Haha.
Saya tentu saja bersikap defensif kalau itu bukan sepenuhnya salah. Salah siapa pas sinkronisasi lirik+video saat editing gak dengerin lirik lagunya. Saya bersiap perang melawan dia, tapi ketika dia pasang wajah menderita sambil ingin menjitak kepala saya, saya buru-buru mengajukan tawaran traktiran seporsi kecil dimsum utk dia. Soalnya seminggu sebelumnya dia memberi saya buku The Photographer karya Emmanuel Guibert dan Didier Lefèvre yang saya tahu harganya mahal banget. Tapi tentu saja, harga traktiran dimsum tsb harus dibawah separuh harga bukunya. Haha.
kalo lagu ini ada kenangan juga ga bruh? )
She's Leaving Home
Norwegian Wood
Etta James : Trust in me
Otis Redding : Hard to handle
Marvin Gaye : when did you stop loving me,when did i stop loving you
Waktu itu WH tampil sebagai tribute untuk sang sepupu kesayangan dengan list berikut:
- Walk On By
- Say A Little Prayer
- Alfie
- What Friends Are For (duet dengan Dionne)
Sedihnya.. Seorang legenda yang hadir malam itu, dalam wawancara tahun 2015 ini mengenang 3 tahun kepergian WH, mengatakan kalau WH tak lagi bisa menyanyi. Iya sih, kalau liat videonya, memang sedih lah, WH udah kehilangan elastisitas suaranya, warna vokal pun lebih kering. Di lagu 'Alfie' juga WH gagal memukul not tinggi di akhir lagu. Tapi dia terlihat sangat sangat sangat cantik lah malam itu..
14 tahun sebelumnya, WH bawain WOB juga di konser klasiknya di Constitution Hall, sebagai
Tribut juga ke sang sepupu. Disitu, WH bener-bener bersinar lah.