BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Don't

1474850525375

Comments

  • @Rika1006 eh ada neng Rika. Ayang Zizi nya mana neng? *celingakcelinguk*

    @balaka KOHANAMARU bang -_- Emang sih namanya terinspirasi dari naruto. But seriously, they are totally two different people "."
  • Abub, apa yaaaa? #tampang polos
  • hahaha. ternyata gw bener terinspirasi dari itu tp beda. hmm. okee ditunggu lanjutannya
  • Tai 20: The Audition (1)

    ‘He said let’s get out of this town,
    Drive out of the city, away from the crowd
    I thought heaven can’t help me now, nothing last forever
    But this is getting good now. He’s so tall and handsome as hell,

    He’s so bad but he does it so well
    I can see the end as it begin, my one condition is
    Say you’ll remember me, standin in the nice dress staring at the sunset babe
    Red lips and rosy cheeks, say you’ll see me again even if it’s just in your Wildest Dreams,
    Wildest Dreams, ah..’

    Entah sudah berapa lama gue menyandarkan punggung di salah satu kursi penonton sambil menatap kosong ke arah panggung tempat dimana Piano yang belakangan selalu gue pakai untuk gue latihan bersama instrument lainnya berdiri kokoh disana. Gue lebih memilih untuk duduk sendirian disini, sambil mendengarkan lagu Wildest Dreams berulangulang.

    Mungkin ini sudah 1 jam setelah gue dan om Harris kembali memutuskan untuk kembali latihan mengingat hari ini tepat 3 hari sebelum audisi dan konser besar itu dihelat. Tapi, om Harris malah meninggalkan gue sendirian disini dan menyuruh untuk latihan sendiri sementara ia entah kemana. Sialan. Biasanya gue akan begitu bernafsu untuk latihan jika ada instrument dan kondisi yang mendukung. Tapi kayaknya saat ini kondisi benar benar tak memihak gue.
    Pikiran gue masih melayang layang pada pesan singkat yang dikirimkan Koi ke ponselnya Sasha. Apa benar mereka sudah jadian?

    Apa mereka selalu saling mengabarkan satu sama lain?
    Apa Koi begitu mencintai Sasha sampai melupakan gue disini sebagai, ehm… yah.. bisa dibilang pacar bohongan sih..

    But yang lebih penting, kenapa Koi memilih untuk kembali sehari sebelum audisi yang akan digelar pada hari Valentine itu disaat jadwalnya tengah menggila seperti yang diberitakan di infotaiment? Wait, gue ngga doyan nonton infotaiment. Gue dapet kabar dari Mama.
    Setelah membaca pesan itu dari ponsel Sasha, langsung saja gue menghapusnya dan berpura pura tidak pernah melihat apapun yang aneh dan janggal dari ponsel tersebut dan mengembalikannya kepada sang pemilik.
    Semua pertanyaan itu berkecamuk di benak gue. Dan berbagai spekulasi terus menghujani pikiran gue.Apa Koi sengaja melakukan itu untuk gue? Itu satu satunya jawaban yang terpikirkan. But, masa sih? Ga mungkin kan?

    ‘You see me in hindsight ,Tangled up with you all nights
    Burning it down
    Someday when you leave me ,I bet these memories
    Follow you around’

    Apa yang diucapkan Taylor dalam lagunya meradang di hati gue, apa Koi selalu mengingat gue? Ah it always drove me crazy everytime I tried to think about it! Gue mengacak acak rambut sendiri sambil meracau entah apa. Apa itu benar Koi? Lo mikirin gue ngga disana?

    “Adaaaam!”

    Gue mencabut earphone yang terpasang di telinga kemudian membalikkan badan. “Caca?”. Ya, gue melihat sosok Caca berlarian dari pintu masuk ke arah gue dengan memasang senyum terindahnya yang pernah membuat gue candu akannya. “Lo ngapain kesini? Kok tau gue ada disini?” Kata gue sambil memindahkan gadget yang gue letakkan di kursi sebelah dan mempersilahkan Caca duduk disana.

    “Hehehe.. gue bawain Bakso Mbak Jarwo nih” Katanya cengengesan kemudian duduk. “Gue pikir lo bunuh diri gitu karena ga keliatan sama sekali di sekolah. Ayo dimakan!” Dia menyodorkan sebuah bungkusan ke gue.

    Gue tersenyum. Ternyata masih ada orang yang merindukan gue di sekolah setelah semuanya mendiskriminasikan gue. “Thanks ya. Enak aja gue mati, engga lah ya. Eh lo belum jawab pertanyaan gue, Ca!”

    “Pertanyaan yang mana?” Lah?Kok malah balik nanya?

    “Lo tau gue disini dari siapa?”

    “Yoga”

    Err… Nama itu lagi.

    “Nah tuh di orangnya” Gue langsung menoleh ke arah pintu masuk saat Caca menunjuk kesana. Yoga datang dan berjalan menuju tempat kami. “Tau ga, belakangan Yoga nggak pernah perform lagi di kantin” bisik Caca ke telinga gue yang bikin gue spontan terperanjat kaget.

    “Beneran ga?”

    Yoga yang berdiri diujung barisan kursi berhenti berjalan sambil menatap tajam kea rah gue. “Apanya yang beneran?”
    Gue memutar bola mata. “Lo beneran nggak pernah perform lagi di kantin?”

    Dia hanya tersenyum dan kemudian duduk disamping kiri gue. (Posisinya: Yoga-Gue-Caca). Ia menselonjorkan kakinya dan merentangkan tangannya. Sumpah, bau keteknya langsung melesat masuk memenuhi indra penciuman gue. “Aaaahhh capek banget gue”
    “Lo capek kenapa ga? Perasaan tadi di sekolah gue liat lo ngga ngapa-ngapain deh”

    Yoga terkekeh. “Gue udah mulai program nge-gym bareng Pak Mamat, Ca”

    “Kok gue ngga lihat yah?” balas Caca

    “Soalnya programnya dimulai abis pulang sekolah sampai 30 menit setelah itu. Bentaran doang sih, gue dilatih treadmill atau apalah gitu sama pak Mamat. Katanya untuk bakar lemak aja kalori aja”

    Gue berasa dicuekin. Huh

    “Bagus dong. Ntar kan badan loh bisa kayak Koi kalau rajin ikut program kayak gitu!” Kata Caca bersemangat. Pandangan Yoga langsung mengarah pada gue setelah Caca menyebutkan nama Koi yang membuat gue langsung kikuk sendiri.

    “Ngapain lo liat liat gue?”

    “Lo ngga marah kan kalau ntar badan gue menyaingi badan Koi?”

    Aaaaarrghh! Gue langsung menjitak jidat Yoga dan menggigiti bibir bawah. Caca dan Yoga terbahak melihat gue cemberut. Dasar sialan! Caca dan Yoga kemudian saling berbicara dengan topic yang random tanpa mempedulikan gue yang berada ditengah tengah. Dan entah kenapa gue juga tiba tiba dilibatkan dalam obrolan aneh itu.
    Kami juga bermain ABC karena usulan Yoga. Tau nggak permainannya? Caranya gini, misalnya ada 3 orang yang ikut permainan ini. Ntar pada saat bermain salah satu dari ketiga orang itu akan teriak “ABC Ada berapa” sambil memutar mutar telapak tangan lalu seperti hompimpa, setiap orang akan meletakkan telapak tangannya dengan jari jari yang teracung. Salah seorang dari mereka akan menghitung berapa jumlah jariyang teracung, semisal angka 8. Kita harus menghitung huruf apa yang berada pada urutan kedelapan dalam susunan alphabet. Setelah menemukan hurufnya, kita harus menyebutkan kata apapun yang ada didalam KBBI sebanyak banyaknya yang awalan dari kata tersebut adalah huruf yang telah dikenakan tadi. Siapa yang menebak lebih sedikit, akan kalah dan akan diberikan hukuman.

    Hukumannya pun beragam, kadang dicubit hidungnya, atau digelitikin (kecuali gue , bakal sakit lagi kaki gue kalau digelitik. Err), ataupun dijitak.

    Yang keseringan kalah adalah Yoga dan gue bersama Caca selalu menang. Kocak. Dan nggak terasa saat kami bermain, om Harris sudah kembali sambil membawa sesuatu yang ia jinjing di tangan kanannya.

    “Hi there. Kalian kayaknya lagi asyik banget mainnya” Sapa om Harris ramah

    “Oh. Halo om. Kebetulan temen temen aku datang, nggak apa apa kan?”

    “Boleh kok. Nggak apa-apa. Justru lebih bagus. Kalian mau kan lihat Adam latihan?” Tanya Om Harris yang langsung dijawab anggukan oleh dua orang yang berada disamping gue. “Kalau gitu Om ke ruangan om dulu yah didalam. Bentar lagi kalau mau kalian ke panggung aja. Ok?” Kata omHarris lagi kemudian berlalu meninggalkan kami.

    “Wah.. lo dilatih bule. Canggih banget lo Dam! Hahaha” Ujar Caca yang langsung diikuti oleh tawa dari kami bertiga. “Oh iya, serak nih kebanyakan ketawa kerongkongan gue jadi sakit. Gue keluar dulu yah beli minuman”

    Caca kemudian juga pergi meninggalkan gue dan Yoga disini. Awkward. Tiba tiba awkward moment nggak bisa lagi gue hindari. Kami berdua saling diam mendiamkan diri sibuk dengan pikiran masing masing. Ada banyak hal yang pengen gue tanyakan pada Yoga. Tapi rasa amarah dalam diri gue mengalahkan itu semua dan malah membangkitkan rasa gengsi yang ngga berguna.

    Sedangkan Yoga lebih memilih sibuk dengan ponselnya. Gue tau dia lagi menghindari percakapan dengan gue. Daripada begini mulu, mending gue yang mulai percakapan deh.

    “Lo kenapa nggak pernah perform lai di kantin?”
    Berhasil. Dia berhenti memainkan ponselnya lalu memandang gue. “Lo udah nggak marah lagi ama gue?”

    “Lo kenapa nggak pernah perform lagi di kantin?”
    Dia cuman diam sambil melihat gue. Apa karena gue ganteng? Itu sudah pasti, but please! it’s not what the point is! Loh? Kenapa dia jadi senyam senyum gitu?

    “Gue berencana keluar dari band..”

    “Hah?”

    Dia mengangguk. Ia menatap kosong ke arah panggung. Entah apa maksud dari tatapannya itu gue juga ngga mengerti.

    “Kenapa ga?”

    “Karena gue ngga mau berada di tempat dimana semua orang nggak menginginkan gue”

    Gue tercekat. Apa maksudnya?

    “Gue udah menceritakan semuanya pada Kevin dan Tri tentang orientasi gue..”

    Astaga!

    “Tri menanggapinya santai, lain dengan Kevin yang ngga terima dan mengusir gue dari studionya. Semenjak saat itu gue nggak pernah lagi gabung sama mereka”

    “Bodoh!”

    Lagi lagi dia tersenyum. Something I can’t tell you what is it mean. What he wants me to know. “Makasih udah bilang gue bodoh lagi”. Gue tercenung.

    “Jangan GR lo!” Kembali gue mendengus sebal.
    Dia menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.

    “Ternyata diet buat orang yang kita suka itu susah ya..”

    “Maksud lo apaan?”

    “Gue udah mengurangi porsi makan sehari hari gue dan udah mulai program fitness supaya bisa jadi pelarian lo kalau Koi selingkuh. Hehe”

    “Setan lo!”
    ----
    Sudah lewat maghrib dan gue masih disini latihan bersama om Harris. Yoga pergi mengantarkan Caca pulang kerumahnya karena memang orangtua Caca membuat peraturan yang cukup ketat bagi anak perempuan satu satunya itu dirumah. Gue udah pernah bilang kan ke kalian? Sudahlah, lupakan.

    Gue sudah dikatakan O.K dan menguasai lagu Bukan Pujangga oleh om Harris dan disuruh mencari alternative lain untuk lagu barat. Emang sih gue merasa kalau suara gue kurang cocok buat nyanyiin lagu itu. Dan jadilah sekarang gue disuruh untuk mencari lagu lagu yang cocok untuk gue nyanyikan di tracklist gadget gue saat om Harris tengah beres beres diruangannya didalam.

    Let see…

    I’m Not The Only One? Emangnya siapa yang nyelingkuhin gue?

    Anaconda? Oke pantat gue nggak begitu besar untuk twerking seperti Nicki Minaj. Ngga cocok!

    Endlessly? Bisa sih, tapi gue lagi males buat romantic romantisan.

    Love Me Like You Do? Apa suara gue sampai ya di nada tingginya?

    “Hai”

    Gue mendongakkan kepala gue keatas. Yoga. Oh iya, gue lupa bilang ya kalau Yoga dan gue sudah baikan tadi. Yah nggak tadi tadi banget sih. Gue membalas sapaannya dan kembali focus pada tracklist gue memilah milah lagu.
    Tiba tiba Yoga juga duduk disamping gue. Badannya ngga bisa dibilang gendut juga sih, let’s just call it berisi. Entalah yang pasti waktu itu gue lagui focus sama tracklist gue dan gue cuek aja waktu dia duduk disamping gue dan entah apa yang dia lakukan gue juga nggak tau.

    Sontele

    Sam Smith

    Justin Timberlake

    Ellie Goulding

    Adam Lambert

    Chris Medina

    Christian Bautista

    Adam Levine

    Hunter Hayes

    Echosmith

    The Cab

    Ah nggak satupun yang cocok! Ngga nemu lagu yang pas lagi! Gue cuman bisa mengacak acak rambut dengan sebelah tangan sambil menggerutu. Sadar bahwa bukan gue sendiri yang duduk di kursi ini, gue langsung melirik Yoga dan yang ternyata juga sedang memperhatikan gue.

    “Ngapain lo nyet?!” Kata gue sebentar lalu lanjut focus pada tracklist.

    “Lo belum makan, Dam”

    “Terus apa? Lo mau nyuruh gue makan bakso mbak Jarwo yang udah dingin dan ngembang itu?” balas gue cuek sambil tetap focus pada ponsel. Yoga dengan santai merebut ponsel gue dan menjauhkannya diatas piano yang susah gue jangkau saat duduk.

    “Nih” dia kemudian menyodorkan sepiring nasi goreng. Gue tebak pasti dari tukang nasi goreng keliling nih. “Gue beli didepan abis nganterin Caca” Tuh kan?

    Yah karena memang perut gue laper dan gue udah nahan dari tadi plus ini juga gratis (hellow? Siapa yang ga mau gratisan?) Akhirnya gue menerima nasi goreng tersebut dan memakannya. Tentu, diatas piring if you wonder about that.
    Sempat sih gue berbasa basi ke Yoga buat ngajak dia makan juga bareng gue, tapi dia nolak dan malah mainin jarinya diatas piano. Yoga bisa main instrument apapun kecuali piano, entah kenapa gue juga ngga tau. Biasanya dia selalu bisa merangkai nada baru yang ia dapat saat latihan di studio menjadi sebuah lagu. Beda banget sama piano. Sekalinya nyentuh piano, maka yang terdengar bukanlah suara yang indah dan teratur, tapi suara yang adzab kubur dan memekakkan.

    Kira kia analoginya begitu sih, wait, gue ngga lebay kok!
    Selesai dengan nasi goreng, gue mengembalikan piring kepada Yoga. “Thanks ya” kata gue sembari kembali meletakkan jari jari gue pada piano. Dia cuman tersenyum dan kemudian bangkit bejalan ke luar. Mungkin mau mengembalikan piringnya kali yah.

    Gue meletakkan jari jari pada tuts piano lalu memejamkan mata. Salah satu car ague untuk berkonsentrasi pada saatlatihan ya gini, tutup mata dulu dan biarkan hati menggerakkan jemarimu. Udah kayak di sinetron sinetron aja gue.

    Rasanya sekarang gue mau nyanyi lagu ini deh.. ehm..

    ‘Aren’t you something admire?
    Cause your shine is something like a mirror
    And I can’t help but notice, your reflect can be this out of mind
    If you ever feel alone and the glare makes us hard to find
    Just know that I’m always pararell on the other side
    Cause with your hand on my hand
    And a pocket of a soul, I can tell you there’s no place we couldn’t go
    Just put your hand on the glass, I’ll be trying to pull you through
    You just gotta be strong
    I don’t wanna lose you now, I’m looking right at the other half of me
    The vacancy inside of my heart, is a place that now you hold
    Show me how to fight for now
    And I tell yo baby, it was easy coming back into you once I figured it out
    You were right here all along
    It’s like you’re my mirror
    My mirror staring back of me”
    3 hari berlalu. Hari besar audisipun datang. Gue deg degan karena tepat 3 jam lagi, acara nya akan dimulai. Gue berdiri divenue ini sendirian bersama 20 peserta yang lain. Semua peserta diminta untuk berkumpul dulu beberapa jam sebelum acara untuk gladiresik serta briefing. Dan disinilah gue.

    Gue belum melihat para juri.

    Sejauh ini yang gue liat hanyalah panggung yang megah dengan beberapa instrument diatasnya, backscreen yang gede banget. Dan juga beberapa kamera yang dipasang dan dikondisikan disana sini. Gue sampai lupa bilang ke kalian kalau acara ini memang ditayangkan di SANGETv , so itu lah alasan kenapa banyak artis yang menghadiri acara ini. Selain untuk pamer busana dan kemolekan tubuhnya, konser ini juga digunakan untuk ajang pamer harta. Kenapa gue bilang begitu? Karena diakhir acara bakal diminta semacam sumbangan gitu buat anak anak miskin , dan para artis akan disorot untuk diharapkan menyumbang. Nah disini, semakin banyak nominal angka yang disumbangkan, semakin besar pula simpati masyrakat yang didapat oleh si artis dan akan semakin tinggi pulalah bayaran artis tersebut jika diundang ke sebuah event.

    Dasar busuk.

    Ngomong ngomong soal artis nih, selain belum melihat juri. Gue sampai melupakan Koi. Gara gara terlalu sibuk dengan latihan, gue jadi melupakan si ikan. Kalau gue ingat ingat, dia berangkatnya kemaren dan juga datang kemaren. Wait..
    Apa ikan juga bakal ikut mendonasikan hartanya?
    Aahhh!!! Adam! Apa yang lo pikirkan! Fokus dengan briefing dan lalu bersiap siaplah di backstage!

    “Nah, peserta ke 13 adalah kamu. Adam. Nah nanti sesaat sebelum perform, semua kamera bakal menyorot dirimu. Itu ditandakan dengan saat lampu lampu dipentas semuanya menyorotmu. Ingat, saat itu yang kau lakukan pertama kali adalah perkenalkan dirimu. Lagu yang kau nyanyikan adalah Bukan Pujangga dan juga Somewhere in Brooklyn. Kau harus menyebutkan judul judul itu saat perkenalan. Oke? Kau tak boleh melanggar script. Jika kau melanggar, kau akan didiskualifikasi” Gue cuman mangut mangu mendengarkan briefing dari cewek dengan sebelah earphone di telinganya dan juga microphone yang ia gunakan. Ya.. pada akhirnya keputusan gue jatuh pada Somewhere in Brooklyn nya Bruno Mars.

    Selain karena unik, vocal Bruno nya juga gampang gue tiru disana. Thanks to Om Harris deh ya

    Gue melirik ke bagian kiri, tepatnya ke Kevin dan band barunya setelah Yoga benar benar memutuskan keluar dari band itu (yoga ngomong ke gue 2 hari sebelum hari H). Ada Tri, Ello, dan juga Rifan yang gue ga ngerti kenapa bisa direkrut Kevin dengan mudah. Padahal setahu gue Rifan ngga pandai tuh main instrument. Ah gue terlalu merendahkan.

    Setelah selesai dengan briefing, kami semua dipersilakan untuk bersiap siap di backstage karena beberapa menit lagi acara red carpet bakal dimulai. Gue digiring oleh Om Harris, Caca, dan juga Yoga untuk pergi ke ruang make up.
    Kami disambut oleh 2 orang wanita disana. Om Harris, Caca dan Yoga disuruh untuk menunggu diluar saja saat gue di make up.

    “Kenalin. Aku Anastasya” Kata cewek berambut pirang yang rambutnya lurus banget sebahu. “Kamu ganteng ya, jadi bingung mau dipoles di bagian mana” Tambahnya lagi sambil membongkar bongkar kotak make upnya. Gue kemudian duduk pada sebuah kursi yang menghadap ke sebuah cermin yang dihiasi dengan lampu lampu putih nan hidup mati.

    “Kurasa aku harus membuatmu menonjolkan aura kharismatik saat di panggung nanti” tambah Anastasya lagi yang gue balas lagi lagi dengan senyuman. Dia kemudian langsung berubah menjadi kalap. Bongkar sana bongkar sini. Bedak sana bedak sini. Ga seperti beberapa peserta lain disamping gue yang cuman tenangg waktu di make up.

    “Ew! Wajah kamu minyakan banget! Kasar! Aku pasang masker dulu yah?” Tanyanya

    Gue sontak meraba raba wajah gue. Benar. Kasar. “Boleh sih, tapi kan waktunya sisa 2,5 jam lagi?”

    Anastasya cuman mencepak sambil memasang masker pad ague. “Saat disorot nanti, orang orang akan melihat wajahmu. Kau harus tampak sempurna didepan mereka semua. Nikmati saja yah. Hanya 30 menit kok. Kau boleh tidur jika kau mau” Setelah selesai memasang masker (yang sukses membuat wajah gue jadi kayak Suzanna di film kuntilanaknya) , dia mengambil dua potong ketimun dan memasangkannya dimata gue.

    Dingin. Errrr. Ini kali pertama gue maskeran. Jadi ingat Mama gue, oh iya gue sengaja ngga ngasih tahu Mama dan orang rumah lain kalau gue ikut acara ini. Kecuali Papa. Sengaja sih, karena gue mau bikin kaget aja gitu. Hehe.
    Alasan basi.

    Masih lama nggak yah ini maskerannya.

    Eh, kok ngga didalam mendadak jadi ribut yah? Kenapa sih?

    Mau sih ngelepasin maskernya, ntar kalo wajah gue minyakan lagi gimana?

    Errrr

    “Eh Eh! Koi dateng!” Hah!? Ga salah nih!? Gue fokuskan lagi telinga gue untuk mendengarkan kasak kusuk

    “Eh yang bener?” Ada kayak suara cewek yang nyaut

    “Beneran! Dia dateng sama pacarnya! Bule!”

    Pacar?


  • Aaa, Abub swifties ya? Ini lagu bagus xD

    itu kenapa maskeran? Buat nakut-nakutin apa gimana? XD haduh, mbaknya apa banget xD apalagi nama tvnya. XD
    Koi dateng? Sama bule. Waw. Kratak gak si Adam? XD
  • ahhhhh...... abub kentang....
    pasti sasha deh yg disangka pacarnya koi ^_^
  • Siapa pacarnya??? Sasha?
  • @AbdulFoo CE_DOUBLE_TTARRR_DOUBLE_rrrr... CETARRRRRRRRRRRR, kpn lnjut?????????/ dikit amat updatenya?????????? -_- yang pnjg dunk//......... kapan lnjut????? keep mention ya???????
  • @Unprince habis ga kepikiran nama lain lagi T.T yaudah gue namain aja SangeTv . Iya nih gue rada geli waktu TayTay bilang "Aaaaaahhhh" di lagu itu. Errr. but totally asik deh.

    @haha_hihi12 @cute_inuyasha ding dong. Ga tau deh. Tebak ayo.. ntar kalo bener dikasih cipokan loh *ngarep

    @nakashima ......cape euy

  • koi pacarnya bule ?? cewe apa cowo ??
    njir, ngakak banget pas baca nama tv nya .. :D
  • @AbdulFoo capek?????????/ jngn capek donk. jngan sampekkk kamu ngecewain para readers.. dan jngn sampek ceritammu berhenti tengahhhh jalannnnnnnnnnn, aku gak suka ama cerita yang gantung tiba2 berhenti di tngah jalan gituuu.. aku jadi sebelll -_-
  • Ahahaha xD dasar Abub. Piktor nih. Mementang udah 17 taun xD
  • @Unprince Errrr.. Arrwwwrrrr

    @nakashima gimana mau brenti tengah jalan, orang chaptwr selanjutnya yanh terakhir -_-
  • Gue ikutan sedih deh ah ah ah ah ah gan,siapa itu yg mendampingi si ikan gan? Duhh adam jangan sedih ye
Sign In or Register to comment.