It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@little_mark04 @Otho_WNata92 @SteveAnggara @Bun @Rifal_RMR @sonyarenz @balaka @3ll0 @Wita @Otho_WNata92 @klintu_darnyep @cute_inuyasha @d_cetya @arifinselalusial @Adamx @centaury @ramadhani_rizky @Different @hyujin @RegiellAlvano @shuda2001 @rone @DM_0607 @bumbellbee @Unprince @lulu_75 @Tsu_no_YanYan @SyahBana @dhika_smg @Roynu @RenoF @addaa @Jerin @ffirly69 @haha_@little_mark04 @Otho_WNata92 @SteveAnggara @Bun @Rifal_RMR @sonyarenz @balaka @3ll0 @Wita @Otho_WNata92 @klintu_darnyep @cute_inuyasha @d_cetya @arifinselalusial @Adamx @centaury @ramadhani_rizky @Different @hyujin @RegiellAlvano @shuda2001 @rone @DM_0607 @bumbellbee @Unprince @lulu_75 @Tsu_no_YanYan @SyahBana @dhika_smg @Roynu @RenoF @addaa @Jerin @ffirly69 @haha_hihi12 @sonyarenz @nakashima @meandmyself @uci @hearttt @Rika1006 @Tsunami @coclrnd @centaury @Anne @happyday @Ricky89 @littlemark04 @Hon3y @Rifal_RMR @charliemrs @d_cetya @Abyyriza @ramadhani_rizky @DafaZartin @DM_0607 @Sho_Lee @nick_kevin @CurhatDetected @alvin21 @dimasalf69 @Vanilla_IceCream @Ananda1 @G_JacK @momon_ombinx @shuuda2001 @RenoF @addaa @Akhira @Amira_fujoshi @yuuki @megane
Eps: Don't you dare Koi! I'll Kill You!
Bag: 1/2
Tak ada yang lebih bagus selain bangun di pagi hari saat cahaya matahari mencumbu lembut matamu dengan sosok yang kau cintai tepat disebelahmu. Itulah yang dirasakan Adam. Tepat setahun mereka menjalin hubungan.
Yap, Adam tengah menikmati hari hari tenangnya setelah ujian UN. Dan dia tak perlu repot lagi untuk memilih universitas mana yang dia inginkan untuk masuk. dia sama sekali tak berminat untuk mengecap pendidikan di dunia sosial lagi. Minatnya kepada seni lebih besar dibanding minatnya kepada sosial. Meski dulu Sosial mengalahkan semuanya. Dan meski juga Adam sudah memutuskan untuk berhenti bermusik, namun sosok yang merengkuh tubuhnya saat ini entah mengapa selalu membuatnya tak tahan untuk memainkan instrumen kesayangannya di apartemen mereka berdua ini.
Sebuah apartemen mewah yang dihadiahkan Koi kepada kekasihnya tepat saat ia berulang tahun ke 17. Tepat seminggu setelah konser itu. Mungkin terdengar cukup hiperbola, namun itulah kenyataannya. Memberikan cincin untuk seorang pria oleh pria adalah hal yang sangat tabu dibicarakan bagi banyak orang di Indonesia. Maka dari itu Koi membelikannya apartemen ini.
Selimut abu abu menutupi tubuh mereka. Alarm mereka sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu dan membuat Adam terbangun. Meski begitu ia tetap tak ingin untuk bangkit terlebih dahulu dari ranjang ini. Dia lebih memilih untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh kekasihnya lebih lama.
Yah.. begitulah orang yang sedang dilanda cinta. Setelah sekian lama tak mengecap yang namanya cinta,kini hasrat itu kian membara dan membuatnya selalu berlebihan dalam segala aspek bersama kekasihnya.
Ahh, sumpah saya yang penulisnya aja juga ngiri.
"Trililit.. trililit" alarm membangunkan Koi dari tidurnya. Ia tersentak dan perlahan membuka matanya.
"Selamat pagi, Ikan"
Koi tersenyum dan mengecup bibir Adam pelan. Dia semakin merapatkan badan kekasihnya itu ke tubuhnya. "Adam udah bangun daritadi?" Katanya sambil tersenyum. Adam hanya tersenyum kecil sambil cekikikan. "Adam minta nambah yah?" Dan dalam sekejap pipi Adam langsung merona. Koi kembali mengecup bibir Adam lembut dan pelan. Semakin dalam dan Adam membuka mulutnya agar Koi lebih leluasa mendominasi tubuhnya. Benar saja ciuman mereka semakin dalam dan semakin dalam hingga mereka berubah posisi dimana Koi menindih tubuh Adam.
"Awww! Easy , Ikan!" Gerutu Adam saat Koi menggigiti bagian nipplenya. Koi yang sudah terbakar birahi lebih memilih untuk membiarkan Adam dengan gurauannya dan lebih memilih untuk melanjutkan gerilyanya. Tangannya menyentuh pelan seluruh tubuh bagian depan Adam. "Ayo.. ikan.. masuk.. sekaraaang..." kata Adam memberikan Koi aba-aba. Koi tersenyum dan kembali mencumbu bibir Adam lembut. Sebelum..
"ADAAAAAAMMMMM!!!!!!"
Dengan cepat Adam menendang Koi hingga ia terjatuh dari atas kasur dan berguling guling di lantai. Koi mengaduh kesakitan sambil mengusap usap bagian kepalanya. Adam dengan sigap bangkit dan mengambil celana dalamnya yang tergeletak diatas lantai bersama pakaian Koi. "Sorry, ikan. Hehe" Katanya lalu berjalan dengan santainya keluar kamar.
"Adam! Pakai celanamu!!" Pekik Koi karena ia tak mau ada orang lain yang melihat tubuh polos kekasihnya.
**
"Jadi? Kevin meminta gue untuk menuliskan lagu buat bakal single pertama di album Band-nya?" Tanya Adam sambil mengisi cangkir yang ia ambil dari tatakan dengan air putih. Yoga dengan cepat mengangguk. "Trus lo gimana? Katanya mau solo karir?"
Yoga tak kuasa untuk berbicara. Matanya tak bisa berhenti untuk memperhatikan bokong Adam yang hanya ditutupi oleh celana dalam. Adam berbalik dan memberikan Yoga kesempatan untuk semakin leluasa menikmati tubuh sahabat yang pernah ia sukai itu. "Nih diminum" Adam masih belum menyadari Yoga yang sedaritadi memperhatikan tubuhnya.
Koi yang baru saja selesai mandi langsung keluar dari kamar dan menghampiri Adam dan Yoga yang sedang berada di dapur. "Kamu masak apa?" Tanya Koi pada Adam. Sekali lagi Yoga hanya bisa diam saat Koi mengecup bibir Adam tepat didepannya. Koi selalu kesal jika Adam berada dekat dengan Yoga. Seriously, Koi? "Pakai bajumu" bisik Koi. "He's staring at your pants"
Sadar akan perkataan Koi, Yoga langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedang Adam mendadak merona. Dengan sigap Koi melepaskan handuk yang ada di lilitan pinggingnya dan memberikannya pada Adam. Untung saja Koi sudah memakai boxer jadi ia tak akan begitu risih. Adam dengan cepat mengambil handuk itu dan lalu melilitkannya ke pinggang.
"Gimana solo karirnya?" Lanjut Adam.
"Belum nemu label yang pas nih"
"Ngapain coba lo harus nyari nyari label? Minta tolong aja sama bokapnya Kevin"
"Wah.. ga enak gue"
"Gila aje lu ga enak!" Yoga cengengesan. "Yaudah. Kalau gitu gue siap siap dulu ye" Adam bangkit dari duduknya.
"Gue tungguin" Ucap Yoga mantap.
"Sssst!! Koi suka cemburu kalau gue deket deket ama lo" bisik Adam pelan sambil melirik Koi yang sedang nonton diatas sofa.
***
Adam mengangguk anggukan kepalanya didalam mobil yang dikendarai Yoga saat radio memutarkan lagu "Creep" milik Radiohead. Sesekali tangannya memperagakan seperti sedang bermain drum. Mereka sedang menuju sebuah studio yang baru saja didirikan oleh Kumar beberapa bulan yang lalu atas perintah Sasha sebagai ganti rugi atas perbuatan Kumar pada waktu audisi itu. Sebenarnya , Adam begitu membenci Kumar hingga rasanya ingin menarik peletuk sebuah Shotgun tepat ke kepalanya Kumar. Tapi karena mengingat kebaikan Sasha saja dia harus menahan semua rasa amarah itu. Yah sekarang lihat sisi positifnya, selain menjadi penulis lagu. Adam juga adalah seorang produser.
Yoga berkutat dengan mobilnya hadiag mengikuti kontes S-Men tahun ini. Dietnya berhasil dan hebatnya lagi ia dinobatkan sebagai The Sexiest Men Alive versi majalah Whatzittooya. Karena Koi adalah mantan finalis S-Men jugalah makanya setiap Yoga bertemu dengan Adam didepan Koi, secara otomatis Koi akan merasa tersaingi kharisma dan keseksiannya serta merasa cemburu.
What a nonsense.
Yoga menghentikan mobilnya di pelataran parkir sebuah gedung berlantai 5. Adam segera keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju studionya yang berada di lantai paling atas sementara sahabatnya mengikuti dari belakang. Sesaat kemudian mereka disambut oleh sebuah ruangan dengan banyak tombol dan instrumen musik. Adam menekan saklar lalu ruangan itu kemudian diterangi oleh cahaya lampu.
"Jam berapa Kevin kesini?" Tanya Adam sambil berjalan kesebuah lemari yang berada di dekat jendela.
"Ehm... jam 11"
Adam melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 10:20. Masih 40 menit lagi sebelum Kevin menuju kesini, batinnya. Adam kemudian menarik sebuah buku berwarna hitam dari dalam lemari tersebut yang memiliki tulisan DaKo di bagian atas sampulnya. Sesaat kemudian ia membalik halaman demi halamannya.
"Lo ngapain?" Tanya Yoga yang sudah duduk didepan sebuah gitar sambil memainkannya.
"Lagi ngeliat-liat sheet nih" balas Adam masih sibuk dengan bukunya. Ia terus membalik balik halaman demi halaman buku tersebut. Yoga hanya memperhatikan Adam saja tak ingin menganggu konsentrasi sahabatnya itu. Kemudian Adam mencomot sehelai sheet dari bukunya lalu memberikannya pada Yoga. Yoga langsung meraihnya lalu mencoba membaca baca dan memahami sheet tersebut. Sedang Adam lalu duduk didepan sebuah piano klasik sambil memainkan jemarinya diatas sana.
"Wah. Keren nih, lo belum kasih judul?" Adam menggeleng.
"Belum kepikiran judulnya. Cuman materinya aja yang udah mateng" jawabnya masih tetap memainkan tangannya diatas piano.
"Sayang banget lagu sekeren ini belum di kasih judul"
"Kalau lo mau, lo boleh kok kasih judul sendiri" jawab Adam cuek.
Yoga memutar matanya lalu kembali membaca sheet itu. Ada beberapa coretan dibeberapa nada. Lagunya tidak begitu galau dan tidak pula begitu happy. Semua berada pada porsi yang pas. "Bagaimana dengan Pensil?"
Adam mengernyit. "Pensil?"
"Ya! Lihat saja dibagian sini lo bikinnya kayak 'It's always black and white. You scratched it down the paper. It always happened when you cheat me' gue jadi kebayang pensil yang baru saja diraut. So.. makanya gue mau kasih judul pensil"
Adam tergelak. "Pensil? Kenapa ga pena standard aja sekalian?"
"Nyindir lu?" Bales Yoga kesal. Adam hanya terkekeh sambil memainkan jemarinya.
"Udah lama ga nyanyi nih" katanya
'No one ever saw me like you do..
All the things that i could add up to
I'd never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single worth'
Yoga memperhatikan Adam dengan seksama. Ia terpukau karena suara Adam masih sama merdunya seperti satu tahun yang lalu meski sudah kehilangan semangatnya.
'Cause there's something in the way you look at me
As it's if my heart knows
You're the missing piece
You make me believe that there's nothing, in this world i can't be
I never know what you see
But there's something in the way you look at me...'
Yoga bertepuk tangan saat bait kedua lagu milik Christian Bautista itu dinyanyikan Adam.
"Terakhir kali gue main piano bareng Koi waktu dia ultah. Hahaha"
Ugh, Koi lagi. Batin Yoga. Ya, meski sudah setahun berlalu tapi tetap saja Yoga tak bisa melupakan perasaannya kepada Adam yang telah begitu lama ia pendam. "Kenapa lo ngga bikin Album aja sekalian?"
Adam tak menghiraukan gurauan Yoga karena ia yakin sahabatnya pasti tau jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan padanya. Ini adalah kali ke-7 dalam bulan ini Yoga bertanya hal yang sama dan sudah 53 kali dalam sepanjang tahun ini Adam menolak menandatangani surat kontrak rekaman sebuah label terkenal di Indonesia.
"Good morning everyone!"
Adam dan Yoga langsung berpaling pada seseorang yang baru datang dan berdiri didepan pintu masuk. "Sasha!" Seru mereka bersamaan. Sasha yang tengah hamil 3 bulan itu dengan cueknya masuk dan merebut sheet yang tengah berada di tangan Yoga.
"Hi, cutie" goda Sasha. Ia membaca sheet itu meski tunangan Ello itu sama sekali tak mengerti bagaimana cara membaca tangga nada. "What's this? Another song you made?" Tanya Sasha yang langsung dijawab oleh anggukan Adam.
"That's for Kevin" sambung kekasih Koi itu. Sasha hanya meng-oooh dan kemudian Adam kembali melanjutkan nyanyiannya.
'If i could freeze the moment to my mind
It'll be the second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock make time stands still
Cause baby this is just the way i always wanna feel'
Sasha yang tengah bersandar pada pinggiran piano Adam juga ikut bersenandung. Ia mencoba mengikuti suara Adam yang mendominasi hampir di setiap tempo. Yoga yang sudah tahu dirinya tak bisa bernyanyi sadar diri dan lebih memilih melipat tangannya di kedua dada sambil memperhatikan mereka berdua yang sepertinya asyik dengan dunia mereka.
"Yeay! That was awesome, dude!" Pekik Sasha yang meloncat loncat kegirangan di akhir lagu saat Adam menekan nada terakhir. Sepertinya calon ibu ini terlalu cuek dengan keadaan kandungannya.
"Hey, watch out! I don't want you hurt my cousins" timpal Adam.
"Biarin! Bwek! Lagian belum gede juga perutnya. I wanna enjoy myself before i can't" Adam cengengesan dan kembali mencoba menemukan nada nada yang indah dari piano classic nya. "Well, btw, Kumar is getting married"
"Really?" Timpal Yoga.
"For the god's sake. Yes he is! Dia telah meminang Pandu kemarin malam. Last satnight for sure. That was romantic and very touchful momentous when he said yes" Jelas Sasha.
"What about your parents? Apa mereka ngga keberatan anak lelaki satu satunya menikah dengan laki laki?" Tanya Adam.
"Yaa.. karena Pandu adalah his first love. Kumar selalu memperjuangkan cinta mereka berdua kok. But i did really hate him when he did you bad last year. I'm sorry for that"
Adam tersenyum. "I do hate him. But let's just forget it. I'm happy for Kumar now. And Rifan also. Wait, how's Rifan doing?"
"Rifan lebih memilih untuk kuliah di Jakarta" Kata Yoga.
"Beneran? Rifan udah tau belom kalau Kakaknya bakal nikah ama bosnya Kevin?" Pertanyaan Adam langsung dijawab oleh gelengan Yoga dan Sasha.
"I don't know"
"Lebih baik gue bersiap siap sekarang. Kevin dan yang lain bakal datang sebentar lagi" ucap Adam.
***
"Aaaaahhhhh! Seriusan dam?!" Pekik Caca kegirangan. Saat ini Adam, dan Caca sedang lunch bersama di sebuah restoran di sebuah pusat perbelanjaan terdekat. Adam yang sedang menyeruput Cadburry panas nya cuman bisa mengangguk angguk. Caca tak berhenti henti tersenyum bahagia dan sesekali tertawa hingga ia menjadi pusat perhatian semua pelanggan.
"Ga usah lebay kali, Ca" ucap Adam. Caca hanya terkekeh dan merapikan duduknya.
"Habis gue seneng banget dam. Cita cita gue terkabulkan. Aaa----" baru saja Caca mengambil ancang ancang untuk melonjak, Adam dengan cepat menahan bahunya. "Udah jangan kayak gitu lagi. Malu lah"
"Hehe. Maaf" Caca kembali duduk dan lalu menyendok suapan pertama Rainbow Cake nya.
"Pokoknya lo thanks to Koi aja Ca. Gue cuman nyampein pesan dia aja kok. Selamat ya akhirnya kesampean juga jadi model" Adam kembali menyeruput Cadburrynya.
"Eh, hubungan lo ama Koi gimana? Udah.. ncus ncusan belum?"
"Uhuk!" Adam langsung tersedak mendengar pertanyaan dari Caca.
"Ga usah pake acara tersedak keleus"
"Habis pertanyaan lo to the point banget ga pake ba bi bu" Caca terbahak seketika melihat wajah Adam yang merona.
"Yaudah. Jawab aja kok repot. Udah apa belom?"
"Ehhmmmm.... gimana yah....Aw! Jangan main cubit cubitan! Udah kayak perawan minta di ncus aja lo"
"Berarti lo udah ngga perawan dong?"
"Lo kata gue cewek!? Gue engga pernah minta dicubit kok! Eh...."
"Naaahh!! Ketahuan! Hayo ngapain?" Dan ternyata Caca benar benar kepo.
"Udah ah! Daripada bahas yang begituan, mending bantuin gue!"
"Bantuin apa?" Caca kembali menyendok Rainbow Cake nya.
"Besok.. tepat setahun gue dan Koi jadian.."
Seakan baru mendapat durian runtuh. Senyum Caca merekah saat itu juga. "Oh ya!? Ciyeeeeeee yang ngga jones lagi"
"Jones teriak jones. Huh" cibirnya.
"Idih? Siapa bilang gue Jones? Gue ama Kevin udah langgeng 6 bulan. Enam-Bulan!"
"Iya deh yang 6-bulan-an. Jadi gimana nih?" Lanjut Adam lagi.
"Gimana apanya?"
"Itu... ehmm... yahh...." Adam terlihat gugup. Jelas sekali.
"Kalau menurut gue yah.. lo kasih aja Koi apa yang ia suka dan pengeeeen banget"
Mendengar saran dari Caca. Adam spontan menerawang. Apa yang benar benar disukai dan diinginkan oleh Koi? Kemarin, tepat pada saat hari jadinya yang ke 18 dia sudah memberikan dirinya sepenuhnya kepada Koi. Meski malam malam sebelumnya yang mereka lakukan hanya tidur seranjang dalam kondisi tanpa busana. Sungguh pasangan yang ekshibisionis.
"Jadi apa yang bakalan lo beli buat Koi?"
"Gue ngga tau Ca... Koi udah punya semuanya.."
Caca terlihat ikut berpikir. "Lo belum hamil kan?"
"GUE MANA BISA HAMIL!" Jawab Adam spontan. Sekali lagi Caca terbahak.
"Kalau menurut gue. Sesuatu yang bisa menjadi momentum yang akan selalu kalian berdua kenang"
Adam terlihat berpikir sejenak. Sesuatu yang bisa dijadikan momentum. Hmm.. "ada sih. Cincin. Tapi.. duit gue ga sampai sebanyak itu.."
Caca memutar bola mata. "OMG Adam! Lo udah jual banyak lagu lagu lo! Berapa sih yang lo belanjain? Heran deh"
"Gue serahin semuanya buat bonyok Ca.. bonyok pernah punya cita cita untuk berkeliling dunia..." Caca terkagum kagum mendengar jawaban Adam. "Yahh... meski duitnya cuman nyampe untuk keliling korea"
"Woah.. itu keren , Dam!" Adam kembali menikmati Cadburry-nya. "Oke.. bagaimana dengan kue?"
"Kue? Kue apa? Koi kurang suka yang manis manis"
Caca mangut mangut. "Kita pesen yang rasa lain aja kalo gitu mah"
"Loh? Emang bisa?"
"Ya ampun, Dam. Ya bisa lah! Rokok yang notabenenya aja dibakar ada yang rasa "dingin". Masa kue doang ngga ada varian rasanya?" Caca mendesah sambil menunjuk nunjuk cake-nya.
**
"Yak. Cut!!!" Pekik sutradara dari kursinya yang menandakan scene dimana Koi yang terkapar dengan luka parah di pinggir sungai harus dihentikan. "Ya ampun! Priscil! Mana air matamu! Mana!?" Hardiknya dari balik Toa. Sementara yang dihardik tak menghiraukan saat team make up berhamburan menujunya sambil menenteng nenteng kotak make up dan juga kursi.
"Huh! Tau begini mending gue ga usah nonton re-run nya Cinta Henny!" Keluh Priscil sambil mengipas ngipas kepalanya sementara beberapa orang yang lain melepaskan properti dari badannya.
Melihat Priscil yang sedang mengeluh, Koi yang sedang dibenahi penampilannya juga ikut mengomentari. "Ayah Koi juga suka nonton Cinta Henny. Ayah sampai nangis nangis gitu"
"Oh ya? Trus ibu Koi ga suka nonton Cinta Henny?"
Koi sedikit menyunggingkan senyumnya sambil menggeleng. "Koi cuman punya Ayah"
"Aw! Pelan pelan mbak! Gue habis 4 jam buat perawatan rambut!!" Bentak Priscil lagi saat penata rambutnya tak sengaja menarik akar rambut bagian pelipisnya. Orang itu langsung minta maaf dan kembali menjalankan tugasnya. "Sorry, gue pikir nyokap Koi masih hidup"
Koi mendelik. "What do you mean? Orang tua Koi masih lengkap kok". Koi yang dalam keadaan topless hanya membiarkan orang orang memberikan sentuhan kepada badannya untuk menampakkan kesan maskulin kecoklat-coklatan dengan darah pada dirinya.
"Loh? Tadi katanya Koi cuman punya ayah?"
"Yak. Ayah dan Papa" jawab Koi dengan senyuman yang dijamin bisa membuat semua wanita meleleh.
Priscil tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. "What!? Seriusan?!" Koi cuman mengangguk menahan geli yang ia rasakan saat orang orang itu mulai memberikan pewarna coklat pada bagian dada bidangnya.
"Koi emang punya Ayah dan Papa. Papa Koi dokter sedang Ayah Koi itu lebih dari sekedar Ayah"
Priscil mangut mangut tanda mengerti. "Wah. Pantes Koi mau pindah ke Amerika. Kalau orang orang pada tau, bakal jadi perbincangan yang panas nih di dunia entertaiment"
"Teman teman Koi pada tau kok. Ayah dan Papa juga ngerti"
"Terus?"
"Terus apanya? Koi ngga ngerti"
"Terus gimana rasanya tinggal di keluarga kayak gitu?"
"Ya sama aja"
***
Dini hari dan masih ada ratusan scene dan take lagi yang harus di lakukan oleh aktor aktor The Lapar Games. Seperti Priscil yang harus melakukan adegan berburu pada malam hari, Koi yang diharuskan untuk membuat kissing scene antara dia dan Priscil menjadi begitu nyata, Leon dengan aksi pertempurannya dengan pasukan Oreo. Apapun scene yang mereka kerjakan, it'll gonna be worth it.
Koi menguap panjang. Ini hari ke 13 dimana dia harus memaksa dirinya begadang untuk film ini. Dia sudah meminta izin terlebih dahulu kepada sutradara untuk pulang ke apartemennya meski pada awalnya larangan yang ia dapat. Namun pada akhirnya Koi juga bisa pulang. Selain karena mengantuk, dia juga merindukan Adam. Kapan yah Koi mau merindukan penulis kayak gue? Eh. Oke oke back to the epilogue.
Koi melajukan mobil Range Rover hitamnya sendirian melewati hutan hutan yang dijadikan kru sebagai set film ini. Ia membuka sebuah box pendingin mini dibagian jok tengah dan mengambil sebuah Nescafe kaleng dari dalamnya. Meski bukan pecinta yang manis manis, Koi adalah pecinta sesuatu yang berbau dingin. Makanya ia sengaja menaroh box pendingin kecil di mobilnya. Selesai membasahi kerongkongannya sedikit Koi lantas meletakkan kaleng yang masih berisi srtengah itu kedalam box kemudian mengecheck gadget yang ia charge karena batrei yang koid. Ada 10 panggilan dan beberapa pesan masuk. 1 dari Ayah, 1 dari Papa, 2 dari Adam dan 6 dari Caca. Dan pesan masuk hanyalah berasal dari Adam dan Caca.
'From: Babe
Ikan! Gue bakal tidur dirumah Mama malam ini. Gue udah siapin makanan di dapur. Besok pagi gue bakal kerumah. Dadah ' Koi tersenyum kemudian beralih ke pesan selanjutnya.
'From: Tasya
Mksh Koi!!!!! '
Koi memelankan laju mobilnya saat sampai di persimpangan. Ia meraih ponselnya kemudian menelfon Adam. Tuuut.. Tuut.. tut
"Babe.." ucap Koi
"Ya? Halo? Kenapa , Ikan?" Balas Adam dari seberang, sedang sibuk sepertinya. But, for god's sake,Adam! Ini kan dini hari!
"Kamu kenapa ngga tidur di apartemen aja? Koi kan cape. Pengen meluk meluk kamu" Adam tergelak di seberang. "Sekarang kamu lagi sama siapa?"
"Sama Khaeela. Mama dan Papa juga ada. Mau ngomong?"
"Pantes rame. Ngga deh. Koi kan cuman mau ngomong ama Babe si pemilik pantat lucu" Sambil menahan tawa Koi mengucapkan itu dan begitu yakin bahwa Adam di seberang sana sedang merutuk rutuk tak jelas.
"Kamu udah selesai shootingnya?"
Beberapa saat kemudian lampu lantas berganti jadi merah dan Koi kembali memajukan mobilnya. "Udah nih"
"Kalau gitu nanti dirumah jangan lupa makan. Dadah" lalu Adam mematikan panggilan begitu saja.
Melewati persimpangan kemudian Koi semakin melajukan kecepatan mobilnya di jalan. Karena dini hari hanya sedikit mobil yang melewati jalan yang melewati apartemen Koi. Masih beberapa meter dan Koi harus melewati belokan menuju basement pelataran parkir.
Sepi. Yah, namanya juga tengah malam 'kan?
Setelah mendapatkan spot yang tepat, Koi keluar dari mobilnya dan sesaat sebelum memasuki lift, ia menemukan seseorang tergeletak tepat didepan pintu itu. Seseorang yang dibalut hoodie hitam dengan rambut acak acakan. Ia tak sadarkan diri. Koi celingak celingukan ke sekitarnya mencari apa ada seseorang yang bisa dimintai pertolongan karena sungguh badannya benar benar letih dan esok dia harus ke lokasi syuting paginya. Tapi apa daya, tak ada satupun orang yang ada. Dengan berat hati Koi kemudian membangunkan orang tersebut dan membopohnya masuk kedalam lift.
'Ada saja yang menganggu' batin Koi. Aroma alkohol tercium jelas dari dalam mulut orang ini. Koi memang suka meminum anggur, tapi karena Adam tak suka dengan alkohol makanya Koi mengurangi kebiasaan minum itu.
Sampai didepan apartemennya, Koi membuka pintu dan berjalan masuk kedalam masih membopoh orang itu. "Here you go.. aaahh" Koi membaringkannya ke atas sofa yang berada di ruang tengah. Ia berjalan masuk kedalam kamar dan memeriksa apakah ada selimut tambahan di lemarinya. Setelah menemukan benda itu, Koi berjalan keluar dan menyelimuti orang itu lalu kembali masuk kedalam kamar. Tak lupa mengatur suhu ruangan tengah terlebih dahulu. Koi membuka bajunya dan kemudian merangkak diatas kasur. Ia merebahkan badannya lalu terlelap begitu saja. Koi benar benar kelelahan sepertinya.
Beberapa jam berlalu, Koi benar benar tertidur pulas. Ia tidur menyamping menhadap balkon yang pintunya terbuat dari kaca dan hanya ditutupi oleh gorden. Malam semakin larutt dan semakin kencang pula angin malam berhembus.
"Kriiitt..."
Koi tak sadar pintu kamarnya terbuka. Seseorang masuk kedalam. Ia melengok sebentar kedalam. Kemudian melengok keluar. Begitu beberapa saat hingga dia akhirnya menutup pintu kamar Koi dan berjalan mendekati kasur tempat dimana pemilik apartemen sedang terlelap. Orang itu membuka bajunya berikut dengan celana terusan yang ia pakai hingga hanya menyisakan boxer kecil yang tampak begitu sempit dibagian paha. Ia menjatuhkan badannya pelan dikasur lalu masuk kedalam satu selimut yang sama dengan Koi.
"Drrrrrrtttt.. Drrrrttt" Ponsel Koi yang tengah ia charge di desk didekat kasurnya bergetar. Sebuah alarm. Penanda pada kalender.
- 14 Februari 2015 , Happy Anniversary Babe! -
*tepukJidat
*mikirAlur
=========
ehh,,,, ehhhh,,,
*ketahuanMauNgerumpi
lanjutannya ditunggu ya??
kalo make pov nya adam lebih lucu kali yaaa? romantisnyaaa~~
o iya , adegan ncus ncusannya dong chap depan wkwkwk >_<
o iya , adegan ncus ncusannya dong chap depan wkwkwk >_<
jadi merah dan Koi kembali memajukan
mobilnya. "Udah nih" , bukannya kalo jalan itu ijo ya ??
koi cemburuan nih ma yoga, ngeliatnya kaya anak kecil yang ngga suka ma temennya .. (^ ^)
eh, siapa tuh yg pingsan ?
Semoga Adam gak tiba2 pulang terus....
Ahh lanjut^^)/