It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hahahaha
cuplikan 2 :
........ "Anggap aja kencan" .
aduh part zizi cuma kk @Rika1006 doang yg tw, gmn minta cluenya sma dia y wkwkk
Oiya, special thanks buat bang @MarioBros
**
Tinggi, putih, bawa kantong di tangan, dan lagi melongo. Bukan, jatohnya bukan melongo. Kayak gini sih wajahnya ('_') . Apa itu bisa disebut melongo? Well, apapun nama ekspresi itu, gue bakal menyebutnya melongo.
Oh satu lagi, dia keliatan bego banget saat ini. Dia bahkan ga berkedip.
"Mau pecel?" Gue ngangkatin kresek hitam yang baru aja gue nemu di atas meja makan (kayaknya) sambil memamerkan gigi.
**
"Lo beli banyak. Mana semuanya kayaknya pada banyak gula. Ga takut diabetes lu?" Celoteh gue sambil mencomot satu martabak. Sekarang gue ama Irga lagi di ruang tengah sambil nonton TV. Kami duduk lumayan dekat. Mungkin bisa dibilang cukup dekat. Irga ga jawab apa apa dan fokus ama TV.
Oke, mungkin awalnya kalian mikir kalau gue yang duduk deket deket Irga. But seriously? Gue cuman duduk sendirian sambil nonton, kemudian Irga datang sambil natap gue aneh kemudian senyam senyum, nyodorin martabak manis, lalu entah kenapa duduk deket banget ama gue. Sambil nyengir dia keluarin ponsel dan bilang , "Selfie!"
Awalnya gue pikir Irga itu orang yang cool, dan kalem. Dan kalau diliat dari garis wajahnya, bisa dibilang kalau dia itu orangnya laki banget dan polos. Pernah liat Adam Levine? nah kira kira dia mirip sama Nick Jonas (kalau gue liat dari postur tubuh). Tapi itu semua luntur saat sikap anehnya barusan dan waktu dia menatap gue horror saat gue ga sengaja keluar WC pake kolor doang (kebiasaan sih di apartemen).
Jadi, ini bermula saat Irga datang. Saat itu gue baru aja nemu pecel dan dia langsung bengong didepan pintu masuk. Gue perkenalkan diri gue dan dia tetap melongo. Sampai akhirnya gue menjentikkan jari jari tangan dan dia akhirnya tersadar.
"Mana Zizi?" Itu dua kata yang pertama kali diucapkannya ke gue. But , gue langsung mengalihkan topik menjadi 'dimana kamar mandinya' karena badan gue udah gerah banget. Irga nganterin ke kamar mandi dan akhirnya gue mandi.
Selesai mandi, gue (hanya make kolor doang dan handuk gue taro di pundak) berjalan keluar berencana untuk ngubek ngubek tas cari pakaian (gue taro di lantai sih, dan otomatis gue nungging) . Gue niatnya mau pasang baju di kamar mandi aja, tapi waktu gue berbalik mau ke kamar mandi lagi. Tiba tiba aja Irga ada di belakang gue dengan mulut terisi martabak dan terbuka. Oh yaampun. Dan tau apa yang dia katakan pertama kali? "Pantat lo lumayan"
MESUM!
***
"Jadi, lo temennya dari temennya temen Zizi yang punya hubungan darah dengan sepupu dari sepupu sepupunya nenek dari neneknya Zizi yang tinggal di Kota Harapan dan entah kenapa Zizi mendadak harus kesana dan lo juga harus ke sini karena ada urusan mendadak?" Gue segera mengalihkan pandangan gue dari seisi kamar yang cukup gede dan apalah apalah ini ke Irga yang baru masuk.
"Well, sort of" Jawab gue sedikit mengada ada. Ngga sedikit lagi sih, emang mengada ada. Tadi Irga nanya gue siapa dan kenapa bisa ada disini dan hanya itu alasan yang terpikirkan oleh gue. Masa gue harus bilang 'pacar lo males banget ama lu gara gara selingkuh ama Rasya jadi kita gantian posisi gue jadi pacar lo'. There's no in the world that would happen! Kita udah sepakat merahasiakan ini dari mereka berdua hanya untuk sehari. And after that i'll got all the dances in the bed that i want. *smirk*
Irga jongkok didekat ranjang dan kemudian menarik sebuah kasur serep dari kolong. "Lo tidur dibawah" dan kemudian dia langsung menjatuhkan badannya di kasur yang lebih tinggi dari gue.
"Tunggu. Lo nyuruh gue tidur di lantai!?"
Dan entah kenapa, irga mengangkat sebelah alisnya. "Emang lo siapa harus tidur dideket deket gue?"
Err. Pacar? Tuh gue jadi keki sendiri mau jawab apa. Duh. Kalau gue bilang pacar kan ntar Irga curiga dan langsung ngusir gue keluar rumah dengan tuduhan 'ada orang ganteng dan imut mau grepe grepe dan ngaku jadi pacar' ke tetangga. Wait, kalo dituduh kayak begitu gue rela kok. Asal dari kata mau sampai pacar diilangkan sih.
Singkatnya, gue akhirnya mendengus sebal dan merebahkan badan dikasur bawah. Cukup empuk. Sayang ga ada bantal.
"Pluk!" Baru aja gue ngarep ada bantal, eh udah kegeprok aja ni wajah gue ama bantal. Sementara irga tidur membelakangi gue yang sedang melihatnya dengan tatapan mematikan. Mungkin secara hiperbolanya, dengan susano'o.
Karena sudah menunjukkan pukul 20:33 dan gue udah ngantuk lalu teringat dengan syarat yang diajukan waktu itu. Gue kemudian dalam keadaan berbaring, merogoh saku celana dan mengeluarkan ponsel gue. Ada banyak pesan BBM dan LINE rupanya.
- Lagi makan malam di apartemen ) (Zizi)
- Babe, kamu kok belum pulang? Koi kan kangen
Tunggu. Mata gue sontak langsung tertuju pada DP Koi. WHAT THE HELL?! KENAPA KOI BISA PASANG DP SELFIE SAMBIL NGERANGKUL RANGKUL ZIZI SIH!? Bukan. Bukan itu masalahnya. KENAPA KOI JAM SEGINI UDAH DIRUMAH!? KEMARIN KAN KATANYA GA PULANG DULU!!
Calm down, Adam. Easy. Easy. Koi ga ngapa-ngapain sama Zizi. Beberapa saat kemudian gue mengetik balesan.
- Bareng Koi, yah? Gimana? Gue lagi tidur nih bareng Irga
- Aku lagi di Bandung. Ada urusan ama keluarga.
Dan ga tau kenapa, selanjut selanjutnya setelah beberapa menit mereka berdua ngga ngebales. Gue sampai ga bisa tidur memikirkan keadaan Koi dirumah.
Tunggu..
Apa jangan jangan..
**Bayangan Adam**
"Aaaahhh! Kak Koi jangan kayak gitu..ummhhff"
"Bibir kamu sungguh nikmat Zi.. " Tangan Koi semakin meliar dan meliar hingga menyentuh bagian bokong Zizi dan meletakkan kedua tangannya disana. "Pantat kamu kayaknya lebih enak dari Adam"
**End of Bayangan Adam**
GYAAAAAAAA!!!!! GA MUNGKIN!! GA MUNGKIN MEREKA MALAM MALAM BEGINI.. AAAAA!!!!!!!
"Lo kenapa?"
Ng? Gue spontan tersadar dari lamunan super mesum gue dan mendongakkan kepala keatas. Irga tiba tiba udah tidur deket banget ama kasur dan dari atas dia melihat gue aneh. "Eng... ngga ada apa apa" Jawab gue agak terbata bata kemudian memalingkan wajah ke ponsel. Ya mau gimana lagi? Masa gue harus jawab 'pacar gue lagi main ama Zizi (padahal sih engga)' ? Saat gue kembali menoleh ke Irga, eh nih anak udah sibuk ama ponsel. "Lo sendiri lagi ngapain?" Tanya gue akhirnya dari bawah.
Satu
Dua
Sampai beberapa detik kemudian ga ada respon dari Irga. Gue mengulang pertanyaan dan kembali ngga dapat respon dari ini anak. Masih aja terpaku ama ponselnya. Kesel dicuekin, akhirnya gue langsung merangkak naik dan menjatuhkan badan tepat kesamping Irga. "Lagi apa?" Tanya gue lebih agresif dan lebih menempel ke badannya agar bisa ngeliat layar ponselnya.
Irga dengan cepat mendorong kepala gue menjauh dari dadanya (harus gue akui dadanya kebentuk. Huehe). "Jauh jauh sono!". Tapi gue kembali mendesak badannya dan akhirnya terkuak sudah fakta kalau.. IRGA JUGA DOYAN BACA CERITA DI BOYZFORUM!. "Apa liat liatin gue?" Tanya Irga akhirnya. "Kok kayak 'yamete senpai' gitu yah?"
Mendengar 2 kata yang tak asing di telinga , antusiasme gue semakin meledak ledak. "What!? Lo juga doyan ngewancak?" Pacar Zizi ini memutar bola mata kesal sambil menghela nafas. Gue kemudian semakin berusaha mati matian mengintip monitornya hingga gue tau kalau dia lagi baca cerita Sepenggal Cerita Di Balik Gulungan Kertas.
"Tidur dibawah!" Perintahnya seraya menendang gue. Tapi sesaat sebelum gue melesat jatuh kebawah, gue dengan cepat kembali berbaring disampingnya.
"Ceritakan tentang cerita itu"
Irga bergidik. Dia agak lebih melunak sekarang dan lihat, bahkan dia menjauhkan ponsel dari wajahnya. "Cerita tentang apa?"
Gue memonyongkan bibir kearah ponselnya. Berharap dia akan menceritakannya (secara ini satu satunya kesempatan agar bisa dekat ama dia dan bikin dia menyesal udah nyakitin zizi. Wuehehe). Tapi apa yang gue dapat?
"Lo mau gue cium?" Tawarnya sambil mengangkat angkat kedua alis. "Ngehe lu!" Gue langsung menjauhkan sedikit kepala gue darinya.
Irga terkekeh, menjauhkan ponselnya dan kemudian menghela nafas panjang sebelum kembali memutarkan badannya menghadap gue. "Jadi, mau diceritain apa?"
Akhirnya, satu celah terbuka. "Tentang cerita yang barusan lo baca" kata gue cepat.
"Ceritanya panjang sih.." Irga lalu dengan cepat segera membaringkan badannya sambil tetap melihat gue. Tadi dia sambil nyandar ke dinding soalnya. "Yakin mau diceritain?"
"Yakin!" Sahut gue cepat. "Gue udah baca satu cerita di BoyzForum juga. Yang tentang Gugun dan Ian" dan lalu gue juga ikut berbaring disampingnya sambil menatap langit langit.
Irga kemudian menopang kepalanya dengan tangan kanan. "Maksud lo, Bukan Sekedar Cinta?" Gue mengangguk . "Itu cerita cukup nyesek" gumamnya.
"Itu yang membuat gue curhat dan kenal Zizi dan--" demi apa gue keceplosan dan langsung menutup mulut gue saat Irga menaikkan sebelah alisnya. "Maksud gue.."
"Sudahlah lupakan" gue tercekat mendengar respon Irga. "Jadi.. itu cerita tentang kisah cinta Panji"
"Panji?" Tanya gue cepat. "Panji Millenium sinetron zaman jadul dulu yah?"
"Bukan panji yang itu! Tapi Panji yang di cerita punya @MarioBros "
Dan malam itu, gue berakhir di kasur yang sama dengan Irga yang dengan semangat 45 menceritakan tentang kisah Panji dan teman temannya. Dan kisah cinta segitiga yang dialaminya. Bagaimana dia ditinggal Iril ke UK dan Tomori yang selalu mencintainya. Bukan karena gue menggoda Irga, sorry aje ye, gue cuma akan menggoda dan tergoda oleh Koi seorang. Hoho
Sampai akhirnya semuanya menjadi gelap dan gue masuk kedalam mimpi terbuai dengan kata demi kata yang keluar dari mulut Irga mengenai cerita itu.
***
Gue terbangun paginya saat jendela terbuka lebar lebar dan matahari tersenyum diluar saat cahaya menari nari tepat diatas kelopak mata. Gue pikir, ini masih di apartemen. Jadi gue berguling ke samping dan langsung memeluk sosok yang tidur disamping gue.
"ASTAGHFIRULLAH AL ADZIM!" Gue terperanjat ngeri saat menemukan orang yang tidur disamping gue bukan Koi, melainkan Irga yang menatap gue horror dari posisinya. "LO NGAPAIN PELUK PELUK GUE!!?" Ditambah lagi pekikan Irga yang kayak gitu.
"Siapa yang meluk elu!!" Gue berkilah. Emang sih, gue yang meluk pada dasarnya. Tapi gue kan ga sadar. Irga dengan cepat beranjak dari kasurnya dan menarik selimut dari badan gue.
"BANGUN!!" Gue menggerutu sendiri mendengar suara Irga yang menggelegar. "UDAH JAM 8 DAN LO GA BANGUNIN GUE!!!"
"Loh? Kok jadi salah gue?" Seriously? I just woke up. "Lo nya aja yang keenakan tidur deket ama gue"
"Gila! Gue? Lo kali yang keenakan! Gue udah bilang buat tidur dibawah kan?!"
Pagi itu diawali dengan adu cek cok diantara kami. Apapun. Irga yang menyalahkan gue karena dia telat bangun dan melewatkan kuliah paginya, gue yang menuduh Irga keasikan tidur ama gue sampai sampai celananya basah tepat diselangkangan (beneran).
Bahkan sampai saat kami keluar dari kamar kita masih berantem. Gue berusaha ngejitak pala dia, tapi emang dasarnya ia tinggian dari gue yang bikin tinggi badan gue benar benar beda jauh ama tingginya dia.
Sampai diluar, dia masak nasi goreng. Setelah perdebatan cukup alot tentang gue yang mau nasi gorengnya pedes, sedang Irga maunya yang agak asin. Lagi lagi kita saling beradu argumen sampai akhirnya gue mengalah dan duduk didepan TV.
Ya gue hanya bisa duduk, soalnya ponsel gue batere nya habis. Gue lupa ngecharge dan barusan aja di isi baterenya. Namun sesaat kemudian mata gue menangkap sesuatu yang cukup familiar di sudut ruangan. Gue meraih benda itu dan langsung memetik beberapa senar dengan jari gue."Lo suka main gitar?" Gue sedikit berteriak mengatakan itu karena Irga lagi didapur.
"Suka!" Balasnya.
Saat jemari gue memetik beberapa kunci , mulut gue secara otomatis terbuka dan menyanyikan sebait lagu.
'I can move mountains,
I can work the miracle, work the miracle
Keep you like an oath but nothing the death do us part'
Aslinya lagu 'Uma Thurman' itu bergenre benar benar rock dengan beberapa instrumen yang bisa membuat lo dance. Tapi, mungkin karena gue mainnya pake gitar akustik kali yah, jadi waktu gue nyanyi kedengeran agak lebih Jazzy gitu.
"Lo bisa nyanyi?" Tiba tiba aja Irga keluar dari dapur sambil membawakan dua piring nasi goreng yang sepertinya masih panas.
Gue bangkit meraih satu piring lalu meletakkannya diatas meja. "Well, yeah sedikit. Emang kenapa?" Tanya gue balik sambil menyendok nasi gorengnya. "Enak nih" kata gue disela sela kunyahan.
"Thanks" Irga kemudian juga menyendok nasinya sesudah kembali bermain ponsel sebelumnya. Mungkin BBM-an ama Zizi? "Coba nyanyi lagi"
Way too excited, gue kemudian langsung meraih gitar kembali. "Hmm.. mau nyanyi lagu apa?" Tawar gue.
Dia memukul mukul badan sendoknya diatas meja seperti mencari cari lagu yang enak untuk pagi ini. Before he finds it, i rolled my eyes and sighed out loud then, gue memainkan lagu 'Bed Of Lies' . Dengan cepat gue mencari cari nada yang pas lalu langsung membuka mulut.
'So does she know i've been in that bed before?
A Thousand count and not a single threaded truth
If i was another girl, then i'm ashamed to say that i not over you
There's one thing i need to know
So call me when you're not so busy
Just thinking of your self?
Do you ever think of me when you lie down in your bed of lies?'
Irga tampak menikmati. "Itu lagu siapa?" Tanyanya.
Gue letakkan gitar kembali ke tempatnya dan kembali menyendok nasi. "Nicki Minaj" balas gue.
"Oh ya?" Irga kembali menyendok nasinya. "Yang pantatnya gede itu yah?" Tanyanya yang langsung gue bales dengan anggukan.
"Habis ini lo ada acara kemana?" Sahut gue saat nasi goreng kami sudah habis.
Irga meraih piring gue dan membawanya kembali ke dapur. "Ngampus. Ama main basket"
"Boleh ikut?"
***
Awalnya gue pikir ngampus itu kayak sekolah. Jam 7 bel masuk. Kemudian istirahat, masuk lagi dan pulang. Jalan ke kantin bareng temen temen, gokil gokilan, nyanyi di pentas, ditegor guru, rapat osis. Gataunya malah beda banget dari ekspektasi gue. Mungkin karena gue ga pernah kuliah dan langsung memilih kerja aja kali yah.
Sekitar 15 menit yang lalu, Irga udah masuk kelas. Katanya cuman bentaran doang. Dosennya emang ga suka lama lama di kelas (katanya). So gue disuruh nunggu diparkiran karena (katanya lagi) dia mau ajak gue keliling keliling bandung. Asyiiik!
Dan jadilah gue sendirian dengan gitar Irga di punggung gue. Duduk di halaman parkir fakultas XXX yang cukup rindang. Karena pantat berasa panas duduk dijok motor mulu, akhirnya gue memutuskan untuk mencari spot enak dibawah pohon.
Cuaca pagi ini cukup panas, tapi ga sepanas di Harapan lah. Masih wajar. As i sat under the tree, gue merogoh kantong dan mengeluarkan ponsel. Dari tadi malem ga di charge dan ini aja batrenya masih 37%. Untung aja Irga mau minjemin gue power bank.
Dan ini aneh.
Ga ada notifikasi apapun yang masuk dari siapapun. I was counting on Zizi before, siapa tau dia ngasih kabar kalau Ko ga bener bener selingkuh. Who knows?
Ping! Dan satu bbm masuk. Dari Koi. 'Temen kamu asyik juga yah orangnya. Aku lagi makan nih' Gue terdiam. Asyik? Wait. Lagi ngapain mereka? Dan DP Koi lagi lagi ganti menjadi.. oh tidak. Oh tidak. KENAPA FOTO ZIZI LAGI TIDUR!?
Ngga bisa! Ngga bisa dibiarin!
"Kakak... "
KOK BISA BISANYA KOI MAIN AMA ZIZI!!? DAN ITU DI KASUR GUE LAGI!!
"Bola aku nyangkut.. kakak ambilin dong.."
"BERISIIIK!!!" Bentak gue akhirnya pada bocah lelaki yang entah kapan ada didepan gue. Abis nganggu sih.
Bocah itu terdiam. Gue mendengus sebal sambil mencari cari kontak Zizi di BBM. Waktu baru aja nemu, gue tiba tiba mendengar suara isakan."Hiks..." sontak gue mendongak dan melihat mata bocah itu sudah berair air. "Wee.. kakak jahat.. hiks.."
Glek! Belom ada 2 hari gue di Bandung udah dibilang jahat aja gue. Gue memilih cuek dan tetap ngetik BBM ke Zizi. Tapi semakin cepat jari gue ngetik, semakin keras pula tangisan anak itu.
"HUAAAAAAAAAA!!!!!!!!"
Telinga berasa sakit banget dengar tangisannya, sampai akhirnya gue mengalah. "Ok! Ok! Fine! Lo diem. Oke?"
Dan dia malah nangis makin kenceng sampai semua orang di sekitar ngeliatin gue. "Ok, ok, maafin kakak yah dek..." ucap gue berusaha menenangkan.
Gue makin kebingungan saat dia makin menjadi jadi. Kalo di TV TV tuh, anak kecil nangis dikasih permen. Tapi gue ga ada permen. Dikasih duit aja kali yah buat beli permen.
"Ini.. kakak kasi duit sepuluu rebu. Maafin kakak yah?" Kata gue akhirnya sambil nyodorin duit. Dia terdiam sebentar kemudian nangis lagi. Apa mungkin duitnya kurang? Gue ganti deh jadi duit 20 rebu ke itu anak sambil senyum. Tapi dia ga brenti nangis sampai semua orang ama abang abang jual bakso ngeliatin gue. Hingga akhirnya gue cape dan ikutan berteriak. "MAUNYA APAA!!!!?" Emosi gue lama lama. Untung di rumah ga ada anak kecil.
"Seratus rebu" katanya dengan tampang tak berdosa yang langsung membuat kuping gue panas.
"WAT!?" Pekik gue spontan. "Enak aje lo! Lo pikir bisa meres gue!?" Dan dengan kurang ajarnya anak itu kembali nangis. Sampai akhirnya emosi gue udah mendidih, gue kasih deh semua duit yang ada di saku gue.
Dan dia akhirnya berhenti nangis lalu melenggang pergi.
Bajingan.
Tiba tiba gue mendengar suara seseorang manggil gue. "Mas Adaaam!" Saat gue noleh, ternyata itu Rasya.
"Yo Rasya!" Balas gue sambil melambai lambaikan tangan. "Lo ngapain disini?"
Rasya kemudian duduk tepat disamping gue. "Aku telat masuk kelas. Jadinya aku diusir dosen deh" Gila nih anak, diusir dosen aja kayaknya bahagia bener. Pake nyengar nyengir lagi. "Ngomong-ngomong itu gitar siapa yah?"
Gue baru sadar kalau sedari tadi gue belum petik petik gitarnya Irga. "Ini punya Irga" jawab gue sambil mengeluarkan instrumen itu dari sarangnya.
"Mas Adam bisa main?"
"Jreeenggg!" Bunyi gitar itu bergema saat gue petik. "Lo mau gue nyanyiin lagu apa?"
Rasya menekuk bibirnya keatas. Sesaat gue pikir Rasya ini cewek. Kenapa? Lambut hitam legam kayak di iklan shampoo, suara yang, well ga bisa dibilang cempreng sih karena bass nya masih kerasa. Dan lagi, dia kayak ga punya jakun loh! Beneran! "Lagunya Letto tau ngga Mas?"
"Tau"
Dia lalu tersenyum. Sepertinya sangat bersemangat. "Aku request 'Sebelum Cahaya' dong mas!"
Gue tersenyum sambil menemukan kunci yang pas. Lalu membuka mulut dan bernyanyi langsung ke bagian reff.
'Iingatkah engkau kepada,
Embun pagi bersahaja
Yang menemanimu
Sebelum Cahaya.
Ingatkah engkau kepada
Angin yang berhembus mesra
Yang kan membelaimu..
Cinta'
Dan saat nada terakhir berakhir, Rasya bertepuk tepuk tangan. "Suara mas keren!" Katanya. Gue cuman respon sambil senyum senyum kembang desa aja. Idih yang kayak gue kembang aja. Huahaha
Gue dan Rasya kemudian keenakan duduk dibawah pohon bareng. Kita cengengesan plus ngakak ngomongin ini itu. Gue sempat mancing mancing perihal tukar pacar gue dan zizi. Tapi kayaknya dia ga tau.
Ga terasa udah beberapa lama gue ngobrol, Irga kemudian muncul dari dalam gedung ama seorang cowok. Irga langsung nyamperin gue sedang Rasya langsung pamit. Apa mungkin itu kakaknya yah?
"Hoi!"
Gue sedikit kaget dan langsung nonjok bahu Irga setelah masukin gitar ke softcase nya. "Itu siapa?"
Irga menoleh ke arah Rasya sebentar sebelum kemudian kembali menoleh ke gue , "Oh, itu pacarnya Rasya" dan lalu kemudian menaiki motornya. "Yuk naik"
"Loh? Mau kemana?"
"Udah siang nih!" Kata Irga agak meringis. "Makan dulu. Abis itu ntar balik lagi. Gue mau ngebasket ama anak anak"
Siang? Loh? Di jam gue masih 11:40 kok. "Belum jam 12 juga" kata gue.
Irga berdecak sebelum mengatakan kata kata yang cukup asing si telinga gue. "Anggap aja kencan"
***
Kita berhenti di sebuah restoran kecil di jalan yang-entah-apa-namanya-gue-ga-tau (karena memang gue orang yang paling males buat ngafalin nama daerah). Meski kecil, bukan berarti tempatnya sepi pengunjung. Arsitekturnya yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggannya.
Dan, well, disinilah gue sekarang. Sedang nungguin Irga yang lagi ke toilet sambil nge-check ponsel. Kami baru nyampe beberapa menit yang lalu. Rute yang ditempuh juga kayaknya ga terlalu jauh dari kampus Irga. Mungkin karena Irga yang emang udah biasa kesini kali yah.
Ngga ada yang menarik di Recent Updates. Cuman diisi oleh Caca dengan baju baru di butiknya, Sasha dengan anaknya, dan Yoga dengan status status jonesnya.
Also, beberapa pesan dari Koi yang isinya beneran ngeselin. Kenapa ngeselin? Semuanya tentang ZIZI. AARGH! Kayak 'Sekarang Zizi lagi belajar main piano' , 'Zizi lucu yah kalo lagi marah' , dan tebak apa? Dia jug ngirimin beberapa foto selfie bersama itu anak.
Sialan.
"Sorry agak lama di toilet" Kata Irga tiba tiba datang dan langsung duduk di samping gue. Kebetulan nih kita dapet spot yang dideket jendela dengan kursi yang saling berhadapan. Tapi nih anak kenapa malah milih duduk dekat gue? "Selfie dulu" tambahnya seraya mengeluarkan ponsel.
Setelah satu selfie kemudian, seorang pelayan datang sambil membawakan dua gado gado. Gue ngga inget kapan mesen gado gado. Setau gue tadi baru dateng langsung disuruh ambil spot sama Irga dan dia pergi ke belakang.
Tiba tiba tangan Irga udah melingkar aja di pundak gue. Aroma karamel tercium seketika dari hidung gue. Ga yakin ini jenis parfum apaan. But fuck it, gue suka apapun yang berbau karamel dan coklat. "Kenapa?"
Gue menggeleng. "Ngga ada. Gue cuman suka sama bau parfum lo". Sambil menyendok gado gado.
"Oh, itu parfum khusus sih" Balas Irga sedang tangan yang satunya mengambil segelas air putih. "Zizi juga suka sama baunya. Oh btw suapin gue yah"
Loh? Suapin? "Ogah. Sono makan sendiri" Kata gue sambil mendorong badannya agar sedikit bisa menjauh.
Irga lantas menatap gue dengan tatapan memelas yang bikin gue ngga sanggup menolak sambil bilang. "Please...". Ini tuh wajahnya persis kayak di iklan iklan rexona gitu. Duh, gaboleh! Gue ga boleh tergoda sama yang lain! Cuman boleh Koi!
"Emmh..."
"Ayolah Adam. Pleaaaseee..." Glek. Apa begini cobaan yang dialami Zizi setiap harinya? Argh!
Dan akhirnya gue nyerah. "Oke" kata gue sambil mengarahkan sendok ke mulutnya.
"Tunggu!" Kata Irga lagi sembari mengeluarkan tongsis dari dalam tasnya. "Difoto dulu. Hehe" Dia masang ponsel ditongsis lalu mencari cari angle yang pas. "Yuk suapin. Aaaakkk"
Dan saat udah masuk ke mulutnya, satu foto sukses diabadikan. Irga senyam senyum sendiri cengengesan sambil melihat hasil jepretannya. Gue pengen ngeliat, siapa tau gue makin ganteng kan disana. Tapi malah dilarang dan disuruh lanjut makan lagi. Ah!
"Ding!"
Saat gue check, ternyata satu pesan singkat via BBM yang masuk. Dari Zizi.
- KAK ADAM SAMA KAK IRGA NGAPAIN SUAP SUAPAN!?
Duh. Piye iki?
***
"Irga! Irga! Oper sini!!!"
"Woi jaga Irga!!!"
"Irgaaaa!!!!! Kyaaaa!!!!"
Berbagai teriakan itu berasal dari lapangan basket ga jauh dari kampus Irga. Gue cuman ngeliatin Irga dari jauh aja sambil mainin gitar. Katanya Irga kali ini ada pertandingan gitu antar fakultas dia ama fakultas sebelah. Gue sih maunya pulang aja mau tidur karena cape juga Irga tadi ngajakin puter puter mall(cuman muterin mall nya doang!), udah jam 4 sore juga. Tapi dia malah ngotot nyuruh tungguin. Dengan sangat terpaksa akhirnya gue tunggu.
Sebenarnya gue juga mau liat mereka main. Siapa tau gue bisa megang oppai gratisan kan, pan disana banyak cewek yang jerit jerit ga jelas. Err
Oh, gue jadi keinget ama Zizi. Gue belum sempat bales sih daritadi. Kenapa dia tau kalau gue nyuapin Irga? Apa Irga sendiri yang ngasih tau? Tapi kok rasanya ada yang aneh yah. Gue kok juga bingung yah anehnya gimana?
Gue berpikir keras untuk ini. Sungguh
"Priiiiiiiittt!" Bunyi peluit nyaring terdengar dan semua orang yang ada di lapangan basket bersorak sorai. Apa mungkin tim nya Irga menang ya? Apalah bodo banget.
Kayaknya bener deh. Irga aja sampai diajakin Hi-5 ama mereka semua. Udah gitu senyumnya pada merekah gitu. Cewek cewek malah sampai ada yang pingsan. Gue yakin ketek tuh pemain pada basah semua. Yang artinya pasti bau. Untung aja ketek Koi selalu harum (soalnya gue maksa dia buat pake deodoran. Buahahaha). Ding! Satu pesan BBM nangkring.
- Zizi lagi ngambeg. Koi ngga tau kenapa
Wogh. Koi. Zizi ngambeg? Haha! Bagus. Jauhin deh itu Koi gue!
- Biarin! Jadi lo ga bisa deket deket lagi ama cowo lain! (Sent)
- Irga yang minta kok, Zi (Sent)
Huft. Zizi jadi salah paham kan ini. Kenapa tiba tiba jadi begini sih? Padahal kan kita udah janjian ga bakal bikin satu sama lain ngambeg. Ga bakal bikin satu sama lain cemburuan. Dan bakal ngabarin.
Tapi, apa Zizi pernah ngabarin gue dari tadi pagi? Lagian juga pake acara selfie bareng Koi segala. Tunggu, selfie?
Perasaan dari kemarin Irga udah beberapa kali ngajakin gue selfie. Apa ini ada hubungannya ya?
"Yo! Adam!"
Gue mendongakkan kepala dan menemukan Irga dengan rambut basah dan bau badannya didepan gue. "Eh, lu ga" dan cepat cepat gue simpen nih HP.
"Ayo. Udah segeran gue. Balik dulu, ntar gue ajakin nonton"
Wait, what? Nonton? Gue baru sadar kalau Irga masih dalam seragam basketnya.
"Lo kenapa bengong gitu?"
"Lo yakin mau nonton jam segini?" Tanya gue lagi memastikan.
"Emang lo ga mau?" Irga lalu menaiki motornya. "Yuk naik"
Setelah duduk di jok belakang, gue langsung menjawab pertanyaannya. "Bukannya ga mau sih ga, ini udah jam 5 loh. Bentar lagi maghrib. Lo musti sholat dulu kan?"
"Pokoknya lo harus mau" Balesnya lagi. Dingin. Tiba tiba aja dingin. "Peluk gue"
Wat? Peluk? "Ngga" Males banget peluk cowok lain.
"Yaudah" Irga langsung menancap gas dan motor melaju dengan cepat. Membuat gue agak terpental kebelakang dan spontan memeluk Irga dari belakang.
"ANJIIIIIIIIIIIINNG!"
***
Nyatanya macet di Bandung lebih parah daripada macet di Harapan. Ini udah jam 7 malam. Dan gue baru nyampe di rumah Irga. Seriously? Macet 2 jam loh ini. Di Harapan ga pernah segitu banget macetnya.
Gue baru aja dipinjemin Irga bajunya Zizi. Semuanya rada kekecilan sih, tapi untung banget ada satu yang ngepas dibadan gue. Kecuali celana ye, gue pake punya sendiri.
Sambil menunggu Irga yang sedang mandi, gue memutuskan untuk tidur tiduran di kamar. Sambil main main ponsel. Zizi sama sekali ga ngerespon pertanyaan gue dari tadi siang. Tapi malah Koi beberapa kali ganti PM dan DP dengan dan tentang Zizi.
Ga tau kenapa tiba tiba gue jadi teringat malam itu, malam saat Sasha dan Caca mengatakan misi gue untuk kesini tuh agar bisa ngebikin Irga kapok nyia-nyiain Zizi dan bikin dia lebih ngeluangin waktu untuk kekasihnya sendiri.
Tapi.. kenapa rasa rasanya Irga berasa kayak memperlakukan gue seperti halnya Koi memperlakukan gue ya?
Bayangin deh, dia minta suapin. Gue juga dulu nyuapin Koi karena dia minta.
Udah gitu, Koi selalu maksa buat dipeluk waktu kita pergi pake motor.
Dan juga, sekarang dia ngajakin gue buat ke bioskop (yang setelah gue selidiki nonton film 50 Shades Of Grey). Dimana Koi juga sering ngajakin gue nonton kalau lagi malam minggu (bedanya sekarang malam selasa).
Gue jadi bingung. Apa ada sesuatu yang gue lewatkan? Kenapa rasa rasanya malah kayak, gue ngebikin Irga 100% berpaling dari Zizi ke gue?
Semua lamunan gue itu, sontak terhenti saat Irga masuk kedalam kamar. Sumpah demi apa, kali ini gue menelan ludah melihat badannya yang terpahat indah bagai patung yunani. Entah kenapa gue jadi berdesir, padahal liat badan Yoga gue jadi biasa aja tuh.
"Woah! Seger banget mandi!"
Gue ga bisa berhenti mandangin Irga yang hanya dibalut handuk dibagian pinggang.
Ini adalah pertama kalinya mata gue terkunci melihat abs orang lain selain punya Koi. Bahkan sampai Irga berjalan ke arah kasur. Merangkak diatasnya dan tiba tiba udah berada di atas gue.
Wait.
Irga berada diatas gue!? Matanya.. mengunci mata gue. Tunggu! Apa apaan ini!!
Wajahnya semakin mendekat.
Apa dia mau mencium gue?
Tunggu! Tunggu!
Gue ga bakal cium cowok lain selain Koi!
KOI!