It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@d_cetya iya tuh, nulis @3ll0 recoh deh..hoho
@fian_gundah perasaan itu memang rumit kan?
@jacksmile gak aku tusuk cuma aku lempar aja..hehe
@Tsunami Emang si ubi, eh salah..hehe si abi maksudnya memang gk bgtu aku tunjukin buat di part ini biar gk ketebak.
@4ndh0 haha gak gede cuma lebar..LoL
@Rika1006 Tanggung apaan hayo?? jangan lupa mention gue ya. kalo ngga gue bacok pake pisang ntar. *kabur
Mata Rizky berkaca-kaca menatapku dalam. Mungkinkah Rizky juga merindukan aku, seperti aku merindukannya? Sudah berapa lama dia menungguku disini, dia bahkan berfikir aku hanya khayalannya, jadi mungkin saat ini dia tetap menungguku walaupun dia tahu aku tidak akan muncul di hadapannya.
Ku jatuhkan tubuhku untuk memeluk Rizky, sampai tubuh Rizky sedikit sedikit bergeser ke belakang karena tabrakan tubuhku.
Ku peluk erat tubuh Rizky, ku tenggelamkan kepalaku di lehernya. Perlahan ku rasakan tangan Rizky melingkar di pinggang ku, dia membalas pelukanku erat, hingga tidak ada jarak lagi diantara kami berdua.
"Maafkan aku Ky!" aku terisak lirih, air mataku mulai membasahi bahunya.
Rizky hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kurasakan dia mengecup ujung kepalaku, dia terisak. Rizky terisak? Rizky menangis? Ini pertama kalinya Rizky menetaskan air matanya di hadapanku. Dan akhirnya kami menangis bersama.
Cukup lama kami berdua dalam posisi itu, seperti saling menenangkan masing-masing, dan melepas kerinduan kami. Aku tidak tahu apa yang orang pikirkan bila melihat kami berpelukan seperti itu di luar rumah, tapi seolah kami tidak memperdulikan hal itu.
........
Akhirnya kami di sini, duduk di pinggir pantai tempat yang telah kami berdua patenkan. Ini pertama kalinya kami ke tempat ini pada malam hari. Air laut yang di sinari rembulan terlihat sangat tenang.
Mungkin karena malam ini malam tahun baru, sehingga disini begitu ramai, bahkan di sisi sekitar kami yang biasanya sepi, juga tidak kalah ramai malam ini.
"10 menit lagi." Rizky berkata pelan sembari melihat ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya.
Aku menoleh ke arahnya.
"10 menit lagi, kita bisa melihat pesta kembang api yang indah." Rizky tersenyum menatapku.
"Ya, sebentar lagi kita akan menuju tahun 2008, aku gak menyangka sebelumnya kalau aku bisa melewati malam ini bersama kamu Ky."
"Aku juga gak nyangka." Rizky menundukan kepalanya.
"Maafin aku Ky!" kataku lirih, Rizky kembali menatapku.
"Seharusnya aku ada di sana saat kamu butuh aku, harusnya aku menemani kamu melewati masa-masa sulit itu." aku melanjutkan kata-kataku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Sudah gak perlu minta maaf, kamu kan juga gak tahu kalo abi meninggal." Rizky membelai rambutku. Hey aku fikir orang-orang sudah banyak yang memperhatikan kita!
"Tapi aku seharusnya ikut mengantarkan abi ke peristirahatannya yang terakhir, aku menyesal karena gak bisa melihat abi untuk yang terakhir kalinya." aku sudah mulai terisak lagi. Kembali aku membayangkan kesedihan Rizky melewati saat sulit itu.
Rizky menarik kepalaku ke bahunya, tangan satunya menepuk-nepuk punggungku dan tangan yang satu lagi mengusap belakang kepalaku. Rizky menenangkan ku kembali. Coba lihatlah, bagaimana aku bisa tidak mencintainya? Bahkan saat ini seharusnya aku yang melakukan ini kepada Rizky untuk menenangkannya, bukan kebalikannya!
"Abi pasti ngerti Ta." Rizky melepas pelukannya. Aku sudah tidak perduli pandangan orang-orang di sekitar kami. Seharusnya orang-orang itu menyibukan diri dengan urusan mereka sendiri, seperti itu kan?
Suara terompet memenuhi telingaku, dan kembang api melukis langit dengan sangat indah.
"Wah bagus banget Ky." aku terkagum-kagum melihat bunga kembang api di langit.
Rizky menggengam tanganku yang berada di antara tubuh kami. Reflek aku menoleh ke arahnya.
Rizky tersenyum, dan akupun membalas senyumnya. Lalu kami kembali memandang langit dalam diam sampai perlahan warna warni kembang api tidak terlihat lagi.
"Apa waktu itu kamu menungguku? maaf aku gak datang dan gak bisa menepati janjiku." Rizky memulai pembicaraan lagi setelah kami cukup lama terdiam. Apa-apaan dia? Dia masih memikirkan hal itu.
"Hey, aku gak apa-apa, Ky. Aku hanya khawatir karena kamu gak bisa di hubungi. Lalu kemudian mama telpon aku, mama memberi tahu kalau mama sudah ada di sini, dan mama langsung menjemputku untuk mengajakku berlibur."Aku memberi alasan agar Rizky tidak bertanya lebih dalam lagi, aku tidak ingin membuatnya khawatir.
"Syukurlah, aku fikir kamu akan menungguku sampai pingsan karena aku tidak datang-datang..hehe"
"......"
"Waktu itu aku baru keluar kelas dan bersiap menjemput kamu, tiba-tiba ada telpon dari bunda yang mengabarkan abi kecelakaan." Rizky menundukan kepalnya, matanya kembali berkaca-kaca. Dia terdiam sebentar untuk melanjutkan kata-katanya.
"Aku langsung ke rumah sakit, dan sibuk mengurus ini itu, ketika aku ingat untuk memberi kabar kepada kamu, hp aku mati, dan aku lagi di rumah sakit bersama bunda menemani abi. Rara di jaga Irna di rumah, karena waktu aku menerima telpon dari bunda, ada Irna di sebelahku, jadi Irna langsung ikut bersamaku. Saat senja, aku mengantar Irna pulang ke rumahnya, lalu aku kerumah sakit membawa pakaian ganti untuk bunda, dan kemudian aku ke rumah kamu. Tetapi gak ada siapa-siapa di rumah kamu." Ya karena saat itu aku pasti sudah di bawa nenek ke rumah sakit.
Jadi saat aku melihat Rizky dengan Irna saat itu, aku sudah salah paham, aku fikir Rizky melupakan janjinya padaku dan lebih memilih bersama Irna, ternyata aku salah. Dadaku sesak karena Irna lah yang menemani Rizky saat-saat sulitnya bukan aku. Irna memang lebih pantas untuk Rizky, aku sangat tidak tahu diri kalau aku berharap untuk bisa memiliki Rizky.
"Maaf Ky.." hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulutku.
Rizky semakin erat menggenggam tanganku, aku baru sadar dari tadi dia belum melepas genggaman tangannya dari ku.
"Sudahlah semua sudah lewat, kamu juga gak salah karena kamu memang gak tahu, tetapi aku hanya sedih waktu kamu menghilang begitu aja, aku fikir kamu marah sama aku. Hp kamu gak aktif, setiap malam aku menunggu di depan rumah kamu, tapi kamu gak pernah muncul, bahkan rumah kamu selalu kosong. Apa nenek ikut kalian liburan?" aku mengangguk, dan air mataku kembali mengalir, aku tidak tahu apa aku harus senang atau sedih mendengar Rizky melakukan itu untukku.
'Setiap malah Rizky berdiri di depan rumahku menunggu ku seperti itu?' kata hatiku lirih.
Rizky melepaskan genggaman tangannya, dan beralih ke wajahku untuk menghapus air mataku.
"Aku gak apa-apa Ta." Dia tersenyum, tangannya masih di wajahku.
"Ta,, lusa aku akan ke Kalimantan untuk mengurus usaha yang di tinggalkan abi di sana." Rizky menatapku sendu.
Deg, aku sangat terkejut sampai aku tidak bisa bicara. 'Rizky mau pergi?' hatiku bertanya lirih. Ya selama ini abi memang memiliki usaha di sana, tetapi ada orang lain yang mengurusnya.
"Kamu tau kan, aku harus turun tangan langsung, karena sekarang abi sudah gak ada. Aku juga harus menggantikan abi menjadi tulang punggung keluarga."
"......"
"Kamu bisa kan mengantar aku pergi?" Rizky menatapku dalam, matanya penuh pengharapan.
Aku ingin bilang jangn pergi, aku ingin bertanya kenapa dia pergi mendadak sepeti ini? Tetapi aku sadar, aku tidak punya hak untuk itu, dan aku tidak ingin menambah beban Rizky.
"Jam berapa?" aku berusaha setenang mungkin.
"Jam 10 pagi penerbangannya." Rizky berkata datar dan pelan.
"Berapa lama Ky kamu di sana?" aku mulai bertanya.
"Aku sendiri gak tahu Ta, tetapi aku ada sesuatu di sana untuk kamu." Rizky menunjuk ke pohon tempat kami menyandarkan sepeda, pohon itu berada di dataran yang lebih tinggi dari pantai.
"Apa?" tanya ku heran.
"Aku mengubur sesuatu di sana, tepat tgl 10 juni tahun ini, tepatnya 6 bulan lagi, aku akan kembali ke sini, dan kita bongkar yang aku kubur di sana bersama. Kamu ingat itu tanggal pertama kali kita bertemu." Ya aku ingat, bagaiman aku bisa melupakan hari bersejarah itu?
Rizky lalu berdiri, mengulurkan tangannya padaku. Aku menyambut tangannya dan ikut berdiri. Kami berjalan ke arah pohon itu, dan Rizky menepuk-nepuk tanah di bawah pohon.
"Di sini Ta." Rizky memberi tahu.
"Kamu kurang kerjaan deh Ky, kenapa gak langsung di kasih ke aku aja sih!" aku geleng-geleng kepala.
"Hehe kan biar romantis." Rizky menggodaku.
"Haha apaan sih! Kalau nanti hilang gimana?"
"Tenang aja gak akan hilang kok, waktu sd aku pernah juga mengubur mainan ku di sini, dan aku baru ingat saat aku SMA, terus masih ada kok mainannya waktu aku bongkar.hehe" Rizky nyengir memperlihatkan gigi kelincinya. Ya tuhan, aku akan merindukan gigi kelincinya itu.
"Ada-ada aja kamu Ky."
"Hehe yaudah pulang yuk!"
Rizky mengantar aku pulang kerumah terlebih dahulu, selalu begitu, dan aku akan melihat Rizky sampai Rizky berbelok menuju rumahnya.
Kami sudah sampai di depan rumahku dan dari beberapa saat lalu aku sudah merasa sakit kepala, dan dadaku sedikit nyeri, tetapi aku menahannya, aku tidak mau membuat Rizky khawatir.
Rizky memeluk tubuhku erat, dadaku semakin sakit. 'Tahan Tirta!'
"Aku sayang sama kamu lebih dari yang kamu tahu, dan aku juga tahu, aku tidak akan bisa menakar rasa sayang kamu terhadap aku." Rizky berbisik pelan di telingaku.
Aku hanya membalas pelukannya erat, menahan rasa nyeri yang semakin menusuk jantungku.
"Aku pulang ya.." Rizky melepas pelukannya.
"Ky.." Aku memeluknya lagi erat, entah mengapa aku begitu berat melepaskannya pergi. Air mataku berjatuhan lagi, dan bisa kurasakan air mata Rizky di leherku.
Kami kembali terisak dan menangis bersama, dan aku terus menahan sekuat tenaga rasa nyeri di jantungku.
Rizky kembali melepas pelukannya, dan menghapus air mata di pipiku, aku masih terisak.
"Kita masih bertemu besok kan? Karena sekarang udah dini hari..hehe" Rizky mencoba melucu.
Aku tersenyum lirih.
Rizky mendekatkan wajahnya dengan wajahku, perlahan bibirnya menyentuh keningku lembut. Aku kaget, tapi rasanya nyaman sekali.
"Aku pulang ya.." Rizky mengusap kepala ku.
Aku mengangguk, Aku tidak tahan lagi menahan rasa nyeri ini, 'Tuhan aku mohon, tunggu sebentar lagi.'
Rizky berjalan menjauh, aku ingin melihatnya sampai dia menghilang di pengkolan.
Rizky berbalik dan melambaikan tangannya kepadaku, aku mencoba mengangkat tanganku membalas lambaian tangannya.
Begitu Rizky berbalik dan menghilang di ujung pengkolang, tubuhku langsung ambruk, terhempas ke tanah, jantungku rasanya seperti di tusuk-tusuk pisau, pandangan ku perlahan memudar, dan gelap.
####
@3ll0 @Tsunami @cute_inuyasha
@fian_gundah @d_cetya @4ndh0 @jacksmile @abdulFoo @Cyclone
uda donk say ... hehhee @3ll0